Implementasi Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perencanaan Pembelajaran “Implementasi Rancangan Model Pembelajaran”



NAMA KELOMPOK XIII: 1. RIFALDI LUBIS



5163331023



2. ESTHO SIMANULLANG



51633310



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017



Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Implementasi Rancangan Model Pembelajaran”. Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana impelemntasi dalam pembelajaran baik yang berbasis perbedaan individu maupun yang berbasis lingkungan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Medan,28 Agustus 2017



Kelompok (13)



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................................................... BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ................................................................................ BAB II Pembahasan ............................................................................................................... 1.1 Pengertian Implementasi Pembelajaran ............................................................... 1.1.1



Pembelajaran Berbasis Perbedaan Individual ..........................................



1.1.2



Pembelajaran Berbasis Lingkungan ........................................................



1.2 Fungsi lingkungan pendidikan ............................................................................. BAB III Penutup .................................................................................................................... 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 3.2 Saran ................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................



BAB I 1.1 Latar Belakang Implementasi pembelajaran merupakan suatu penerapan pembelajaran yang dilakukan dilingkungan persekolahan, selain mengenai lingkungan, dalam suatu kegiatan belajar mengajar guru juga harus mengetahui perbedaan-perbedaan individual setiap siswanya. Karena dewasa ini guru hanya sebatas mengajar atau menyampaikan informasi tentang suatu pengetahuan tanpa proses mendidik siswa yakni memahami mulai dari perbedaan diri setiap siswa sampai kesulitan-kesulitan siswa dalam menerima pelajaran hingga perubahan sikap siswa dari yang kurang baik menjadi lebih baik.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud implementasi pembelajaran? 2. Bagaimana pembelajaran berbasis perbedaan individual? 3. Bagaimana pembelajaran berbasis lingkungan?



1.3 Tujuan Pembuatan Makalah 1. Mengetahui apa yang dimaksud implementasi pembelajaran. 2. Mengetahui apa yang dimaksud pembelajaran berbasis individual. 3. Mengetahui apa yang dimaksud pembelajaran berbasis lingkungan.



BAB II



PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Implementasi Pembelajaran Fullan (1982) dalam Miller and Seller (1985) menyebutkan bahwa pengertian implementasi pembelajaran adalah suatu proses peletakan ke dalam praktek tentang suatu ide, program atau seperangkat aktivitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan. Dalam proses ini perubahan dalam praktek sebagai bagian kegiatan guru-siswa yang akan berpengaruh pada lulusan. Sedangkan Saylor and Alexander (1974) dalam Miller and Seller (1985) memandang bahwa proses pengajaran (pembelajaran) sebagai implementasi: “pembelajaran merupakan implementasi dari rencana kurikulum, biasanya, tidak harus, melibatkan pengajaran dalam artian interaksi antara guru dan siswa dalam suatu lingkungan sekolah”. Lebih lanjut Hamalik (2006) menyatakan bahwa implementasi adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual ke dalam kegiatan pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran adalah menerapkan rencana kurikulum (program) dalam bentuk pembelajaran, melibatkan interaksi siswa dengan guru dalam konteks persekolahan. Konteks persekolahan ini mengandung maksud pembelajaran yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas. 2.1.1 Pembelajaran Berbasis Perbedaan Individual Program Pembelajaran Individual yang disingkat PPI, merupakan “terjemahan” dari Indivualized Educational Program, yang berarti Program Pendidikan Invidual. Antara “pendidikan” dan “pembelajaran”. terdapat pebedaan makna yang signifikan. Pembelajaran berasal dari kata “instruction”, sedangkan pendidikan berasal dari kata “education”. Proses pembelajaran ada dalam sistem persekolahan (schooling system), sedangkan proses pendidikan ada dalam sistem yang lebih luas, yaitu ada dalam perikehidupan manusia. Dalam makalah ini, PPI merupakan kepanjangan dari program pembelajaran individual yang lebih difokuskan pada proses pembelajaran yang terjadi didalam setting persekolahan. PPI, lahir dan dikembangkan bukan karena adanya pendidikan inklusif, tetapi PPI merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang bersifat heterogen baik dalam hal jenis maupun kemampuannya. Dengan program pembelajaran yang diindividualisasikan ini, memungkinkan anak berkebutuhan khusus dapat terlayani secara optimal.



Program Pembelajaran Individual di Indonesia sebenarnya bukan barang baru karena bentuk layanan ini pernah diperkenalkan melalui lokarkarya nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan UNESCO pada



tanggal



21-30



Oktober



1992



di



Jakarta.



Peserta lokakarya adalah semua Kepala Bidang SD pada semua Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (depdiknas, sekarang ini) dari 27 propinsi di Indonesia. Meskipun upaya pengenalan bentuk layanan ini sudah 13 tahun yang lalu disosialisasikan, sampai sekarang hasilnya belum seperti yang kita diharapkan. Masih banyak para guru dan pengelola pendidikan yang belum memahami apa itu PPI, mengapa diperlukan dalam pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, dan bagaimana pula menyusunnya? Ketiga hal ini yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai upaya untuk menggalang pemahaman, perluasan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun PPI. a). Program Pembelajaran Individual PPI merupakan rumusan program pembelajaran yang disusun dan dikembangkan menjadi suatu program yang didasarkan atas hasil asesmen terhadap kemampuan individu anak. Oleh karena itu sebelum seorang guru merumuskan program pembelajaran individual terlebih dahulu harus melakukan asesmen. Ini mutlak dilakukan, karena dengan melakukan asesmen guru dapat mengungkap kelebihan dan kekurangan anak. Sekurang-kurangnya ada tiga kemampuan yang harus dikuasai guru agar dapat meberikan layanan pada anak berkebutuhan khusus secara professional, yaitu: memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam: (1) mengasesmen kemampuan akademik, dan non akademik, (2) Merumuskan Program Pembelajaran Individual, dan (3) melaksanakan pembelajaran.yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Ketiga pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai guru tersebut tidak dibahas semuanya, hanya yang terkait dengan PPI saja yang dibahas dalam tulisan ini.



b). Mengasesmen Kemampuan Anak Ada enam langkah yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan asesmen, yaitu :



1). Mendapatkan anak (kasus). Tidak semua orang tahu layanan yang harus diberikan kepada anaknya, demikian juga problema yang dihadapi anak mereka. Melalui pengamatan yang teliti pada semua aspek perilaku belajar anak, pada akhirnya guru dapat menemukan aspek prilaku anak yang perlu segera mendapatkan layanan. 2). Mengembangkan Screening. Mengembangkan screening dimaksudkan untuk mengetahui banyak tentang perkembangan anak dan masalah-masalah yang potensial dapat mengganggu perkembangan anak. 3). Melaksanakan Diagnosis Diagnosis merupakan kegiatan evaluative yang intensif terhadap kasus, yang dilakukan melalui observasi, wawancara tes, dan sebagainya. Melalui diagnosis ini dapat ditemukan kelemahan dan kekuatan kasus sehingga berdasar pada hasil ini dapat ditentukan layanan pendidikan yang lebih sesuai. 4). Merencanakan Program Layanan Individual Jika berdasarkan hasil diagnosis menunjukkan bahwa anak perlu diberikan layanan dini maka segera disusun dan direncanakan program layanan individual. 5). Melaksanakan Program Monitoring. Program monitoring yang dilaksanakan secara berkala dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan program intervensi yang telah direncanakan. 6). Melaksanakan Evaluasi Evaluasi yang dilakukan secara komprehensif terhadap setiap langkah asesmen, dapat memberikan gambaran terhadap keefektifan program intervensi yang telah dirancang dan dilaksanakan. Kemungkinan juga melalui kegiatan evaluasi ini, intervensi yang telah diprogram diganti ataupun dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan anak.



c). Merumuskan Program Pembelajaran Individual



Dalam rumusan program pembelajaran individual, hendaknya memuat sekurangkurangnya 5 (lima) aspek. 1.



Taraf kemampuan anak saat ini ( diperoleh dari hasil asesmen ),mendeskripsikan kelebihan, kekurangan dan aspek yang dibutuhkan anak.



2.



Rumusan tujuan umum ( goals ) yang akan dicapai dalam satu tahun dan dijabarkan lebih rinci pada rumusan tujuan yang bersifat khusus ( objectives ).



3.



Metode atau cara yang dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan anak.



4.



Proyeksi tentang kapan kegiatan dimulai dan waktu yang dipergunakan untuk memberikan layanan.



5.



Prosedur evaluasi apa yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan ataupun kegagalan dalam memberikan layanan pada anak.



Menurut Kitano dan Kirby (1986) dalam Mulyono Abdurrahman (2005) ada lima langkah dalam merumuskan program pembelajaran individual : 1. Membentuk tim PPI, tim penyusun PPI terdiri atas guru kelas, guru bidang studi, kepala sekolah, guru GPK, orang tua atau tenaga ahli lain yang ada dan terkait dengan kondisi anak. Tim PPI ini bertanggungjawab atas program yang dirancang bersama. 2. Menilai kekuatan, kelemahan, minat dan kebutuhan anak. 3. Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. 4. Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan, dan 5. Menentukan metode evaluasi yang dapat dipergunakan untuk menentukan kemajuan anak. Dengan menggunakan model pembelajaran individu anak didik secara individu mempelajari materi lingkungan tanpa tatap muka dengan guru, dan hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman anak didik meningkat. Apabila dalam mempelajari suatu materi pada perkuliahan dapat menjadikan anak didik tertarik pada materi yang diajarkan, maka diharapkan anak didik dapat menyukai pada materinya. Pada akhirnya dapat menyadarkan anak didik bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata merupakan pengetahuan yang memperkaya cakrawala pandangannya. Setelah dilakukan wawancara, ternyata anak didik



yang memperoleh skor tes akhir lebih rendah dari tes awal, tidak berminat mengikuti perkuliahan dengan cara pembelajaran individu. Memperhatikan hasil tersebut, nampaknya sekalipun model pembelajaran individu dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan anak didik pada materi lingkungan, namun tatap muka dengan guru masih tetap diperlukan. Dengan demikian pada pelaksanaannya selama satu semester sebaiknya dilakukan dua kali tatap muka, selebihnya anak didik mempelajari materi secara individu. d). Faktor Perbedaan Individu. Meskipun prinsip-prinsip dasar pembelajaran, motivasi dan instruksi efeksi berpengaruh pada semua siswa (termasuk suku, ras, kemampuan, fisik dan agama serta status sosial), siswa memiliki perbedaan kemampuan dalam model dan strategi pembelajaran. Perbedaanperbedaan ini merupakan pengaruh dari lingkungan, apa yang dipelajari dan dikomunikasikan dalam



budaya



dan



kelompok



sosial



yang



berbeda.



Keyakinan personal, pemikiran dan pemahaman berasal dari pembelajaran dan interpretasi sebelumya, hal in dapat menjadi dasar individual dalam pembentukan realitas pengalaman hidup. e). Model Pembelajaran Individual Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minatnya. Model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual. Adapun pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri : 1.



Siswa belajar secara tuntas.



2.



Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas.



3.



Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada system yang mutlak.



4.



Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.



Salah satu model pembelajaran individual yang sangat populer adalah modul. Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri.



2.1.2 Pembelajaran Berbasis Lingkungan Pengajaran berdasarkan alam sekitar akan membantu anak didik untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitarnya. Ovide Decroly dikenal dengan teorinya, bahwa sekolah adalah dari kehidupan dan untuk kehidupan (Ecole pour la vie par lavie). Dikemukakan bahwa bawalah kehidupan ke dalam sekolah agar kelak anak didik dapat hidup di masyarakat. Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya, tetapi berbeda secara gradual, ialah alam sekitar dan lingkungan. Alam sekitar mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik yang masa silam maupun yang akan datang, tidak terikat pada waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar/ pembelajaran/ pendidikan terdiri dari berikut ini: 1. Lingkungan sosial adalah masyarakat, baik kelompok besar ataupun kecil 2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya 3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar 4. Lingkungan kultural, mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dan dapat dijadikan faktor pendukung pengajaran (Oemar Hamalik, 2003 : 194-195). 2.2 Fungsi lingkungan pendidikan Suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1.



Fungsi Psikologis: stimulus bersumber dari atau berasal dari lingkungan yang



merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons yang menunjukkan tingkah laku tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru



yang menimbulkan respons baru, demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psikologi tertentu; 2.



Fungsi pedagogis: lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat



mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis. 3.



Fungsi Instruksional: program instruksional merupakan suatu lingkungan



pengajaran pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pembelajaran dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa. (Oemar Hamalik, 2003 : 196-197)l



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan



-



Implementasi pembelajaran adalah menerapkan rencana kurikulum (program) dalam bentuk pembelajaran, melibatkan interaksi siswa dengan guru dalam konteks persekolahan. Konteks persekolahan ini mengandung maksud pembelajaran yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas.



-



Pembelajaran Berbasis Perbedaan Individual



Merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang bersifat heterogen baik dalam hal jenis maupun kemampuannya. Dengan program pembelajaran yang diindividualisasikan ini, memungkinkan anak berkebutuhan khusus dapat terlayani secara optimal a). Program Pembelajaran Individual Merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang bersifat heterogen baik dalam hal jenis maupun kemampuannya. Dengan program pembelajaran yang diindividualisasikan ini b). Mengasesmen Kemampuan Anak c). Merumuskan Program Pembelajaran Individual d). Faktor Perbedaan Individu. e). Model Pembelajaran Individual - Pembelajaran Berbasis Lingkungan Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. 3.2 Saran Sebagai calon guru kita harus tahu dan faham apa itu yang dimaksud dengan PPI atau (Program Pembelajaran Individual) dan sebelum seorang guru merumuskan program pembelajaran individual terlebih dahulu harus melakukan asesmen. Ini mutlak dilakukan, karena dengan melakukan asesmen guru dapat mengungkap kelebihan dan kekurangan anak. Sehingga pada saat guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar siswa yang memiliki



perbedaan dengan siswa lainnya tidak merasa didiskriminasi atau dikucilkan karena guru dapat memahami siswa tersebut. Dan pada akhirnya, kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan semua siswa dapat menerima pelajaran dengan optimal.



DAFTAR PUSTAKA http://azzamfaqh.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-berbasis-perbedaan.html



http://www.google.com/search?q=contoh+implementasi+pembelajaran+berbasis+lingkungan http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-implementasi-pembelajaran.html www.kajianpustaka.com/2012/10/pengajaran-berbasis-lingkungan.