Kap PTM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN PROGRAM (KAP) PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) A. Pendahuluan Kejadian penyakit tidak menular ( PTM ) meningkat secara signifikan dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mengancam pertumbuhan ekonomi, PTM merupakan “silent disaease” yang menyebabkan kematian terbanyak diseluruh dunia, termasuk indonesia. Penyakit tidak menular antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah diabetes melitus, kanker dan penyakit obstruktif kronis serta cidera dan tindak kekerasan, merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat prioritas pengendalianya. Puskesmas memberikan layanan kesehatan dasar dan merupakan ujung tombak pengendalian penyakit dimasyarakat termasuk PTM, gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Upaya pelayanan kesehatan secara komprehensif dengan pendekatan faktor resiko secara terintegrasi dapat dilakukan di puskesmas. B. Latar belakang Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular ( PTM ). Prevalensi beberapa PTM utama meningkat, Sementara penyakit menular masih tinggi, lebih di perparah oleh munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali. Oleh karena adanya pergeseran pola penyakit tersebut, maka indonesia menghadapi triple burden of diseases. Secara demografi struktur umum pendududk indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang semakain menua yang akan berdampak pada pergeseran pola penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Penyakit tidak menular membunuh 36 juta orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Sebesar 25 % daari kematian tersebut atau 9,1 juta kematian terjadi pada usia produktif dibawah usia 60 tahun. Pada tahun 2030, PTM diperirakan akan menjadi penyebab lebih dari 75 % kematian di seluruh dunia, yang sebagian besar berada di negara berkembang termasuk indonesia (WHO, 2011) Berdasarkan laporan badan kesehatan dunia ( WHO, 2008 ), di indonesia proporsi penderita penyakit jantung dan pembuluh darah besar 48 % dari total kematian akibat PTM ( sekitar 17 Juta jiwa), penyakit pernafasan kronik dan penyakit kronik lainyasebesar 4,2 juta jiwa, kanker sebesar 7,6 juta jiwa atau 21 % dari total kematian akibat penyakit tidak menular, dan diabetes melitus 1,3 juta jiwa sekitar 5,8 juta jiwa orang pertahun orang meninggal dunia akibat cidera. Hasil riset kesehatan dasar ( Riskesdas ) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari sepuluh ( 10 ) penyebab kematian tertinggi di indonesia, enam ( 6 ) diantaranya disebabkan oleh PTM. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi ( 15,4 % ), disusul TB ( 7,5 % ), hipertensi ( 6,8 % ), cidera ( 6,5 % ), perinatal ( 6,0 % ), Diabetes Melitus ( 5,7 % ), Tumor ( 5,7 % ), penyakit hati ( 5,2 % ), penyakit jantung ischemik ( 5,1 % ), dan penyakit saluran nafads bawah ( 5,1 % ). Bila dilihat dari karakteristik subjek penelitiannya ( Riskesdas, 2007 ) prevalensi hipertensi pada subjek umur > 18 tahun sebesar 311,7 %, dimana proporsi kasus hipertensi yang didiagnosis/minum obat sebesar 23,9 % dan yang tidak terdiagnosis sebesar 76,1%. Kasus DM diindikasikan sebanyak 5,7 % dari total populasi, dimana 1,5 % diantaranya sudah terdiagnosis dan 4,2% belum terdiagnosis. Kementrian kesehatan Republik Indonesia telah mengembangkan berbagai inovasi strategi guna meningkatkan pelayanan kesehatanyang lebih efaktif, efisien, dan terpadu. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan sangat berperan terhadap upaya pembangunan kesehatan serta mempunyai kewenangan yang besar dalam meciptakan inovasi model pelayanan pengendalian penyakit tidak menular di tingkat dasar. Saat ini keberhasilanya dapat diukur dengan menurunya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, serta meningkatnya umur harapan hidup ( UHH ).



Pelayanan yang dilaksanakan oleh puskesmas dapat memberikan hasil kesehatan yang lebih baik dengan kebutuhan biaya lebih rendah. Sesuai dengan Visi Puskesmas “Terwujudnya Puskesmas Kereng Bangkirai Dengan Pelayanan Bermutu Dalam Rangka Mendukung Kecamatan Sabangau” serta Misi Puskesmas yaitu : 1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar. 2. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk ber-PHBS. 3. Membina Kerjasama Tim dan Menerapkan Manajemen Yang Akuntabel. 4. Menggalang Kemitraan Dengan Lintas Sektoral Untuk Memperoleh Dukungan Dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Kombinasi antara teknologi yang ada untuk mengelola PTM dengan personel terlatih dan sistem rujukan yang terorganisir, memungkinkan kebanyakan kasus PTM utama dapat ditangani dan dikelola di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas. Pada saat ini sebagian besarpelayanan PTM masih kearah pengobatan ( kuratif ) yang mayoritas dilaksanakan di rumah sakit, sehingga rumah sakit sering disebut sebagai puskesmas raksasa, yang sebenarnya masyarakat sangat membutuhkan pelayanan penyakit tidak menular untuk dapat dilaksanakan di tingkat pelayanan primer. Puskesmas mempunyai tiga fungsi utama yaitu : sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Memperhatikan fungsi puskesmas ini tampak bahwa peran puskesmas bukan saja menangani persoalan teknis medis tetapi juga menyiapakan bagaimana ketrampilan sumber daya manusia yang ada mampu mengorganisasi modal sosial yang ada di masyarakat. Fungsi dan peran puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam mengorganisasi masyarakat agar terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri. Dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem keshatan dasar dengan memperluas jarinagan yang efektif dan efisien di puskesmas. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komperhensif, serta memperbaiki sitem informasi padaa semua tingkatan. Revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM dilakukan dengan : 1. Meningkatkan sumberdaya tenaga kesehatan yang propesional dan kompeten dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas peklayanan kesehatan dasar. 2. Meningkatkan manajemen pelayanan pengendali PTM secara komprehensif ( terutama promotif dan Prepentif ) dan holistik. 3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana promotif dan prefentif, maupaun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan. Secara umum tujuan penyelenggaraan PTM di puskesmas adalah untuk mewujudkan puskesmas yang mampu melaksanakan pengendalian PTM dan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang efisien, efektif, merata, bermutu, terjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat diwilayah kerjanya.



C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Tujuan Umum Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM terintegrasi dan berbasis peran serta masyarakat. Tujuan Khusus a. Terlaksannya deteksi dini faktor resiko PTM b. Terlaksannya monitoring faktor resiko PTM c. Terlaksanya tindak lanjut dini faktor resiko PTM D. Kegiatan pokok dan Rincian kegiatan Kegiatan Pokok meliputi : 1. Pemeriksaan tekanan darah 2. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan 3. Pengukuran Lingkar Perut 4. Pemeriksaan Gula Darah dan Cholesterol Rincian Kegiatan meliputi : 1. Deteksi dini di Unit Pemeriksaan Kesehatan umum ( Dalam Gedung ) 2. Kegiatan Posbindu PTM 3. Kunjungan rumah PTM 4. Pelaksanaan IVA E. Sasaran Masyarakat yang datang ke Puskesmas baik laki-laki maupun perempuan yang berusia ≥ 15 tahun, atau masyarakat yang datang ke Posbindu. F. Jadwal pelaksana kegiatan 1. Di Puskesmas Setiap hari pada jam pelayanan 2. Pelaksanaan Posbindu setiap tanggal 08 di posbindu NUSA INDAH 3. Pemeriksaan IVA di Puskesmas dilaksanakan setiap hari pada jam pelayanan G. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan 1. Pelaporan pelaksanaan Deteksi dini di puskesmas dilaksanakan setiap hari dan dilaporkan secara online ke Web PTM pusat. 2. Pelaporan pelaksanaan Posbindu PTM dilaksanakan setiap bulan dan dilaporkan setiap habis kegiatan secara online ke Web PTM pusat dan Dinas Kesehatan Kota, dan dilaksanakan Evaluasi pada ahir tahun.