Integrasi Vs Disintegrasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Levi Jovanatan Nim : 191401003 Kom : C



Integrasi vs disintegrasi Didalam kbbi disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan. Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi berarti penyatuan, keterpaduan antar elemen atau unsur yang ada di dalamnya, disintegrasi dapat diartikan ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur unsur yang ada. untuk terciptanya integrasi nasional perlu adanya suatu jiwa maya asas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk ari persamaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat dan bersedia dibuat lagi pada masa depan (Ernest Renan,1825-1892). Perlu dicari bentuk- bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yang meliputi empat system, yaitu: a.       System budaya seperti nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945 b.      Sistem social seperti kolektif- kolektif social dalam segala bidang c.       System kepribadian yang terwuju sebagai pola- pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), polapola penilaian yang dianggap pola- pola keindonesiaan d.      System organic jasmaniah, dimana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras. Untuk mengurangi prasangka, ke empat system itu harus dibina, dikembangkan, dan diperkuat sehingga perwujudan nasion Indonesia tercapai. Bentuk- Bentuk Integrasi Sosial Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni: 1. Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya cirri khas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini terlihat Dari pembentukan tatanan social yang baru yang menggantikan budaya asli. Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan social yang primitive dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang bertentangan dengan norma yang mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan tatanan social barau yang dapat menyatukan beragam latar belakang social. 2. Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri dalam menyikapi interaksi social, hal ini didasarkan pada nilainilai social masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi sosial. factor- factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:   Factor internal : kesadaran diri sebagai makhluk social, tuntutan kebutuhan, dan semangat gotong royong.   Factor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persaman kebudayaan, terbukanya kesempatan, berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persamaan visi, dan tujuan, sikap toleransi, adanya consensus nilai, dan adanya tantangan Dari luar.



Jika integrasi terjadi consensus(kesepakatan) maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseturuan dan pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan,



dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi di masyarakat. Masyarakat suatu bangsa pastilah menginginkan terwujudnya integrasi. Namun, dalam kenyataannya yang terjadi justru gejala disintegrasi. Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan pertentangan fisik, perkelahian, tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan perang. Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keanekaragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat,  serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa. Penyebab : 1. Berkembangnya ideologi – ideologi yang sangat bertentangan dengan Pancasila seperti Ideologi komunisme 2. Adanya golongan – golongan maupun kelompok masyarakat yang tidak mengikuti aturan baik aturan daerah dan negara secara benar dan baik. 3. Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap para pemimpin dan pengelola negara. 4. Kurangnya sanksi yang tegas bagi para pelanggara aturan daerah dan negara. 5. Meningkatknya sikap apatisme dan egoisme. 6. Terjadinya ketidakmerataan baik di bidang pembangunan, pendidikan, dsb. 7. Norma – norma yang sebelumnya berlaku di masyarakat, menjadi sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya untuk mencapai cita – cita rakyat. Dalam upaya pencegahan disintegrasi ini diperlukan landasan pemikiran yang terkait, diantaranya: 1.      Pancasila sebagai landasan Idiil. 2.      UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional. 3.      Wawasan Nusantara sebagai landasan visional. 4.      Ketahanan Nasional sebagai Landasan Konsepsional. 5.      Ketetapan MPR Nomor : V / MPR / 2000 tentang Pemantapan Persatuan dan   Kesatuan Nasional. Yang perlu dipahami masyarakat.