ISI Revisi 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



I.



Latar Belakang Bumi memiliki lebih dari 350.000 jenis tumbuhan. Keberagaman jenis tumbuhan tersebut dikelompokkan dalam sebuah sistem yang disebut sistem klasifikasi tumbuhan. Tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan kesamaan ciri-ciri yang dimiliki, salah satunya adalah ciri-ciri morfologi. Ciri-ciri morfologi tumbuhan didapat dari sebuah pengamatan secara langsung pada tumbuhan tersebut. Para ahli botani pada zaman dahulu membuat suatu spesimen tanaman kering yang digunakan sebagai bukti otentik dari hasil identifikasi ciri-ciri morfologi suatu tumbuhan yang telah mereka kemukakan dan sebagai koleksi pribadi. Spesimen tumbuhan tersebut kemudian dikenal dengan nama herbarium. Herbarium merupakan istilah dari pengawetan spesimen tumbuhan dengan cara dikeringkan dan di-press (ditekan) untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, herbarium merupakan salah satu acuan identifikasi untuk mengetahui ciri-ciri morfologi tumbuhan. Dengan adanya herbarium, kita dapat mengidentifikasi ciri-ciri suatu tumbuhan tanpa harus melihat tumbuhannya secara langsung pada habitatnya. Tidak semua tumbuhan dapat dijumpai dengan mudah di sekitar lingkungan. Banyak tumbuhan yang hidup pada daerah-daerah tertentu yang sulit dijangkau. Oleh karenanya, dengan adanya herbarium akan memudahkan dalam proses studi literatur tentang ciri-ciri morfologi suatu tumbuhan. Selain itu, herbarium juga berfungsi sebagai koleksi. Para ahli botani biasanya menjadikan herbarium sebagai koleksi pribadi dan menyimpannya dengan baik pada kondisi penyimpanan yang seharusnya.



II.



Tujuan  Menentukan taksonomi tumbuhan yang terdapat dalam herbarium.  Menentukan ciri-ciri morfologi tumbuhan berdasarkan herbarium yang telah 



1



dibuat. Menentukan manfaat tumbuhan yang dibuat herbarium dalam bidang farmasi.



BAB II PEMBAHASAN Praktikum Shift Senin Kelompok 1 Cymbopogon nardus L. Rendle



1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Subkelas : Commelinidae Ordo : Cyperales Famili : Poaceae Genus : Cymbopogon Spesies : Cymbopogon nardus L. Rendle Nama sinonim : Andropogon nardus Nama resmi : Serai wangi Nama daerah : Sere magat (Aceh), sereh (Sunda), sere (Jawa), hisa-hisa (Ambon), Nama asing



dan sare (Makasar) : Citronella grass (Inggris), su sa (Vietnam), ta khrai hom (Thailand), ya xiang mao (Cina), dan kou suigaya (Jepang).



2. Morfologi Habitus : Terna perennial. Batang : Batang tumbuhan serai wangi tegak atau condong, berpelepah, dan membentuk rumpun. Batang pendek, masif dengan bentuk batang bulat Daun



(silindris), dan penampang lintang berwarna merah. : Daun serai wangi merupakan daun tunggal, tidak bertangkai, pertulangan daun sejajar (rektinervis), tepi daun kasar dan tajam, ujung daun runcing (akutus), permukaan daun bawah berambut pendek, kaku dan jika diraba kasar (hispidus), dan jika daun diremas mengeluarkan



Bunga



bau aromatik. : Susunan bunga malai atau bulir majemuk, bunga bertangkai atau



Buah Biji Akar



duduk, dan berwarna hijau atau putih kekuningan. : Tidak ada. : Tidak ada. : Sistem perakaran serabut dan berimpang.



3. Kegunaan Komponen-komponen dari tanaman serai wangi memiliki manfaatnya masingmasing. Salah satu khasiatnya adalah sebagai antibakteri. Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa FMIPA dari Universitas Negeri Yogyakarta, sifat



2



antibakteri dari serai wangi ini dapat digunakan untuk deodoran alami. Fungsi antibakteri di deodoran adalah untuk menekan pertumbuhan bakteri yang dapat membuat keringat bau. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembatan deodoran ini adalah serai wangi, aqua destillata, propilen glikol, dan alkohol 95%. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan ekstraksi pada serai wangi menggunakan metode distilasi uap. Dari hasil destilasi ini, didapatkan minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan deodoran. Kemudian diambil 65 mL alkohol 95%, 30 mL ekstrak serai wangi, 5 mL propilen glikol lalu dimasukkan ke dalam botol. Semua larutan dikocok sampai homogen. 4. Daftar Pustaka Dasuki, M., Ahmad, Undang, dan Sofi Andriani. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi, Instititut Teknologi Bandung. Khasanah, Retno Atun, Budiyanto, Eko, dan Nenny Widiani. 2011. Pemanfaatan Ekstrak Sereh (Chymbopogon nardus L.) Sebagai Alternatif Anti Bakteri Staphylococcus Epidermidis pada Deodoran Parfume Spray. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.



3



4







5. Herbarium Herbarium dari dalam ITB







Herbarium dari luar ITB



Kelompok 2 Pluchea indica L. 1



Taksonomi Kingdom



5



: Plantae



Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Pluchea Spesies : Pluchea Indica (L.) Less. Nama sinonim : Baccharis indica, Linn. Nama umum : Beluntas Nama Daerah : Beluntas, luntas (Jawa), lamutasa (Makassar), luntas (Dayak) Nama Asing : Indian camphorweed (Inggris), cuc tan (Vietnam), luan yi (Cina). 2



Morfologi Habitus



: Beluntas merupakan tumbuhan semak atau perdu kecil dengan tinggi



Batang



sekitar 2-3 m. : Batang pohonnya berkayu dengan bentuk bulat dan berdiri tegak. Batang pohon memiliki banyak cabang berwarna ungu saat dewasa dan hijau saat muda.



Daun



: Daun tunggal dengan ujung daun akutus (runcing), susunan daun berselang-seling, permukaan daun terdapat bulu-bulu halus, panjang daun sekitar 3,8-6,4 cm dengan lebar 2-4 cm, tulang daun menyirip (peninervis), tepi bergerigi (krenatus), dan daun memiliki tangkai pendek. : Bunga majemuk dengan bentuk umbela, stamen berjumlah banyak



Bunga



dan berwarna putih, stigma seperti jarum dengan warna hitam



3



Buah



kecokelatan. : Buah tumbuhan ini memiliki ukuran yang relatif kecil dengan tektur



Biji Akar



keras dan berwarna cokelat. : Biji Beluntas berwarna cokelat keputih–putihan. : Sistem perakaran tunggang.



Manfaat Bagian tanaman yang dipakai adalah seluruh tanaman, baik dalam keadaan segar ataupun dikeringkan. Beluntas mengandung amino (leusin, isoleusin, triptofan, treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan C. Tanaman ini bermanfaat menurunkan suhu tubuh sehingga banyak keringat yang keluar dan suhu tubuh menjadi turun. Manfaat lain dari beluntas adalah, menurunkan demam dengan cara 15 helai daun beluntas diseduh dengan segelas air panas. Setelah agak dingin, disaring. Diminum sekaligus 1x sehari. Menghilangkan bau badan dan bau mulut dengan cara beberapa



helai



daun beluntas muda



dikukus



lalu



dimakan



sebagai



lalap.



Menghilangkan pegal-linu dengan cara beberapa helai daun beluntas diseduh dengan



6



segelas air panas. Ramuan ini untuk diminum dua kali sehari. Menghilangkan keputihan dengan cara 20 helai daun beluntas, 1 akar pohon tapak liman direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus, satu kali sehari. Menghilangkan nyeri punggung dan pinggul dengan cara 1 akar beluntas, 1 ibu jari kencur, 1 ibu jari temulawak, 1 ibu jari kunyit direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum 1 kali sehari, sekaligus. Mengobati rematik dengan cara akar beluntas direbus dengan segelas air. Saring, minum 1x sehari sekaligus. Mengobati sakit perut dan menghilangkan nyeri haid dengan cara 20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan segelas air panas sambil diberi sedikit asam dan garam, lalu disaring. Diminum selagi masih hangat. Ramuan ini untuk diminum dua kali sehari. Mengobati gangguan pencernaan dan menambah nafsu makan pada anak dengan cara 8 helai daun beluntas dicuci bersih, lalu taruh di nasi yang akan ditim. Kegunaan yang lain adalah untuk mengobati kencing darah (bijinya), gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan, menurunkan panas, peluruh keringat (daunnya), mencret darah, TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis), nyeri pada rematik, nyeri haid, sakit perut, nyeri pinggang (lumbago) dan pinggul, menghilangkan bau badan, pegal linu. 4



Daftar Pustaka Dalimarta, Setiawan. 2004. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta: Puspa Swara. Halaman 5. Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya: Jakarta. Halaman 57.



5



Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



7







8



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 3 Quisqualis indica L. 1



Taksonomi



9



Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Combretaceae Genus : Quisqualis Spesies : Quisqualis indica L. Nama resmi : melati belanda, ceguk, widani Nama sinonim : Combretum indicum (L.) De Filipps, Quisqualis glabra Nama daerah : Bidani (sunda), wedani (Jawa), wudani (Melayu) Nama asing : Chinese honeysuckle (Inggris), rangoon creeper (Inggris), Akar dani (Malaysia) 2



Morfologi Habitus



: Quisqualis indica merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi sekitar



Batang



2,5-8 m. : Batang berkayu, berwarna cokelat, dan memiliki rambut berwarna kuning. Batang tumbuhan Quisqualis indica dapat merambat, kadang berduri karena petiola di batang yang mengeras, batang tumbuh ke atas



Daun



(erektus), dan kulit batang mudah mengelupas. : Daun berwarna hijau kekuningan dengan bentuk lonjong (ovatus), ujung daun runcing (akutus), pangkal daun bulat (kordatus), susunan



Bunga



daun berhadapan (opposita), oblong, dan oblovatus. : Bunga memiliki bau aromatik dengan bentuk bunga tabung (tubular) dan aktinomorf . Bunga berwarna putih, merah, atau merah muda.dan tumbuh di terminal dengan tipe perbungaan rasemosa, memiliki petal



Buah



sejumlah 4-5. : Buah berbentuk lonjong (elips atau oblong) dengan ujung yang runcing, licin, berwarna merah saat muda, berwarna cokelat dan berupa



Biji Akar 3



drupa bersayap 5 saat matang. : Biji berukuran kecil dengan 5 sisi dan berwarna hitam. : Sitem perakaran tunggang dengan akar yang berwarna cokelat.



Kegunaan Quisqualis indica atau melati belanda sering digunakan sebagai tanaman hias Sebagai obat cacing, Quisqualis indica direbus atau dipanggang, dan hasil rebusan atau panggangan tersebut dikonsumsi secara oral sebanyak tiga kali sehari, untuk anak-anak 4-7 biji, untuk orang dewasa 8-10 biji. Dikonsumsi 2 jam sebelum makan. Obat diabetes, dengan cara mengonsumsi 4 mL sari dari bunga atau daun Melati Belanda, diminum dua kali sehari, dapat dikonsumsi bersama sari pare pahit. Untuk



10



mengobati masalah pencernaan, bisa dikonsumsi sari daun melati belanda atau mengunyah daunnya beberapa kali sehari. 4



Daftar Pustaka Ahmad, Undang dkk. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi Institut Teknologi Bandung. Halaman 112 Traill, William. 1863. Transaction of the Botanical Society of Edinburgh. Skotlandia: Taylor &Francis. Halaman 109.



5



11



Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







12



Herbarium dari luar ITB



13



Kelompok 4 Piper crocatum Ruiz & Pav. 1



Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnoliidae Ordo : Piparales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav. Nama sinonim : Piper ornatum Nama resmi : Sirih merah Nama daerah : Suruh, sedah (Jawa), ranub (Aceh), cambai (Lampung), dan derigi Nama asing



(Sulawesi) : Ikmo (Philipina), guan shang hu jiao (Cina), ornamental pepper (Inggris)



2



Morfologi Habitus Batang



: Sirih termasuk jenis tumbuhan memanjat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai sekitar 5-10 m. : Batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecokelatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut dengan bentuk bulat, beruas dengan panjang ruas 3-8 cm, batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Pada setiap buku tumbuh satu



Daun



daun. : Piper crocatum saat muda umumnya mempunyai bentuk kordatusovatus dan pada fase dewasa (siap menghasilkan alat reproduksi) terjadi perubahan bentuk daun dari membulat ovatus-oblongus. Tangkainya agak panjang, tepi daun entire (rata), ujung daun akuminatus (meruncing), pangkal daun berlekuk, daun tunggal, tulang daun menyirip (peninervis), dan daging daun tipis. Filotaksis daun alternate, panjang daun 6,1-14,6 cm, lebar daun 4-9,4 cm, warna dasar daun hijau pada kedua permukaannya, bagian atas hijau dengan garisgaris merah jambu kemerahan, permukaan bagian bawah hijau merah tua keunguan. Tangkai daun hijau merah keunguan, panjang 2,1-6,2 cm, pangkal tangkai daun pada helaian daun agak ketengah sekitar 0,71 cm dari tepi daun bagian bawah.



14



Bunga



: Bunga berbentuk bulir, berdiri sendiri diujung cabang dan berhadapan dengan daun. Daun pelindung berbentuk lingkaran, bulat telur terbalik atau lonjong, panjang kira-kira 1 mm. Bulir jantan, panjang gagang 2,53 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang 2,5–6



Buah



cm. Kepala putik berjumlah 3-5. : Buah buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu,



Biji Akar



rapat, tebal 1–1,5 cm. : Biji berbentuk bulat. : Tanaman sirih mempunyai sistem perakaran serabut. Akar pada tanaman sirih merupakan suatu modifikasi untuk memenuhi fungsinya dari akar yang disebut akar pelekat yaitu akar-akar yang keluar pada buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk melekatkan diri pada penunjangnya.



3



Kegunaan Sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak dalam kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes millitus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi, dan memperhalus kulit. Karena sirih merah mengandung flavonoid, polivenol, alkoloid, tanin, minyak astsiri, saponin, hidroksikafikol, kavikol, kavibetol, allylprokatekol, karvokrol, eugenol, P-cymene, cineole, coryofelen, kadimen, ekstragol, terpenana, dan fenil propoda. Senyawa flavonoid dan polivenol berfungsi sebagai antioksidan, antideabetik, antikanker, antiseptik dan antiflamasi. senyawa alkoloid pada sirih merah juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai diabetes melitus dengan cara, tiga lembar daun sirih merah dipetik lebih baik daun keenam atau ketujuh dari pucuk. Semua daun dicuci bersih, kemudian diiris kecil-kecil. Direbus dengan air sebanyak tiga gelas (600 mL) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Diminum sehari tiga kali sebelum makan, sekali minum setengah gelas. Sedangkan untuk mengobati keputian, daun sirih merah dapat dimanfaatkan dengan cara: sebanyak 8 daun sirih merah tua dicuci bersih, kemudian diiris-iris selebar 1 cm, lalu direbus dengan air 800 mL sampai mendidih. Setelah dingin, dipakai untuk membersihkan organ kewanitaan dua kali sehari.



4



Daftar Pustaka



15



Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi ITB. Halaman 67. Arief, Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 73-74. Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka Cipta.



16



5



Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







17



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 5 Gardenia jasminoides J. Ellis.



18



1



Taksonomi Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub class : Asteridae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Gardenia Species : Gardenia jasminoides J. Ellis. Nama sinonim : Gardenia augusta (L.) Merr. Nama resmi : Kaca piring Nama daerah : Jempiring (Bali), ceplokpiring (Jawa), dan cepiring (Sumatra) Nama asing : Cape jasmine, gardenia, dan dahn-dahn (Inggris)



2



Morfologi Habitus Batang



: Termasuk tanaman setengah semak dan setengah perdu. : Berkayu, berbentuk bulat, simpodial, tinggi 1-2 m, dan kulit batang



Daun



berwarna keabu-abuan. : Berbentuk bulat telur (ovatus), daun berdaging atau tebal, berwarna hijau gelap hingga terang mengilap, memiliki stipula, tunggal, tulang daun menyirip (peninervis), oposita, tepi rata (integer), dan ujung meruncing (akuminatus). : Tipe perbungaan aktinomorf, ovarium inferior, simosa, mahkota



Bunga



bunga berwarna putih atau putih krem, aromatik, tunggal, terminal, Buah



petal 4-5, kaliks 4-5, dan biseksual : Berbentuk kapsul bulat telur, berwarna kuning atau jingga, panjang



Biji Akar



2,5-4,5 cm, dan diameter 1,5-2 cm. : Berbentuk bundar dan tipis pipih. : Perakaran tunggang.



3. Kegunaan Sebagai obat diabetes melitus bahan yang digunakan adalah 12 lembar daun kaca piring. Cara membuatnya direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakannya diminum sekaligus dan diulangi secara rutin setiap hari. Kegunaan lainnya yaitu obat sariawan, bahan yang digunakan adalah 7 lembar daun kaca piring, 2 sendok makan madu dan 1 potong gula aren. Cara membuatnya daun kaca piring diremas-remas dan ditambah dengan 1 cangkir air dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan gula aren tersebut dan diaduk sampai merata lalu diminum dan diulangi setiap dua hari sekali. Untuk menurunkan demam bahan yang digunakan adalah 7 lembar daun kaca piring dan 1 potong gula batu. Cara membuatnya daun kaca piring diremas-remas



19



dengan 1 gelas air dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk sampai merata lalu diminum. Kaca piring juga bisa untuk mengobati sembelit, bahan yang digunakan adalah 3 biji buah kaca piring. Cara membuatnya direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas lalu diminum. 4. Daftar Pustaka Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Jakarta: IKAPI. Gilman, Edward F. 1999. Gardenia jasminoides. Florida: Florida Cooperative Extension Service, University of Florida. Hlm. 222. Thomas A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.



20



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







21



Herbarium dari luar ITB



22



Kelompok 6 Barleria prionitis L. 1



Taksonomi Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub Class : Asteridae Ordo : Scrophulariales Famili : Acanthaceae Genus : Barleria Species : Barleria prionitis L. Nama Sinonim: Prionitis hystrix Miq. Nama Resmi : Landep Nama Daerah : Kembang landep (Sunda), bunga landak (Sumatera), dan landep Nama Asing



(Jawa) : Porcupine flower (Inggris), vajradanti (Hindi), dan pilikantashelio (Gujarat)



2



Morfologi Habitus Batang



: Termasuk tanaman semak dengan tinggi 1,5 m. : Berkayu, batang berbentuk segiempat (quadrangularis), monopodial,



Daun



dan berwarna hijau. : Tunggal, tulang daun menyirip (peninervis), oposita, bentuknya elips sampai lanset, ujungnya akuminatus, panjang 2-18 cm, lebar 20-65 mm,



Bunga



dan berwarna hijau. : Tunggal, zigomorf, simosa, aksial, panjang 1-2 cm, sepal ±1,5 cm, stamen dua, stilus bentuk jarum, petal bertajuk lima, bentuk elips



Buah



memanjang, ovarium superior, dan mahkota berwarna kuning. : Buah bakka, bulat telur, pipih, ujung agak lancip, keras, dan berwarna



Biji



hijau. : Kapsula bersayap, pipih, mengkilat seperti beludru, dan berwarna cokelat. : Tunggang, bulat, dan berwarna cokelat kotor.



3



Akar Kegunaan Tanaman landep dapat digunakan untuk mengobati rasa sakit (efek analgetik). Bahan yang digunakan adalah 7-10 lembar daun landep. Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, dan silikat. Daun landep direbus dengan empat gelas air dalam satu wadah. Diminum dua kali setengah gelas dalam sehari. Selain itu, akar landep dapat menyembuhkan luka. Akar landep mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Pembuatan ramuan luka sebanyak 15 gram akar landep



23



dicuci bersih. Lalu ditambah kapur sirih sebnayak ¼ sendok teh. Ditumbuk sampai lembut, kemudian ditempelkan pada luka. 4



Daftar Pustaka Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi ITB. Hlm. 154-157 Wahjeodi, Bambang, dkk. 2000. Penelitian Tanaman Obat dibeberapa Perguruan Tinggi di Indonesia X. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Hlm. 102.



24



5



Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







25



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 7 Murraya paniculata L. 1. Taksonomi Kingdom Divisio



26



: Plantae : Magnoliophyta



Class : Magnoliopsida Sub Class : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Murraya Species : Murraya paniculata L. Nama Resmi : Kemuning Nama Sinonim: Chalcas exotica (L.) Millsp, Chalcas paniculata L., dan Murraya exotica Nama Daerah : Kamuning (Sunda), kuning (Bali), dan kamoni (Ambon) Nama Asing : Orange jessamine (Inggris), jiu li xiang (Cina), dan yueh chu (Cina) 2. Morfologi Habitus Batang



: Termasuk tanaman perdu. : Tegak dan tajuk luas, beralur dan tidak berduri. Batang kemuning berwarna kuning muda. Seiring bertambahnya usia, warna batang yang tadinya berwarna kuning muda akan berubah menjadi cokelat. Serat kayunya halus dan keras tapi mudah dibelah. Diameter batang



Daun



kemuning dapat mencapai 60 cm. : Warna daunnya hijau mengkilap, bentuk bulat telur (ovatus), daun tersebar (alternate), ujung lancip (akutus), termasuk daun majemuk



Bunga



dengan helaian anak daun bertangkai, dan tepi daunnya rata (integer). : Kelopak bunganya berwarna putih, termasuk bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun atau ujung ranting (terminal). Berbentuk terompet, jumlahnya sekitar 1-8, biseksual, aktinomorf, jumlah sepal 5, jumlah petal 5, stamen 10 (dalam 2 lingkaran masing-masing 5) dan



Buah



ovarium superior. : Buah buni berdaging, bentuknya bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8-12 mm dan berwarna hijau jika masih muda dan berwarna



Biji Akar



merah ketika masak. : Kecil, lanset, berwarna putih, dan berjumlah 2. : Perakaran tunggang dan berwarna kuning keputih-putihan.



3. Kegunaan Daun kemuning dapat digunakan untuk mengatasi nyeri, menurunkan demam, obesitas, penyakit infeksi seperti bisul, eksema, ulkus, infeksi saluran kencing, infeksi saluran pernafasan, diare dan disentri. Dalam mengobati infeksi kandung kemih, daun kemuning memiliki daya antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Bahan untuk membuatnya adalah 30 gram daun kemuning yang masih segar dan 150 mL air matang. Cara membuatnya adalah daun kemuning dihaluskan dengan blender, ditambahkan air matang. Ramuan disaring dan diambil airnya.



27



4. Daftar Pustaka Dwi, Kartika dan Gunardi. 2010. Profil Kromatogram Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L) Jack.) terhadap Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jabbar, Abdul, dkk. 1996. Cinnamates and Coumarins From the Leaves of Murraya Paniculata. Pakistan: H. E. J. Research Institute of Chemistry, University of Karachi. Kumar, Bendre. 2007. A Text Book of Practical Botany II. India: Rastogi Publication



28



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







29



Herbarium dari luar ITB



Praktikum Shift Selasa



30



Kelompok 1 Lavandula angustifolia Mill. 1.



Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Lavandula Spesies : Lavandula angustifolia Mill. Nama sinonim : Lavandula officinalis, Lavandula spica L., dan Lavandula spica Nama resmi : Lavender Nama daerah : Lavender (Indonesia) Nama asing : Common lavender, english lavender, dan true lavender (Inggris) 2. Morfologi Habitus Batang Daun



: Termasuk tanaman perdu. : Batang berkayu, berbentuk bulat, dan monopodial. : Tunggal, pertulangan daun sejajar (rektinervis), tepi daun bergerigi (seratus), bentuknya lanset, ujungnya lancip (akutus), dan berhadapan



Bunga



(oposita). : Tipe perbungaan zigomorf, biseksual, simosa, majemuk, aromatik,



Buah



berada di ujung tangkai (terminal), dan bunga tandan. : Buahnya nutlet (kacang kecil), tekstur lembut, dan bentuk ovoid atau



Biji



oblong. : Berbentuk bulir, berkeping dua atau dikotil, dan berwarna hitam atau



Akar



cokelat tua. : Perakaran tunggang tetapi mempunyai akar serabut untuk memperluas permukaan serap air, dan berwarna putih kotor hingga kecokelatan.



3. Kegunaan Minyak esensial bunga lavender bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam kondisi, seperti insomnia, alopecia (kerontokan rambut), kecemasan, stres, dan mengurangi rasa sakit pascaoperasi. Minyak lavender juga seringkali digunakan untuk pengobatan alternatif, seperti pijat dan akupunktur. Komponen kimia yang terdapat pada tumbuhan lavender adalah minyak atsiri (1-3%), linalol asetat (> 20 – 50 %), monoterpene



hidrokarbon,



camphene,



alokasi-ocimene,



limonene,



geraniol,



lavandulol, nerol. Tumbuhan lavender dapat digunakan dalam berbagai rute administrasi misalnya sebagai infus, ekstrak dan bahan aditif (tambahan) untuk mandi, kombinasi dengan obat penenang lain atau herbal karminatif. Infus dibuat dengan



31



menambahkan 5 sampai 10 mL obat per cangkir air panas (150 mL), sedangkan bahan aditif dibuat dengan 100 gram obat disiram air panas atau direbus dengan 2 liter air dan ditambahkan saat mandi Berikut merupakan berbagai cara memanfaatkan lavender dalam berbagai masalah kesehatan. Lavender bisa untuk mengatasi susah tidur, caranya dengan 5-8 tetes ditambahkan untuk 1/4 cangkir kemudian ditambahkan ke bak air, berendam selama 20 atau dioleskan di bagian belakang leher, pelipis, dan bagian atas telinga. Ditambahkan 5-10 tetes untuk satu ons air dalam botol semprot, dikocok dengan baik lalu disemprotkan ke bantal, seprei, atau hanya disemprotkan di sekitar kamar tidur. Ini akan menenangkan emosi dan memungkinkan untuk bersantai dan tidur. Lavender juga bisa digunakan untuk mengobati luka bakar, jika area yang terbakar adalah besar, 5-10 tetes minyak lavender untuk satu ons air murni dalam botol semprot, kocok dengan baik (dan sering) lalu disemprotkan pada areal yang terbakar. Selain itu, aromatik lavender dapat meringankan sakit kepala atau depresi, dengan cara 2 – 4 tetes minyak lavender untuk 2 atau 3 gelas air mendidih. Uapnya dihirup. Jika memiliki masalah asma, sebaiknya atas persetujuan dokter. 4.



Daftar Pustaka Gruenwald, Joerg et.al. 2000. PDR for Herbal Medicine. Montvale: Medical Economics Company. Hlm. 277-278. Lis-Balchin, Maria. 2004. The Genus Lavandula. USA: Taylor & Francis e-Library. Hlm. 12.



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



32







33



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 2 Catharanthus roseus (L.) G. Don. 1. Taksonomi Kingdom



34



: Plantae



Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don. Nama sinonim : Ammocallis rosea, Lochnera rosea, dan Vinca rosea Nama resmi : Tapak dara Nama daerah : Kembang tembaga beureum (Sunda), kembang sari cina (Jawa), tapak Nama asing



lima (Bali), usia (Maluku), dan sindapor (Sulawesi) : Perwinkle (Inggris), chang chun hua (Cina), dan keminting cina atau rumput jalang (Malaysia).



2. Morfologi Habitus Batang Daun



: Termasuk tumbuhan herba. : Berbentuk teres (bulat), tumbuh tegak lurus (erektus), dan pola cabang simpodial. : Daun tunggal, pertulangan daun menyirip (peninervis), bentuk daun oval, ujung daun ujung runcing (mukronatus), foliatus membentuk plus atau salib (dekusatus) pangkal daun tumpul (obtusus), tepi daun rata (integer), dan pangkal daun petiolatus dengan tangkai yang sangat



Bunga



pendek. : Majemuk, warnanya ada yang putih, merah muda, atau putih dengan bercak merah di tengahnya, aktinomorf, kelamin bunga biseksual, kuncup bunga berbentuk terputar ke satu arah (kontortus), mempunyai 5 sepal, 5 petal, 5 stamen dengan anthera basifik, dan ovarium yang



Buah Biji



terletak di ketiak daun (akilaris). : Bumbung (folikulus), berbentuk silinder (gilig), dan berbulu. : Berbentuk persegi panjang, dikotil, berwarna hitam, dan endosperm



Akar



kecil. : Perakaran tunggang.



3. Kegunaan Kandungan kimia dari tanaman ini mengandung alkaloid yang berefek antikanker dan alkaloid yang berefek menurunkan kadar gula dalam darah. Alkaloid antikanker seperti vinblastine (VLB), vincristine (VCR), leurosine (VLR), vincadioline,



leurosidine,



catharanthine,



lochnerine.



Alkaloid



yang



berefek



hipoglikemia (menurunkan kadar gula darah) antara lain leurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, indoline, dan vindolinine. Efek farmakologis dari tanaman tapak dara bersifat sedikit pahit, sejuk, dan toksin. Berkhasiat sebagai antikanker (antineoplastik), penenang (hipotensif), sitostatika,



35



menyejukan



darah,



menghilangkan



racun



tubuh,



menghentikan



pendarahan, dan menurunkan gula darah. Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga, daun dan batang yang dikeringkan yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diabetes mellitus; hipertensi; leukemia; asma dan bronkhitis; demam; radang perut dan disentri; kurang darah; tangan gemetar; gondong, bengkak, bisul dan borok; luka bakar dan luka baru ; serta pendarahan akibat penurunan jumlah trombosit. Daun dari tapak dara dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus, tangan gemetar, gondongan, bengkak, bisul, borok,dan demam. Cara pembuatan obat resebut dengan merebus daun tersebut dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Pada penggunaan untuk luka bakar daun direndam dalam air panas dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat ditempelkan pada luka bakar tersebut dan pada luka baru daun dikunyah sampai lembut lalu ditempel pada luka baru tersebut. Selain itu, daun tapak dara kering yang direbus dapat digunakan untuk mengobabati hipertensi, redang perut, disentri dan leukimia. Bonggol akar tapak dara kering dapat digunakan untuk mengobati asma dan bronkhitis dengan cara direbus dengan 5 gelas air. Penyakit anemia juga dapat diobati dengan putik bunga tapak dara putih yang direndam dengan 1 gelas air kemudian ditaruh diluar rumah semalaman. 4. Daftar Pustaka A.N.S, Thomas. 2012. Tanaman Obat Tradisional Volume 1. Yogyakarta: Kanisius. Suryo, Joko. 2009. Herbal penyembuh Kanker Pada Perempuan. Yogyakarta: B First.



36



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



37







38



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 3 Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Gamopetalae Ordo : Personales Famili : Acanthaceae Genus : Andrographis Spesies : Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness Nama sinonim : Justicia paniculata Burm. f. Nama resmi : Sambiloto Nama daerah : Ki oray (Jawa Barat), sambiloto (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Nama asing



bidara (Sumatera) : Hempedu bumi (Melayu), chuan xin lian (Cina), green chireta (Inggris)



2. Morfologi Habitus



: Perdu.



Batang



: Berwarna hijau tua, panjang 30-100 cm, diameter 2-6 mm, berbentuk persegi



empat (quadrangular), berkerut di sekitar sudut batang



muda, sedikit membesar di bagian tangkai. Daun



: Tunggal, berbentuk seperti pedang (lanset), panjang 2-12 cm, lebar 13 cm, tepi daun rata (integer), permukaan halus, berwarna hijau, persebaran daun dekustatus. Tekstur daun herbaseus. Pertulangan daun menyirip. Permukaan daun bagian bawah berwarna hijau pucat dan tangkai daunnya pendek (petiolus). Daun bagian atasnya selalu



Bunga



bractiform dengan petiolus yang pendek. : Berwarna putih dengan bercak merah-keunguan di bagian petal, berukuran kecil dan tersebar, berbentuk jorong dengan pangkal bunga lancip. Percabangan bunga rasemosa. Bentuk geometris bunga yakni zigomorf dan bentuk khusus bilabiatus (perhiasan bunga membentuk struktur bibir atas dan bibir bawah). Biseksual. Mempunyai 5 kaliks, korolla berbentuk tabung sempit, stamen berjumlah 2. Jenis



Buah



ovariumnya yakni ovarium superior. : Kapsul berbentuk corong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm pangkal, dan ujung berbentuk tajam.



39



Biji



: Berbentuk kapsul, kedua sisinya berbentuk tajam, banyak dan tersebar, berukuran kecil 1.9 cm × 0.3 cm, berwarna kuning kecokelatan, dan tanpa endosperm. : Akar tunggang, berwarna putih kecokelatan.



Akar 3. Kegunaan



Andrographis paniculata sering digunakan sebagai obat herbal tradisional di Bangladesh, Cina, Hong Kong, Pakistan, Filipina, Malaysaia, Indonesia, dan Tailand. Biasanya tanaman ini digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti bekas gigitan ular dan serangga, diabetes, disentri, demam, dan malaria. Saat ini banyak produk-produk komersial di beberapa negara yang juga menggunakan ekstrak dari tanaman ini. Daun dan akar dari tanaman ini yang dimanfaatkan untuk berbagai pengobatan untuk diambil ekstraknya. Tanaman ini juga diketahui memiliki efek farmakologi sebagai antikanker, antidiare, antihepatitis, anti-HIV, antihyperglycemic, anti-inflammatory, antimikroba, antimalaria, antioksidan, kardiovaskular, sitotoksik, hepatoprotektif, immune stimulatory, dan sexual dysfunctions. Daging dari batang dan seluruh bagian tanamannya digunakan untuk mengobati penyakit Newcastle dan sakit pernapasan pada hewan unggas. Di India, daun tanamanya biasa digunakan untuk mengobati keracunan datura, cacing hati, cacing mata dan perut, konstipasi, glositis, tuberkulosis, pneumonia, tetanus dan skabies. (Wynn, Susan; Halaman 471) 4. Daftar Pustaka Hossain, Md. Sanower, et al. 2014. “Andrographis Paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees: A Review of Ethnobotany, Phytochemistry, and Pharmacology”. The Scientific



World



Journal.



https://www.hindawi.com/journals/tswj/2014/274905/ Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016. Jarukamjorn, Kanokwan, Nabuo Nemoto. 2008. “Pharmacological Aspects of Andrographis Paniculata on Health and Its Major Diterpenoid Constituent Andrographolide”. Journal of Health Science. Halaman 370-381. Kataky, Ankita and Handique. 2010. A Brief Overview On Andrographis paniculata (Burm. f) Nees., A High Valued Medicinal Plant: Boon Over Synthetic Drugs. Asian



Journal



of



Science



and



Technology.



http://journalajst.com/sites/default/files/1038%20Download.pdf diakses pada tanggal 12 Oktober 2016, pukul 21.22 WIB.



40



Wynn, Susan G dan Barbara Fougere. 2007. Veterinary Herbal Medicine. New York: Elsevier Health Sciences. Halaman 471.



41



5. Herbarium



42







Herbarium dari dalam ITB







Herbarium dari luar ITB



Kelompok 4 Clerodendrum thomsoniae Balf. f. 1. Taksonomi



43



Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Clerodendrum Spesies : Clerodendrum thomsoniae Balf. f. Nama sinonim : Clerodendrum thomsoniae var. balfounii B.D. Jacks Nama resmi : Nona makan sirih Nama daerah : Nyonya nginang, nona makan sirih, nyai nginang Nama asing : Bleeding glory bower, bag flower, bleeding heart vine, glory tree, southern bleeding heart, tropical bleeding heart 2. Morfologi Habitus Batang Daun



: Tahunan, perdu, merambat dan memanjat. : Penampang quadrangular, puberulent. : Tidak ada stipula, letak daun berhadapan (opposite), ujung akuminatus, pangkal obtuse, tepi entire, permukaan atas dan bawah puberulent, bagian atas berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna



Bunga



hijau pekat, banyak bintil, urat daun terlihat jelas, bentuk lanset. : Sepal lanset, pangkal connale (bertautan), ujung akuminatus, korola



Buah Biji Akar



merah, perbungaan majemuk. : Drupa, dilindungi kaliks, bulat, hitam mengkilat, bilobus. : Bentuk oblong berwarna putih. : Tunggang berwarna putih kotor.



3. Kegunaan Dalam dunia kefarmasian, tanaman ini dapat digunakan untuk memperlancar air seni. Tanaman Clerodendrum thomsoniae biasa digunakan untuk membuat pasta dari bubuk daun spesies ini yang dicampur dengan kulit akar bubuk Sterculia villosa untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan yang disebabkan oleh duri atau benda logam yang terjadi antara ujung jari dan kuku. 4. Daftar Pustaka Ratnasari, Juwita. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya. Jeeva, Solomon, et al. 2012. “Intra-specipic variation of bioactive principles in select members of the genus Clerodendrum L. Nagercoil”. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research.



44



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



45







46



Herbarium dari dalam ITB



Kelompok 5 Sonchus arvensis L.



47



1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Sonchus Spesies : Sonchus arvensis L. Nama sinonim : Hieracium arvense Nama resmi : Tempuyung Nama daerah : Galing, lampenas, rayana Nama asing : Sowthistle, swine thistle, niu she tou 2. Habitus Batang



Morfologi : Herba menahun dengan tinggi 0,65-2 m. : Bersegi, berlubang, bergetah putih, percabangan monopodial, berwarna



Daun



hijau keputih-putihan. : Tunggal, di bagian bawah membentuk roset akar, berbentuk lonjong dan lanset, tepi daun dentatus, ujung daun akutus, pangkal daun aurikulatus, panjang 5-50 cm dengan lebar 5-10 cm. : Majemuk, berbentuk malai, kelopak bunga berbentuk lonceng berbulu



Bunga



dengan panjang tangkai ±8 cm, berwarna hijau keputih-putihan, panjang



3.



Buah



mahkota bunga 2-2,5 cm berbentuk jarum dan berwarna putih atau kuning. : Buah berbentuk kotak, berusuk 5 dan berambut, berwarna hitam, panjang



Biji Akar



4-4,5 mm. : Kecil, berbentuk jarum, berwarna hitam. : Tunggang, berwarna putih kotor.



Kegunaan Tempuyung digunakan untuk mengobati batu empedu dan batu saluran kencing (diuretik / prostat). Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi sehingga dapat membuat batu ginjal yang berupa kalsium karbonat tercerai. Kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat, karbonat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal hingga endapan batu ginjal larut dan keluar bersama urin. Salah satu cara mengonsumsinya adalah dengan membuat serbuk dari daun tempuyung kemudian ambil sekitar 10-20 g untuk direbus menggunakan panci infus dalam air dengan suhu 90oC selama 15 menit hingga mengeluarkan banyak uap. Kemudian saring dalam keadaan panas dan minum sehari dua kali tiap setengah ramuan.



4. Daftar Pustaka



48



Napitupulu, Rumonda, dkk. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup. Jakarta: BPOM RI. Halaman 86. Winarto, W. P. 2004 Tempuyung: Tanaman Penghancur Batu Ginjal. Bandung: Agromedia Pustaka. Halaman 44-45.



49



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







50



Herbarium dari luar ITB



51



Kelompok 6 Acalypha hispida Burm. f. 1.



Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Acalypha Spesies : Acalypha hispida Burm. f. Nama sinonim : Acalypha densiflora Blume. Nama resmi : Ekor kucing Nama daerah : Tali anjing (Sunda), ikut lutung (Bali), lofoti (Maluku) Nama asing : Gou wei hong (Cina), chenile plant, red–hot cattail (Inggris), ekor kucing (Melayu)



2.



Morfologi Habitus



: Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m.



Batang



: Bulat, tipe percabangan simpodial, permukaan kasar, berwarna cokelat kehijauan.



Daun



: Tunggal, bertangkai panjang, letak berseling, helaian daun berbentuk bulat telur atau lonjong, ujung runcing (akutus), pangkal tumpul, tepi bergerigi (seratus), pertulangan menyirip, panjang 12-20 cm, lebar 6-16



Bunga



cm, berwarna hijau muda. : Berkelamin tunggal dalam satu pohon, bunga betina berkumpul dalam satu karangan berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentuknya bulat panjang menjuntai kebawah, berwarna merah, berdiameter 1-1,5 cm,



Buah Biji Akar 3.



panjang 20-50 cm. : Bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. : berbentuk bulat, kecil, berwarna putih kecokelatan. : Tunggang, berwarna putih kecokelatan. Kegunaan Ekor kucing atau Acalypha hispida memiliki rasa manis dan memiliki khasiat



pada bagian bunga, daun dan akarnya. Kandungan kimia dari tanaman ini diantaranya, daunnya mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin. Bagian bunga digunakan untuk pengobatan sebagai penawar muntah darah, radang usus, luka luka kecil, mimisan, dan cacingan. Pemakaiannya dengan cara mengambil bunganya dan kunyah mentah bersama daun kari dan daun pinang muda. Bagian akar digunakan untuk pengobatan penawar batuk berdarah.



52



Pemakainnya dengan cara mengambil akarnya lalu rebus, setelah itu minum air rebusan tersebut. Bagian daun digunakan untuk pengobatan sakit kulit vitiligo, sakit kusta, batuk darah, luka berdarah, dan sariawan. Untuk cara pemakain pada sakit kulit (vitiligo) dengan cara cuci segenggam daun segar, dan kencur seukuran ½ ibu jari sampai bersih lalu tumbuk sampai halus. Balurkan pada bagian tubuh yang terkena sakit kulit (vitiligo) lalu balutkan. Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka, lalu balut dengan kain perban. 4. Daftar Pustaka Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid II. Jakarta: Trubus Agriwidya. Halaman 62. Mahendra, B & Fauzi Rahmat Kusuma, 2005. Kumis Kucing. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Utami, Prapi. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: AgroMedia



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



53







54



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 7 Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.



55



1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Ortosiphon Spesies : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Nama sinonim : Ortosiphon stamineus Benth. Nama resmi : Kumis kucing Nama daerah : Remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koneng (Madura), giri-giri Nama asing



marah (Sumatera) : Java tea (USA), misai kucing (Melayu), yaa nuat maeo (Thailand), kabling parang (Filipina), mao xu cao (Tiongkok), cat whiskers (England)



2. Morfologi Habitus



: Herba atau terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 1-2 m.



Batang



: Berkayu, bersudut segi empat (quadrangularis), permukaan batang



Daun



licin (laevis), percabangan simpodial. : Daun tunggal, filotaksis daun dekusatus, tulang daun menyirip (peninervis), berbentuk bulat telur (ovatus), ujung daun meruncing (akuminatus), tangkai petiolatus, tepi daun bergerigi (seratus), tidak mempunyai stipula, permukaan daun licin (laevis).



Bunga



: Perbungaan rasemosa, bunga biseksual, tumbuh di terminal batang, bentuk geometris bunga zigomorf yang pistilum (putik) lebih panjang dari stamen (benang sari), bunga dengan 4 stamen dan 1 pistilum, bilabiatus, periginus (ovarium superus atau semi inferus), letak filamen



Buah



basifiks, letak ovarium superus. : Kotak berbentuk bulat telur, berwarna hijau, setelah tua berubah



Biji Akar



menjadi cokelat gelap. : Kecil, saat muda berwarna hijau setelah tua menjadi hitam. : Tunggang.



3. Kegunaan Tanaman kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-0,06%. Minyak atsiri tersebut terdiri dari 60 macam sesquiterpens dan senyawa fenolik. 0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan utama sinensetin, eupatorin, skutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin, glikosida flavonol, turunan asam kafeat (terutama asam rosmarinat dan asam 2,3-dikaffeoil tartarat), metilripariokromen A 6-(7,8-dimetoksi-



56



2,2-dimetil



[2H,1-benzopiran]-il),



saponin



dan



garam



kalsium



(3%),



serta



myoinositol.4,9,13). Berikut akan dijelaskan beberapa contoh penggunaan tanaman kumis kucing untuk pengobatan. a Batu ginjal Kalium pada tanaman obat kumis kucing berkhasiat diuretik (memperlancar buang air kecil) sehingga dapat mencegah dan membantu melarutkan batu ginjal. Bahan yang digunakan yaitu daun kumis kucing 11 lembar, kencur 5 biji, jahe merah 1 jari tangan, dan beras direndam dulu selama 3 jam ¼ gelas. Sedangkan, cara pembuatannya adalah semua bahan dicuci sampai bersih, lalu direbus bersamaan dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Angkat dan saring. Ramuan b



ini diminum 3 kali sehari masing-masing ½ gelas sesudah makan. Hipertensi Kandungan kalium dalam tanaman kumis kucing dapat merangsang pengeluaran cairan dalam tubuh. Jika proses pengeluaran cairan dalam tubuh lancar maka tekanan darah akan turun. Cara membuatnya, yaitu cuci 30 gram herba segar kumis kucing, herba daun sendok dan rumput lidah ular. Rebus di dalam 3 gelas air sampai hanya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring airnya lalu diminum setengah gelas sebanyak dua kali sehari.



4. Daftar Pustaka Anonim. 1980. Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan RI. Arisandi, Yohana & Yovita Andriani. 2008. Khasiat Berbagai Tanaman Obat untuk Pengobatan. Jakarta: Eska Media. Dwiyanto. 2009. Ramuan Tradisional. Yogyakarta: Quills Publisher. Hidayat, Syamsul dan Rodame M. Napitupulu. 2015. Kitab Tanaman Obat. Jakarta: AgriFlo. J. Kloppenburgh–Versteegh. 2006. Tanaman Berkhasiat Indonesia volume I, Alih Bahasa dan Saduran: drh. J. Soegiri, Prof.Dr.drh.Nawangsari. IPB Press. Singh, Gucharan. 2010. Plant Systematics An Integrated Approach. New Delhi: Science Publishers.



57



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



58







59



Herbarium dari luar ITB



60



Kelompok 8 Plantago major L. 1.



Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Plantaginales Famili : Plantaginaceae Genus : Plantago L. Spesies : Plantago major L. Nama sinonim : Plantago borysthenica Wissjul. , Plantago dregeana Decne., Plantago gigas H.Lev. Nama resmi : Ki urat Nama daerah : Daun sendok, ki urat, sangka buah Nama asing : Common plantain, broad-leaved plantain, lanting 2. Morfologi Habitus Batang



: Herba tahunan dengan tinggi 15-20 cm. : Pendek, bulat dan berwarna cokelat. Biasanya batang ini berada dibawah permukaan tanah sehingga yang tampak dari luar seperti tidak



Daun



memiliki batang. : Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun ovatus sampai lanset melebar, tepi rata, permukaan daun licin (laevis), pertulangan melengkung, panjang sekitar 5-10 cm, lebar 4-9



Bunga



cm, berwarna hijau. Ada stipula, ujung daun runcing (akutus). : Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30



cm , kecil-kecil berwarna putih. Bunga biseksual, sepal berbentuk



elips sampai bulat, mahkota bunga 2-4 mm, ovarium superior, stamen Buah



berada di dalam mahkota bunga. : Buah lonjong atau bulat terlur, berisi 2-4 biji berwarna hitam dan



Biji Akar



keriput. : Panjang berbentuk elips berwarna kecokelatan sampai hitam. : Serabut berwarna putih.



3. Kegunaan Dalam



dunia



kefarmasian,



Plantago



major



sudah



diuji



aktivitas



farmakologinya seperti dapat menyembuhkan luka yang bengkak, antiinflamasi, antioksidan, antibiotik. Selain itu Plantago major dapat menyembuhkan bisul. Siapkan 3 tanaman daun sendok dan gelas air lalu direbus hingga memperoleh 1 gelas, diminum sehari satu kali satu gelas. Lalu daun sendok dapat digunakan untuk



61



mengobati rematik dengan dibentuk pasta dan dioleskan pada daerah yang sakit dan diperbaharui setiap 3 jam sekali. Daun sendok dapat dijadikan obat wasir dengan 1 genggam daun sendok lalu 7 helai daun wungu segar serta 100 ml air, dibuat infus atau diseduh dan diminum 1 kali sehari sebanyak 100 ml dalam kurun waktu 14 hari. 4. Daftar Pustaka Prota. 2008. Plant Resources of Tropical Africa 11 Medical Plant 1. Wageningen: Backhuys. Ki Seger Waras. 2011. Pijat Refleksi dan Obat Herbal. Surabaya : Karya Ilmu.



62



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB







63



Herbarium dari luar ITB



Praktikum Shift Jumat Kelompok 1



64



Piper sarmentosum Roxb.



1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnolidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper sarmentosum Roxb. Nama sinonim : Macropiper sarmentosa, Piper brevicaule Nama resmi : Sirih tanah Nama daerah : Karuk, cabean, kado-kado Nama asing : Wild pepper, wild betel, chaa pluu, chabai, kadok batu



2. Morfologi Habitus Batang



: Herba : Batang berbentuk bulat (silidris), berkayu, beruas, halus, hijau muda



Daun



hingga tua. : Tunggal, letak daun tersebar (alternate), tepi daun rata (integer), bentuk daun kordatus, ujung daun meruncing (akuminatus), permukaan



Bunga



daun mengkilap (nitidus), tulang daun menjari (peninervis). : Majemuk, bentuk bulir (spika), di ketiak daun, tangkai silindris, panjang ± 2 cm, stamen banyak, ruang sari dua, stigma putih,



Buah



berukuran kecil, bunga berwarna putih kehijauan. : Lonjong, panjang ± 4 cm, berwarna hijau pucat ketika masih muda dan setelah tua berwarna hitam, permukaan buah tidak rata



Biji Akar



(membentuk tonjolan- tonjolan). : Bulat, kecil, dan berwarna putih. : Tunggang dan berwarna putih pucat.



3. Kegunaan Beberapa bagian dari tanaman Piper sarmentosum ini dapat digunakan sebagai bahan obat tradisonal seperti akarnya dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi, peluruh air seni dan batu empedu. Sedangkan daunnya, dapat dimanfaatkan untuk mengobati perut kembung, gangguan pencernaan, diare, disentri, gejala iritasi usus, gastritis, asma, mengurangi flu, dan mengurangi demam. Buah dan daun karuk



65



mengandung saponin, polifenol, dan flavanoid. Kandungan daun dan buah karuk diantaranya saponin, polifenol, dan flavoniod sedangkan kandungan dari karuk lainnya diantaranya adalah kalsium, kalium, karoten, magnesium, niacin, vitamin B1, B2, dan C yang dikenal sebagai antioksidan yang alami. Cara penggunan Piper sarmentosum, yaitu sebagai berikut: untuk mengobati asma, lumatkan 5 lembar daun karuk hingga menyerupai bubur, lalu campurkan dengan setengah gelas air panas. Saring, lalu diminum sehari dua kali. Biasanya, sesak nafas tersebut akan terhenti tak sampai seminggu. Sementara untuk mengobati batuk, ambil daun karuk yang tua sebanyak 5 lembar. Masukkan ke dalam air panas sebanyak 3/4 gelas. Boleh juga ditambahkan madu. Lalu diamkan hingga airnya menjadi hangat kuku, baru diminum. Lebih baik jika daunnya disuir atau ditumbuk hingga halus. Minum tiap pagi dan sore. Selain itu, untuk mengobati sakit kepala, tumbuk daun karuk lalu jadikan bahan lulur atau param kulit, lalu tempelkan pada kepala yang sakit dan untuk mengobati sakit gigi, kunyah akar karuk bersamaan dengan pinang dan jahe kecil.



4. Daftar Pustaka Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi Institut Teknologi Bandung. Halaman 68 dan 3-50. Hoon, Chay Than, Hwe Ling Koh dan Chua Tung Kian. 2009. An Ilustrated, Scientific and Medicinal Approach. Singapura: World Scientific. Halaman122-123. Jacobsen, Nephyr dan C. Pierce Salguero. 2013. Thai Herbal Medicine Traditional Receipes for Health & Harmony. United Kingdom: Findhorn Press. Halaman 151. Permadi, Adi. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Bunda. Halaman 29. 5.



Herbarium 



66



Herbarium dari dalam ITB







67



Herbarium dari luar ITB



68



Kelompok 2 Anredera cordifolia (Ten.) Steenis 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Hamamelidae Ordo : Caryophyllales Famili : Basellaceae Genus : Anredera Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis Nama sinonim : Boussingaultia cordifolia, Boussingaultia



basselloides,



dan



Boussingaultia gracilis Miers Nama resmi : Binahong Nama daerah : Gendola, kandula, uci-uci, gendele, lembayung, rinutu, tatabue, Nama asing 2. Morfologi Habitus Batang



poiloo, garang-garang, dan duyumu : Heartleaf madeira vine, madeira vine, dan teng san chi : Semak perennial, tanaman yang melilit atau memanjat : Tidak berambut (glabrus). Batang muda berwarna hijau atau kemerahan, bentuk bulat, saat dewasa tampilan batang menjadi seperti tali dan warnanya menjadi cokelat keabuan, batang terdapat umbi warty berwarna cokelat keabuan atau kehijauan dengan panjang 1-10 cm, namun biasanya hanya mencapai 2-3 cm, umbi terbentuk pada



Daun



nodus sepanjang batang yang lebih tua. : Susunan daun tersebar (alternate), sedikit berdaging (semi-succulent), tidak berambut (glabrus), kadang tampak mengkilat (nitidus), tangkai daun (petioles) yang panjangnya 5-20 mm, bentuk daun hati (kordatus) atau berbentuk bulat telur (ovate) dengan ujung yang sedikit berlekuk (emarginatus). Panjang daun mencapai 2-15 cm dan lebarnya 1,5-10



Bunga



cm. Ujung daunnya akutus atau obtuse apex. : Bunga majemuk berbentuk rasemus atau malai panjang berukuran 630 cm yang tumbuh dari axil daun paling ujung. Setiap tandan bunga memiliki banyak bunga kecil berwarna putih atau krim yang harum dengan ukuran sekitar 5 mm. Bentuk bunganya seperti bintang dan memiliki 5 kelopak (mahkota atau segmen perhiasan bunga) dan muncul di batang pendek



(pedicles) yang panjangnya 2-3 mm.



Memiliki 5 stamen dan 1 stigma dengan ujung tangkai bercabang tiga dan tiga stigma kecil. Panjang kelopak 2-3 mm, sedikit berdaging,



69



keras, dan akan berubah warna menjadi cokelat tua atau hitam seiring waktu. : Tidak ada. : Tidak ada. : Akar tunggang, berdaging lunak, dan berwarna cokelat.



Buah Biji Akar



3. Kegunaan Daun binahong (A. cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki kandungan senyawa aktif berupa terpenoid, saponin, fenol, minyak atsiri, dan flavonoid. Oleh karenanya, binahong dalam farmasi memiliki kegunaan untuk membantu pengobatan luka, tipus, maag, radang usus, ambeien, pembengkakan, pembekuan darah, rematik, luka, memar, asam urat, stroke, dan diabetes mellitus. Cara penggunaanya adalah dengan merebus daun binahong. Kemudian rebusan akarnya juga dapat dimanfaatkan untuk menegeringkan luka bekas operasi. Penelitian Tshikalange (2004) menunjukkan bahwa ekstrak air dan kloroform akar binahong (A. cordifolia (Ten.) Steenis) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi hambat minimumnya sebesar 60 mg/ml. Studi yang lainnya juga menunjukkan bahwa daun binahong memilki potensi dalam mengatasi diabetes mellitus dan menurunkan kolestrol darah. Zat yang berperan dalam menurunkan gula darah adalah flavonoid. Jadi flavonoid memiliki cincin benzena dan gugus gula yang reaktif terhadap radikal bebas. Gugus gula inilah yang menangkap radikal bebas penyebab diabetes. 4. Daftar Pustaka Navie, Sheldon and Steve Adkins. 2016. "Factsheet - Anredera Cordifolia (Madeira Vine)". Rochani, Nita .2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Candida albicans Serta Skrining Fitokimianya. Utami, dr. Pratiwi dan Puspaningtyas, Desty Evira. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Halaman 36-38.



70



5. Herbarium 



71



Herbarium dari dalam ITB







72



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 3 Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnoliidae Ordo : Magnoliales Famili : Annonaceae Genus : Cananga Spesies : Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson Nama sinonim : Canangium odoratum Nama resmi : Kenanga Nama daerah : Kananga, sandat, selanga Nama asing : Siang sui su, ylang-ylang 2. Morfologi Habitus Batang



: Habitus kenanga bisa berupa pohon atau perdu. : Berkayu, berbatang besar dengan diameter 0,1-0,7 meter berwarna kecokelatan kehijauan, pada waktu muda mempunyai batang yang getas (mudah patah), penampang bulat (silindris), bercabang dengan percabangan simpodial. : Merupakan daun tunggal, susunan daun alternate, distikha, permukaan



Daun



mengkilap (nitidus), ujung meruncing (akuminatus), berwarna hijau, pangkal runcing (akutus), tepi rata (integer), urat daun menyirip (peninervis) dan berbentuk lonjong. : Merupakan bunga majemuk, perhiasan bunga dapat dibagi dalam



Bunga



banyak bidang simetri (aktinomorf), aromatis, sistem pebungaan rosemosa, bunga hipogenus, ovarium superus, kaliks terdiri dari 3 Buah



sepal, korola terdiri dari 6 petal, dan terdapat banyak stamen. : Buah buni, berbentuk bulat telur terbalik, berwarna hijau ketika muda



Biji Akar



dan hitam ketika tua. : Biji berbentuk bulat, pipih, berkulit keras, berwarna cokelat. : Akarnya merupakan sistem perakaran tunggang.



3. Kegunaan Dalam dunia kefarmasian, tanaman kenanga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan sesak nafas, malaria, dan bronkhitis. Bunga kenanga mengandung asam



73



benzoat, farnesol, 0,88 % geraniol, 5,97 % linalool, bensin asetat, eugenol, safrol, kadinen, dan pipen. Untuk pengobatan penyakit malaria, bahan yang dibutuhkan adalah tiga kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan. Bunga yang sudah kering tersebut diseduh dengan satu gelas air panas dan ditutup rapat. Setelah dingin, airnya disaring dan diminum secara teratur. Untuk pengobatan sesak nafas, segenggam bunga 1 kenanga dan 1 2



sendok gula putih direbus dengan air panas hingga airnya tersisa



setengah gelas. Airnya disaring kemudian diminum teratur tiap pagi dan sore hari. Untuk pengobatan penyakit bronkhitis, dua kuntum bunga kenanga direbus dengan satu gelas air panas hingga mendidih dan airnya tersisa setengah gelas. Air hasil rebusan diminum secara rutin setiap pagi dan sore hari.



4. Daftar Pustaka A.N.S, Thomas. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius. Hariana, Arief. 2013. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Hidayat, Syamsul. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo. Yuliani, Sri. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta: Penebar Swadaya.



74



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



75







Herbarium dari luar ITB



Kelompok 4



76



Piper betle L. 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnolidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper betle L. Nama sinonim: Chavicaauriculata Miq., C. betle Miq., Artanthehixagona Nama resmi : Sirih Nama daerah : Seureuh (Sunda), sedah, suruh (Jawa), sere (Madura) Nama asing : Ju jiang (Cina), betel, betel nut (India), ikmo, itmo, buyo-anis (Filipina) 2. Morfologi Habitus



: Habitus merupakan perdu.



Batang



: Batang bulat memanjang, tinggi mencapai 5-15 m, tumbuh menjalar atau merambat, beruas, berbuku dengan jarak 5-10 cm, memiliki pertunasan, berwarna kecokelatan hingga kehijauan.



Daun



: Daun berbentuk bulat oval atau telur (obovatus), pangkal daun kordatus, pertulangan menyirip (peninervis), tepi rata (integer), lebar 2-10 cm, panjang 5-15 cm, berwarna kehijauan muda hingga tua, merupakan daun tunggal. : Bunga majemuk, perbungaannya bulir (spika), terletak pada cabang



Bunga



daun yang berhadapan. Bulir lengkap yaitu bulir jantan dan betina, bulir jantan panjang 1-3 cm, benang sari pendek, sedangkan bulir betina panjang 2-6 cm dan panjang kepala putik 3-5 cm, umumnya Buah



bunga berwarna merah muda hingga kemerahan tua serta keputihan. : Buah berbentuk bulat telur kecil, bagian ujung gundul, berwarna



Biji



abu–abu hingga kehitaman, dan terdapat bulu banyak. : Memiliki biji berbentuk bulat, pipih, dan berwarna kehitaman yang



Akar



mencapai sekitar 10-20 biji per buahnya. : Akar tunggang, berbentuk bulat memanjang.



3. Kegunaan Daun sirih telah digunakan selama berabad-abad. Pada mitologi pengobatan Cina, daun sirih dikatakan untuk detoksifikasi, antioksida, dan antimutasi. Ada beberapa penelitian pada daun sirih yaitu ektstrak daun, fraksi, dan senyawa murni yang ditemukan pada daun sirih berperan dalam kebersihan mulut (oral). Selain itu



77



dapat juga berperan sebagai antidiabetik, kardiovaskular, anti inflamasi, anti ulkus, melindungi hati, anti infeksi, dan lain sebagainya. Daun sirih telah dijelaskan dari zaman kuno merupakan daun yang memiliki sifat



stimulo-karminatif



aromatik,



astringent,



dan



afrodisiak.



Daun



sirih



memproduksi minyak atsiri aromatik yang mengandung gugus fenol yang disebut chavicol. Chavicol mempunyai kandungan antiseptik. Efek farmakologi dari mengunyah daun sirih adalah meningkatkan stimulasi otot dan mental, meningkatkan laju air liur (saliva). Daun dari Piper betle umumnya digunakan sebagain penyegar mulut setelah makan. Pada pengobatan tradisional, daun sirih umum digunakan sebagai antiseptik dan untuk penyembuhan luka. Minyak atsiri dari daun sirih dapat digunakan sebagai bahan baku industri untuk pembuatan obat-obatan, parfum, penyegar mulut, tonik, bahan tambahan makanan (aditif), dan lain lain. Ekstrak daun sirih menunjukkan efek positif dalam menurunkan tingkat pertumbuhan beberapa tumor pada hewan. Ektrak daun sirih menghambat awal munculnya DMBA yang menginduksi karsinogenesis payudara pada tikus. Namun, tidak menghambat pertumbuhan tumor yang telah muncul pada payudara tikus. 4. Daftar Pustaka Baldwin, Roger. 1979. Hawaii’s Poisonous Plants. United States: Petroglyph Press. hal 88 S.Sripradha. 2013. Betel Leaf – The Green Gold. Saveetha Dental College: Chennai. (online). http://www.jpsr.pharmainfo.in/Documents/Volumes/vol6issue01/jpsr060114 09.pdf. Diakses pada tanggal 14 November 2016 pukul 10.15. Toprani, Rajendra, dan Daxesh Patel. 2013. Betel Leaf: Revisiting The Benefits Of An Ancient Indian Herb. (online). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles /PMC3892533/. Diakses pada tanggal 14 November 2016 pukul 10.15.



78



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



79







80



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 5 Strobilanthes crispa Blume.



1. Taksonomi Kingdom



: Plantae



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Subkelas



: Asteridae



Ordo



: Scrophulariales



Famili



: Acanthaceae



Genus



: Strobilanthes



Spesies : Strobilanthes crispa Blume. Nama sinonim : Sericocalyx crispus (L) Bremex Nama resmi : Keji beling Nama daerah : Daun picah beling (Jakarta), daun keji beling, enyoh kelo (Jawa Tengah), sambang geteh (Jawa), remek daging, reundeu beureum Nama asing



(Sunda), dan lire (Ternate). : Fenugreek



2. Morfologi Habitus Batang



: Semak dengan tinggi sekitar 0,5 – 1 m. : Batang dengan percabangan monopodial, berbentuk bulat (silindris),



Daun



berambut kasar, dan berwarna hijau. : Daun tunggal, tangkai pendek, filotaksis opposita, helaian daun lanset atau hampir jorong (eliptikus), tepi bergerigi (seratus) atau beringgit (krenatus), ujung daun meruncing (akuminatus), pangkal daun runcing (akutus), permukaan berambut pendek (hispidus), tulang daun menyirip (peninervis). Daun dengan panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, berwarna



Bunga



hijau. : Perbungaan majemuk, bentuk spika, korola berbentuk corong, terbagi



Buah Biji Akar



menjadi 5 petal, panjang 1,5-2 cm, berambut, dan berwarna kuning. : Buah berbentuk gelendong, berisi 2-4 biji : Biji bulat, pipih, berukuran kecil, berwarna cokelat. : Akar merupakan sistem perakaran tunggang.



3. Kegunaan



81



Salah satu manfaat dari Strobilanthes crispus (Acanthaceae) atau biasa disebut keji beling adalah sebagai antikanker. Sebuah penelitian membuktikan bahwa ekstrak kasar tanaman ini bersifat sitotoksik untuk lini sel kanker manusia terutama ada kanker payudara dan kanker prostat. Ekstraknya sendiri dibuat dengan cara daun segar dari S. crispus (6 kg) dipotong dengan penggiling pabrik, lalu dipotong halus dan dimaserasi dengan heksan (20 L) selama tiga hari pada suhu kamar (25-27°C). Setelah mengeluarkan ekstrak heksana, residu kemudian dimaserasi dengan DCM (20 L) selama tiga hari. Ekstrak disaring dan pelarut diuapkan di bawah tekanan rendah pada suhu kurang dari 35 ° C. 4. Daftar Pustaka BMC Complementary and Alternative Medicine. Anticancer activity of a sub-fraction of dichloromethane extract of Strobilanthes crispus on human breast and prostate cancer cells in vitro. (16 Oktober 2016). http://bmccomple mentalternmed.biomedcentral.com/articles/10.1186/1472-6882-10-42. Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Halaman 38-39. Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swdaya. Halaman 155. NCBI. Effects of Strobilanthes crispus Tea Aqueous Extracts on Glucose and Lipid Profile in Normal and Streptozotocin-induced Hyperglycemic rats. (12 Oktober 2016) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16688478. Rudiyanto, Arif. 2015. Katalog Strobilanthes crispus Bl. (15 Oktober 2016) http://biodiversitywarriors.org/isi-katalog.php?idk=3817&judul= Kejibeling.



82



5. Herbarium 



83



Herbarium dari dalam ITB







84



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 6 Abrus precatorius L. 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Abrus Spesies : Abrus precatorius L. Nama sinonim : Abrus frutex Nama resmi : Saga manis Nama daerah : Saga, saga rambat, safa areuy Nama asing : Kenderi (Malaysia), rosary pea (Inggris), black-eyed susan (Inggris) 2. Morfologi Habitus Batang



: Perdu merambat. : Batang bersifat harbaseus, bentuk batang bulat (silinder), dan



Daun



percabangan simpodial. : Daun merupakan daun majemuk menyirip ganda (bipinatus), letak daun berhadapan (opposita), tidak memiliki daun penumpu (stipula), urat daun menyirip (peninervis), bentuk daun jorong (eliptikus), ujung daun membulat (rotundatus), pangkal daun rotundus, tepi daun rata (integer),



permukaan



daun



tidak



berambut



(glabrus),



tekstur



membranous. : Perbungaan rasemosa, bunga majemuk, korola terdiri dari 5 petal,



Bunga



memiliki 9 stamen dan 1 pistilum, merupakan bunga biseksual, bentuk Buah Biji



bunga aktinomorf dan hipoginus, bunga berwarna putih-ungu. : Buah siliqua berupa legum. : Biji kecil, bulat, keras, berwarna merah mengkilap dengan sedikit



Akar



warna hitam. : Akar tunggang yang bercabang dan berwarna cokelat muda.



3. Kegunaan Tumbuhan Saga manis atau Abrus precatorius mengandung beberapa zat kimia seperti abrine, abraline, L(+) hypaphorine, precatorine, chline, trigonelline,



85



squalene, abrussic acid, glycyrrhisic acid. Dalam bidang farmasi tumbuhan saga memiliki beberapa manfaat, yaitu untuk obat infeksi cendawan, skabies, radang kulit bernanah, dan eksim dengan cara pemakaian, yaitu ambil biji saga secukupnya, lalu cuci bersih, dan tumbuk halus. Setelah itu, tambahkan minyak kelapa ke dalam ramuan dan aduk hingga rata. Oleskan campuran itu ke bagian tubuh yang sakit. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai obat Hepatitis dan sakit tenggorokan dengan cara mengambil sekitar 17 gram akar dan batang dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil kemudian direbus 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, hasil rebusan disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas. Serak dan amandel juga dapat diobati dengan tumbuhan saga dengan mengambil sekitar 7 gram daun segar atau 4 gram daun kering dicuci bersih. Daun diseduh dengan ½ cangkir air mendidih dan diamkan beberapa saat. Ketika dingin, saring seduhan itu dan minum sekaligus. 4. Daftar Pustaka Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta: Swadaya. Kapoor, L. D. 2000. Handbook of Ayurvedic Medicinal Plants: Herbal Reference Library. Boca Raton: CRC Press. Maurice, M. Iwu. 1993. Handbook of African Medicinal Plants, Second Edition. Boca Raton: CRC Press. Singh, G. 2010. Plant Systematics-An Integrated Approach (Third Edition). USA: Science Publisher.



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



86







87



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 7 Excoecaria cochinchinensis Lour. 1. Taksonomi Kingdom



88



: Plantae



Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub class : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Excoecaria Species : Excoecaria cochinchinensis Lour. Nama sinonim : Excoecaria bicolor Nama resmi : Sambang darah Nama daerah : Sambang darah, daun lamban, daun remek daging, ki sambang Nama asing : Ji wei mu (Cina), buta-buta (Malaysia), kamlang krabue (Thailand) 2. Morfologi Habitus Batang



: Perdu. : Percabangan simpodial, berkayu, warna cokelat kehitaman, berbuku-



Daun



buku, berbentuk bulat. : Daun tunggal, letak daun berhadapan (opposita), ujung kuspidatus, tepi daun rata (integer), permukaan daun bagian atas berwarna hijau hingga hijau pucat, permukaan daun bagian bawah berwarna merah keunguan, ujung daun obtusus, dasar daun petiolatus, urat daun menyirip (peninervis), tekstur daun tidak begitu tebl ataupun tipis (herbaseous), mengkilap (nitidus), tidak berambut (glabrus). : Berwarna hijau, dalam rasemat terminal, bentuk kapsul, uniseksual,



Bunga



perhiasan bunga dapat dibagi dengan banyak bidang simetri (aktinomorf), kaliks dengan 3 sepal, korola dengan petal 3 sampai 5. : Buah berbentuk kapsul. : Biji berbentuk bundar. : Perakaran tunggang.



Buah Biji Akar 3. Kegunaan



Dalam dunia kefarmasian, sambang darah dapat digunakan untuk mengobati disentri, batuk darah, haid tidak teratur, dan pendarahan yang berlebihan pasca melahirkan. Tumbuhan ini mengandung zat aktif daphnane dan tigliane (diterpene esters) yang berperan dalam aktivitas uterotonik. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah akar, batang, dan daun. Getah daunnya dapat diekstrak menjadi acetone extract atau ethyl acetate fraction. Selain itu, air rebusan daunnya dapat digunakan untuk mengobati disentri dan batuk darah. Untuk mengobati batuk darah, daun perlu ditumbuk terlebih dahulu sebelum kemudian direbus dalam campuran air dan garam. Pendarahan berlebihan saat melahirkan dapat diatasi dengan meminum air rebusan



89



batangnya yang telah dipotong kecil-kecil sebanyak tiga kali sehari. Sedangkan untuk mengobati luka, daun dapat ditumbuk dan diletakkan pada bagian tubuh yang terluka. 4. Daftar Pustaka Gruber, Christian W. dan Margaret O’Brien. 2010. Uterotonic Plants and Their Bioactive Constituents. New York: Planta Med. Quattrocchi, Umberto. 2012. CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous Plants: Common Names, Scientific Names, Eponyms, Synonyms, and Etymology. Florida: CRC Press. Halaman 1709. Singh, Gurcharan. 2010. Plant Systematics an Integrated Approach Third Edition. New Delhi: Science Publisher. Halaman 554. Williams, Cheryll. 2012. Medicinal Plants in Australia Volume 3: Plants, Potions, and Poisons. Kenthurst: Rosenberg Publishing Pty Ltd. Halaman 29.



5. Herbarium 



90



Herbarium dari dalam ITB



91







92



Herbarium dari luar ITB



Kelompok 8 Graptophyllum pictum (L.) Griff 1. Taksonomi Kingdom Divisio Class Sub Class Ordo Famili Genus Species Nama Sinonim Nama Resmi Nama Daerah Nama Asing



: Plantae : Magnoliphyta : Magnoliopsida : Asteridae : Scrophulariales : Achantaceae : Graptophyllum : Graptophyllum pictum (L.) Griff (Cronquist, 1981). : Justicia picta Linn. : Daun ungu : Handeuleum, daun wungu, demung : Kalpueng, balasbas (Filippina), carmantine (Inggris)



2. Morfologi Habitus Batang



: Perdu perrenial tinggi 1,5-3 m. : Berkayu, aerial, cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan beruas



rapat, kulit dan daun berlendir, bagian dalam solid,



percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. : Helaian daun tipis tegar, bentuk bulat telur sampai lanset, ujung



Daun



runcing (akutus), pangkal meruncing (akuminatus), tepi rata (integer), pertulangan peninervis, permukaan mengkilat (nitidus), tunggal, bertangkai pendek, letaknya folia opposita, disthika, panjang 8–20 cm, lebar 3–13 cm, permukaan bawah warnanya ungu. : Bunga majemuk, muncul dari ujung batang (terminalis), tersusun



Bunga



dalam rangkaian berupa tandan yang panjangnya 3–12 cm, warnanya Buah



merah keunguan. : Buah kotak sejati (kapsula), lonjong, warna ungu kecokelatan.



Biji



: Berbentuk bulat, warnanya putih, kadang-kadang pipih berkulit tebal, putih.



Akar



: Tunggang



3. Kegunaan Daun wungu dapat digunakan untuk mengobati sembelit. Bahan yang digunakan adalah 7 helai daun wungu . Daun wungu mengandung saponin, tanin, flavonoid, sitosterol, pektin alkaloid, glikosida dan asam format (Ozaki dkk., 1989).



93



Cara membuatnya yaitu dengan merebus 7 helai daun wungu dan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Cara penggunaannya minum sekaligus pada pagi hari. 4. Daftar Pustaka Simpson, Michael G. 2005. Plant Systematic. Elsivier. Canada: Academic Press Publication. Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan 13. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



94



5. Herbarium  Herbarium dari dalam ITB



95







96



Herbarium dari luar ITB



Group 9 Cinnamomum burmannii (Nees) Bl. 1. Taxonomy Kingdom : Plantae Division : Angiospermae Class : Magnoliophyta Subclass : Magnoliodae Order : Laurales Family : Lauraceae Genus : Cinnamomum Species : Cinnamomum burmannii (Nees) Bl. Synonym name : Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume, K. Cinnamomum burmani, Cinnamomum cylanicura Scientific name : Kayu manis Local name : Kayu manis, padang cassia Common name : Cassia, cinnamon



2. Morphology Habitus Stems



: Tree. : Aromatic, 5 to 15 m in height, dark greyish color of skin of stem, red-brownish color of stems.



Leaves



: Single leaves, pink-purplish to pale red color in early stages of growth, turn green color as it matures, alternate, ellipse shape with entire margin, reticulate apex, smooth surface, bottom surface mealy grayish color.



Flowers



: Bisexual, small, very pale yellow to yellowish color, grow on



Fruits



panicles, 6 petals, 12 stamens. : Black color, taper shape, about 1.5cm in length, have fleshes in fruits, circular shape, dark green for young fruits and turn dark purple



Root Seeds



as it matures. : Tap root. : Short viability, ripe in a shaded nursery bed.



3. Usage Cinnamomum



burmannii



can



be



used



in



traditional



usage,



the



pharmaceuticals, biological activities, and phytochemical constituents. It is traditionally used as a spice. The chemical constituents are mostly cinnamyl alcohol,



97



coumarin, cinnamic acid, cinnamaldehyde, anthocynin, and essential oils together with constituents of sugar, protein, crude fats, pectin, and others. Cinnamomum burmannii is also a tonic, carminative and stimulant. The dried inner bark of the plant is used as flavoring agent in foods, beverages or chewing gums. The distilled bark oil and the oleoresin of the bark of the plant are used in soap and perfume manufacturing. The powdered bark is used to treat nausea, coughs, dyspepsia, gripe, malaria, chest complaints, or flatulence. It is also used alone or in combination to treat diarrhea. The oil of the plant is demonstrated to exhibit analgesic, antibacterial, carminative, and anti-fungal properties. 4. Reference Singh, G. 2010. Plant Sytematics-An Integrated Approach. Third Edition. United State of America: Science Publishers. Chapter 13, page 431.



98



5. Herbarium



99







Herbarium from ITB







Herbarium from outside ITB



100



BAB III PENUTUP Kesimpulan Dapat disimpulkan, bahwa kedudukan masing-masing tanaman dalam makalah ini ditentukan berdasarkan sistem klasifikasi Conqruist. Setiap tanaman yang tertera dalam makalah ini memiliki klasifikasi yang berbeda satu sama lain, mulai dari divisi, kelas, subkelas, ordo, famili, genus, dan spesies. Setiap tanaman yang tertera dalam makalah ini memiliki ciri morfologi yang berbeda satu sama lain, mulai dari habitus, batang, daun, bunga, buah, biji, dan juga akarnya. Ada tanaman yang memiliki akar tunggang; batang berkayu, bulat dan tegak; susunan daun distika, tepi daun krenatus, ujung daun akutus; bunga majemuk membentuk umbela dengan banyak stamen berwarna putih; buah berukuran kecil, keras, dan berwarna cokelat; dan biji yang berwarna cokelat keputih-putihan; seperti pada tanaman Pluchea indica L., dan lain sebagainya. Setiap tanaman dalam makalah ini memiliki kegunaannya masing-masing dalam dunia kefarmasian, yang dapat berasal dari bagian-bagian tanaman tertentu, seperti akar, bunga, daun, batang, buah, maupun bijinya. Kegunaan tersebut dapat bervariasi, mulai dari mengobati diabetes, sakit gigi, luka luar, dan lain sebagainya.



101



LAMPIRAN  Shift Senin Kelompok



Nama Anggota Kelompok



Nama Asisten Kelompok



1



    



Siti Haura (11615001) Jesslyn Aryanti (11615016) Zhafira Ajrina (11615028) Indri Yuliani (11615036) Dimas Adiyuga Negara (11615043)



2



     



Dhea Savira Prananingrum (11615003) Zahra Shofia (11615009) Acep Hendra Punja Unggara (11615012) Ria Ade Rahmawati (11615017) Anastasya Calista Handoko (11615029) Maisha Yushmi Afina (11615037)



3



     



Farah Ayu Indriana (11615004) Naura Sufina (11615010) Intan Sabrina (11615018) Anandito Akbar Nugroho (11615019) Auliyanisa Pramasynta (11615030) Theresia Kirana (11615038)



Annisa Fathadina (11614013)



4



     



Nandy Daud Elghifari (11615005) Ayu Trinita Sihombing (11615011) Indah Sugesti (11615021) Teguh Abrian S.Waruwu (11615022) Cut Yasinta Dewi Nurhasanah (11615031) Desyana Yuharsiwi (11615039)



Arnold Nathaniel (11614003)



5



     



Ariel Arya Mahendra (11615023) Ivon Triani (11615040) Jessica Nathania (11615024) Mariana Irwan (11615032) Stephanie (11615006) Tasya Oesricha Pakki (11615013)



102



Cut Raisa Farathilla (10714032)



Dian Arista (11614024)



Yelian Ansari (10714041)



6



     



Meita Nurgraini Fauziyyah (11615007) Safira Mutia A. (11615014) Drajat Ramdani Dipraja (11615025) Oki Marsela (11615026) Neng Rima L. R. (11615034) Vania Putri Asysyifa (11615041)



7



     



Zafirah Nadya Rahman (11615008) Nd. St. Tamara Chrysanthy (11615015) Ivana Yulianti (11615027) M. Gifari S. (11615033) Teresa Avilla (11615035) Merrdiana Christi (11615042)



Revania (11614018)



Utami Hardianti (11614028)



 Shift Selasa Kelompok



Nama Anggota Kelompok



1



     



Raden Haekal N.F.R. (10715017) Aisyah Amalia Darusman (10715029) Fikri (10715092) Maria Christina (10715045) Siti Romlah Jahja (10715058) Aghnia Nadhira Aliya Putri (10715098)



2



     



Billgerd Tjengal (10715022) Gertrud Aknadya (10715030) Haninda Amalia (10715046) Angelica Ariadne (10715061) Gladys Pinkan L. (10715081) Frenky Prasetya (10715082)



3



     



Davin Adriel (10715027) Antonia Gustiasari (10715001) Yossy Maretha (10715032) Rizka Apriliana K. (10715047) Finni Handayani (10715064 ) Desi Puspaningrum (10715087)



103



Nama Asisten Kelompok



Daniel Semmy (10714006)



Feny Yus Septiani (10714025)



Agung Joyo Gumelar A. (11614030)



4



     



Shelly Vermilion (10715004) Nane Nurhayati (10715036) Faiz Muhammad Hanief Arsyad (10715042) Sandra Fidelia (10715051) Nujaimah (10715066) Sausan Sakinah (10715088)



5



     



Sri Rejeki Tarigan (10715005) Ayu Vania Tobing (10715039) Nadiyah Athifah Salim Martak (10715053) Erick Rene (10715060) Puspa Raksi Nurhananti Mulya (10715067) Resti Saryani (10715093)



6



     



M Tsani Jamil (10715063) Syifa Dina Azzahra (10715039) Mauddy Pusfyta (10715053) Carissa Lesley (10715060) Nabilla Rizkia Fabelle (10715067) Irna Safitri (10715093)



7



     



Yasmin Lathifa (10715016) Yobella Priskila (10715043) Riana Cundasari (10715056) Sulis Setianingrum (10715072) Samuel Gunadi T. (10715074) Siti Riqqah Hassan (10715097)



8



     



Sofira Novarina Zahra (10715018) Jesslyn Chandra (10715044) Sherinda Rizky Sabilla (10715057) Neng Ernawati (10715073) Tommi Fernandez Nababan (10715080) Mega Ainun Nisa (10715100)



Rima Yunita (10714014)



Dzakiya Z. (10714001)



Watini (11614023)



Trivia Clarisa (10714088)



Ferica (10714076)



 Shift Jumat Kelompok



104



Nama Anggota Kelompok



Nama Asisten Kelompok



1



     



Tasya Maraya Ulfah (10715002) Muhammad Afchohi Burhan (10715003) Helbert Hoesada (10715023) Meyliana Taslim (10715033) Syahnas Shifanurani Nusantaraji (10715055) Khusnul Khotimah (10715084)



2



     



Melisa Lidya Situmorang (10715006) Muhammad Sayyid Naufal (10715008) Putu Chandra Maheswari (10715025) Angel Gracella (10715034) Mefani Prasvika (10715062) Talitha Ulrica (10715086)



3



     



Hanifah (10715007) Azkia Khairunnisa (10715019) Timothy (10715026) Silvinia (10715037) Nadila Yuliza W. (10715065) Ditta Auliya M. (10715089)



4



     



Jessica Seanjaya (10715009)) Nayla Rabila Firly (10715020) Panca Mustikasari (10715038) Reihan Rivai Putra (10715050) Adhani Praderika Nafila W (10715070) Cornelia (10715090)



5



     



Aldi Budiman (10715059) Dita Pratama (10715010) Margareth Putri Damai R. M. (10715021) Jessica Benita Nathania P. (10715040) Rahmatul Fajri (10715076) Silmi Kaafah (10715096)



6



     



Irsya Ayu Lianingrum (10715011) Sheila Gloriana Ardianti (10715024) Cindy Devina (10715048) Mutiara Hasanah (10715068) Andrian Hartanto (10715077) Faqihatul Mahmudah (10715091)



105



Mentari (10713030)



Vaniarta (10714026)



Nur Ulfa Anisah (10713066)



Shelvy Happyniar T. (10713052)



Siti Winarsih (10713022)



Sri Ngenana (10714010)



7



     



Nita Sapitri (10715015) Andaru Bima Sakti (10715085) Ghina Rafiasti (10715075) Almira Fathadina (10715031) Fitri Siti Dzurriyyah A (10715098) Vina Nurhaliza (10715052)



8



      



Faranadya Hade (10715013) Zahra Jehan Rizanna (10715028) Deandra Imarizani Firadita (10715049) Friniva Atika (10715071) Lukman Solihin (10715079) Jovita Aileen Ramadhani (10715095) Saffana Haniyya (10715099)



9



   



Evelyn Ngu Jin Tin (11615701) Teo Kar En (11615702) Izzah Hamizah Tada (11615703) Uma Shangkari Pattu (11616761)



106



Eva Maulina Putri (10713023)



Annisa Nurjanah (10713048)



Raudhatul Hassanah Azahar (1614762)