Job Safety Analysis - Rebound Hammer Test [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MKP RUV



JUDUL PEKERJAAN :



JSA NO



:



Engineering Procurement Counstruction For Refenery Development Master Plant ( EPC For RDMP ) RU-V Balikpapan Project Soil Investigation – CPT- U PELAKSANA PEKERJAAN :



Halaman :



PT. SOILENS



RDMP JO



PENGAWAS PEKERJAAN :



TANGGAL :



PESERTA JSA : HSSE RU V HSSE RDMP JO HSSE RDMP KPB Count. RDMP KPB Count. RDMP JO



JOB SAFETY ANALYSIS



LOKASI PEKERJAAN DILAKSANAKAN :



BAGIAN :



DIPERIKSA OLEH: GSI



OM SELATAN



COUNSTRUCTION PENILAIAN RESIKO (lingkari yang sesuai) : Keparahan/Severity : 1 / 2 / 4 / 8 / 16 Kemungkinan/Probability : 1 / 2 / 4 / 8 / 16 NILAI RISIKO : 1 / 2 / 4 / 8 / 16 / 32 / 64 / 128 / 256 RISIKO : Rendah / Menengah / Tinggi



PERALATAN & BAHAN YANG DIPAKAI : TAHAPAN PEKERJAAN



1. Pre-start Job Meeting / Tool Box



POTENSI INSIDEN



- Procedure keselamatan kerja



SAFETY PRECAUTION YANG DIREKOMENDASIKAN



- Jelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing pekerja



Meeting



tidak dimengerti / tidak di patuhi Tidak mengerti dengan pekerjaan yang akan dilakukan - Topic yang disampaikan kurang dapat dimengerti oleh pekerja - PPE yang dipakai tidak standard dan tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan



- Yakinkan setiap pekerja memahami dengan hal yang disampaikan - Jelaskan potensi bahaya yang timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan serta pengedalian akan bahaya tersebut - Jelaskan kepada seluruh pekerja yang terlibat untuk mematuhi peraturan keselamatan yang berlaku - pastikan kelengkapan APD dan apabila ada pekerja yang belum lengkap tidak diijinkan untuk bekerja



- Terjatuh ke dalam permukaan air - Terpeleset saat



- Menggunakan APD yang lengkap termasuk jaket pelampung - Memastikan berjalan dengan posisi badan yang baik/proporsional



- Explain the duties and responsibilities of each worker - Make sure every worker understands what - Work safety procedures is being said are not operational / not - Describe the potential hazards that arise followed. Do not during the implementation of the work and understand the work to control over these hazards be done - Explain to all workers involved to comply - The topics presented with applicable safety regulations were less supportive of - Make sure that PPE is complete and if the workers there are workers who are incomplete, they - The PPE that is used is are not allowed to work not standard and not in accordance with the work being done 2. Pemberian tanda lokasi pekerjaan pengukuran kuat tekan permukaan pada penampang beton / Marking the location to be



tested for the concrete strength.



compressive



berjalan - Falling into the surface of the water - Slipped while walking



3. Penggambaran dan beri tanda 10 - Debu kapur buah titik dengan menggunakan terhisap Spidol/kapur pada lokasi yang - Iritasi mata akibat akan diuji / Marking and drawing serpihan kapur 20 point by using marking - Chalk dust sucked pen/chalk that will be tested - Eye irritation due to chalk flakes



4. Pembersihan permukaan beton yang akan diuji dari abu, sisa bongkaran, oil dan bahan lain yang merugikan / Clean up that all of the concrete wall surface to be tested from dust, debris, oil and all impurities.



- Iritasi mata akibat serpihan - Tangan tergores benda asing - Terpeleset/terjatuh - Eye irritation due to splinters - Hands scratched by foreign objects - Slipped / fell



- Berkoordinasi dengan anggota tim - Bekerja sesuai dengan SOP - Using a complete PPE including a life jacket - Ensuring walking in a good / proportional position - Coordinate with team members - Work according to the SOP - Menggunakan masker saat marking menggunakan alat yang berpotensi menghasilkan debu - Menggunakan kacamata pelindung - Menghindari meniup sisa kapur/abu/debu - Bekerja sesuai dengan SOP - Using a mask when marking using a tool that has the potential to generate dust - Wear protective glasses - Avoid blowing lime / ash / dust residue - Work according to the SOP - Menggunakan sarung tangan yang sesuai standar - Hindari meniup abu/debu yang berpotensi terkena mata - Hindari area kerja yang licin - Bekerja sesuai dengan SOP



- Using gloves that comply with the standard - Avoid blowing ash / dust that could potentially get into eyes - Avoid slippery work areas - Work according to the SOP



5. Perataan permukaan beton yang - Tangan tergores tidak rata dengan menggunakan hampelas / gurinda Hampelas atau gurinda/ Planned - Iritasi mata akibat the concrete surface to be test by debu using sand paper, hand grind or grind machine. - Hand scratched by sandpaper / grinding - Eye irritation due to dust 6. Kegiatan test uji Hammer - Terjatuh saat (Tempatkan piston alat uji pada pengujian diatas permukaan beton yang akan ketinggian diuji, lalu tekan tombol pada - Tenggelam saat badan alat, hingga bandul pada pengujian di sekitar alat memukul piston) / Hammer permukaan air test activities (Place the piston of - Alat yang jatuh ke the tester on the concrete permukaan surface to be tested, then press air/tanah the button on the body of the - Tangan terjepit tool, until the pendulum on the oleh alat uji tool hits the piston) - Dropped while testing above the height - Sinking while testing around the water surface - Tools that fall to the surface of the water / ground - The hand is pinched by the test equipment 7. Pembersihan Area Kerja/ Cleaning the work area



- Terpeleset - Tertimpa



- Gunakan Sarung tangan yang aman - Gunakan kacamata pelindung - Use safe gloves - Use protective glasses



- Pastikan operator alat membaca instruksi kerja - Operator alat memposisikan badan dengan baik - Koordinasi dengan rekan tim lain - Bekerja sesuai SOP - Menggunakan APD yang lengkap - Menghindari area kerja yang licin - Make sure the appliance operator reads work instructions - Tool operators position the body well - Coordination with other teammates - Work according to the SOP - Using complete PPE - Avoid slippery work areas



- Perhatikan permukaan yang licin - Hindari genangan air - Rapikan alat uji ataupun alat bantu



- Slipped - Get crushed



kerja - Pay attention to the smooth surface - Avoid standing water - Tidy up test equipment or work aids



FORMULIR JSA Cara Pengisian : 1. 2. 3. 4.



Judul Pekerjaan, diisi dengan pekerjaan yang akan dianalisa, lihat judul di Ijin Kerja. No. JSA, diisi dengan nomor Ijin Kerja. Tanggal, diisi dengan tanggal saat dilaksanakan JSA. Baru, revisi diberi tanda V pada baru jika JSA tersebut baru, dan diberi tanda V pada revisi jika JSA tersebut merupakan revisi dari JSA yang sudah ada. 5. Pelaksana Pekerjaan/yang akan melakukan pekerjaan, diisi dengan bagian yang menjadi direksi pekerjaan atau kontraktor. 6. Pengawas Pekerjaan, diisi dengan pengawas dari direksi pekerjaan. 7. JSA dilakukan oleh/peserta JSA, diisi dengan nama petugas yang melakukan JSA. 8. Level penandatangan di pemeriksaan JSA : - Level risiko rendah dan menengah : minimal oleh Pengawas Utama yang menjadi Ahli Teknik dan GSI - Level risiko ”tinggi” (64) : JSA harus ditandatangani hingga level middle management (contoh: Section Head dari pelaksana pekerjaan). - Level risiko ”tinggi” (128, 256) : JSA harus ditandatangani oleh level management (contoh: Manager dari Fungsi pelaksana pekerjaan. Manager lain hingga SMOM/GM dapat ditetapkan turut menandatangani JSA, jika memang dirasakan perlu oleh Tim Manajemen, mengingat kritikalnya aspek K3 di pekerjaan tersebut) 9. Bagian, diisi dengan nama bagian tempat pekerjaan yang akan berlangsung, misal HCC atau HSC atau yang lain. 10. Lokasi pekerjaan, diisi dengan nama plant tempat pekerjaan akan berlangsung atau nama peralatan. 11. Penilaian Risiko, dicantukan hasil penilaian risiko pekerjaan mengacu kepada Metode Penilaian Tingkat Risiko (sesuai TKO B001/E151500/2018-S9 Identification & Risk Assessment). 12. Peralatan & Bahan yang dipakai, dicantumkan peralatan dan bahan yang digunakan untuk bekerja, terutama yang kritikal terhadap aspek K3. 13. Tahapan pekerjaan, diisi dengan urutan langkah pekerjaan, hati-hati tidak boleh terbalik-balik. 14. Potensi insiden, diisi dengan insiden yang mungkin timbul untuk masing-masing langkah pekerjaan. 15. Safety Precaution, diisi dengan precaution yang harus diambil, seperti : PPE, Prosedur, Alat Pencegah Kebakaran, dll.



METODE PENILAIAN RISIKO Penjelasan Tingkat Risiko 1. Penentuan tingkat resiko pekerjaan merupakan fungsi antara tingkat keparahan / konsekwensi (severity) dan kemungkinan kejadian / frekuensi kejadian (probability). Untuk melakukan penilaian terhadap tingkat keparahan suatu kejadian harus mempertimbangkan dampak negatif pekerjaan yang akan dilakukan terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi, legalitas, production loss. 2. Pembobotan tingkat keparahan tersebut diklasifikasikan dengan angka hingga angka 16 yang menunjukkan tingkat dampak yang dapat terjadi. Angka 1 menunjukan dampak negatif terkecil terhadap pekerjaan tersebut. Sedangkan angka 16 menunjukkan dampak potensial yang terparah. 3. Kemungkinan / frekuensi kejadian (probability) diklasifikasikan dengan angka 1 hingga 16 yang menunjukkan tingkat frekuensi kejadian. Angka 1 menunjukkan potensi kejadian yang tidak pernah terdengar di Industri Migas. Sedangkan angka 16 menunjukan potensi kejadian telah terjadi lebih dari satu kali pertahun di Pertamina RU V. 4. Penentuan tingkat resiko pekerjaan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi tingkat keparahan (yang berdampak terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi, legalitas, production loss) dan kemungkinan / frekuensi kejadian yang kemudian di petakan dalam Matriks Penilaian Resiko (Risk Assessment Matrix), sebagai berikut: SEVERITY



PROBABILITY



1 LINGKUNGAN



REPUTASI



Dampak Minor



Dampak Minor sedikit perhatian media masa setempat dan stakeholder



2



Berpengaruh Moderat terhadap kesehatan atau injury



Terjadi kerusakan Moderat Biaya antara 10,000 dan 100,000 US$.



Dampak Moderat



Dampak Moderat (masyarakat setempat)



4



Berpengaruh serius terhadap kesehatan atau injury



Terjadi Kerusakan serius Biaya antara 100,000 - 1 Juta US$.



Dampak serius



Dampak serius ( Skala Daerah )



8



Permanent Total Disability (PTD) hingga maksimal terjadi 3 kejadian fatal



Terjadi kerusakan Mayor Biaya antara 1 juta dan 10 juta US$.



Dampak Mayor



Dampak Mayor ( Skala Nasuonal )



16



Permanent Total Disability (PTD) hingga lebih dari 3 kejadian fatal



Terjadi kerusakan Masif Biaya melebihi 10 juta US$.



Dampak Masif



Dampak Masif (Skala Internasional)



PRODUCTION LOSS



ASET PERSH Terjadi kerusakan Minor Biaya kurang dari 10,000 US$.



LEGALITAS



MANUSIA



KEPARAHAN >>



1



Berpengaruh sangat Minor terhadap kesehatan atau injury



Dampak Minor tidak memiliki dampak hukum atau dapat Dampak Minor tidak ada diselesaikan tidak Production Loss melalui proses pengadilan Dampak Moderat berdampak kecil. Hasil Dampak Moderat keputusan pengadilan Production Loss ≤ 1 tidak sampai hukuman Plant x 7 hari pidana atau denda dibawah 100.00 US$ Dampak serius berdampak Minor Dampak serius dengan hukuman Production Loss ≤ 1 pidana atau perdata Plant x 30 hari terhadap pekerja Dampak Mayor berdampak Mayor Dampak Mayor dengan hukuman Production Loss ≤ 1 pidana atau perdata Plant x 30 hari terhadap pimpinan tertinggi unit Dampak Masif Dampak Masif berdampak Masif Production Loss > 1 berakibat pencabutan Plant x 30 hari ijin operasional



Tidak pernah mendengar terjadi di Industri MIGAS



2



4



8



Pernah terjadi di Pernah Terjadi Pernah Pertamina atau di RU V atau mendengar terjadi lebih dari lebih satu kali terjadi di satu kali per per tahun di Industri MIGAS tahun pada Pertamina Industri MIGAS



16 Telah teradi lebih dari satu kali pertahun di Pertamina RU V



1



2



4



8



16



2



4



8



16



32



4



8



16



32



64



8



16



32



64



128



16



32



64



128



256



5. Tingkat keparahan yang digunakan dalam pemetaan di Matriks Penilaian Resiko adalah dampak yang memiliki tingkat keparahan paling tinggi terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi, legalitas, production loss. 6. Penentuan frekuensi kejadian (probability) terhadap dampak potensi bahaya dilakukan berdasarkan data kasus insiden yang pernah terjadi baik di internal Pertamina maupun di luar Pertamina. Bila data insiden tersebut tidak tersedia, untuk menentukan frekuensi kejadian tersebut dapat juga



dilakukan berdasarkan tingkat kemungkinan insiden (posibility) yang dapat terjadi dalam pekerjaan tersebut dengan klasifikasi tingkat kemungkinan insiden (posibility) disesuaikan dengan level klasifikasi frekuensi kejadian (probability). 7. Penentuan tingkat resiko pekerjaan dilakukan dengan memplotkan hasil analisa tingkat keparahan (sumbu X) dengan hasil analisa frekuensi / kemungkinan kejadian (sumbu Y) ke dalam matriks penilaian resiko. Pertemuan kedua sumbu tersebut merupakan tingkat resiko pekerjaan yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pengesahan JSA. Analisa potensi bahaya yang dilakukan terhadap pekerjaan tersebut akan digunakan sebagai masukan dalam menentukan rencana mitigasi dari pekerjaan yang akan dilaksanakan