Jurnal - Umi Ilmatin Nafiah - 18105030041 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Arfsd
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Menilik Sejarah Islam di Media Sosial (Studi atas Akun Instagram Gen Saladin sebagai Media Pengetahuan Sejarah Islam) Umi Ilmatin Nafiah Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: [email protected] Abstrak – Kehadiran internet saat ini menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Beberapa orang yang mampu melihat peluang yang ada dalam internet membuat mereka mampu menciptakan sebuah inovasi baru berupa aplikasi yang disebut media sosial. Aplikasi-aplikasi media social mulai banyak bermunculan seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat, salah satunya media social Instagram. Instagram menjadi salah satu media social yang sangat diminati oleh masyarakat. Kemampuannya untuk memberikan informasi yang cepat dan cara penyajiannya yang beragam dimanfaatkan oleh beberapa penggunanya sebagai sarana penambah pengetahuan, salah satunya pengetahuan sejarah. Peluang ini mampu dibaca oleh salah satu pengguna media social sebagai sarana penambah pengetahuan berupa wawasan sejarah Islam yaitu akun Gen Saladin. Pada tulisan kali ini akan didiskusikan mengenai cara praktis akun Gen Saladin memberikan dan menjelaskan informasi pengetahuan sejarah Islam. Mengingat minat para masyarakat akan pengetahuan sejarah sudah mulai berkurang, serta banyaknya sumber-sejarah yang dinilai kurang praktis bagi masyarakat moder, terutama masyarakat Muslim, untuk menambah pengetahuan kesejarahannya. Kata kunci: Gen Saladin, Sejarah Islam, Instagram PENDAHULUAN Hadirnya media sosial instagram di zaman modern ini telah memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat umumnya dan umat Islam khususnya. Instagram adalah aplikasi berbasis Android yang memungkinkan penggunanya mengambil foto dan video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring dengan cara yang praktis. 1 Tidak bisa dielak bahwa instagram juga memberikan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Instagram dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam menjalankan bisnis, sebagai media pembawa informasiinformasi dari seluruh dunia, atau bahkan digunakan sebagai sarana menambah pengetahuan dari bidang keilmuan-keilmuan tertentu. Instagram merupakan media penambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah Islam. Bagi umat Islam sendiri, salah satu peran utama setelah hadirnya instagram adalah sebagai media dakwah agar agama Islam mampu tersebar sebagai agama



1 Reni Ferlitasari, “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja (Studi Pada Rohis Di Sma Perintis 1 Bandar Lampung)” (Undergraduate, UIN Raden Intan Lampung, 2018), 22, http://repository.radenintan.ac.id/4221/.



perdamaian di kalangan manusia dan agar umat Islam sendiri lebih mengenal dan memahami Islam secara lebih mendalam. Pengetahuan tentang sejarah Islam sejauh ini banyak dinikmati menggunakan media seperti buku-buku, ensklopedia, dan biografi. Apalagi ruang lingkup sejarah Islam bisa dikatakan sangat luas membuat media-media tersebut dinilai cukup banyak sehingga nilai kepraktisannya tidak didapatkan. Kenyataan ini membuat minat masyarakat untuk mempelajari sejarah semakin hari semakin berkurang. Padahal menurut mempelajari sejarah dinilai penting karena berdampak pada perkembangan dan perubahan masyarakat sehingga menggugah kesadaran untuk bersikap lebih bijak. Maka dari itu akun Gen Saladin hadir menyuguhkan sedikit banyak tentang pengetahuan dan wawasan sejarah selain untuk media dakwah, juga untuk membantu manusia lebih mudah memahami dan menambah wawasan baru tentang sejarah Islam. Kehadiran Gen Saladin diasumsikan mampu mengajak kita untuk lebih mencintai sejarah karena akun ini hadir dalam setiap media yang sudah sangat melekat di masyarakat, yakni dalam media social instagram yang dapat dijangkau oleh ponsel-ponsel pintar pada umumnya. Sehingga sejarah Islam untuk zaman ini bisa dengan mudah diakses dan diminati oleh semua orang. Artikel ini mencoba memaparkan salah satu akun yang ada dalam media social yang mampu membantu para penggunanya memahami dan menambah wawasan tentang sejarah Islam. Diantara acuan yang dapat dijadukan argument dalam artikel ini adalah pertama, bentuk media seperti apa yang bisa dijangkau dengan praktis untuk lebih mendalami dan menambah wawasan tentang sejarah Islam. Kedua, apakah media social mampu membantu memberikan pengetahuan baru atau menambah pengetahuan akan sejarah Islam. Ketiga, apakah hadirnya media social sebagai knowledge sharing mampu memberikan pengaruh baik atau buruk bagi para pengguna media social itu sendiri. Maka ketiga argument diataslah yang akan menjadi focus pembahasan dalam artikel ini. Dalam tulisan ini pula ditinjau salah satu pengetahuan sejarah Islam yang berwawasan Palestina sebagai salah satu contoh pembahasan sejarah dalam akun instagram Gen Saladin. Sebelumnya sudah terdapat beberapa penelitian yang menjadikan instagram sebagai objek material. Akan tetapi beberapa penelitian tersebut mengarahkan kajiannya bukan pada nilai kemanfaatan media social instagram sebagai sarana penambah wawasan dan pengetahuan sejarah Islam. Beberapa penelitian yang meletakkan instagram sebagai objek material mengarahkan



kajian pada beberapa focus kajian seperti sebagai sarana berdakwah 2, sarana pembentukan identitas atau jati diri3, saran pembentukan sikap keagamaan4, dan lain-lain. Penelitian tersebut sama-sama berangkat dari melihat peluang-peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan dari media social. Namun belum ditemukan penelitian yang lebih menitikberatkan kajiannya pada pencarian nilai kemanfaatan instagram sebagai media penambah pengetahuan dan wawasan, dalam arti lainnya adalah sebagai media belajar. Oleh karena itu, pada tulisan kali ini diharapkan mampu menelaah dan mengkaji media sosial Instagram, terutama akun Gen Saladin sebagai media penambah wawasan sejarah Islam. Mengingat bahwa masyarakat muslim sekarang membutuhkan akses yang cepat dalam mencari informasi berupa sejarah-sejarah Islam. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dsb.5 Selain itu penelusuran sumber-sumber yang berkaitan dengan tema, misalnya data foto maupun video yang di post akun Instagram Gen Saladin yang terkait dengan tema penelitian, juga termasuk data-data lain yang terkait, seperti jurnal, akan dugunakan dan dijadikan bahan referensi dalam penulisan ini. Adapun data yang telah dikumpulkan, dapat dibagi menjadi dua yakni data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan merujuk langsung dari postingan akun Instagram Gen Saladin. Sedangkan, untuk mencari data sekunder akan dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan bacaan yang membahas tentang tema tersebut. Sementara untuk metode yang digunakan dalam tulisan ini, digunakan metode deskriptifanalitik, yaitu pendekatan yang memaparkan sekaligus menggambarkan illustrasi dari objek penelitian, sehingga membantu pembaca mudah memahami dan memperoleh kesimpulan yang jelas.6 Lebih dari itu, untuk menemukan hasil yang dimaksudkan penulis, diperlukan beberapa 2 Riska Indah Cahyani, “Peran Media Sosial Instagram Akun Akhyar Tv Dalam Penyebaran Dakwah” (Undergraduate, UIN Raden Intan Lampung, 2018), http://repository.radenintan.ac.id/3980/. 3 bulan Cahya Sakti Dan Muchammad Yulianto, “Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan Identitas Diri Remaja,” Interaksi Online 6, no. 4 (28 September 2018): 490–501. 4 Ferlitasari, “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja (Studi Pada Rohis Di Sma Perintis 1 Bandar Lampung).” 5 Abdi Mirzaqon T, “Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Konseling Expressive Writing,” Jurnal BK UNESA 8, no. 1 (2 November 2017): 3, https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bkunesa/article/view/22037. 6 Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology: Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 186.



langkah metodis sebagai panduan dalam mendeskripsikan data-data tersebut seperti membaca sekaligus menganalisis data yang berkaitan dengan tema dan mengambil kesimpulan berdasarkan fokus kajian. DESKRIPSI AKUN GEN SALADIN Untuk terhubung dengan akun Gen Saladin, maka pengguna harus terlebih dahulu log in di instagram, setelah itu pengguna bisa mengetikkan “Gen Saladin” pada kolom search di instagram. Akun instagram Gen Saladin adalah akun yang bersifat terbuka, siapapun dapat mengakses akun tersebut. Akun tersebut dapat di follow (ikuti) oleh pengguna instagraam lain tanpa harus menunggu konfirmasi atau persetujuan dari pemilik akun untuk bisa mengakses konten-konten yang ada di dalamnya dan mengetahui post terbaru yang dibuat oleh akun tersebut. Bergabung dengan instagram pertama kali pada tanggal 13 Januari 2018, hingga saat ini akun Gen Saladin berhasil memiliki pengikut berjumlah kurang lebih 87 ribu pengikut. Jumlah unggahan yang telah dibagikan akun Gen Saladin juga bisa dikatakan cukup banyak yakni mencapai kurang lebih 844 postingan berupa foto dan video, belum terhitung juga dari kolom sorotan cerita. Dari kolom sorotan cerita sendiri, Gen Saladin telah mempunyai 10 judul sorotan cerita.



Gambar 1: Sekilas akun Gen Saladin



Banyaknya jumlah orang yang tahu dan mengikuti akun Gen Saladin ini karena akun ini selalu menggunakan fitur hashtag di setiap kirimannya. Sejauh ini hashtag tersebut dituliskan dengan tema-tema yang cukup dikenal oleh pengguna instagram pada umumnya. Hashtag tersebut adalah #TodayinHistory, #islamichistory, #sejarah, #sejarahislam, #muslimharustahu #unknownfacts, #faktaislam, #tafakkur, #sirahnabawiyah, #hijrah, #hijrahquote, #sahabatsurga, #sahabathijrah, #islam, #ottoman, #umayyad, #abbasid, #saladin, #wowfakta, #faktaangka, #dakwahvisual. Maka juga pengguna instagram mencari dalam kolom search berupa salaah satu kata dari beberapa hashtag tersebut, akun Gen Saladin akan bisa ditemukan. Sorotan cerita berjudul Gensa Quizes sejauh ini mempunyai kumpulan story paling banyak. Sorotan ini berisi kuis/ pertanyaan seputar sejarah Islam. Berhubung Instagram story juga memiliki fitur “kuis”, maka ini sangat mendukung Gen Saladin untuk menyediakan banyak pertanyaan bertema wawasan keislaman. Fitur “kuis” sendiri berbentuk kolom pertanyaan pilihan ganda sehingga lebih mampu mengajak para pemirsa sorotan untuk lebih berpikir dahulu sebelum memberikan jawaban. Hal ini tentunya berdampak baik bagi para pemirsanya, karena secara tidak langsung juga mengajak menilik dan mengingat-ingat lagi tentang sejarah Islam. Bahkan bisa jadi membuat para pemirsanya membuka buku terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban dalam kuis tersebut.



Gambar 2: Kuis yang diberikan Gen Saladin kepada pemirsa instagram stoty (insta-story)



Sorotan yang tak kalah penting untuk dilihat lainnya adalah yang berjudul “Belajar Sejarah”. Kumpulan story dalam sorotan ini memberikan sebuah saran kepada kita untuk lebih tau bagaimana memulai belajar sejarah. Tag line dari story tersebut juga mampu mengajak pemirsa untuk terus mengeruk wawasan kesejarahan islam, salah satu contonya yaitu “Darimana Kita Mulai Mentadabburi Sejarah Islam?”. Di dalamnya dituliskan runtutan sejarah Islam yang sebaiknya dipahami oleh para muslim. Dalam story tersebut, Gen Saladin menjelaskan bahwa untuk mentadabburi sejarah Islam dimulai dari mengenal Rasulullah, lalu dengan mengenal 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Dilanjutkan dengan mempelajari generasi sahabat pada umumnya baru tentang pahlawan-pahlawan Islam sepeninggal Rasulullah. Dan proses yang terakhir adalah dengan mempelajari peradaban Islam itu sendiri.



Gambar 3



Selain dua judul sorotan yang telah disebut, untuk bisa lebih mengembangkan akunnya, Gen Saladin tidak luput membuat story berisi kolom kritik dan saran. Hal ini dilakukan agar para pengikut akun ini bisa memberikan masukan-masukan agar Gen Saladin bisa memberikan postingan-postingan yan sesuai dengan harapan para pengikutnya. Selain itu masih adalah lagi judul sorotan lainnya seperti Madu Saladin, Order Kurma, Umat Robbani, Terbiasa Kalah, Buku Sejarah, Penemu Amerika, dan Colombus Day. Tentunya sorotan cerita-cerita tersebut tetap mampu memberikan informasi mengenai wawasan kesejerahan Islam bagi para pemirsanya. Akun



Gen



Saladin



mengisi



kolom



bionya



dengan



tulisan



berhashtag



#DownloadingOurHistory dan #InstallingOurFuture. Selain hashtag tersebut, Gen Saladin juga menuliskan “Wawasan Sejarah Islam dan Palestina”, “Smart People Learn from History. Isi bio tersebut dapat memberikan gambaran kepada para pengguna instagram secara garis besar mengenai tema akun Gen Saladin. Tulisan di kolom bio tersebut juga mampu memberikan pertimbangan kepada para pengguna Instagram yang ingin mengikuti (follow) akun tersebut. Sehingga dengan adanya tulisan tersebut, para pengguna instagram juga akan lebih tepat memilih akun mana yang sesuai dengan jenis aku yang ingin mereka ikuti.



Beralih dari sorotan cerita, asal mula akun Gen Saladin dahulu bernama Wawasan Palestina. Karena dari awal pembuatan akun ini memang sebenarnya dikhususkan untuk menambah wawasan tetang kesejarahan Palestina. Perubahan nama menjadi Gen Saladin didasari atas faktor agar para pengguna Instagram bisa lebih tertarik untuk mengikuti akun ini. Nama “Gen Saladin” sendiri bisa dikategprikan sebagai nama yang unik sehingga mampu menarik pengguna instagram untuk mengikuti akun ini. Selain itu, nama Gen Saladin dinilai lebih mampu mewakili isi dari postingan-postingan yang dibagikan dan yang akan dibagikan oleh pemilik akun tersebut. Selain itu perubahan nama menjadi Gen Saladin juga tidak akan menghilangkan nilai-nilai dari nama akun “Wawasan Palestina”. Pasalnya nama “Saladin” sendiri merupakan nama versi Inggris dari Shalahuddin (Al-Ayyubi), sosok Pahlawan Pembebas Baitul Maqdis di Palestina. Jadi dari segi perubahan nama tetap mempunyai satu narasi kesejarahan Palestina. Akun Gen Saladin bisa dikategorikan sebagai akun dengan feed instagram yang menarik dengan penyajian yang menyegarkan. Agar tidak terkesan kaku, akun ini mengisi feed mereka dengan gaya postingan yang seolah-olah mengajak berdialog kepada pengikutnya, yakni dengan tag line “Tahukah Kamu?” Gaya penulisan seperti ini sangat baik dicerna karena tidak terkesan menggurui sehingga pengikutnya akan mudah menerima pesan yang ingin disampaikan akun ini. Selain itu, Gen Saladin juga mengisi feed instagram mereka dengan postingan yang ber-tag line “Today in History”. Postingan ini menunjukkan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sesuai tanggal akun ini mengupload postingannya. Seperti contoh di bawah ini,



Gambar (4-7): Tampilan beberapa postingan ber tagline menarik



Adanya tagline juga menunjukkan kepada pengikut akun Gen Saladin khususnya dan pengguna instagram pada umumnya bahwa ternyata hamper setiap hari terjadi peristiwa atau kejadian besar dalam Islam yang harus dikenang dan dipelajari agar nantinya mampu diambil pelajaran dari sana. Tentunya dalam membagikan informasi pengetahuannya, Gen Saladin menggunakan referensi buku yang jelas. Hal ini terbukti bahwa hamper di setiap postingan Gen Saladin selalu mencantumkan referensi yang jelas. Kejelasan sumber dan informasi itulah yang nantinya membuat para pengguna media social lebih percaya keakuratan infromasinya sehingga mereka mengikuti akun ini. Selain referensi berbahasa Indonesia, akun ini juga sering menggunakan referensi-referensi buku yang berbahasa asing seperti Arab dan Inggris. Berikut adalah beberapa referensi yang digunakan akun Gen Saladin, yang di posting dalam sebuah insta-story,



Gambar 8: Beberapa literature yang digunakan oleh akun Gen Saladin



POTRET WAWASAN SEJARAH ISLAM DALAM AKUN GEN SALADIN Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa sebenarnya akun Gen Saladin adalah akun penambah pengetahuan dan wawasan sejarah Islam yang lebih memfokuskan pada tematema ke-Palestina-an. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Fenomena yang terus berkecamuk di Palestina yang sampai menjadi isu global 7 inilah yang membuat akun Gen Saladin berusaha membuat informasi-informasi yang nantinya menggugah kesadaran umat Islam akan perlunya sikap persaudaraan antar sesama Muslim. Ketika seorang muslim menyadari pentingnya persaudaraan, maka nantinya mereka juga akan bisa merasakan bagaimana keadaan saudara Muslim lainnya di Palestina. Sehingga adanya akun ini nantinya akan dijadikan pelajaran dan menggugah kepedulian Muslim untuk membantu sesamanya yang sedang dalam kesusahan seperti mengirimkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan lain-lain. Untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa persaudaraa itu, maka akun Gen Saladin berusaha menginformasikan segala hal yang terkait dengan Palestina mulai dari pahlawan pembebas Palestina, yaitu Shalahuddin Al-Ayyubi, peristiwa pembebasan Baitul Maqdis, dan lain-lain. Penaklukan Baitul Maqdis pertama kali dilakukan di masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Peristiwa ini dimulai dengan pertempuran tentara Romawi yang dipimpin oleh Jabalah bin Aiham atas perintah Heraclius melawan pasukan Muslim dibawah komando Abu Ubaidah. Dalam peperangan tersebut, akhirnya kemenangan diperoleh pihak kaum muslim. Peristiwa ini kemudian dinamakan Perang Yarmuk. Dengan berakhirnya perang Yarmuk, tentara Islam melakukan pmbagian tugas untuk menaklukkan beberapa wilayah dan menjaga wilayah yang telah ditaklukkan. Beberapa kota seperti Himsh, Qinnisrin, Laziqiah, Halab (Aleppo), Akka, Yaffa, dan Khazza telah ditaklukkan oleh pasukan Muslim. Namun penaklukan tersebut masih menyisakan Baitul Maqdis. Meskipun bisa dikatakan cukup sulit, tetapi tentara muslim mampu merencanakan sebuah taktik untuk tetap bisa menaklukkan Baitul Maqdis yaitu dengan cara mendekati orang-orang Kristen yang tertindas di bawah pemerintahan Kerajaan Romawi disana.



7 Akhmad Jengis P, 10 Isu Global di Dunia Islam (Yogyakarta: NFP Publishing, 2012), 46.



Rencana ini terdengar oleh pemimpin tentara Romawi, Artabun, yang membuatnya menyingkir ke daerah Mesir. Sehingga orang-orang Kristen sendiri juga mengalami kewalahan menghadapi tentara muslim. Karena ini penduduk Kristen ini mengajukan permintaan damai kepada tentara Islam dengan syarat Khalifah Umar bin Khattab datang ke Baitul Maqdis untuk menerima penyerahan kota. Setelah datangnya Umar, keadaan di Baitul Maqdis masih terlihat aman. Gereja-gereja tetap utuh, tidak dihancurkan, dan bahkan tetap dibuka untuk umat Kristen yang ingin beribadah. Para tentara muslim telah menjalankan sepenuhnya sikap toleransi di Yerussalem, kota dimana Baitul Maqdis berada.8 Atas keberhasilan Umar bin Khatab inilah yang membuat Yerussalem menjadi tempat suci orang kristen dan Muslim yang tidak ditemukan sikap intoleran di dalamnya. Penaklukan ini bisa dikategorikan sebagai penaklukan Baitul Maqdis yang pertama dalam sejarah Umat Islam. Pengatasnamaan Baitul Maqdis di bawah kekuasan umat Islam terjadi selama beberapa periode, yakni mulai dari masa kekhalifahan Arab sampai Dinasti Fatimiyah. Selama menguasai Yerussalem, penguasa selalu dapat mengayomi seluruh umat beragama baik dari umat Muslim sendiri maupun umat Nasrani. Para penguasa memberikan kebebasan dan kemerdekaan yang seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin berziarah ke Yerussalem. Namun, kebijakan seperti ini tidak berlangsung lama terlaksana di Yerussalem. Sejak kekuasan Islam diambil alih oleh Dinasti Saljuk, keadaan masyarakat Yerussalem menjadi tidak stabil. Dikarenakan para penguasa yang menjabat saat itu mulai menunjukkan sikap intoleran kepada penduduk sekitar. Hilangnya kemerdekaan kaum Kristen untuk berziarah merupakan salah satu akibat dari berkuasanya Dinasti Saljuk di Yerussalem. Sejak saat itu, kemerdekaan kaum Kristen untuk berziarah di Yerussalem menjadi ditekan dan diperketat, bahkan tertutup sama sekali. Mereka yaang datang ke Yerussalem selalu diberi rintangan sampai dianiaya. Keadaan ini membuat hampir seluruh umat Kristen di Eropa tergerak untuk merebut tanah suci Yerussalem dari tangan kaum muslimin. Keadaan inilah yang juga menjadi penyebab timbulnya Perang Salib Pertama.9 Pecahnya Perang Salib antara Dinasti Saljuk dan kaum Kristen Eropa membuat Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh kaum Kristen Eropa, yaitu pada tanggal 15 Juli 1097. Kaum Kristen Eropa juga dengan mudah menguasai Yerussalem karena beberapaa hal, salah satunya 8 Faisal Ismail, Sejarah dan Kebudayaaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M) (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017), 218. 9 M. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa (Yogyakarta: CV Bina Usaha, 1987), 5.



yaitu karena keadaan Dinasti Saljuk yang saat itu terpecah belah-belah diantara penguasa maupun rakyatnya. Keberhasilan kaum Kristen Eropa akan penaklukan Baitul Maqdis membuat mereka semakin yakin untuk terus melanjutkan gerak dan ekspansi menuju kota-kota lain.10 Akan tetapi mereka tidak menaklukkan seluruh negeri Syams, hanya terbatas pada kota-kota penting saja yang akan mereka taklukkan.11 Kekalahan tentara Muslim atas kaum Kristen Eropa dalam mempertahankan Baitul Maqdis membuat salah satu raja dari kalangan muslim tergerak untuk merebut kembali Yerussalem yaitu Imaduddin Zanki. Akan tetapi sebelum berhasil merebut kembali Baitul Maqdis, dia wafat dalam sebuah pertempuran menaklukkan Edessa dan meninggalkan dua orang putra, Saifuddin dan Nurudin. Dibanding Saifuddin, Nuruddin lebih terkenal akan keberaniannya dan keadilannya dalam meneruskan politik ayahnya untuk melawan kaum Salib dan mengokohkan kaum Muslim. Kehebatan Nuruddin mempunyai pengaruh besar terhadap peperangan ini. Kaum Salib bahkan takut kalau-kalau umat Islam di bawah pimpinan Nuruddin akan menghadang peperangan.12 Akan tetapi kehebatan Nuruddin tetap tidak mampu membuatnya berhasil menaklukkan Baitul Maqdis dari tentara Salib. Usaha penaklukan Baitul Maqdis selanjutnya dilakukan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Dalam Perang Salib ini, Shalahuddin telah menyusun sebuah rencana besar selain untuk memerangi pasukan Salib, juga untuk bisa menaklukkan Baitul Maqdis. Rencana yang diyakini akan sangat menentukan keberhasilan penaklukan Baitul Maqdis adalah dengan mempersatukan Mesir dan Syam. Dikarenakan, apabila terjadi perpecahan antara dua daerah tersebut, maka mengusir musuh pun juga akan lebih sulit. Kerajaan Fathimiyyah di Mesir dengan paham Syi’ahnya disatukan dengan Syam yang berpaham Sunnah menjadi satu paham bermadzhab Syafii, sehingga Shalahuddin akan lebih mudah memberikan komando apabila dua paham tersebut telah berada pada satu sejalan. Tak hanya itu, ternyata Shalahuddin juga menuliskan rencana untuk memerangi kaum Bathiniah yang dinilai akan membawa kerugian bagi Islam. Dari pengalamannya berperang, Shalahuddin cukup banyak mempelajari penyebab kekalahan umat Islam selama ini, dimana salah satunya adalah perpecahan yang terjadi antara para pemimpinnya. Maka tak salah apabila dalam usaha menaklukkan Baitul Maqdis kembali, 10 Ismail, Sejarah dan Kebudayaaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M), 386. 11 Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa, 12. 12 Harun, 14.



Shalahuddin memerangi raja-raja Islam. Shalahuddin melakukan ini didasarkan keyakinannya bahwa para Amir tidak mampu bertahan menghadapi tentara Salib jika tidak berada dalam satu komando. Shalahuddin mengkhawatirkan akan ketidaksetiaan para amir tersebut ketika mereka telah meletakkann senjatanya dan membuat perdamian dengan musuh. Rencana kedua yang menjadi faktor keberhasilan umat Islam untuk membebaskan Baitul Maqdis adalah dengan menyadari potensi diri. Seseorang harus memiliki kepribadian kuat apabila ingin menjadi tentara Allah. Shalahuddin selalu mengingatkan pasukannya akan kehebatan senjata dan pasukan musuh. Tak lain adalah untuk membangkitkan semangat juang pasukan Muslim itu sendiri. Modal utama tentara Allah untuk menghadapi musuh selain pasukan, persenjataan, strategi, dan diplomasi adalah kepribadian dan mental yang kuat.13 Dan untuk memperkuat pasukan sendiri, Shalahuddin mulai mempersiapkan kondisi baik dari segi militer maupun ekonomi. Pasukan darat dan laut dipersiapkan dan diperkuat. Sementara dari ekonomi, Shalahuddin membuat kesepakatan dengan memanfaatkan sengketa perdagangan yang terjadi antara negara-negara salib.14 Dengan rencana-rencana dan taktik yang dipersiapkan dengan matang, Shalahuddin akhirnya berhasil merebut kembali Baitul Maqdis dari kekuasaan Islam. Shalahuddin dan pemimpin tentara Salib yang diwakili oleh raja Richard the Lionheart membuat sebuah perjanjian yang disebut dengan perjanjian Ramlah (Shulh al-Ramlah). Dalam perjanjian ini, disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu. Mereka orang-orang Kristen juga diberi kebebasan dan kemerdekaan untuk beribadah di Baitul Maqdis dengan tenang, nyaman, tenteram, dan aman.15 KESIMPULAN Kehadiran internet di masyarakat dunia telah memberikan pengaruh yang cukup baik. Internet telah membuka peluang bagi beberapa orang untuk menciptakan sebuah aplikasi-aplikasi yang berguna bagi masyarakat. Aplikasi social media dinilai mampu memberikan kontribusi dalam memudahkan kehidupan manusia, termasuk dalam hal penambah pengetahuan. Sejauh ini 13 “Inilah Cara Shalahuddin Al-Ayyubi Merebut Baitul Maqdis - VOA-ISLAM.COM,” diakses 20 Desember 2019, http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/07/06/15517/inilah-cara-shalahuddin-alayyubi-merebut-baitulmaqdis/. 14 “Menganalisis Kemenangan Islam atas Al-Quds Era Shalahuddin Al-Ayyubi,” diakses 20 Desember 2019, https://www.kiblat.net/2017/12/12/menganalisis-kemenangan-islam-atas-al-quds-era-shalahuddin-al-ayyubi/. 15 Ismail, Sejarah dan Kebudayaaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M), 389.



media social yang bisa memberikan informasi-informasi yang diminati banyak orang adalah instagram. Fitur-fiturnya yang beragam membuat penyampaian informasi menjadi lebih praktis dan mudah dicerna. Sejauh ini akun Gen Saladin telah memberikan kontribusi penting dalam menambahkan pengetahuan dan wawasan berupa sejarah Islam ke pengguna media social. Kemampuannya memberikan informasi dengan cara-cara menarik ini membuat pengguna media social menjadi tidak bosan mempelajari sejarah Islam. Karena umumnya masyarakat sekarang kurang berminat mempelajarinya. Kepraktisan instagram lebih disukai oleh masyarakat, sehingga peluang inilah yang digunakan akun Gen Saladin untuk lebih mengakrabkan sejarah Islam kepada penggunanya. Perlunya mengetahui sejarah Islam dinilai penting, terutama oleh akun Gen Saladin, dengan alasan agar masyarakat muslim mampu mengambil pelajaran-pelajaran dari peristiwaperistiwa besar yang terjadi di zaman dulu. Setelah mengatahui sejarah Islam, terutama yang bertemakan Palestian, masyarakat muslim seharusnya mampu meningkatkan nilai-nilai persaudaraan sesame muslim. Nilai kepedulian terhadap sesama juga diharapkan tumbuh setelah masyarakat muslim mempelajari sejarah Islam yang telah dihadirkan dengan praktis oleh akunakun media social.



DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Riska Indah. “Peran Media Sosial Instagram Akun Akhyar Tv Dalam Penyebaran Dakwah.” Undergraduate, UIN Raden Intan Lampung, 2018. http://repository.radenintan.ac.id/3980/. Ferlitasari, Reni. “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja (Studi Pada Rohis Di Sma Perintis 1 Bandar Lampung).” Undergraduate, UIN Raden Intan Lampung, 2018. http://repository.radenintan.ac.id/4221/. Harun, M. Yahya. Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa. Yogyakarta: CV Bina Usaha, 1987. “Inilah Cara Shalahuddin Al-Ayyubi Merebut Baitul Maqdis - VOA-ISLAM.COM.” Diakses 20 Desember 2019. http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/07/06/15517/inilahcara-shalahuddin-alayyubi-merebut-baitul-maqdis/. Ismail, Faisal. Sejarah dan Kebudayaaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M). Yogyakarta: IRCiSoD, 2017. “Menganalisis Kemenangan Islam atas Al-Quds Era Shalahuddin Al-Ayyubi.” Diakses 20 Desember 2019. https://www.kiblat.net/2017/12/12/menganalisis-kemenangan-islamatas-al-quds-era-shalahuddin-al-ayyubi/. Mirzaqon T, Abdi. “Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Konseling Expressive Writing.” Jurnal BK UNESA 8, no. 1 (2 November 2017). https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/22037. P, Akhmad Jengis. 10 Isu Global di Dunia Islam. Yogyakarta: NFP Publishing, 2012. Sakti, Bulan Cahya, dan Muchammad Yulianto. “Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan Identitas Diri Remaja.” Interaksi Online 6, no. 4 (28 September 2018): 490–501. Tashakkori, Abbas, dan Charles Teddlie. Mixed Methodology: Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.