Kajian Teori Observasi Lab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KAJIAN TEORI Laboratorium atau yang dikenal dengan singkatan “Lab” ini digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan kegiatan penelitiann ilmiah yang disertai dengan perhitungan, pengukuran maupun eksperimen.Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Laboratorium adalah tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatankegiatan tersebut secara terkendali. Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, metode pengamatan dan percobaan, prasarana pendidikan. Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium dengan mengatur seluruh sumber daya yang terdapat di laboratorium agar dapat bekerja optimal sesuai fungsi laboratorium tersebut. Sumber daya yang dimaksud antara lain staf, peralatan, zat kimia, sistem pengolahan limbah, dan sistem pengolahan data. Pengelolaan laboratorium meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengadaan alat dan bahan, pemeliharaan, administrasi laboratorium, usaha menjaga keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, pemakaian laboratorium, dan anggaran biaya. Jadi, pengelolaan laboratorium sangat berkaitan dengan pengelola, pengguna, fasilitas, dan aktivitas di laboratorium tersebut. Untuk mengelola seluruh sumber daya laboratorium, diperlukan suatu organisasi pengelolaan laboratorium. Organisasi ini dikatakan baik apabila terjalin komunikasi yang lancar antara pengelola laboratorium, dosen pemimpin praktikum, dan administrator. Usaha-usaha pengelolaan laboratorium yang dilakukan oleh seorang pengelola laboratorium (laboran) yaitu : 1. Suasana laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik. 2. Kebersihan dan keselamatan selalu dipelihara. 3. Pemakaian laboratorium secara merata dan terpadu. a. Perencanaan (Planning) Perencanaan menjadi suatu hal yang sangat penting karena tak hanya sekedar sebagai pengatur kegiatan namun juga menentukan keberhasilan dalam setiap tahap kegiatan yang direncanakan agar kegiatan tidak terjadi secara insidental. Perencanaan dalam kegiatan laboratorium meliputi pelayanan praktikum, penelitian, pengadaan alat dan bahan, optimalisasi sumber daya, dan sumber dana. Ketika mengajukan alat, spesifikasi alat hendaknya mengacu



pada apa yang dibutuhkan. Selain itu, dalam pemilihan bahan kimia hendaknya jangan memilih bahan yang memiliki kemurnian tinggi karena merupakan pemborosan bila dalam prosesnya bukan merupakan kegiatan analisis. b. Pengadaan Fasilitas dan Peralatan Pada umumnya fasilitas laboratorium di universitas negeri disediakan oleh pemerintah, berbeda dengan universitas swasta yang harus membeli sendiri alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pendidikannya. Sarana utama dalam laboratorium mencakup ruangan laboratorium yang didalamnya terdiri atas meja kerja, tempat pembuangan limbah, AC, tempat penyimpanan alat, lemari bahan kimia, ruang gelap, dan lain-lain. Sedangkan sarana pendukung mencakup ketersediaan energi listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pemadam kebakaran. Prosedur pembelian alat dan bahan dimulai dengan penyusunan daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Daftar usulan kebutuhan alat dan bahan disusun oleh pengelola laboratorium bersama dosen pengajar agar alat yang dibeli bermanfaat. Sebelum pembelian dilakukan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Percobaan yang akan dilakukan 2. Pengetahuan tentang alat dan bahan yang akan dibeli 3. Dana yang tersedia 4. Spesifikasi jenis ukuran alat dan bahan 5. Prosedur pembelian 6. Pelaksanaan pembelian Pembelian alat dan bahan yang diusulkan disesuaikan dengan ketersediaan dana, apabila dana yang ada tidak mencukupi maka pembelian dilakukan dengan skala prioritas. Sebelum membeli,



sebaiknya



menentukan



perusahaaan



yang



barangnya



berkualitas



serta



mempertimbangkan harga yang ditawarkan. c. Administrasi Alat dan Bahan Pengadiministrasian merupakan suatu proses pendokumentasian seluruh komponen fisik laboraatorium. Proses ini mencakup kegiatan mendata semua fasilitas, alat dan bahan yang ada berdasarkan kategori atau peraturan yang berlaku. Inventaris laboratorium berguna untuk : 1. Informasi dengan cepat dan tepat mengenai keadaan laboratorium. 2. Perencanaan dan pengembangan sehingga bila ada peminatan atau penambahan alat dapat ditentukan prioritas dan mencegah duplikasi.



3. Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain. 4. Pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan 5. Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik dan teratur. Daftar alat dikategorikan berdasarkan jenis alat, bahan alat, kerja alat dsb. Dalam daftar sekurang-kurangnya mencantumkan kode alat (berdasarkan ketentuan yang berlaku), jumlah, spesifikasi dan nomor seri, tahun kedatangan dan asal. Setelah selesai digunakan, alat harus segera dibersihkan dan disusun seperti semula. Semua alat diberi penutup misalnya plastic transparan agar tidak cepat berdebu dan kotor. Pencatatan mengenai pemakai riwayat alat juga sangat penting. catatan ini biasanya dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan spesifikasi alat, prosedur, penggunaan, catatan pemakaian dan riwayat perbaikan kerusakan serta keberadaan suku cadang. Dengan adanya kartu alat ini akan memudahkan dalam proses pengawasan karena pemakai akan memeriksa kondisi alat berdasarkan spesifikasi dan kelengkapan yang tercantum. Keberadaan data alat atau bahan merupakan sumber kajian untuk mempelajari potensi laboratorium. Data peralatan laboratorium harus selalu dipelajari sekurang-kurangnya sekali dalam satu semester. Hal ini sangat penting untuk memantau keberadaan jumlah alat, alat yang rusak atau hilang, atau untuk memprioritaskan kebutuhan mendatang. Untuk kelancaran administrasi, hendaknya dilakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan oleh laboran ke atasan seperti PDIII, Ketua Program Studi atau Dekan. d. Keselamatan dan keamanan kerja Keselamatan dan keamanan kerja harus dijaga saat melakukan praktikum. Bukan hanya keselamatan pemakainya, juga keselamatan alat yang dipergunakan. Alat dan bahan di laboratorium mungkin saja dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan pada saat melakukan praktikum. Bahaya yang terjadi seperti luka dari pecahan alat, terkena cairan yang korosif, tertelan zat yang beracun dsb. Adapun sumber bahaya dan pencegahannya yaitu : 1. Bahan yang mudah terbakar Bahan yang mudah terbakar seperti spiritus dapat menimbulkan bahaya dalam proses praktikum. Hal ini dapat dihindari dengan cara bahan tersebut diletakkan di dekat jalan keluar, diusahakan dalam jumlah yang sedikit, dan jalan yang menuju tempat listrik, kran airnya harus bebas hambatan.



2. Alat-alat dari kaca Alat-alat dari kaca yang berisi bahan kimia kemungkinan dapat meletus atau merusak bahan kimia tersebut jika terus terkena sinar matahari. Hal yang dapat dilakukan untuk menghindarinya dengan cara alat-alat kaca disimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, memegang alat-alat kaca dengan baik dan benar, dan menggunakan slop tangan saat membersihkan alat-alat kaca. Alat ini juga harus disterilisasi sebelum dipakai dan disimpan pada lemari khusus. 3. Bahan kimia Hal yang dapat dilakukan untu menghindari bahaya tersebut dengan cara menetralkan bahan kimia yang pekat sebelum digunakan, mengencerkan bahan kimia sebelum dibuang di bak cuci, tidak mengarahkan bahan kimia yang panas ke orang lain, menggunakan pakaian kerja praktikum yang lengkap, dan membersihkan tangan setelah melakukan praktikum. Alat ini sebaiknya ditempatkan pada ruang fume yang ditempatkan pada lemari khusus. 4. Zat radioaktif Hal yang perlu dilakukan saat menggunakan zat radioaktif yaitu dengan melaksanakan tata tertib laboratorium dengan baik, menggunakan pakaian kerja laboratorium, membersihkan tangan setelah bekerja, jangan sampai terkena kulit, dan alat-alat yang digunakan merupakan alat khusus dan tidak boleh tertukar. 5. Radiasi Untuk menghindari kecelakaan oleh bahaya radiasi dengan cara memberikan perlindungan yang baik agar sinar ultra ungu tidak menyebar, menghindari kulit agar tidak terkena laser, dan memakai kacamata pelindung saat bekerja. 6. Listrik Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kecelakaan dalam menggunakan listrik dengan cara memutuskan arus listrik saat memperbaiki kabel, memutuskan sumber arus saat terjadi kejutan, tidak menyentuh orang yang terkena kejutan listrik, mengikat erat pada ujung kabel dengan terminalnya, tidak memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan basah, dan memeriksa alat-alat baru sebelum dipergunakan. 7. Tabung gas



Agar terhindar dari bahaya tabung gas, dapat dilakukan dengan cara meletakkan tabung gas dalam keadaan vertikal, memeriksa terlebih dahulu klep pada tabung gas yang baru, memasang regulator pada klepnya, dan memeriksa saluran gas agar tidak bocor. 8. Api Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari bahaya dari api dengan cara menjauhkan zat yang mudah terbakar, menyimpan zat yang mudah terbakar tidak lebih dari 500 mL, tidak membuang benda panas atau yang terbakar di tempat sampah, mengawasi praktikum yang menggunakan sumber panas dan memeriksa laboratorium sebelum meninggalkannya. 9. Alat- alat optik Alat optik seperti mikroskop harus disimpan di tempat kering. Kelembaban tinggi dapat menyebabkan lensa berjamur. Oleh karena itu, mikroskop harus diletakkan pada lemari khusus yang diberi lampu pijar untuk mengurangi kelembaban udara. Selain hal-hal di atas, pengelola laboratorium harus disiplin di dalam laboratorium. Oleh karena itu, diperlukanlah adanya tata tertib yang ditujukan ke semua pemakai laboratorium. Disamping itu, tata tertib juga harus dilengkapi dengan sanksi. Tujuan penyusunan tata tertib ini adalah untuk mendidik disiplin kerja dan rasa tanggung jawab bagi pemakai laboratorium. Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan. Terkadang, walaupun kita sudah berusaha untuk bekerja secara berhati-hati namun kemungkinan kecelakaan pasti ada. Oleh karena itu, hendaknya selalu disiapkan kotak PPPK (pertolongan pertama pada kecelakaan) seperti kapas, obat merah, pembalut luka, gunting, dan lain-lain. e. Pengaturan Pemakaian Laboratorium Dalam pemakaian laboratorium, pengelola laboratorium harus menyusun jadwal pemakaian laboratorium untuk dipatuhi bersama. Hal ini bertujuan agar kelancaran kegiatan praktikum dapat dijaga dengan baik. Pengelola laboratorium harus mengatur jadwal sedemikian rupa sehingga tidak ada benturan antarkelas dalam penggunaan laboratorium. Dalam penggunaan laboratorium setidaknya disediakan hari dimana laboratorium tidak digunakan, dengan tujuan agar pengelola laboratorium dapat memeriksa alat yang rusak, bahan yang habis dan sebagainya serta dapat membersihkan ruangan laboratorium agar terjaga kehigienisannya. f. Pemeliharaan



Pemeliharaan adalah upaya terus menerus dalam mengupayakan agar laboratorium dapat berfungsi secara optimal. Kegiatan ini berupa pemeriksaan secara periodik dalam seluruh bagian ruangan dan kondisi alat. Untuk peralatan mekanik dilakukan pemberian minyak pelumas. Untuk peralatan optik dilakukan pembersihan kotoran dan jamur pada lensa. Selain itu, dilakukan penggantian suku cadang terhadap komponen yang aus atau rusak. g. Penganggaran Penganggaran adalah pengaturan keuangan laboratorium berdasarkan kebutuhan dan skala prioritas dan tindakan mencari sumber keuangan melalui kegiatan produktif agar menunjang kelangsungan laboratorium. Sumber dana ini biasanya berasal dari biaya praktikum yang dipungut pada setiap mahasiswa dan anggaran lain yang terprogram. h. Tata tertib laboratorium Tata tertib di laboratorium hendaknya ditaati oleh seluruh pengguna laboratorium baik itu dosen maupun mahasiswa. Contoh tata tertib di laboratorium yaitu : 1. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium. 2. Jika ada alat yang rusak atau pecah segera melapor ke dosen pengampu. 3. Setelah selesai praktikum, alat dikembalikan ke tempat semula. 4. Buang sampah pada tempat yang disediakan. 5. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus bersih. 6. Mahasiswa dan dosen yang akan menggunakan laboratorium diwajibkan mengajukan permohonan peminjaman alat 2 hari sebelum praktikum kepada laboran. 7. Bagi yang memecahkan alat praktikum wajib menggantinya.