11 0 99 KB
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN PERIKANAN
Oleh :
IRWAN SYAMSUDDIN,S.Pi., M.Si (Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Sinjai) Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan V Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang timbul terkait budidaya telah mampu meningkatkan risiko dan menurunkan produksi pada bidang perikanan budidaya. Oleh sebab itu, manajemen risiko sangat diperlukan guna mengurangi timbulnya kejadian berisiko yang akan mengancam kelangsungan budidaya perikanan. Manajemen sebagai jenis ilmu yang berhubungan dengan pengelolaan lembaga atau organisasi yang merancang perencanaan dan pelaksanaannya. Proses manajemen adalah jenis pengelolaan pekerjaan dengan memanfaatkan aktivitas manusia dalam suatu pola kerja sama dalam upaya mencapai tujuan dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Risiko adalah kemungkinan penyimpangan yang tidak diharapkan yang dapat menimbulkan keragu-raguan. Hal inilah yang terdapat dalam usaha dagang dimana usaha ini pada awal maupun saat berjalannya sudah menampakkan kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan dihadapi, untuk itu diperlukan suatu upaya awal didalam mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan suatu usaha. Manajemen risiko adalah identifikasi, pengukuran, penentuan dan penilaian kerugian yang muncul tanpa di duga. Manajemen risiko sebagaimana ilmu manajemen lainya adalah salah satu sarana untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik dalam kehidupan individu, keluarga maupun sebagai anggota masyarakat dalam bidang usaha sosial politik dan sebagainya. Manajemen risiko sebagai suatu sistem pengawasan risiko dan pengendalian atas hak kepemilikan, keuntungan serta keuangan suatu badan usaha kelompok maupun perorangan dimana risiko bersifat statis atau murni. Perikanan
merupakan
sektor
yang
berperan
penting
dalam
mengingkatkan
perkembangan ekonomi Indonesia. Maka dari itu diperlukan untukmelakukan manajemen risiko untuk
menganalisis risiko, prioritas risiko dan strategi manajemen risiko
perikanan budidaya, agar perikanan peningkatan.
B. Rumusan Masalah
pada
budidaya dapat berkembang dan mengalami
Berdasarkan latar belakang yang telah di bahas diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain: 1. Bagaimana mengidentifikasi risiko yang terdapat dalam lingkup perikanan ? 2. Apakah saja risiko yang ada dan bagaimana prioritas risiko yang dipermasalahkan? 3. Bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan pada bidang perikanan? C. Tujuan Makalah Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mampu menguraikan risiko apa saja yang terdapat dalam lingkup perikanan 2. Terbentuknya prioritas terhadap risiko yang sedang dihadapi dalam perikanan 3. Manajemen risiko terlaksana dengan baik dalam menyelesaikan berbagai macam risiko pada perikanan
BAB II
PEMBAHASAN A.
Teori tentang Manajemen Risiko Konsep Manajemen Risiko telah dikembangkan cukup lama dan diterapkan dalam
berbagai sektor industri sesuai dengan kebutuhan yang beragam. Dalam pelaksanaannya masih dibutuhkan suatu proses yang konsisten dan berkesinambungan dalam suatu kerangka kerja yang komprehensif. Hal tersebut diperlukan guna memastikan bahwa pengelolaan risiko dapat dilaksanakan secara efektif, efisien serta koheren bagi organisasi. Setiap bidang aplikasi manajemen risiko mempunyai kebutuhan, partisipan dan persepsi serta kriteria yang spesifik sesuai dengan bidang tugas dan sektor bisnis masing-masing organisasi. Manajemen risiko juga merupakan cara dalam mengorganisasikan suatu risiko yang akan dihadapi, baik sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tidak terpikirkan, yaitu dengan memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menumpang sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh karena itu, melalui manajemen risiko kerugian yang ditimbulkan dari ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian B. Identifikasi Risiko yang terdapat di lingkup Perikanan Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amphibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan serta lingkungannya. Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional, seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, hapoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil. Adapun beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan perikanan dari berbagai bidang antara lain adalah sebagai berikut
Bidang Budidaya Perikanan Perikanan
merupakan
sektor
yang
berperan
penting
dalam
mengingkatkan
perkembangan ekonomi Indonesia. Meningkatnya nilai ekspor perikanan tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 merupakan salah satu indikator penguatan daya saing produk perikanan dan kelautan Indonesia. Udang masih menjadi komoditas unggulan ekspor disusul komoditas lainnya serta komoditas tuna-cakalang-tongkol diposisi ketiga. Udang vannemei (Litopenaeus vannamei) merupakan jenis udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Udang jenis ini mempunyai berbagai keunggulan dibanding udang jenis lain sehingga dapat menguasai hampir seluruh pasar ekspor produk perikanan. Kabupaten Sinjai wilayah yang berada di pesisir Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi yang beragam. Mulai dari potensi kelautan, pesisir dan potensi pengembangan budidaya ikan diwilayah darat. Sinjai adalah salah satu wilayah yang mendukung pengelolaan potensi dalam bidang perikanan dengan komoditas unggulan yang dibudidayakan adalah udang vannamei. Sebagai perikanan budidaya, keberlangsungan proses produksi udang sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Kondisi alam yang mudah berubah, tidak dapat diprediksi dan sulit untuk diramalkan menjadi suatu risiko bagi pembudidaya. Faktor risiko ini merupakan salah satu penghalang dalam memenuhi permintaan akan kebutuhan udang. Oleh karena itu, untuk menganalisis risiko serta strategi manajemen risiko pada usaha budidaya udang vannamei menjadi penting untuk dilakukan. Peningkatan produksi perikanan budidaya berperan penting terhadap peningkatan permasalahan
lingkungan
dan
patologis
di
beberapa
sentra
produksi
perikanan
budidaya. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit kini menjadi prioritas utama bagi keberlangsungan industri ini. Untuk mengevaluasi sebaran patogen ikan di beberapa sentra produksi budidaya laut di kabupaten sinjai. Peningkatan laju produksi perikanan budidaya secara umum penting dalam peningkatan masalah lingkungan dan patogen di beberapa unit produksi budidaya. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit saat ini menjadi prioritas untuk menjamin terjadinya industri ini. Bidang Perikanan Tangkap Penyebaran wabah virus corona berdampak pada sektor perikanan. Penyebaran Virus Corona telah membawa tantangan dan risiko baru dalam kehidupan sosial, termasuk produk perikanan tangkap. Terputusnya rantai pasok antara pelaku usaha dengan konsumen akibat pembatasan mobilitas manusia yang diterapkan untuk mengatasi wabah Covid-19 Risiko yang diterima pelaku usaha perikanan tangkap antara lain risiko proses produksi perikanan tangkap pada masa pandemi Covid-19, risiko kerjasama produksi perikanan
tangkap pada masa pandemi Covid-19, risiko pengambilan keputusan. membuat selama pandemi Covid-19, risiko pasar produk perikanan tangkap selama pandemi. Strategi adaptasi yang harus dilakukan oleh pelaku usaha perikanan dengan mengoptimalkan fungsi dan peran koperasi perikanan, penguatan lembaga keuangan kelautan dan perikanan, strategi adaptasi pemasaran perikanan melalui sistem resi gudang. risiko kerjasama produksi perikanan tangkap di masa pandemi Covid-19, risiko pengambilan keputusan di masa pandemi Covid-19, risiko pasar produk perikanan tangkap di masa pandemi. Strategi adaptasi yang harus dilakukan oleh pelaku usaha perikanan dengan mengoptimalkan fungsi dan peran koperasi perikanan, penguatan lembaga keuangan kelautan dan perikanan, strategi adaptasi pemasaran perikanan melalui sistem resi gudang. risiko kerjasama produksi perikanan tangkap di masa pandemi Covid-19, risiko pengambilan keputusan di masa pandemi Covid-19, risiko pasar produk perikanan tangkap di masa pandemi Bidang Pengolahan Perikanan PER.08/MEN/2012 menyatakan bahwa pelabuhan tipe A harus memiliki industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya. Keberadaan industri tersebut berdampak positif bagi masyarakat sekitar dan juga kepada nelayan, dimana hasil tangkapan nelayan selalu laku terjual dikarenakan adanya industri-industri yang membelinya. Hasil survei awal oleh peneliti didapatkan bahwa pihak pengelola pelabuhan sudah merencanakan pembangunan industri pengolahan ikan namun belum adanya kajian yang membahas terkait analisis risiko. Analisis risiko penting dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian berupa biaya, mutu dan waktu pada perencanaan industri. Dalam upaya untuk menghindari hal tersebut, maka dilakukan identifikasi
menetapkan risiko prioritas dalam pengolahan
perikanan Saat mengelola usaha pengolahan ikan terdapat risiko yang dihadapi para nelayan. Risiko menjadi suatu kendala dalam setiap usaha pengolahan ikan . Risiko yang timbul dikarenakan adanya ketergantungan aktivitas nelayan pada alam sehingga menyebabkan ketidakpastian baik iklim maupun harga. Ketidakpastian
iklim
yang
disebabkan
tidak
efektif
oleh
curah
hujan
tinggi
dapat
mengakibatkan
nelayan
menjemur hasil tangkap. Ikan yang tidak langsung dijemur atau disimpan dilemari es dapat mengurangi kualitas ikan atau terjadi pembusukan. Salah saltu pengolahan ikan teri diketahui saat musim angin kencang nelayan tidak turun ke laut untuk menangkap ikan teri. Risiko yang ditanggung para pelaku usaha ikan teri dapat dibagi menjadi dua macam yaitu risiko produksi dan risiko harga, risiko produksi disebabkan oleh ketidakpastian iklim, sedangkan risiko harga disebabkan oleh ketidakpastian harga jual produk yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dipasar. Dengan adanya risiko tersebut, maka pengusaha ikan teri dapat membuat keputusan dalam menjalankan
usahanya. Pengelola usaha ikan teri perlu mengetahui biaya - biaya, pendapatan, dan keuntungan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Sehingga usaha pengolahan ikan teri ini dapat terus berproduksi Beberapa risiko yang dihadapi dilingkup perikanan yang telah dijelaskan diatas, dalam menentukan prioritasnya harus melihat aspek terkait dan tidak serta merta menentukan tingkat prioritas masalah. Sehingga dapat diketahui bahwa masalah atau risiko yang harus diselesaikan terlebih dahulu adalah yang memiliki tingkat urget tinggi yang dapat diketahui dari hasilidentifikasi masalah tersebut.
C. Penerapan Manajemen Risiko dalam lingkup Perikanan Bidang Budidaya Perikanan Dalam Budidaya Udang diharapkan para pembudidaya dapat mengantisipasi dan mengambil langkah konkrit untuk menangani adanya sumber risiko serta memahami cara budidaya yang baik dan benar agar dapat meminimumkan tingkat dan jumlah risiko yang terjadi. Mengajak beberapa mitra untuk menjalankan usaha serta melakukan kerja sama dengan investor untuk menekan modal usaha. Mengasuransikan tambak agar saat bencana terjadi petambak tidak kesulitan untuk mendirikan usaha kembali. Pemerintah juga harus memperhatikan kondisi pembudidaya dengan memberikan pelatihan atau penyuluhan yang bertujuan menekan tingkat risiko yang dihadapi oleh para pembudidaya udang vannamei dan meningkatkan hasil produksi udang vannamei di Kabupaten Pacitan. Mendirikan koperasi atau lembaga yang dapat menaungi usaha serta memberlakukan sistem lelang untuk dapat meningkatkan nilai jual udang. Selain itu, Hasil identifikasi yang
menunjukkan bahwa Nodavirus dan Iridovirus
sebagai virus penyebab penyakit banyak ditemukan di peternakan ikan laut. Sedangkan Vibrio spp., Aeromonas spp. dan Edwardsiella spp. adalah mikroorganisme patogen umum di peternakan ikan laut dan air tawar. Selain itu juga ditemukan berbagai parasit seperti Diplectanum sp., Gyrodactilus sp., Caligus sp., Trichodina sp., Rhexanella sp., Hirudinae sp., Benedenia sp. dan Cylodonela sp. di berbagai sentra produksi ikan laut dan air tawar. Sehingga peningkatan laju produksi perikanan budidaya secara umum penting dalam peningkatan masalah lingkungan dan patogen di beberapa unit produksi budidaya. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit saat ini menjadi prioritas untuk menjamin terjadinya industri ini. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemantauan dan pendistribusian patogen pada beberapa sentra produksi perikanan laut Bidang Perikanan Tangkap
Strategi adaptasi yang harus dilakukan oleh pelaku usaha perikanan dengan mengoptimalkan fungsi dan peran koperasi perikanan, penguatan lembaga keuangan kelautan dan perikanan, strategi adaptasi pemasaran perikanan melalui sistem resi gudang. risiko kerjasama produksi perikanan tangkap di masa pandemi Covid-19, risiko pengambilan keputusan di masa pandemi Covid-19, risiko pasar produk perikanan tangkap di masa pandemi. Strategi adaptasi yang harus dilakukan oleh pelaku usaha perikanan dengan mengoptimalkan fungsi dan peran koperasi perikanan, penguatan lembaga keuangan kelautan dan perikanan, strategi adaptasi pemasaran perikanan melalui sistem resi gudang. risiko kerjasama produksi perikanan tangkap di masa pandemi Covid-19, risiko pengambilan keputusan di masa pandemi Covid-19, risiko pasar produk perikanan tangkap di masa pandemi. Strategi adaptasi yang harus dilakukan oleh pelaku usaha perikanan dengan mengoptimalkan fungsi dan peran koperasi perikanan, penguatan lembaga keuangan kelautan dan perikanan, strategi adaptasi pemasaran perikanan melalui sistem resi gudang. Bidang Pengolahan Perikanan Analisis risiko penting dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian berupa biaya, mutu dan waktu pada perencanaan industri. Dalam upaya untuk menghindari hal tersebut, maka dilakukan identifikasi
menetapkan risiko prioritas dalam pengolahan perikanan .
Metode yang digunakan yaitu House of Risk (HOR) untuk menentukan penyebab risiko yang menjadi prioritas untuk dilakukan tindakan mitigasi berdasarkan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) teringgi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 11 penyebab risiko yang menjadi prioritas tertinggi untuk dilakukan mitigasi. Penyebab risiko tertinggi yaitu ketidakcukupan aliran kas (A13) dengan nilai ARP 423 dan nilai kumulatif ARP 11,22%, sedangkan penyebab risiko pada prioritas terendah yaitu kekurangan sarana dan prasarana produksi (A2) dengan nilai ARP 144 nilai kumulatif ARP 76,93%. Sementara pengolahan perikanan pada usaha pengolahan ikan teri, Risiko yang ditanggung para pelaku usaha ikan teri dapat dibagi menjadi dua macam yaitu risiko produksi dan risiko harga, risiko produksi disebabkan oleh ketidakpastian iklim, sedangkan risiko harga disebabkan oleh ketidakpastian harga jual produk yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dipasar maka pengusaha ikan teri dapat membuat keputusan dalam menjalankan usahanya. Pengelola usaha ikan teri perlu mengetahui
biaya-biaya,
pendapatan,
dan keuntungan
agar
dapat
mengambil
keputusan yang tepat. Sehingga usaha pengolahan ikan teri ini dapat terus berproduksi
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam mengelola risiko, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu mengidentifikasi risiko, menganalisa, mengevaluasinya, dan
memastikan apakah
risiko yang diidentifikasi tersebut perlu mendapatkan perlakuan risiko tertentu. Dalam pelaksanaan proses pengelolaan risiko ini komunikasi dan konsultansi dengan para pemangku kepentingan serta pemantauan dan pengkajian untuk menentukan apakah pengendalian risiko yang ada telah cukup memadai dan apakah masih diperlukan perlakuan risiko lebih lanjut atau tidak. Pelaku usaha perikanan, khususnya nelayan mengalami risiko usaha di tengah pandemi Covid-19, sehingga harus dilakukan strategi adapatasi oleh pelaku usaha perikanan dengan mengoptimalkan fungsi dan peran koperasi perikanan, penguatan kelembagaan keuangan kelautan dan perikanan, strategi adaptasi pemasaran perikanan melalui sistem resi gudang.
Salah satu metode yang digunakan yaitu House of Risk (HOR) untuk menentukan penyebab risiko yang menjadi prioritas untuk dilakukan tindakan mitigasi berdasarkan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) teringgi
DAFTAR PUSTAKA
Tsalis Kurniawan Husain, J. J. 2016. Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Risiko Usaha Perikanan Rakyat Sistem Monokultur Dan Polikultur. Agro Ekonomi Vol. 27/No. 2, 136Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Republik
Indonesia.
Nomor
27/KEPMEN-KP/2020 Tentang Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Kementrian Kelautan dan Perikanan. Saiful, Mulyadi, F. Mardin dan Husnawati. Analisis Risiko Finansial denganMetode Simulasi Monte Carlo. Prosiding Hasil Penelitian Fakultas Teknik. Group Teknik Mesin. Volume 7: Desember 2013 Abdul Rahman A. Basalamah, Fisafat Manjemen Dan Etika Bisnis, Makassar, 2003 Ikatan Bankir Indonesia(IBI), Managemen Risiko 1, jilid 1, Cet, 1; Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama, Kompas Gramedia, 2015