Jawaban PBL 2a Blok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A-4-years-old female patient accompanied by her aunt come to a dental clinic to consult about her lip and palate condition. She has cleft on her upper lip and palate since she was born. Her aunt said that her mother often got ill and took medication without a doctor’s prescription during pregnancy. The patient’s physical examinations revealed that she is skinny, the size of her upper jaw is small, and asymmetry, furthermore the number of her teeth is less than normal. She feels unconfident and inferior because of her condition. According to her aunt, both of her parents feel embarrassed due to their child's condition.



Pasien perempuan usia 4 tahun yang ditemani bibinya datang ke klinik gigi untuk berkonsultasi tentang kondisi bibir dan langit-langitnya. Dia memiliki celah di bibir atas dan langit-langitnya sejak dia lahir. Bibinya mengatakan bahwa ibunya sering jatuh sakit dan minum obat tanpa resep dokter selama kehamilan. Pemeriksaan fisik pasien mengungkapkan bahwa dia kurus, ukuran rahang atas kecil, dan asimetris, serta jumlah giginya kurang dari normal. Dia merasa tidak percaya diri dan rendah diri karena kondisinya. Menurut bibinya, kedua orang tuanya merasa malu dengan kondisi anaknya. 1. Kelainan apa pada kasus? (vito) 2. Bagaimana epidemiologi kasus? Global Kondisi sumbing ditemukan dalam 1 dari 700 kelahiran secara global. Prevalensinya di dunia berkisar antar 7,94–9,92 per 10.000 kelahiran. Di Amerika Serikat, sumbing merupakan defek kongenital kedua tersering dengan jumlah kasus 4.437 kasus setiap tahunnya. Di Indonesia, Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, persentase anak usia 24 – 59 bulan yang mengalami sumbing adalah 0,08%. Studi retrospektif di Belanda pada tahun 2011 menemukan bahwa angka mortalitas pada kasus sumbing adalah 2,09%. Penelitian restrospektif di Inggris juga menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu 36 per 1000 kasus. Usia median mortalitas pada kasus sumbing adalah 5 bulan.



Indonesia Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, persentase anak usia 24 – 59 bulan yang mengalami sumbing adalah 0,08%.



Mortalitas Studi retrospektif di Belanda pada tahun 2011 menemukan bahwa angka mortalitas pada kasus sumbing adalah 2,09%. Mortalitas ini disebabkan oleh defek kongenital pada jantung, paru-paru, sistem saraf, atau penyakit infeksi. [25] Penelitian restrospektif



di Inggris juga menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu 36 per 1000 kasus. Usia median mortalitas pada kasus sumbing adalah 5 bulan. [26] 3. Etiologi kasus? (Arkhab)   



 Terpapar asap rokok, selama hamil baik sebagai perokok pasif maupun aktif Memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkhohol selama hamil Genetic, asam folat, rokok, alcohol, stres



   



Mengalami obesitas selama hamil Mengalami diabetes sebelum hamil Mengalami kekurangan asam folat selama kehamilan Mengonsumsi obat untuk mengatasi kejang, seperti obat topiramate atau asam valproat, obat kortikosteroid, obat retinoid, methotrexate, selama trimester pertama kehamilan



 Sumbing dapat menjadi bagian dari suatu sindrom kongenital, Bibir sumbing yang tidak berkaitan dengan sindrom dapat disebabkan oleh mutasi genetik (gen IRF6, MAFB, ABCA4, MSX1, VAX1, atau gen lain yang terlibat dalam jalur transduksi sinyal Wnt (Wnt signaling pathway). Faktor lain yaitu merokok saat kehamilan, defisiensi vitamin atau asam folat, konsumsi alkohol selama kehamilan, paparan zat dan penggunaan obat-obat tertentu selama kehamilan. 



4. Patofisiologi kasus? (rizkyta)  sumbing ini berkaitan dengan proses embriologi terbentuknya struktur wajah. Kegagalan penyatuan tulang maksilaris dengan tulang palatum dan tulang nasal  5. Klasifikasi kasus? 6. Tanda dan gejala dari kasus? (Ihsan)   



 Adanya celah di bibir bagian atas atau di langit-langit mulut yang bisa terjadi di salah satu sisi atau kedua sisi Adanya celah yang terlihat seperti sobekan kecil dari bibir ke gusi atas dan langit-langit mulut hingga ke bawah hidung……. Adanya celah pada langit-langit mulut yang tidak memengaruhi tampilan wajah



     



Adanya perubahan bentuk hidung akibat celah yang terbentuk di bibir atau langitlangit mulut Adanya gangguan pertumbuhan gigi atau susunan gigi yang tidak teratur  Kesulitan menyusui Kesulitan menelan dan memiliki potensi keluarnya cairan atau makanan dari hidung Suara berbicara melalui hidung Infeksi telinga kronis



7. Ditinjau dari aspek psikologis apakah yang terjadi dan bagaimana peran orang tua? (rilla) 8. Bagaimana cara mendiagnosis kasus tersebut? (avriel) 9. Akibat kelainan tersebut terhadap fungsi rongga mulut dan keadaan umumnya? (marcell)  Masalah yang dapat diderita penderita mulai dari bentuk anatomis wajah yang tidak simetris, masalah gizi, terbatasnya pendengaran dan berbicara, rentan terhadap infeksi telinga, gigi geligi yang tumbuh tidak teratur, dan yang paling penting yaitu masalah estetik dari penampakan wajah yang dapat berpengaruh dengan perkembangan psikologis dan mental penderita.



 kesulitan asupan nutrisi dan fungsi bicara, Gangguan asupan nutrisi disebabkan oleh celah di bibir atau palatum menyebabkan bayi sulit menghisap atau makan makanan cair, yang kemudian dapat menimbulkan masalah lain yaitu kekurangan gizi dan berat badan yang sulit naik



10. Gambaran klinis dari kasus? 11. Pencegahan kasus? (Mayang) 1. Mengonsumsi makanan bergizi. 2. Berhenti merokok. 3. Hindari paparan asap rokok. 4. Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol. 5. Mengontrol kadar gula darah. 6. Mengontrol berat badan. 7. Hindari obat-obatan tertentu.   







 Melakukan pemeriksaan genetik ke dokter jika ada anggota keluarga yang mengalami bibir sumbing Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur Menjalani gaya hidup sehat selama hamil, seperti mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta mengandung asam folat, menjaga berat badan sehingga tidak mengalami obesitas selama kehamilan, tidak merokok, serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol Tidak menggunakan obat atau suplemen secara sembarangan, tanpa anjuran dokter



12. Obat obatan yang menjadi penyebab terjadinya labioschisis dan palatoschisis? Ama  isotretinon (obat jerawat), methotrexate (obat psoriasis, arthritis dan kanker), dan obat anti kejang. 13. Tatalaksana kasus?   pembedahan. Pembedahan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik dan bertujuan untuk memperbaiki anatomi palatum sehingga tidak menimbulkan gangguan perkembangan pada anak.     



 Pengobatan untuk infeksi telinga Pengobatan ortodontik, seperti pemasangan kawat gigi Melakukan terapi bicara untuk memperbaiki kesulitan dalam berbicara Memberikan alat bantu dengar untuk anak yang kehilangan pendengaran Mengajarkan cara memberi anak makan atau menggunakan alat makan khusus



14. Apa saja komplikasi yang terjadi pada kasus tersebut?    



 Gangguan pendengaran Gangguan pertumbuhan gigi Kesulitan mengisap ASI Kesulitan berbicara atau berkomunikasi nantinya



    



 Kesulitan makan infeksi telinga dan gangguan pendengaran. Masalah gigi (berisiko lebih tinggi untuk mengalami tooth decay.) Kesulitan berbicara . Anak-anak dengan sumbing mungkin menghadapi masalah sosial, emosional, dan perilaku karena perbedaan penampilan dan tekanan perawatan medis intensif.