Jurnal Teori Hubungan Internasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERSPEKTIF MARXISME: MENGENAI EKSPLOITASI DAN KEKERASAN PADA TKI YANG BEKERJA DI MALAYSIA Muhammad Dwi Rifqy1 1



Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia



SUBMISION TRACK



ABSTRACT



Recieved: 8th December 2022 Final Revision: date, month, year Available Online: date, month, year



Marxism in international relations is a view that focuses on the problem of social class. In this theory it is explained that Entrepreneurs, namely the existence of massive exploitation by capitalists or the bourgeoisie. Against



KEYWORD Marxism, proletariat, bourgeoisie, exploitation



the workers, the proletariat. With the working hours of a laborer that is not appropriate because of the high working hours but with very low wages determined by the employer and not in proportion to the work done by the worker. Malaysia is one of the destination countries for immigrants, especially in Southeast Asia. Malaysia is a developing country, but this country is quite fast in increasing its wealth since the implementation of the Basic Economic Policy (DEP) in the early 1970s (Nasution, 2001:36). It used to be said that Malaysia was no better country than Indonesia, but now Malaysia is much more prosperous than Indonesia. Malaysia needs foreign workers to help its economy.



KATA KUNCI



ABSTRAK



Marxisme, proletariat, borjuis, eksploitasi



Marxisme dalam hubungan internasional adalah pandangan yang berfokus



CORRESPONDENCE Email : [email protected]



pada masalah kelas sosial. Dalam teori ini dijelaskan bahwa Pengusaha, merupakan pengatur adanya eksploitasi besar-besaran oleh kapitalis atau borjuis. Melawan kaum buruh, proletariat. Dengan jam kerja seorang pekerja buruh yang tidak sesuai karena dengan jam kerja yang tinggi tetapi dengan upah yang sangat rendah yang ditentukan oleh pemberi kerja dan tidak sebbanding dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja tersebut. Malaysia merupakan salah satu negara tujuan para imigran khususnya di kawasan Asia Tenggara. Malaysia adalah negara berkembang, tetapi negara ini cukup cepat dalam meningkatkan kekayaannya sejak penerapan Kebijakan Ekonomi Dasar (DEP) pada awal 1970-an (Nasution, 2001:36). Dulu bisa dikatakan bahwa Malaysia adalah negara yang tidak lebih baik dari Indonesia, tetapi sekarang Malaysia jauh lebih makmur daripada Indonesia. Malaysia membutuhkan tenaga kerja asing untuk membantu perekonomiannya.



Bekerja adalah hak asasi manusia dan karenanya negara diminta berperan aktif dalam PENDAHULUAN



memberikan



perlindungan



bagi



warga



negaranya. Setiap pekerja dalam bekerja



kerja lintas batas diterapkan dan cuti diambil.



mempunyai kewajiban, juga mempunyai hak



Izin



dan kesempatan yang sama tanpa ada



menggunakan ponsel. Bahkan para pekerja



diskriminasi baik di dalam negeri maupun di



dibayar dengan upah yang terbilang sangat



luar negeri. Semuanya berhak untuk mendapat



rendah, hanya sekitar RM10 atau 35 ribu rupee



dan memperoleh daripada rasa aman dalam



per hari. Ini tidak sesuai dengan perjanjian



melakukan aktivitasnya.



yang



Jumlah penduduk Indonesia yang



majikan



sudah



harus



diperoleh



disebutkan



diawal



membayar sebesar RM1.500 atau



berdampak pada jumlah tenaga kerja. Namun



berkoordinasi dengan



pertumbuhan angkatan kerja ini tidak dapat



Malaysia (PDRM) untuk memastikan lokasi



tersalurkan secara memadai karena semakin



dan kondisi para korban. KBRI juga meminta



langkanya lapangan pekerjaan yang tersedia,



akses konsuler PDRM untuk menjenguk para



sehingga menimbulkan masalah lain yaitu



korban. Hal ini bisa terjadi karena kesempatan



munculnya



angka



kerja ditanah air indonesia yang masih sedikit



pengangguran di indonesia. Banyak diantara



dan gaji di berbagai industri sudah tidak



angkatan kerja di indonesia yang tidak bisa



menjanjikan lagi, sehingga peluang untuk



mencari pekerjaan di tanah air memutuskan



mencoba peruntungan berburu pekerjaan di



untuk mencari lapangan pekerjaan hingga ke



luar negeri menjadi tawaran yang menarik.



luar



negeri,



malaysia



terkhusus



masih



KBRI



5,3 juta



rupiah



peningkatan



bulan.



untuk



tumbuh secara signifikan setiap tahunnya



masalah



per



untuk



Malaysia



Divisi Polisi Diraja



malaysia



karena



Hal itu juga memaksa para TKI ini



terbilang dekat



dengan



untuk berbuat apa saja dan memaksa mereka



kampung halaman di tanah air.



untuk berani mencari kerja hingga ke luar



Borjuasi memiliki berbagai cara untuk



negeri, mereka bekerja di luar negeri melalui



mencapai tujuannya, salah satunya adalah



jalur yang dianggap ilegal dan dilakukan tanpa



menggunakan negara untuk mengontrol dan



izin resmi. Karena juga akibat dari adanya



mengawasi daripada alat-alat produksi, yaitu



tekanan ekonomi yang memaksa mereka. Hal



untuk memperoleh bukti yang sah dengan



ini biasanya karena mereka tidak mau



melakukan interogasi terhadap negara. Dengan



direpotkan dengan segala urusan administrasi



demikian, borjuasi dapat memutuskan apa saja



untuk menjadi TKI, atau karena tidak mau atau



yang dapat diproduksi dan apa saja yang dapat



tidak mampu mengeluarkan uang untuk segala



didistribusikan.



persiapan ini, karena biasanya mereka berasal



Menurut PDRM atau yang disebut



dari keluarga menengah kebawah yang berniat



dengan Polisi Diraja Malaysia, ada tanda-tanda



untuk



memperbaiki



awal dari eksploitasi tenaga kerja ketika jam



keluarganya.



perekonomian



METODE PENELITIAN Dalam



KERANGKA KONSEP



menyelesaikan



penelitian



1. Teori Marxisme Karl Marx



ilmiah ini, peneliti menggunakan desain



teori Marxisme didirikan oleh Karl Marx



penelitian



dengan tujuan mengkritik eksploitasi borjuasi



menggunakan pendekatan deskriptif secara



terhadap proletariat dalam kapitalisme. Marx



tertulis. Artinya, data yang dikumpulkan



berargumen



material



bukan berupa data digital, melainkan dokumen



adalah dasar paling fundamental dari seluruh



pribadi, catatan atau memo dari peneliti



struktur sistem kapitalisme.



sebelumnya, dan dokumen resmi pendukung



2. Teori surplus value dan penindasan pekerja



lainnya. Karena penelitian ini menggunakan



Dalam Das Kapital Vol. 1 (1867:145), surplus



bahan data yang bukan dari sumber aslinya,



value adalah teori yang berasal dari Marx yang



maka



mengklaim bahwa dalam proses produksi nilai



penelusuran



produksi pekerja melebihi upah. Surplus value



penggunaan metode kualitatif adalah agar



ini memberi pemilik modal keuntungan atas



peneliti dapat menemukan gambaran dari



jumlah pekerjaan karena biaya produksi yang



realitas empiris di balik fenomena tersebut di



rendah.



dalam kasus eksploitasi dan kekerasan yang



3. Teori kelas



terjadi pada pekerja migran atau TKI yang



menurut Frans Magnis Suseno (2005:105)



bekerja di Malaysia.



Masyarakat dibentuk oleh keberadaan kelas-



HASIL DAN PEMBAHASAN



kelas



1. Pemikiran karl-max



bahwa



sosial.



pemenuhan



Kelas



sosial



ini



adalah



kualitatif



kami



yang



cenderung kepustakaan.



biasanya



menggunakan Tujuan



dari



sekelompok orang dengan kekuatan sosial



Marxisme tumbuh dan lahir dari pandangan



ekonomi yang sama. Kelas sosial ini juga



Karl Marx dan Friedrich pada abad ke-19.



menjadi



Mereka mengkritik konflik dan persaingan



basis



penindasan



utama



sekelompok



pengucilan orang.



dan Marx



antara



negara-bangsa



yang



membagi



kemudian menyatakan bahwa penguasaan



masyarakat menjadi dua kelas sosial: borjuasi



kehidupan sosial tidak terjadi pada tingkat



sebagai pemilik alat produksi serta pemberi



individu tetapi pada tingkat antar kelas sosial.



upah dan proletariat sebagai mereka yang



Karena itu, menurutnya, dalam kehidupan



memproduksi atau bekerja sebagai penerima



bermasyarakat ada kelas yang lebih berkuasa



upah atau pekerja.



dan ada kelas yang dikuasai, hal tersebut



Menurut Karl Marx, pemerintah ini



kadang bisa menimbulkan permasalahan antar



lebih menyukai borjuasi daripada proletariat.



kelas-kelas sosial.



Dalam mengejar suatu tujuan, tentunya kelompok ini harus mengorbankan kelompok



lain agar kelompok ini dapat mempertahankan



keuntungan



supremasi dan dominasinya. Demikian pula,



Indonesia sangat bergantung pada tenaga kerja



borjuasi



segala



asing karena tidak hanya dapat mengurangi



kemungkinan untuk membuat posisinya tidak



angka pengangguran di dalam negeri tetapi



dapat diganggu gugat oleh pihak manapun



juga meningkatkan nilai tukar mata uang



yang mengganggu.



negara.



sedang



melakukan



yang



didapat



pemerintah



Menurut pendapat dari Marx, setiap



Dalam prakteknya, tidak semua impian



kelas sosial bertindak menurut kepentingannya



atau cita-cita tersebut dapat terwujud dengan



sendiri yang akan memutuskan berdasarkan



sempurna,



kasus per kasus. Bagi kalangan atas, berarti



masyarakat Indonesia yang bekerja di luar



mereka tertarik pada kepentingan sebanyak-



negeri seperti Malaysia, Brunei, Arab Saudi,



banyaknya (Suseno, 1999: 116). Kapitalis dan



dll. Di negara-negara tujuan tersebut, banyak



kelas atas akan melakukan apa saja untuk



pekerja menghadapi masalah ketika mereka



mendapatkan keuntungan bagi kelompok



diperlakukan dengan buruk oleh majikan



mereka.



ingin



mereka. Perbedaan antar kelas menyebabkan



mendapatkan keuntungan melalui eksploitasi.



hal tersebut dapat terjadi, yang pada awalnya



Mereka mendapatkan keuntungan dari akibat



mereka berniat untuk mencari rezeki hingga



eksploitasinya, sehingga mereka mengulangi



keluar negeri namun mereka malah memiliki



eksploitasi dan keadaan ini menciptakan



nasib yang buruk.



Mereka,



kaum



borjuasi,



karena



banyak



dialami



oleh



“culture of exploitation”. Budaya eksploitasi adalah perilaku yang merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lain. Apabila kegiatan itu terus menerus dan menghasilkan kebiasaan atau sesuatu yang bisa disebut budaya, maka bisa disebut budaya eksploitasi.



2. Perlindungan Tenaga Kerja Menurut UU No. 1, Pasal 2 Tahun 2017 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,



Gambar 1. pemerintah indonesia malaysia melakukan penandatanganan Mou untuk pekerja



“Pekerja migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang berasal dari luar wilayah



negara



Republik



Indonesia,



Pemerintah Indonesia dan Malaysia telah menyepakati nota kesepahaman atau nota



melakukan atau telah melakukan pekerjaan



kesepahaman



tentang



penempatan



dan



yang untuknya ia menerima upah." Tentu



perlindungan pekerja migran Indonesia sektor



rumah tangga di Malaysia. Presiden Joko



berasal dari Indonesia, Nepal, India, Thailand,



Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Ismail



Tiongkok, Filipina, Myanmar, Bangladesh,



Sabri bin Yaakob menyaksikan langsung



Vietnam, dan Kamboja, terutama mencari



penandatanganan MoU tersebut di Istana



pekerjaan untuk mendukung ekonomi keluarga



Merdeka,



mereka.



Jakarta.



MoU



kedua



negara



Mayoritas



dari



mereka



adalah



mengatur tentang penggunaan MoU tersebut.



perempuan yang bekerja di restoran dan hotel,



Sistem satu saluran sebagai sistem komunikasi



dan beberapa bekerja menjadi pelacur.



untuk rekrutmen. Kepala negara percaya



Malaysia bukan hanya negara tujuan



bahwa sistem ini memberikan perlindungan



terpopuler, tapi juga negara dengan pengaduan



terbaik bagi pekerja migran Indonesia (PMI).



pekerja migran Indonesia terbanyak pada



Perlindungan hukum adalah segala



2021. Bahkan, pada Januari 2022 dia mendapat



upaya untuk memperkuat hak dan dukungan



64 pengaduan baru. Pada 1 April 2022,



saksi dan/atau korban untuk menjaminnya.



pemerintah



Melalui Remedies, Compensation, Medical



menandatangani nota kesepahaman untuk



Services, dan Legal Assistance. Menurut



memperbarui perjanjian serupa yang berakhir



Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum



pada 2016 dan menampung serta melindungi



adalah perlindungan harkat dan martabat serta



pekerja migran Indonesia yang berada di



pengakuan



Malaysia.



hak



asasi



badan



hukum



berdasarkan ketentuan hukum yang sewenangwenang.



Indonesia



dan



Malaysia



Buruh migran di sektor informal lebih rentan



dan



cenderung



menjadi



korban



Malaysia menjadi tujuan utama TKI



eksploitasi. Hal ini dikarenakan para pekerja



selama ini karena alasan tidak jauh dari



yang bekerja memiliki sedikit keterampilan



kampung halaman di indonesia, menurut Bank



dan pengetahuan, sehingga mudah untuk



Indonesia



Nasional



menipu para pekerja tersebut. Eksploitasi di



Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja



Malaysia adalah mempekerjakan sebanyak



Indonesia (BNP2TKI) Pada tahun 2021,



mungkin pekerja tetapi menawarkan upah



sekitar 1,62 juta atau 50,03% dari seluruh



yang tidak proporsional atau dibawah dari



pekerja migran Indonesia akan tinggal di



harga upah yang seharusnya dibayarkan



Malaysia.



kepada para pekerja. Jika pekerja melanggar



(BI)



dan



Badan



Dengan perkembangan ekonomi dan



atau melawan, mereka diancam dan dihukum



faktor geografis yang strategis, Malaysia



untuk diri mereka sendiri dan orang yang



menjadi negara tujuan, asal dan transit.



dicintai korban. Oleh karena itu, suka atau



Sebagian besar korban perdagangan orang



tidak suka, korban harus melakukan pekerjaan



yang melakukan perjalanan ke Malaysia



tersebut secara terpaksa (Armandhanu, 2015).



Metode bentuk dari melakukan kejahatan ini



dapat menggantikan serta menjauhkan dari



termasuk penipuan, pemaksaan, ancaman,



sistem kapitalisme.



jeratan hutang dan bahkan penculikan.



Kelas sosial borjuis atau kapitalisme



3. Teori Marxisme memandang kelas sosial



adalah lapisan atas dari kelas sosial. Istilah dari



borjuis dan proletar



borjuasi sering diartikan sebagai kelas sosial



Teori Marxisme ini juga merupakan bentuk



dari



kondisi



pemberi pekerjaan dan upah. Kelas sosial ini



terjadi



merupakan kelas sosial yang dominan. Melalui



perubahan yang cukup drastis dan masif



Doyle (1986:148) menyatakan bahwa kelas



sebagai akibat dari adanya revolusi industri



sosial borjuis terbagi menjadi dua bagian,



yang menimbulkan pembagian stratifikasi



yaitu:



masyarakat



respon



yang pada



terhadap



yang memiliki alat-alat produksi dan sebagai



saat



itu



sosial di kalangan masyarakat dalam negeri



1. Borjuasi yang berkuasa adalah kelas



ini. Stratifikasi ini merupakan bentuk fokus



borjuis yang terdiri dari kapitalis besar



utama dari teori Marxis. Stratifikasi ini



dan



terbentuk dalam dua lingkaran sosial yaitu;



mempekerjakan staf



pembagian stratifikasi dalam borjuasi dan



korporasi



besar,



yang



2. Borjuasi kecil, kelas ini ada Pedagang,



stratifikasi dalam proletariat.



pengrajin kecil dll. Tindakan mereka



Teori Marxis ini telah mengatakan



bekerja kurang dari borjuasi yang telah



banyak hal tentang kapitalisme dan bagaimana



berkuasa selama ini.



cara memeranginya dengan teori ini. Teori Marxis ini juga mengacu dan berfokus pada dinamika



yang



telah



ditentukan



oleh



Eksploitasi tenaga kerja didorong oleh keinginan



majikan



untuk



mendapatkan



perbedaan antar kelas yang ada. Di sini, antar



keuntungan sebanyak mungkin dengan biaya



kelas, menyebutkan kelas kapitalis atau borjuis



serendah mungkin, yang mengarah pada



versus proletar. Atau, teori Marxis bisa disebut



eksploitasi. Dari sudut pandang Marxis,



kelas penguasa dan kelas tertindas. Kelas yang



pekerja migran dapat diklasifikasikan sebagai



tertindas atau tertekan ini bisa dihilangkan.



proletariat yang lebih buruk daripada pekerja



Karl Marx pernah mengklaim bahwa ada cara



asli.



untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi



1. Pertama, karena buruh migran berada



di antara manusia. Cara ini bertujuan untuk



di pasar tenaga kerja internasional,



memobilisasi



buruh



kaum



proletar,



untuk



migran



seperti



budak,



mendemonstrasikan dan mempersembahkan



diperdagangkan tanpa perlindungan.



kepada dunia suatu masyarakat sosialis yang



2. Kedua, adanya pekerja migran di organisasi industri dari negara lain



yang otomatis tersubordinasi oleh



indonesia di luar negeri. Kasus ini menyangkut



pekerja lokal dan memiliki hak dan



majikan asing (Malaysia) yang melecehkan



kesempatan



pekerja migran Indonesia (TKI) yang bekerja



yang



lebih



rendah



dibandingkan pekerja lokal.



sebagai pekerja rumah tangga. Hal ini sering



3. Ketiga, menurut hukum negara lain,



dan berulang terjadi di Malaysia karena



pekerja migran tidak memiliki hak



keduanya memiliki status sosial yang berbeda.



politik yang signifikan. Apalagi jelas



Majikan termasuk golongan borjuis, di mana ia



bahwa



memiliki



merasa berhak bertindak semena-mena, seperti



kekuasaan yang besar sebagai pemilik



menyiksa pekerja rumah tangga yang berasal



kapital, sehingga dapat menindas kaum



dari kaum proletar. Contoh kekerasan di



buruh. Mereka memiliki modal untuk



Malaysia adalah pekerja rumah tangga migran



mempekerjakan



migran,



dipukuli oleh majikan setiap hari hingga



sedangkan buruh migran tentu harus



memiliki memar di beberapa bagian tubuh



bekerja pada kaum borjuis untuk



mereka.



kaum



borjuis



buruh



mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.



4. Contoh Kasus Contoh kasus dari kekerasan pada



Menurut pandangan Marxisme ini, insiden



pekerja migran atau TKI adalah Nirmala



kekerasan tidak menitikberatkan pada negara



Bonat, putri seorang petani di Nusa Tenggara



sebagai aktor sentris, tetapi pada perbedaan



Barat, Nirmala pergi ke Malaysia



antar kelas. Di sana, borjuis sebagai majikan



membantu keuangan keluarganya. Setelah tiba



dan proletariat sebagai pekerja. Hal ini



di Malaysia, ia bekerja sebagai ibu rumah



menyebabkan kekerasan di kalangan pekerja



tangga di keluarga Yim Pek Ha. Yim mulai



migran karena majikan memiliki hak untuk



menyiksa Nirmala setelah



mengeksploitasi pekerjanya karena ia lebih



bekerja dengannya selama kurang lebih



memiliki kuasa atas pekerjanya. Kondisi itu



beberapa bulan. Nirmala disiksa dengan



yang pada akhirnya membuat kaum proletar



berbagai cara, terutama siksaan fisik berupa



merasa lemah, sedangkas borjuis pada posisi



disiram dengan air mendidih, pemukulan dan



yang ada disebaliknya.



pemotongan payudara dengan besi panas.



Secara



khusus,



untuk



Nirmala telah



Marxisme



Nirmala mencoba melarikan diri tetapi dia



menggambarkan pembagian stratifikasi sosial



memutuskan untuk kembali karena dia tidak



dan ketidakadilan yang terjadi pada antar kelas



tahu harus kemana karena selama masa dia



sosial yang ada. Hal ini terjadi seperti dalam



bekerja dia tidak pernah pergi jauh. Kemudian



banyak kasus terhadap pekerja



pelecehan terjadi lagi kepadanya dan Nirmala



migran



benar-benar tidak tahan akan hal itu. Akhirnya



pekerja di Malaysia. Dari sini kita



dapat



dia kabur lagi dan untungnya petugas



melihat penyalahgunaan kekuasaan



yang



keamanan



dan



terjadi. Penyalahgunaan kekuasaan oleh kaum



akhirnya ia dibawa ke kantor polisi. Dalam



borjuis karena mereka dibutuhkan untuk



kasus ini, majikan nirmala akan dibui selama



memberikan upah kepada pekerja sehingga



12 tahun dan nirmala akan menerima biaya



mereka melakukan hal yang semena-mena.



kompensasi kerugian dan mental sebesar 1



Marx mengatakan bahwa hal ini disebabkan



miliyar rupiah (ILO, 2010:8).



oleh ketidaksetaraan sosial dalam ekonomi



kompleks



mendekatinya,



Ini adalah salah satu dari sekian banyak



kapitalis.



contoh eksploitasi dan kekerasan terhadap



disebabkan oleh keinginan majikan sebagai



KESIMPULAN Dari pembahasan



yang telah dijelaskan pada sebelumnya



dapat



kelas borjuis untuk mendapatkan keuntungan



ditarik



sebesar-besarnya dari buruh migran sebagai



kesimpulan bahwa sudut pandang Karl Marx



kelas proletar, yang berujung pada aktivitas



adalah sudut pandang yang melihat antara



eksploitatif.



kaum borjuasi dan kaum proletariat yang



mengalami eksploitasi seperti tidak dibayar



memiliki konflik sosial. Pandangan Marxis itu



setelah seharian bekerja, penyiksaan fisik,



adalah



pandangan yang berorientasi pada



perbudakan dll. Mereka tidak punya pilihan



struktur sosial dan institusi sosial masyarakat.



dan dipaksa bekerja di luar keinginan mereka.



Dari perspektif Marxis, ekonomi adalah



Eksploitasi pekerja migran secara legal dan



tempat munculnya perbedaan dari antar kelas



ilegal di Malaysia, jika dilakukan oleh satu



sosial, terutama dalam konflik yang terjadi di



pihak melalui penipuan, kekerasan atau



antara kaum borjuasi dan kaum proletariat.



intimidasi,



Dalam hal ini, kekuasaan ada di tangan borjuis



kejahatan perdagangan manusia.



Banyak



dapat



dari



mereka



digolongkan



yang



sebagai



sedangkan proletariat berada pada kelas yang



Salah satu alasan dari banyaknya



terbelakang dalam kaitannya dengan sistem



masyarakat di indonesia yang mencari kerja di



ekonomi kapitalis.



malaysia adalah karena masalah banyaknya



Dari



alasan



jumlah penduduk yang ada di indonesia



adalah



sehingga tidak seimbang antara angkatan kerja



ketidaksetaraan sosial ekonomi kapitalis.



dengan lapangan pekerjaan yang tersedia,



Munculnya



sehingga menyebabkan banyaknya pekerja



eksploitasi



perspektif pekerja



aktivitas



Marxis, migran



eksploitatif



ini



yang melakukan migran keberbagai negara di penjuru dunia salah satu yang terbanyak adalah malaysia. Akan tetapi, pekerja migran yang mencari pekerjaan ini tidak selalu berjalan mulus,



banyak



hambatan



yang



terdapat mereka



rintangan alami.



dan



Sebagai



contohnya adalah kasus kekerasan yang terjadi pada pekerja migran asal indonesia.



DAFTAR PUSTAKA Putri, Areta. (2021). Analisis Eksploitasi dan Kekerasan yang Terjadi Di Negara Malaysia Terhadap Tenaga Kerja Asal Indonesia. Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, D., Riset, K., dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, T., Nuraeni, P., & Susilawati, L. (n.d.). Kredo 5 (2021) Karya Emily Bronte DISTINGSI KAUM BORJUIS DENGAN KAUM PROLETAR DALAM NOVEL “WUTHERING HEIGHTS” KARYA EMILY BRONTE. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kred o/index Zahidi, M. S. (2014). Pemikir-Pemikir Marxis Dalam Hubungan Internasional.Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional,10(1). https://doi.org/10.26593/jihi.v10i1.105 0.%p Nasib TKI di Malaysia Rentan Dieksploitasi. (2022, July 28). VOI. Retrieved December 7, 2022, from https://voi.id/bernas/195218/nasib-tki Ratihtiari, A. A. T., & Parsa, W. (2019). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI LUAR NEGERI . Indonesia Malaysia Sepakati Mou Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Di Malaysia | Portal



Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2022, April 1). Kementerian Luar Negeri. Retrieved December 8, 2022, from https://kemlu.go.id/portal/id/read/3475 /berita/indonesia-malaysia-sepakatimou-perlindungan-pekerja-migranindonesia-di-malaysia Damara, H. E. (2016). KEJAHATAN TRANSNASIONAL DALAM PERSPEKTIF MARXISME : PENGARUH KULTUR EKSPLOITASI TERHADAP PENINGKATAN KASUS PERDAGANGAN MANUSIA DI MALAYSIA. Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 2, 152158.