Kap PTM 2023 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM ) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATI BENING TAHUN 2023



A. Pendahuluan Meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi. Kasus PTM memang tidak ditularkan namun mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif namun PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini. Dalam menurunkan kasus PTM melalui pengendalian faktor risiko PTM di masyarakat maka diperlukan upaya dan pemahaman yang sama terhadap pembagian peran dan dukungan manajemen program pengendalian PTM . Dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian PTM di Indonesia maka perlu di kelola dengan baik sehingga dipandang perlu diterbitkannya Pedoman Manajemen Program Pencegahan dan Pengendalian PTM sebagai acuan bagi pengelola program PTM di setiap jenjang pengambil kebijakan dan bagi pelaksanaan program dalam penyelenggaraan program Pencegahan dan Pengendalian PTM yang berkesinambungan sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih tepat dan berhasil guna. B. Latar Belakang Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018). Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya



kesepakatan



tentang



strategi



global



dalam



pencegahan



dan



pengendalian PTM, khususnya di negara berkembang. PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di setiap negara.



Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol. Program Kemenkes lainnya yang disinergikan dengan program PTM utama adalah pengendalian gangguan indera serta yang berfokus pada gangguan penglihatan dan pendengaran serta gangguan disabilitas. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi gangguan pendengaran secara nasional sebesar 2,6% dan prevalensi ketulian sebesar 0,09%. Hasil survei Rapid Assesment of Avoidable Blindness (RAAB) menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan atas usia 50 tahun Indonesia berkisar antara 1,7% sampai dengan 4,4%. Dari seluruh orang yang menderita kebutaan, 77,7% kebutaan disebabkan oleh katarak. Penyebab lain dari kebutaan di Indonesia adalah kelainan di segmen posterior bola mata (6%), glaucoma (2,9%), dan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (2,3%). Pada prevalensi gangguan pendengaran ditemukan 2,6 % dan ketulian sebesar 0,09 %. Sedangkan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 disebutkan prevalensi disabilitas pada penduduk umur 18 – 59 tahun sebesar 22%. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada indikator-indikator kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut : 



Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%;







Prevalensi obesitas



penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari



14,8 % menjadi 21,8%; 



Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat dari 7,2%. menjadi 9,1%.



Untuk data PTM lainnya menunjukkan hasil sebagai berikut :  Prevalensi Asma pada penduduk semua umur menurun dari 4,5% menjadi 2,4%;  Prevalensi Kanker meningkat dari 1,4 per menjadi 1,8 per mil;  Prevalensi Stroke pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 7 menjadi 10,9 per mil;



 Prevalensi penyakit ginjal kronis ≥ 15 tahun meningkat dari 2,0 per mil menjadi 3,8 per mil;  Prevalensi Diabetes Melitus pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 6,9 % menjadi 10,9%;  Prevalensi aktivitas fisik kurang pada penduduk umur ≥ 10 tahun meningkat dari 26,1% menjadi 33,5%;  Prevalensi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur ≥ 5 tahun meningkat dari 93,5% menjadi 95,5%. Meningkatnya kasus PTM secara signifikan diperkirakan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi. Hal ini dapat terlihat dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) tahun 2017, sebanyak 10.801.787 juta orang atau 5,7% peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit katastropik dan menghabiskan biaya kesehatan sebesar 14,6 triliun rupiah atau 21,8% dari seluruh biaya pelayanan kesehatan dengan komposisi peringkat penyakit jantung sebesar 50,9% atau 7,4 triliun, penyakit ginjal kronik sebesar 17,7% atau 2,6 triliun rupiah. Mengingat hal tersebut di atas, berbagai upaya dilakukan telah dilakukan yang bertujuan untuk menurunkan angka Morbiditas, Mortalitas dan Disabilitas PTM melalui kegiatan sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM setiap bulan 2. Mengadakan pertemuan kader posbindu 3. Mengadakan pelatihan bagi seluruh kader posbindu 4. Melaksanakan kegiatan skrinning FR-PTM di sekolah dengan sasaran usia 15-59 tahun 5. Melaksanakan Monev Posbindu secara berkala 6. Melaksanakan penyuluhan tentang FR-PTM di berbagai kegiatan 7. Melaksanakan skrinning Hipertensi,Diabetes Melitus, dan PTM lainnya 8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan melalui Aplikasi ASIK C. Tujuan 1. Tujuan Umum:



Adapun Tujuan umum dari program PTM ini adalah untuk menurunkan angka Morbiditas, Mortalitas, dan Disabilitas yang disebabkan oleh Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular ( FR-PTM ). 2. Tujuan Khusus: Sebagai panduan pelaksanaan program : a) Penanggulangan Hipertensi pada usia 15-59 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening b) Penanggulangan Diabetes Melitus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening c) Penanggulangan Obesitas di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening d) Penanngulangan kanker payudara dan kanker leher Rahim di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening e) Penanggulangan konsumsi rokok pada usia 15-59 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening f) Penanggulangan stroke dan penyakit jantung di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening g) Penanggulangan gangguan indera dan fungsional di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan NO



KEGIATAN



WAKTU



SASARAN



1



Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM



Januari s/d Desember



Masyarakat usia 1559 tahun



2



Menyelenggarakan pertemuan kader posbindu



Maret, Juni, September dan Desember



Perwakilan kader posbindu



3



Menyelenggarakan pelatihan kader posbindu



Juli



Seluruh kader posbindu



4



Melaksanakan skrinning FR-PTM di sekolah



Januari dan Juli



5



Melaksanakan Monev posbindu



6



Mengadakan penyuluhan FR-PTM di berbagai kegiatan masyarakat



VOLUME



SUMBER DANA



2 org x Rp100.000 x 12 bln = Rp2.400.000



BOK



24 org x Rp100.000 x 4 kl = Rp9.600.000



BOK



120 org x Rp100.000 x 1 kl = Rp12.000.000



BOK



Seluruh guru dan siswa SMP/SMP yang berusia 15-59 tahun



2 org x Rp100.000 x 2 kl = Rp400.000



BOK



Agustus



Seluruh kader posbindu



1 org x Rp100.000 x 2 kl = Rp200.000



BOK



Januari s/d Desember



Seluruh Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jatibening



1 org x Rp100.000 x 12 lok = Rp1.200.000



BOK



E. Penanggung Jawab dan Pelaksana Kegiatan Yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan ini adalah Penanggung Jawab Program PTM (Penyakit Tidak Menular). Kemudian seluruh kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh tenaga Dokter, Bidan, Perawat, Analis, Apoteker dan tenaga Kesehatan lainnya. F. Cara Pelaksanaan Kegiatan 1. Metode a. Ceramah b. Pemeriksaan Kesehatan 2. Tempat pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening G. Sasaran/Peserta Yang menjadi sasaran pada kegiatan ini adalah Seluruh masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatibening yang berusia 15-59 tahun. H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan 1. Seluruh kegiatan tersebut di atas secara rinci akan dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) masing-masing sebagai panduan pelaksanaan program. 2. Akan dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan setiap akhir kegiatan tersebut. 3. Monitoring kegiatan akan dilakukan pada saat perencanaan, proses kegiatan dan tindak lanjut hasil evaluasi.



Bekasi, 20 September 2022 PJ. Program Penyakit Tidak Menular (PTM)



Rima Zulliyanti, S. ST



2015