Jurnal Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia dengan Pengaruh Bahasa Asing dalam Kalangan Mahasiswa DERY ELFANDO 1652050013 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi melihat begitu banyak mahasiswa-mahasiswi yang menggunakan campuran bahasa Indonesia dengan bahasa asing dan penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan masih jauh dari kata sempurna atau baku. Pengaruh bahasa asing yang masuk sangat memberi dampak di kalangan mahasiswa-mahasiswi karena di era globalisasi seperti saat ini, bahasa asing memegang kendali sebagai bahasa pemersatu antarbangsa dan antarnegara di seluruh dunia. Ada pun tujuan dari penelitian adalah supaya setiap kalangan mahasiswa-mahasiswi masih menaruh perhatian yang besar akan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan tepat, serta melihat pengaruh bahasa asing yang masuk ke Indonesia, apakah itu akan menjadi peluang atau malah ancaman?. Kemudian objek dan tempat penelitian ini dilakukan di kalangan mahasiswamahasiswi yang berlokasi di Fakultas Teknik UKI. Metodologi penelitian adalah proses ilmiah yang digunakan untuk memperdalam suatu penelitian terhadap topik yang diangkat, melalui pengumpulan data yang akan dianalisis (korelasi). Berdasarkan hasil analisis data dan deskripsi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI masih sangat kurang. Hal ini dilihat bukan saja dari hasil penelitian melalui kuesioner yang diperoleh melainkan juga melihat dari segi baku atau tidaknya bahasa yang digunakan sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia memiliki peran yang masih sangat kuat menurut mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI jika dibandingkan dengan pengaruh bahasa asing yang masuk ke Indonesia. Empat fungsi utama yang harus diperhatikan dan sangat perlu diingat dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah fungsi pemersatu, fungsi identitas, fungsi pembawa kepribadian dan fungsi penanda betul tidaknya pemakaian bahasa Indonesia.



1



PENDAHULUAN Bahasa adalah sarana yang digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi satu sama lain, baik secara lisan ataupun menggunakan tanda,simbol dan hal lain yang dapat mendukung proses komunikasi. Melihat ruang lingkup penggunaan bahasa yang sangat luas disebabkan karena begitu banyak aspek ,misalnya adalah mendengar beragam penggunaan bahasa baku dan tidak baku, membaca beberapa artikel atau buku-buku pelajaran, dan lainnya. Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa saat ini terutama di Fakultas Teknik UKI, banyak menghilangkan kosakata penting dalam berkomunikasi dan tidak jarang mencampur bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Bahasa asing yang sering digunakan adalah bahasa Inggris dengan penyingkatan kata-kata tertentu. Mahasiswa-mahasiswi tidak jarang menggunakan bahasa Inggris hanya sekedar bergurau dengan teman di kalangan mahasiswa ataupun bercakap-cakap penting. Dalam menggunakan sosial media pun mahasiswa teknik menggunakan bahasa Inggris untuk bercerita ataupun “chatting”. Contohnya menggantikan kata palsu dengan “fake”, kata “check up” untuk periksa ke dokter, kata “by the way” yang disingkat menjadi (BTW) yang artinya ngomong-ngomong, kata “moving on” yang dimaksudkan untuk teman yang baru putus cinta, “coffe break”, “ice breaking”, dan masih banyak lagi yang dapat kita temukan dalam komunikasi di kalangan mahasiswa-mahasiswi teknik. Menurut I Wayan Pastika dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah: Peluang atau Ancaman?” yaitu Jika pengaruh bahasa asing diberi peluang terlalu besar pada bahasa penerima, maka bahasa penerima itu justru akan kehilangan peluangnya sendiri untuk berkembang sebagai bahasa maju. Dalam masyarakat yang anekabahawan atau pergaulan antarbangsa dan antarbahasa, satu bahasa memang tidak bisa dihindarkan dari pengaruh bahasa yang lebih maju, tetapi pengaruh terpenting yang harus diterima adalah unsur makna, bukan bentuk gramatika. Persoalan bentuk gramatika, baik bentuk terikat maupun bentuk bebas harus terlebih dahulu



2



dicarikan di dalam bahasa penerima atau bahasa serumpun, sebelum menerima bentukan



bahasa



asing.



Jika



bahasa



penerima



kehilangan



peluang



mengembangkan dirinya, maka bahasa asing tersebut merupakan ancaman terhadap bahasa yang dipengaruhinya. Dampak fatalnya adalah bahasa penerima akan kehilangan ciri-cirinya yang paling hakiki sebagai bahasa mandiri, tetapi dapat berubah menjadi bahasa pijin atau kreol. Agar ciri-ciri bahasa penerima tidak lenyap, diperlukan langkah-langkah penerjemahan berdasarkan makna tanpa kehilangan jatidiri kebahasaan dan kebangsaan. Melihat dari pernyataan I Wayan Pastika, menaruh keprihatinan yang cukup dalam jika pengaruh bahasa asing lebih dominan dibanding dengan bahasa Indonesia yang digunakan, padahal kita sendiri adalah orang Indonesia yang seharusnya memegang kendali terhadap pengaruh bahasa asing yang masuk. Sebagai mahasiswa yang tergolong anak muda aktif dalam berkomunikasi ataupun menyampaikan berbagai aspirasi dari sudut pandang mahasiswa, saya sangat berharap bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia tulen tanpa mencampur bahasa asing. Pengasuh di harian Media Indonesia (Sabtu, 9 November 2002) menyampaikan bahwa keamburadulan bahasa dipicu oleh realitas imperialisme linguistik asing terhadap sosok bahasa Indonesia. Sikap verbalistis dalam berbahasa Indonesia menyebabkannya semakin amburadul dan kian berantakan tidak karuan. Dikhawatirkan, bahaya pijinitas bahasa Indonesia akan benar-benar mengancam. Tetapi banyak orang yang semakin bangga dengan bahasa amburadul tersebut. Padahal bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sebagai bahasa persatuan, bahasa resmi, dan bahasa negara, seharusnya dapat melawan imperialisme asing dalam negeri ini. Pada kenyataanya, ketajaman pena bahasa Indonesia belum sepenuhnya mampu membantu membangun semangat nasionalisme bangsa hingga kuat dan benarbenar dapat diandalkan.



Kedua pernyataan yang sangat menegaskan bahwa



bahasa Indonesia tidak seharusnya dikuasai oleh bahasa asing, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Tujuan dengan diangkatnya topik mengenai “Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia dengan Pengaruh Bahasa Asing dalam Kalangan Mahasiswa” adalah



3



supaya setiap kalangan mahasiswa masih menaruh perhatian yang besar akan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan tepat, serta melihat pengaruh bahasa asing yang masuk ke Indonesia, apakah itu akan menjadi peluang atau malah ancaman?. Menariknya topik yang dibahas dan telah dilakukan penelitian di kalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI, memunculkan bahasan baru bahwa pengaruh bahasa asing ternyata menjadi suatu kebutuhan jika dilihat dari segi era globalisasi, karena di dunia bahasa yang sangat dibutuhkan atau menjadi bahasa pemersatu antarnegara dan antarbangsa adalah bahasa Inggris. Jadi pada dasarnya bahasa asing menjadi peluang atau ancaman hanya bergantung pada setiap kalangan yang menggunakannya terutama mahasiswa. Bagian yang terpenting yaitu tidak melupakan bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu negara Republik Indonesia. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti memuat rumusan masalah terkait topik penelitian ini yaitu bagaimana analisis penggunaan bahasa Indonesia dengan pengaruh bahasa asing? Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengharuskan kita sebagai mahasiswa untuk membudayakan budaya membaca, agar semakin mengerti bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang tepat, sehingga dapat mengendalikan pengaruh budaya asing yang masuk. Dalam membaca pun dapat memperbanyak kosakata bahasa Indonesia dan menambah wawasan kita terhadap cara berkomunikasi bukan hanya di kalangan mahasiswa saja, melainkan jika kita dapat mengembangkannya secara luas yaitu menjadi pembicara pada suatu acara resmi, misalnya : seminar nasional, pidato nasional dan debat nasional. LANDASAN TEORETIS Pada hakikatnya, suatu penelitian tidak beranjak dari nol secara murni. Akan tetapi, secara umum telah ada acuan yang mendasari atas penelitian yang sejenis. Oleh karena itu, perlu mengenali peneliti yang terdahulu dan ada relevansinya. Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang terdahulu dan relevan dilaksanakan saat ini. Penelitian yang dilakukan Rara Sekar arum (2013) skripsinya “Menganalisis dan Memperbaiki Skripsi Berdasarkan Ejaan Yang



4



Disempurnakan dan Kalimat Efektif”. Menyimpulkan bahwa EYD adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak Tahun 1972. Ejaan ini merupakan penyempurnaan dari seluruh ejaan sebelumnya yang pernah berlaku di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Ismiyati (2011) skripsinya “Bahasa Prokem di Kalangan Remaja Kota Gede”. Menyimpulkan bahwa pengaruh bahasa prokem di kalangan remaja mempunyai dampak negatif dan positif bagi pergaulan remaja dalam lingkungannya. Hubungannya dengan penelitian ini dalam pengaruh bahasa Inggris di kalangan remaja terhadap bahasa Indonesia. Dalam kedua hal yang disampaikan oleh Rara dan Ismiyati adalah perihal ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan dan adanya pengaruh baik positif ataupun negatif dari bahasa prokem. A. Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing Biasanya bahasa yang sering dipelajari anak setelah bahasa ibunya pasti digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial. Kedudukan bahasa asing di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya bahasa Indonesia dalam interaksi sosial di lingkungan mahasiswa. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan bahasa Indonesia yang menggunakan bahasa pengantar contohnya bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan program pembelajaran dengan pengantar tersebut mendapat berbagai kendala mengingat kedudukan bahasa asing di Indonesia. Artinya, bahasa asing hanya digunakan pada kalangan tertentu, tidak digunakan oleh masyarakat umum seperti jika kedudukannya sebagai bahasa kedua (bahasa Ibu). Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi anak terhadap bahasa asing. Selain itu terdapat juga berbagai pendapat mengenai pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing yang bisa mempengaruhi perkembangan bahasa ibu. Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika anak dikenalkan



5



pada dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama ketika dikenalkan pada usia pra sekolah setelah bahasa ibu sudah sering digunakan. Pendapat lainnya menjelaskan bahwa jika bahasa kedua dikenalkan sebelum bahasa pertama benar-benar terkuasai, maka bahasa pertama perkembangannya akan lambat dan bahkan mengalami regresi. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa bahasa kedua akan terperoleh ketika bahasa pertama sudah dikuasai. B. Jati Diri Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia. Ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut. a. Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jenis kelamin. Kalau kita ingin menyatakan jenis kelamin, cukup diberikan kata keterangan penunjuk jenis kelamin, misalnya: - untuk manusia dipergunakan kata laki-laki atau pria dan perempuan atau wanita. - untuk hewan dipergunakan kata jantan dan betina. Berbicara mengenai bahasa Indonesia, sangatlah penting jika kita sebagai masyarakat Indonesia memahami mengenai karakteristik bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta ciri-ciri dari bahasa Indonesia. Dalam hal ini peneliti akan mengulas semua hal mengenai bahasa Indonesia yang juga diambil dari beberapa pendapat para ahli atau beberapa sumber terpercaya.



6



C. Karakteristik Bahasa Indonesia Dalam



makalah



yang



berjudul



“KARAKTERISTIK



BAHASA



INDONESIA ILMIAH “ dan disusun oleh mahasiswa (UNS) menjelaskan bahwa, menurut Suparno dkk. (1994 : 2-14) karakteristik bahasa Indonesia ilmiah itu (1) lugas dan jelas, (2) objektif, (3) cendekia, (4) ringkas dan padat, (5) konsisten dan (6) gagasan sebagai pangkal tolak. Penjelasan singkat mengenai 6 hal penting tersebut yaitu : a. Lugas dan Jelas Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, tidak dingkapkan dalam bentuk kiasan, dan tidak berbunga-bunga. b. Objektif. Kalimat bahasa Indonesia ilmiah dikatakan objektif bila mengungkapkan sesuatu dalam keadaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya. c. Cendekia. Bahasa Indonesia ilmiah bersifat cendekia, maksudnya bahasa itu mampu digunakan unutk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Moelino (1989:29) menyatakan bahawa bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat, seksama dan abstrak. Kalimatnya mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya sejalan dengan proposisi logika. Jika sebuah kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah, dan tiap-tiap gagasan itu memiliki hubungan kausalitas, dua proposisi beserta hubungannya itu harus tampil secara jelas dalam kalimat. d. Ringkas dan Padat. Bahasa keilmuan berciri ringkas dan padat, artinya pemakaian unsur bahasadi dalamnya hemat. Unsur-unsur yang



tidak



diperlukan



karena



tidak



fungsional



dalam



mengungkapkan gagasan dibuang e. Konsisten. Bahasa keilmuan berciri konsisten, artinya harus bersifat ajeg, taat azas, selaras dan tidak berubah-ubah. Unsurunsur bahasa berupa pembentukan kata dan tata tulis (penggunaan



7



ejaan dan tanda-tanda baca) digunakan sebagai kaidah yang berlaku dan konsisten f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak Gagasan sebagai pangkal tolak bahasa Indonesia keilmuan. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat bahasa keilmuan berorientasi pada kalimat pasif, bukan kalimat aktif. Seperti yang dijelaskan Waridah dalam jurnalnya yang berjudul “Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia”, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar memilik empat fungsi utama, yaitu : a. Fungsi pemersatu yang mengikat kebinekaan rumpun dan bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan. b. Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain. c. Fungsi pembawa kewibawaan karena kaitannya dengan orang yang berpendidikan dan yang terpelajar. d. Fungsi sebagai kerangkaacuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa. Dalam keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian dengan tiga macam sikap batin penutur bahasa, yaitu: a. Fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu. b. Fungsinya sebagai pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebanggaan orang karena ia mampu beragam bahasa itu. c. Fungsinya sebagai kerangkaacuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku yang layak dipatuhi agar ia jangan terkena sangsi sosial. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan dengan baik dan tepat, tidak ada penyingkatan kata ataupun mencampur bahasa asing dan gaul secara bersamaan. Bahasa baku juga merupakan ragam bahasa yang biasanya digunakan dalam 8



situasi resmi seperti surat-menyurat (dinas), perundang-undangan, dan rapat resmi. Menurut Salliyanti dalam jurnalnya yang berjudul “ANALISIS BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA INDONESIA“ menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Adapun ciri- ciri bahasa baku yaitu: 1. tidak dipengaruhi bahasa daerah 2. tidak dipengaruhi bahasa asing 3. bukan merupakan ragam bahasa percakapan 4. pemakaian imbuhan secara eksplisit 5. pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat 6. tidak rancu 7. tidak pleonasme 8. tidak hiperkorek Ragam bahasa baku bahasa Indonesia dipakai di dalam : a. Komunikasi resmi, yakni dalam surat-menyurat resmi, surat-menyurat dinas, pengumuman yang dikeluarkan instansi resmi, perundangundangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya. b. Wacana teknis, yakni dalam laporan resmi dan karangan ilmiah. c. Pembicaraan di depan umum, yakni di dalam ceramah kuliah, khotbah, dan sebagainya. d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah proses ilmiah yang digunakan untuk memperdalam suatu penelitian terhadap topik yang diangkat, melalui pengumpulan data yang akan dianalisis. 1. Objek Penelitian Objek dari penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI.



9



2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang saya lakukan dimulai dari pertengahan bulan Mei 2018 dengan lokasi penelitian di Fakultas Teknik UKI. 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan kuesioner/angket dan wawancara lisan terhadap beberapa mahasiswa Fakultas Teknik UKI. 4. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan cara penelitian korelasi. Dimana penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. (Sukardi, 2003:166) 5. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang saya lakukan mulai dari awal sampai pada akhir penelitian saya adalah



Menentukan Topik Permasalahan



Merumuskan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitan



Mencari sumber data penelitian



Menyusun metodologi penelitian



Menganalisis sumber data dan mendeskripsikan hasil analisis data



Membuat Kesimpulan



10



Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan tahap awal yaitu menentukan topik permasalahan yang diangkat untuk melihat perkembangan bahasa indonesia dikalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI, lalu pada tahap kedua adalah merumuskan masalah berdasarkan topik dan menjelaskan tujuan serta manfaat penelitian dilakukan, setelah itu pada tahap ketiga peneliti mencari sumber data, supaya pada tahap keempat dapat dilakukan penyusunan metodologi penilitian yang akurat, lalu pada tahap yang kelima melakukan analisi dari sumber data yang didapat dan mendeskripsikan data tersebut sehingga pada tahap yang keenam dapat ditarik suatu kesimpulan dari dibuatnya penelitian yang dilakukan oleh peneliti. PEMBAHASAN Seperti kita ketahui bersama bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia menjadi identitas bangsa di tengah-tengah bangsa lain di dunia. Sebelum resmi menjadi bahasa nasional, bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu. Sejak tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia dipakai resmi oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti



11



berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuno. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara. A. Pengaruh Bahasa Asing dalam Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Kalangan Mahasiswa FT UKI Dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa-mahasiswi aktif sangat dituntut cara berkomunikasi yang baik dan tepat. Tetapi ketika dilakukan suatu penelitian mengenai seberapa banyak mahasiswa-mahasiswi yang menggunakan campuran bahasa asing dalam komunikasinya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini. Menjawab dari rumusan masalah mengenai bagaimana analisis penggunaan bahasa Indonesia dengan pengaruh bahasa asing? akan dijawab melalui kuesioner/survey tertulis oleh mahasiwa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI. Dengan adanya persentase dari setiap jawaban, diharapkan memberi kemudahan dalam memahami setiap pertanyaan yang telah dijawab. Ini adalah hasil dari kuesioner yang dibuat unntuk melihat bahwa masih sebagian besar mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI yang masih menggunakan bahasa asing sebagai bahasa campuran dengan bahasa Indonesia yang tidak baku.



Mahasiswa yang menggunakan campuran Bahasa Asing Menggunakan



Tidak Menggunakan



41% 59%



12



Grafik ini cukup mewakili hasil survey atau data yang benar-benar akurat yang didapat langsung dari mahasiwa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI. Berdasarkan dari 29 mahasiswa yang menjawab pertanyaan, 17 diantaranya adalah orang yang sering menggunakan campuran bahasa asing dalam berkomunikasi sehari-hari dan 12 diataranya tidak menggunakan campuran bahasa asing dalam berkomunikasi. Dari hasil yang didapat sangat diperlukan untuk mendukung penelitian ini, sehingga dapat diketahui bahwa pengaruh bahasa asing di lingkungan Fakultas Teknik UKI cukup berpengaruh. Dan ini menjadi perhatian yang cukup serius agar mahasiswa tetap memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dan benar dalam berbahasa Indonesia. Walaupun berbahasa asing penting, tetapi tidak dengan mencampur



bahasa



Indonesia



dalam



berkomunikasi



dan



tidak



menghilangkan esensi dari penggunaan bahasa Indonesia. B. Peran Bahasa Indonesia di Tengah Masuknya Bahasa Asing Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia, baik mereka yang berasal dari daerah-daerah yang pelosok ataupun ibukota-ibukota provinsi Indonesia. Dalam penelitian saya selanjutnya saya bertanya melalui kuesioner yang saya buat mengenai “Peranan Bahasa Indonesia” yaitu dapat kita lihat dalam grafik di bawah ini



Peran bahasa indonesia masih cukup kuat dibanding bahasa asing? Iya



Tidak



50/50



Tidak Menjawab



7% 3%



33%



57%



13



Ternyata peran bahasa Indonesia jika dibandingkan dengan pengaruh bahasa asing yang masuk, masih memegang peranan yang cukup kuat. Menurut beberapa mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI, mereka masih memiliki keyakinan besar bahwa peran bahasa Indonesia masih dapat mengendalikan pengaruh bahasa asing yang masuk, walaupun dalam penggunaan bahasa Indonesia sering dicampur dengan bahasa asing. Dapat dilihat dari hasil data, dari 30 mahasiswa yang menjawab peran bahasa Indonesia masih cukup kuat adalah 17 mahasiswa, yang menjawab tidak adalah 12 mahasiswa, yang tidak menjawab 1 mahasiswa, dan yang menganggap bahwa peranan bahasa Indonesia masih sama kuatnya dengan bahasa asing adalah 1 mahasiswa. Melihat dari hasil ini ternyata masih banyak yang berpendapat peranan bahasa Indonesia masih cukup kuat, dan hasil ini menjadi penting karena kita dapat memperhatikan sejauh mana bahasa Indonesia masih dianggap oleh masyarakat Indonesia sendiri yang berada di lingkungan Fakultas Teknik UKI terutama mahasiswanya. Dan dari data yang diperoleh dapat menjadi antisipasi jikalau bahasa Indonesia sudah tidak memegang peranan penting dalam berbahasa, sehingga dapat dicari solusi yang tepat bagaimana bahasa Indonesia harus menjadi bahasa yang memegang kendali di negara sendiri. C. Seberapa Penting Bahasa Asing dalam Kehidupan Sehari-hari Pertanyaan yang ketiga ini adalah mengenai “Seberapa penting bahasa asing digunakan dalam kehidupan sehari-hari?”. Bahasa asing juga menaruh perhatian bagi mahasiswa karena juga dituntut harus dapat berbahasa asing, minimal bahasa Inggris. Namun melalui pertanyaan ini akan digali lebih dalam peran bahasa asing menurut beberapa pendapat mahasiswa-mahasiswi FT UKI :



14



TIDAK PENTING



PENTING



Grafik di atas memperlihatkan beberapa pendapat dari mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI mengenai peran bahasa asing, dan belum semua saya paparkan pendapat mereka yang telah menjawab kuesioner mereka. Akan tetapi, pada dasarnya hampir semua setuju bahwa keberadaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari itu penting, tanpa menghilangkan kepedulian terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Setelah melihat beberapa pendapat mahasiswamahasiswi Fakultas Teknik UKI mengenai penting atau tidak pentingnya bahasa asing digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk memudahkan memahami hasil survey/data kita bisa lihat dalam grafik di bawah ini



Pentingkah bahasa asing dalam kehidupan anda sehari-hari? mengapa? Penting



Tidak penting



13%



87%



15



Grafik tersebut menegaskan suatu pertanyaan dengan persentase yang cukup kuat yaitu 87%, mengenai pentingkah bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, dari 30 mahasiswa yang menjawab penting adalah 26 mahasiswa dan sisanya menjawab tidak penting. Hasil survey atau data tersebut menunjukkan bahwa diera globalisasi seperti ini, bukan hanya di Indonesia saja bahasa asing menjadi sangat penting digunakan melainkan di seluruh belahan dunia telah menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pemersatu antar negara. Bahkan di kalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI sudah menaruh perhatian khusus untuk dapat berbahasa asing dan menjadikan hal tersebut sebagai suatu kebutuhan yang harus. Maka inilah peran kita sebagai mahasiswa-mahasiswi yang harus mulai menanamkan dan tahu cara berbahasa ataupun berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga walaupun kita telah menguasai bahasa asing, tetap menjadikan bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib kita gunakan. D. Pengaruh Bahasa Indonesia terhadap Bahasa Asing Berdasarkan 4 Fungsi a) Fungsi pemersatu yang mengikat kebinekaan rumpun dan bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan. Dalam fungsi ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang cukup mengikat karena menyatukan beragam bahasa diseluruh daerah kota ataupun desa yang terdapat di Indonesia, yang terbagi-bagi dalam suatu pulau dan provinsi. Sehingga bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pemersatu negara. b) Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain. Dalam fungsi yang kedua, identitas suatu bangsa dapat dilihat dari bahasa. Ini merupakan fungsi yang harus dijaga karena kepribadian suatu bangsa tercermin dalam penggunaan bahasa. c) Fungsi pembawa kewibawaan karena kaitannya dengan orang yang berpendidikan dan yang terpelajar. Sama halnya dengan fungsi identitas, namun dalam fungsi bahasa sebagai pembawa kepribadia lebih menegaskan, jika seseorang yang mempunyai pendidikan atau dia adalah seorang yang berkelas akan sangat mudah membedakannya dari cara



16



berbahasa. Maksud berkelas di sini adalah pejabat negara, pemerintah dan pengusaha-pengusaha sukses lainnya. d) Fungsi sebagai kerangkaacuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia harus digunakan dengan baik dan tepat karena dalam bahasa Indonesia penggunaannya dibagi menjadi dua yaitu bahasa baku dan tidak baku. Dalam fungsi ini, bahasa Indonesia dapat dikatakan menggunakan pemakaian yang baik jika menggunakan bahasa baku. Peneliti menjelaskan bahwa penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Beberapa contoh perbedaan bahasa baku dan tidak baku menurut Salliyanti yaitu a. Bahasa Baku



b. Bahasa Tidak Baku



cantik sekali



cantik banget



lurus saja



lempeng aja



masih kacau



masih sembraut



uang



duit



tidak mudah



enggak gampang



diikat dengan kawat



diikat sama kawat



bagaimana kabarnya



gimana kabarnya



Berdasarkan hasil analisis data dan deskripsi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI masih sangat kurang, ini dilihat bukan saja dari hasil penelitian melalui kuesioner yang diperoleh tetapi juga melihat dari segi baku atau tidaknya bahasa yang digunakan sehari-hari. Empat fungsi yang telah dikemukakan peneliti diharapkan mampu menjadi standar bagi mahasiswa-mahasiswi untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar.



17



PENUTUP Bahasa adalah sarana untuk dapat berkomunikasi. Pokok penelitian mengenai penggunaan bahasa Indonesia dalam pengaruh bahasa asing mengulas beberapa hal penting yang menjadi perhatian khusus. Ada beberapa pendapat para ahli yang menyatakan bahwa pengaruh bahasa asing dapat menjadi ancaman jika dibiarkan menguasai bahasa Indonesia dan dapat dijadikan peluang yang sangat positif jika digunakan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di negara-negara belahan dunia. Kembali melihat penggunaan bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa sekarang ini menaruh perhatian yang besar karena dalam kehidupan sehari-hari, cara berkomunikasi yang digunakan tidak baku baik secara lisan ataupun tulisan. Proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengambil objek dari kalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI yang berlangsung pada Mei 2018, dengan cara pengambilan data secara langsung melalui kuesioner dan beberapa wawancara. Dan jenis penelitian yang dilakukan adalah korelasi. Penelitian yang dilakukan bermaksud agar penggunaan bahasa Indonesia dapat lebih diperhatikan sehingga pengaruh dari bahasa asing yang masuk tidak leluasa menggantikan peran bahasa Indonesia itu sendiri. Dari beberapa hasil data yang diperoleh menegaskan bahwa di kalangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI masih cukup banyak yang menggunakan bahasa asing yang dicampur dengan bahasa Indonesia dan dilakukan penyingkatan-penyingkatan kata yang mampu menghilangkan esensi dari penggunaan bahasa Indonesia. Akan tetapi, mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik UKI masih menganggap peran bahasa Indonesia masih cukup kuat jika dibandingkan dengan pengaruh bahasa asing yang masuk, dan ini menjadikan hal yang sangat positif mengenai peranan bahasa Indonesia. Jika membahas mengenai penting atau tidaknya bahasa asing di era globalisasi, banyak dari kalangan mahasiswa-mahasiswi yang menjawab penting karena bisa dilihat sendiri bahwa bahasa Inggris adalah bahasa pemersatu seluruh bangsa di dunia. Jadi, pada dasarnya bahasa Indonesia tidak akan kehilangan fungsi dan peranannya, jika kalangan mahasiswa mengetahui cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar bahkan paham mengenai bahasa yang baku dan



18



tidak baku dalam berkomunikasi. Bahkan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tengah masuknya bahasa asing telah dipaparkan empat fungsi utama yang dapat menjadi standar berbahasa Indonesia sehingga dapat lebih menjaga sikap dalam berbahasa atau berkomunikasi dan memaknai setiap kata yang diucapkan, karena ada pun fungsi-fungsi tersebut yaitu fungsi pemersatu, fungsi identitas suatu bangsa, fungsi pembawa kewibawaan dan fungsi penanda betul atau tidaknya pemakaian bahasa. Seperti yang kita tahu bahwa bahasa Indonesia bukan saja diajarkan di sekolah-sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, perkuliahan melainkan juga dalam ranah pekerjaan bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa yang sangat dibutuhkan untuk menjadi bahasa pemersatu negara Republik Indonesia. Dari beberapa ulasan yang telah dipaparkan peneliti kiranya kalangan mahasiswa-mahasiswi lebih memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia dan tidak menghilangkan esensi apapun dari penggunaan bahasa Indonesia, bersama-sama menjaga bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia serta tidak mudah membiarkan bahasa asing masuk untuk menguasai bahasa Indonesia. Menanamkan kepedulian terhadap bahasa Indonesia harus dimulai dari sekarang dan dimulai dari diri sendiri. DAFTAR PUSTAKA (penulisan jurnal yang benar) 



Dra. B. Esti Pramuki, M.Pd. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. doi:http://repository.ut.ac.id/4059/1/MKDU4110-M1.pdf (31 Mei 2018, 22.00)







I Wayan Pastika. (2012). Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah: Peluang atau Ancaman?



doi:



http://download.portalgaruda.org/article.php?article=349204&val=5809&t itle=Pengaruh%20Bahasa%20Asing%20terhadap%20Bahasa%20Indonesi a%20dan%20Bahasa%20Daerah:%20Peluang%20atau%20Ancaman? (27 Mei 2018, 22.35) 



http://eprints.ums.ac.id/11580/3/3._BAB_I.pdf (27 Mei 2018, 22.00)







RIZKY CANDRA PUTRA. (2013). Pengaruh Bahasa Asing dalam Perkembangan Bahasa Indonesia.



19



doi:https://www.scribd.com/doc/119879389/PENGARUH-BAHASA-ASINGDALAM-PERKEMBANGAN-BAHASA-INDONESIA (29 Mei 2018, 21.30) 



Gusti Astika. Penelitian Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing: Latar Belakang, Landasan Teoritis dan Prosedur Pengumpulan Data,pdf doi: https://media.neliti.com/media/publications/219997-penelitian-bahasaindonesia-sebagai-baha.pdf (31 Mei 2018, 23.00)







PENGARUH



BAHASA



INGGRIS



DI



KALANGAN



REMAJA



TERHADAP BAHASA INDONESIA.pdf doi: https://ici.mkpnews.com/preview/publik/jurnal/files/0bb4aec1710521c12e e76289d9440817.pdf (4 Juni 2018, 21.00) 



JOKO CAHYONO. (2016). Karakteristik bahasa indonesia ilmiah 2.pdf doi:https://suryanovindaisnaini.files.wordpress.com/2016/10/karakteristikbahasa-indonesia-ilmiah-2.pdf (9 Juni 2018, 22.00)







Dra. Hj. Waridah, M.Hum. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah.pdf doi:http://waridah.blog.uma.ac.id/wpcontent/uploads/sites/281/2017/06/Menggunakan-Bahasa-Indonesia-yangBaik-dan-Benar-sesuai-dengan-Kaidah-abstrak-Inggris.pdf (9 Juni 2018, 23.00)



20