Kasus Etika Masalah Arthur Andersen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kasus Etika Masalah Arthur Andersen Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi. Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien besar membuka skandalskandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup. Kebangkitan Ketika Leonard Spacek bergabung di tahun 1947, ia mulai mengembangkan jasa konsultan kepada klien-klien besar. Selama rentang waktu 30 tahunan, bisnis konsultasi Andersen menjadi lebih menguntungkan daripada usaha aslinya. Di Andersen, pertumbuhan menjadi prioritas dan penekanannya pada perekrutan dan mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas dan independensi audit. Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya perusahaan. Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan paling menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya sebagai model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities and Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan berkaitan independensi auditing. Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturanaturan baru untuk membatasi layanan di luar audit. Tetapi saran ini ditolak Andersen. Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung melemahkan dan memicu kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot, merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis. Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian. Tahun 2000 dalam pengadilan arbitrase, hakim memutuskan bahwa konsultan Andersen bisa memisahkan diri dan bekerja secara efektif. Perusahaan konsultasi berubah namanya menjadi Accenture. Pada Januari 2001, Andersen mengangkat Joseph Berardino sebagai CEO baru dalam auditing. Tugas pertamanya adalah melacak perusahaan yang lebih kecil melalui sejumlah tuntutan hukum yang sudah ada. Andersen membayar amat mahal untuk tuntutan-tuntutan ini. Tahun berikutnya, banyak perusahaan klien Andersen meninjau ulang hubungannya dengan Andersen. Bagian selanjutnya adalah menjabarkan segelintir kasus yang membuat keruntuhan Andersen.



Keruntuhan BFA Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan terbesar perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen bertindak sebagai auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar $570 juta. BFA didirikan untuk menghimpun dana dan mengelola gereja di Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini merupakan investasi yang lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan lembaga pembaptis lainnya. Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga menyembunyikan kerugian dari investor sejak 1986 dengan menjual beberapa properti dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang telah meminjam uang dari ayyasan yang tak mungkin membayar properti kecuali kondisi pasar real estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa yang disebut dengan “skema Ponzi” setelah kasus peniupuan yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang dari investor baru untuk membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu, pejabat puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada investigasi kriminal dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11 mengenai perlindungan kebangkrutan pada tahun 1999. Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan pemalsuan dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di tahun 2000, Andersen merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan opininya tentang audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk membayar $217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun 2002. Sunbeam Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-besarkan penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”, recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari pengiriman sebenarnya dan tagihannya. Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama enam kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan. Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta.



Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam terbebas dari kebangkrutan. Waste Management Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang dipertanyakan mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari Waste Management. Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste Management membayar jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa memperoleh biaya tambahan melalui “tugas khusus”. Awalnya Andersen mengidentifikasi praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan disajikan kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste Management menolak mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan masa lalu untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220 juta ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk melakukan perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin usahanya akan dicabut – suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya dengan Enron. Enron Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron bangkrut. Departemen Kehakiman AS menmulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat putusan. Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya. Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju untuk menghentikan auditing publik pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya mematikan bisnisnya. Perusahaan Telekomunikasi Sayangnya, tuduhan penipuan tidak berakhir pada kasus Enron. Berita segera muncul ketika WorldCom, klien terbesar Andersen, memiliki penyimpangan sebesar $3,9 miliar. Harga sahamnya kemudian jatuh dan investor melayangkan serangkaian tuntutan hukum yang mengirim WorldCOm ke Pengadilan Kepailitan. Andersen menyalahkan WorldCom dan bersikeras bahwa penyimpangan tidak pernah diungkapkan kepada auditor dan bahwa ia telah



memenuhi standar SEC dalam auditnya. WorldCOm balik menuduh Andersen karena gagal menemukan penyimpangan yang ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan lainnya dituduh melakukan penyimpangan akuntansi. Kesimpulan : Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusntya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan seperti misalnya pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini KAP yang seharusnya bersikap independen, tidak dilakukan oleh AA. Karena perbuatan tersebut, keduaduanya menuai kehancuran dimana enron bangkrut dengan meninggalkan hutang millayaran dollar. Sedangkan KAP AA sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Soal Pertanyaan : 1. Apakah kontribusi yang diberikan oleh Arthur Andersen dalam bencana Enron?   



  



Jawab : Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan independensi audit dikorbankan. Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah menyimpang dari kebijakan semula. Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup. 2. Manakah keputusan yang salah dari Arthur Andersen? Jawab : Menyetujui kesepakatan bersama Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian. Tidak menjalani tugas auditor yang seharusnya bersifat profesional dan independen. Lebih mementingkan keuntungan dan segala sesuatunya diukur dengan uang. Sementara kualitas itu sendiri tidak ia jalankan. 3. Apakah motivasi utama dibalik keputusan mitra audit Arthur Andersen terhadap audit Enron, Worldcom, Waste Management dan Sunbeam : kepentingan umum atau suatu kepentingan yang lain? Sebutkan contoh – contoh yang mengungkapkan motivasi ini Jawab :



Kepentingan yang lain. AA lebih mementingkan kepentingan Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian agar para investor tetap bertahan berinvestasi pada Enron tanpa melihat dari segi resiko dan latar belakang prosedur seorang auditor yang sebenarnya. Contohnya AA sebagai auditor dan konsultan (dan menarik biaya untuk konsultasi) beberapa SPE yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, menjaga pembiayaan dari laporan keuangan konsolidasi Enron dan gagal untuk memenuhi ekuitas berisiko dibawah 3 persen atas investor luar dan kriteria pengendalian keputusan untuk nonkonsolidasi. 4. Mengapa seharusnya auditor membuat keputusan untuk kepentingan umum daripada kepentingan manajemen atau pemegang saham saat ini? Jawab : Karena sesuai dengan sifat seorang auditor yaitu bersifat profesional dan independent, itu berarti sebagai seorang auditor tidak boleh berpihak kepada siapapun. Menjalani tugas sesuai dengan prosedur, mengambil keputusan sesuai dengan informasi dan temuan audit yang sudah didapat. Agar tidak merugikan pada kedua belah pihak. Karena apabila tidak seperti itu akan banyak resiko yang akan dihadapi oleh auditor itu sendiri, perusahaan dan pemegang sahamnya. 5. Mengapa Arthur Andersen – Mitra penanggung jawab untuk pengendalian kualitas – tidak menghentikan keputusan yang cacat dari mitra audit? Jawab : Duncan sebagai mitra AA tidak menghentikan keputusan yang cacat karena Duncan merasa tidak mampu menolak mitra pengendali kualitas atas keinginannya sendiri, mungkin Duncan merasa posisi dia dalam kemitraan tersebut tidak bisa menunjang atau merasa tidak mempunyai hak untuk berpendapat. 6. Haruskah semua pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan atau kelambanan tindakan yang disebabkan oleh kurang dari 100 orang? Manakah personel Arthur Andersen yang seharusnya dituntut? Jawab : Tidak, karena ini bukan salah mereka. Namun karena masalah enron ini yang melibatkan AA, semua anggota AA terkena imbasnya dan mengakibatkan mereka kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Dari kasus ini yang seharusnya dituntut adalah orang-orang yang terlibat langsung pada masalah enron ini. 7. Dalam keadaan apa perusahaan audit harus memusnahkan atau menghancurkan kertas kerja audit? Jawab : Sesuai dengan peraturan sebagai seorang auditor harus menjaga semua dokumen-dokumen sampai 5 tahun. Apabila sudah 5 tahun, barulah dokumen tersebut dapat dimusnahkan atau dihancurkan.



8. Jawablab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam bagian “Pertanyaan Tersisa” yang dibahas dalam kasus etika ini, Masalah Arthur Andersen. Jawab : Seharusnya dengan adanya kasus Arthur Andersen ini menjadi pelajaran bagi KAP lain untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena apabila terjadi kembali masalah AA ini pada KAP lain otomatis masyarakat akan tidak percaya lagi pada KAP tersebut bahkan mungkin akan menghakimi sendiri status seorang auditor itu sendiri. Dan otomatis KAP Big 4 itu akan hilang. Namun apabila masalah AA dijadikan sebagai bahan pelajaran dan pembatas untuk berbuat menyimpang. KAP lain mampu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk kliennya. Dari masalah AA ini yang sudah sampai ke pengadilan tentu saja akan menyeret semua pihak yang bersangkutan, sedikit demi sedikit akan terungkap siapa-siapa saja yang bersalah dan harus bertanggung jawab. Semoga dengan adanya masalah ini tidak terjadi tragedi lain.



Chapter 2: ETHICS & GOVERNANCE SCANDALS



Chapter 2 ETHICS & GOVERNANCE SCANDALS



Etika & Tata Kelola: Perkembangan Awal sebelum Tahun 1970 Hingga 29 Oktober 1929, ekonomi di seluruh dunia masih “Roaring Twenties” yaitu suatu periode dimana profitabilitas tinggi, full employment, pasar perumahan yang membooming, dan optimisme tak terbatas. Perusahaan-perusahaan tampak seperti mengerjakan sesuatu yang diharapkan demikian juga dengan perusahaan pemerintah. Kemudian pasar saham jatuh, mengisyaratkan bahwa perusahaan dunia sangat spekulatif, rahasia, dan penuh dengan konflik kepentingan. Manipulasi dan inflasi laporan keuangan menyebar luas sehingga investor tidak mengetahui kondisi finansial investasi mereka. Selama Great Depression dari tahun 1929 s.d 1939, pemerintah US mengakui beberapa kekurangan etik dan tata kelola yang menyebabkan kegagalan, and hukum yang berlaku didesain untuk memperbaikinya, meliputi: · Securities Act of 1933 (dikenal dengan Truth in Securities Act) – membentuk U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) dan mengharuskan perusahaan-perusahaan yang mengumpulkan uang dari publik di U.S. untuk mendaftarkan diri di SEC dan mengikuti regulasi yang menentukan isu original dari sekuritas perusahaan, informasi investor, sertifikasi audit oleh akuntan independen, dan kewajiban masyarakat bagi penulis dan penanggung. · Securities Act of 1934 – memciptakan kerangka peraturan untuk perdagangan tambahan (terhadap perdagangan saham) sekuritas (saham, obligasi, dan surat utang) dari perusahaan terdaftar. · Glass-Steagall Act of 1933 (dikenal dengan The Banking Act of 1933) – mengamanatkan reformasi perbankan didesain untuk memisahkan investasi dan fungsi perbankan komersial untuk melindungi kegagalan bank komersial dari kesalahan investasi spekulatif. · Investment Advisers Act of 1940 – menciptakan kerangka untuk registrasi dan regulasi bagi penasihat investasi.



Etika & Tata Kelola: 1970 - 1990 Seiring tahun 1950an dan 1960an berlalu, kesadaran bahwa lingkungan kita memiliki sumber daya terbatas semakin jelas, demikian juga dengan kesadaran perusahaan yang dapat membuat perubahan untuk melindungi lingkungan. Sebuah kelompok aktivis yang dikenal dengan environmentalists membuat peka publik terhadap praktik buruk. Tujuan mereka adalah untuk menekankan dewan direksi, eksekutif, dan manajer menyadari bahwa praktik lingkungan yang buruk tidak hanya merusak



lingkungan, tapi juga merusak reputasi individual dan perusahaan terlibat, dan pada akhirnya profitabilitas.



Etika & Tata Kelola: Era Modern–Tahun 1990 sampai Sekarang Pada dasarnya, perusahaan-perusahaan, di bawah arahan dewan direksi, mengembangkan program tata kelola yang membentuk perilaku dan menguntungkan masyarakat. Sebagai respon dari activist stakeholder, perusahaan membentuk program tata kelola yang dicurahkan ke: · Menggalakkan dan melindungi whistle-blower ·



Meningkatkan kesehatan dan keamanan



·



Memastikan kejujuran



·



Mengurangi conflict of interest



·



Memastikan praktik pekerjaan yang layak.



Etika & Tata Kelola: Era Modern–Tahun 1990 sampai Sekarang



Enron–Kegagalan Dewan Direksi



Perusahaan Enron didirikan oleh Ken Lay pada tahun 1985 sebagai hasil merger dari dua perusahaan gas alam. Karena permintaan akan gas alam meningkat, harga saham Enron juga meningkat secara terus menerus. Pada saat itu, Enron merupakan tujuh perusahaan publik terbesar di US. Namun, pada tahun 2001 harga saham mulai jatuh dan pada 2 Desember 2001 perusahaan mengajukan perlindungan bankruptcy. Empat bulan kemudian, 2 April 2002, saham Enron dijual 24 cents. Berpusat di Houston, bisnis utama Enron adalah menjual gas alam, tetapi beralih ke bisnis penjualan energi masa depan. Kontrak masa depan adalah sebuah persetujuan dimana satu pihak setuju untuk menjual energi ke pihak lain pada suatu tanggal tertentu di masa depan pada harga yang disepakati sekarang. Dari sudut pandang penjual, pendapatan biasanya dicatat ketika energi diantar ke pelanggan. Pada kasus Enron, Enron mulai mencatat pendapatan menggunakan estimasi penjualan masa mendatang. Disebut “prepays”, Enron seharusnya mencatat pendapatan periode sekarang, ketika kas diterima, selanjutnya mengantar gas alam selama beberapa periode ke depan. Cara lain adalah menjual, atau sindikat aset jangka panjang Enron, seperti proyek energi modalintensif. Sayangnya, Enron memiliki masalah dalam menemukan pembeli untuk berinvestasi dalam sindikat ini. Jadi Enron membuat afiliasi konsolidasi atau perusahaan untuk tujuan tertentu (Special Purpose Enterprises–SPEs), untuk berinvestasi ke dalam sindikat ini. Namun, SPEs tidak independen dengan Enron. Enron memiliki semua saham SPE dan investor luar abstrak SPE merupakan karyawan Enron. SPE tidak independen dengan Enron, meskipun begitu mereka kelihatan terpisah. Enron seharusnya mencatat penjualan sindikasi, tapi kenyataannya Enron menjual aset kepada dirinya sendiri.



Melaui berbagai jenis transaksi ini, Enron menaikkan pendapatan dan menurunkan kewajibannya. Tetapi kesalahan pencatatan akuntansi ini tidak memperbaiki arus kas Enron. Pada 9 November 2001, perusahaan mengumumkan bahwa ia tidak bisa melakukan pembayaran utang. Pada 2 Desember perusahaan menyatakan bankruptcy. Ketika laporan keuangan perusahaan akhirnya disajikan kembali, pendapatan Enron berkurang $2,6 milyar selama empat tahun dari 1997 s.d 2000. Menurut investigasi internal dan eksternal, kegagalan Enron dikaitkan dengan kegagalan dewan direksi dalam melakukan tata kelola. Anggota dewan mengetahui dan mengijinkan para eksekutif Enron untuk: · melakukan transaksi akuntansi yang berisiko tinggi seperti mencatat pendapatan lebih awal dengan menggunakan “prepays”, · melakukan konflik kepentingan yang tidak tepat, seperti mengijinkan Jeffrey Skilling, CEO Enron, untuk mengoperasikan dana ekuitas privat yang berhubungan dengan Enron, ·



tidak mencatatat material off-the-book kewajiban melalui SPE, dan



· membayar kelebihan kompensasi kepada para eksekutif, sering tanpa penerimaan yang tepat, termasuk $1 milyar opsi saham kepada 12 eksekutif senior.



Dewan gagal memastikan independensi auditor Enron, Arthur Andersen. Mereka juga kelihatan memilih untuk mengabaikan keluhan dari berbagai whistle-blower dan malah memberikan kepercayaannya kepada eksekutif senior perusahaan, Ken Lay (ketua dan kadang-kadang CEO), Jeffrey Skilling (CEO), dan Andrew Fastow (CFO). Mereka adalah orang-orang yang mendalangi kecurangan dalam perusahaan. Sebagai konsekuensi dari kegagalan Enron, 10.000 pekerja kehilangan pekerjaannya; jutaan investor, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dana pensiun mereka, kehilangan jutaan dolar. Sepuluh karyawan inti didakwa dan masuk penjara, meskipun Ken Lay meninggal sebelum dihukum. Dalam satu tahun, Arthur Andersen, auditor Enron, dihukum karena gangguan keadilan; WorldCom seharusnya mengumumkan laporan keuangannya yang tidak akurat sebanyak $11 milyar; dan Kongres US menetapkan Sarbanes-Oxley Act. Dunia tata kelola perusahaan telah berubah secara dramatis.



Arthur Andersen–Kultur Organisasi yang Salah Arthur Andersen didirikan pada tahun 1913 di Chicago. Ia memiliki reputasi karena integritas dan kompetensi teknis. Pada tahun 1954 ia berkembang dari menyediakan jasa akuntansi dan audit ke menyediakan jasa konsultasi kepada manajer kepada perusahaan yang juga menerima jasa audit. Pada tahun 1984 pendapatan dari jasa konsultasi lebih besar daripada pendapatan jasa audit. Pada tahun 1989 jasa konsultasi dibentuk dalam sebuah organisasi terpisah, dimana pada akhirnya merubah namanya menjadi Accenture. Selama tahun 1980an budaya pada Andersen berubah:



·



menghasilkan pendapatan menjadi kunci promosi,



· fokus pada penyediaan jasa non-audit kepada manajemen, termasuk penyediaan nasihat tentang bagaimana menstruktur transaksi sehingga dapat diungkapkan dalam cara yang menguntunkan bagi manajemen, · tekanan untuk mengurangi biaya audit meningkat, dan pola audit mengijinkan untuk mengesampingkan peraturan-peraturan kualitas pengendalian partner.



Andersen menyediakan jasa audit dan konsultasi kepada Enron. Pada tahun 2000, ia memperoleh lebih banyak penghasilan dari penyediaan jasa manajemen; fee audit kepada Enron $25 juta, sementara fee konsultasi $27 juta. David Duncan, partner dalam audit Enron tidak meragukan kebijakan akuntansi Enron. Dia bahkan mengabaikan 3 e-mail masuk dari Carl Bass, partner kontrol kualitas, yang menanyakan beberapa kebijakan akuntansi Enron dan kemungkinan konflik kepentingan antara Enron, Fastow (CFO Enron), dan SPE yang dikelola oleh Fastow. Pada akhirnya Bass berhenti dari menyediakan jasa audit Enron. Pada Maret 2002, SEC mengumumkan bahwa mereka menginvestigasi Andersen karena defisiensi audit yang berhubungan dengan audit Enron. Ini terjadi setelah Andersen dinyatakan bersalah dan audit defisiensi yang berhubungan dengan Waste Management, Inc., dan Sunbeam Corporation. Sementara itu beberapa perusahaan mengganti auditor, mereka tidak ingin reputasi mereka rusak karena berhubungan dengan Andersen. Pada 10 Oktober, pengacara Andersen, Nancy Temple, mengirim e-mail ke kantor di Houston untuk mengingatkan tim audit Enron. Ton dokumen disobek. Ketika ini diketahui, persepsi bahwa staf Andersen merusak barang bukti mengindikasikan bahwa mereka puas akan kecurangan Enron. Andersen dijatuhi hukuman pada 15 Juni 2002. Andersen setuju untuk berhenti mengaudit semua perusahaan publik dan mengajukan permohonan terhadap hukumannya. Hampir tiga tahun, dari 31 Mei 2005, Supreme Court US menjatuhkan hukuman kepada Andersen. Tetapi terlambat. Partnership tidak mempunyai klien, ia dengan sukarele telah menyerahkan lisensinya kepada praktis dan personelnya telah bergabung dengan perusahaan akuntansi di US dan seluruh dunia. Sebuah perusahaan yang memiliki 85.000 pekerja sudah tiada. Perusahaan akuntansi Big-5 menjadi Big-4.



WorldCom–Kekuasaan di Tangan Satu Orang WorldCom, berpusat di Clinton, Mississippi, didirikan pada tahun 1983 oleh Bernard Ebbers sebagai perusahaan jasa komunikasi jarak jauh. Perusahaan mengalami pertumbuhan yang spektakuler pada tahun 1990an melalui serangkaian pengambilalihan. Akhirnya WorldCom menjadi perusahaan telekomunikasi kedua terbesar setelah AT&T, dan Ebbers dikenal sebagai Telecom Cowboy. Pada tahun 1999 WorldCom merencanakan pengambilalihan sebanyak $115 milyar dari Sprint Corporation. Namun, pengambilalihan tersebut diveto oleh US dan regulator Eropa. Hal ini memberikan tekanan ke bawah saham WorldCom, dimana telah disangga dengan pengambilalihan dari operasi normal untuk meningkatkan laba. Untuk meningkatkan pendapatan bersih artifisialnya, WorldCom menerapkan kebijakan akuntansi sederhana: memanfaatkan beban. Bukannya mencatat beban untuk biaya kawat pihak ketiga,



perusahaan malah mencatat biaya-biaya ini sebagai aset. Pemanfaatan biaya-biaya ini mengurangi beban operasi dan secara artifisial menaikkan pendapatan bersih sebanyak $7,6 milyar dari tahun 1992 s.d 2002. WorldCom juga menggunakan Andersen sebagai auditornya. Kecurangan dilakukan oleh Ebbers; Scott Sullivan, CFO perusahaan; dan empat staf Sullivan. Pada tahun 2000 Ebbers dan Sullivan masing-masing menerima bonus retensi sebesar $10 juta. Pada tahun 2001 masing-masing mereka mengalokasikan jutaan opsi saham. Sebagai tambahan, Ebbers meminjamkan $408 juta kepada perusahaan untuk membeli atau membayar margin calls saham WoldComnya. Ebbers memiliki motivasi finansial yang kuat untuk menjaga kekuatan saham WorldCom, terutama setelah kegagalan pengambilalihan Sprint. Untuk menjaga harga saham tetap tinggi dan untuk memenuhi ramalan analis, Ebbers menunjuk Sullivan untuk meminta kecurangan laporan keuangan straight-forward. Perusahaan mencatat beban sebagai aset, sehingga meningkatkan pendapatan bersih. Perusahaan juga membuat cadangan fiktif sebanyak $2 juta. Kecurangan tersebut pada akhirnya berjumlah $11 juta, mengerdilkan $2,6 juta kecurangan Enron. Meskipun pendapatan dinyatakan berlebihan secara agresif dari tahun 1999 sampai 2002, harga saham mulai jatuh. Setelah Ebbers dipecat sebagai CEO pada April, investigasi internal mengungkap luasnya kecurangan. Tetapi sudah terlambat. Pada Juli 2002 WorldCom menyatakan bankruptcy. Kemudian bergabung dengan MCI dan mengubah namanya menjadi Verizon Business pada tahun 2006. Pelaku kecurangan–Ebbers, Sullivan, dan para asisten–mereka dikirim ke penjara. Selama kasus pengadilan, juri memilih untuk memercayai kalim penuntutan terhadap kecurangan yang dilakukan oleh Ebbers. Mereka menerima testimoni Sullivan ketika dia mengatakan bahwa Ebbers menyuruhnya untuk “hit his numbers”. Mereka diperlukan untuk memalsukan pencatatan akuntansi untuk memenuhi harapan Wall Street, dengan menjaga harga saham tetap tinggi dan opsi saham dalam uang. Ini jelas bahwa tidak ada kontrol berlebihan dari Ebbers, orang yang mendirikan perusahaan dan mengawasi pertumbuhannya melalui pengambilalihan dan kesalahan pelaporan keuangan. Sullivan tidak berada dalam posisi untuk menentangnya. Tidak seorangpun. Dan, dengan kekuasaan yang tak terbatas, Ebbers dapat melakukan kecurangan terbesar dalam sejarah Amerika.



Krisis Kepercayaan Sebelum kebangkrutan WorldCom pada Juli 2002, kematian Andersen sebulan sebelumnya, dan kebangkrutan Enron pada Desember 2001, investor dan regulator kuatir akan kekurangan integritas pemimpin bisnis. Terdapat sejumlah kegagalan tata kelola yang spektakuler: · Adelphia Corporation – didirikan oleh John Rigas, perusahaan mengajukan bankruptcy pada tahun 2002 sebagai akibat dari korupsi internal oleh Rigas dan keluarganya, dihukum $2,3 juta karena kecurangan dan merampas lebih dari $100 juta. · Aurora Foods, Inc. – pada tahun 2001 perusahaan dinyatakan bersalah karena tidak melaporkan beban sebanyak $43,7 untuk memenuhi laba yang diharapkan analis. · Global Crossing – ketika menyatakan bankruptcy pada tahun 2002, merupakan empat besar bisnis gagal dalam sejarah Amerika. Kapitalisasi pasar perusahaan fiber-optics jatuh dari $47,6 milyar pada Februari 2000 menjadi $273 juta pada 28 Januari 2002. · HIH Insurance – dengan kerugian yang diperkirakan $5,3 milyar, merupakan perusahaan dengan kegagalan terbesar dalam sejarah Australia. Selanjutnya Royal Commission menemukan kegagalan



yang disebabkan oleh salah urus dan budaya organisasi yang tidak mempertanyakan keputusan kepemimpinan. · Sunbeam Corporation – merubah haluan artis Albert “Chainsaw” Dunlap meningkatkan pendapatan bersih dengan curang mencatat $62 juta penjualan. Perusahaan memilih perlindungan bankruptcy pada tahun 2001. · Waste Management, Inc. – pada Maret 2001 SEC meletakkan biaya terhadap petugas senior perusahaan karena melebih-lebihkan laba sebelum pajak dengan curang sebanyak $3,5 milyar dari 1992 s.d 1996. Andersen, perusahaan auditor, membayar denda $7 juta akibat kegagalan audit. · Xerox Corporation – pada April 2002, perusahaan didenda $10 juta (denda terbesar yang pernah dikenakan oleh SEC) karena kecurangannya mengakui lebih dari $3 milyar pendapatan perlengkapan selama empat tahun dari 1997-2000.



Sarbanes-Oxley Act – Menutup Pintu Gudang SOX meliputi tiga hal penting: tanggungjawab manajemen, konflik kepentingan, dan tanggungjawab auditor dan komite audit. Tanggungjawab utama manajemen adalah mengimplementasikan sistem pengendalian internal yang tepat untuk memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dimengerti, dan transparan. Selain itu, laporan keuangan kuartalan dan tahunan harus mencakup sertifikasi manajemen, yang ditandatangani oleh CEO dan CFO, memperlihatkan ruang lingkup, kecukupan, dan efektivitas pengendalian internal perusahaan yang berfokus pada laporan keuangan. Beberapa bagian dari SOX dirancang untuk mengurangi konflik kepentingan. Ini meliputi hal-hal: · pengungkapan perdagangan saham manajemen dan yang berhubungan dengan manajemen yang memiliki investor utama, dan ·



bahwa semua perusahaan publik harus mempunyai kode etik perusahaan.



Banyak sekali bagian dalam SOX yang ditujukan kepada tanggungjawab auditor dan komite audit, hal tersebut meliputi: ·



direktur yang duduk sebagai komite audit harus independen dari manajemen,



· komite audit memiliki paling sedikit satu anggota yang ahli finansial, dan anggota lainnya harus terpelajar secara finansial, · komite audit harus mempunyai anggaran waktu dan uang yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaannya, ·



laporan auditor kepada komite audit tanpa kehadiran manajemen, dan



· auditor tidak memberikan jasa manajemen, selain dari pajak dan teknologi informasi, kepada kliennya.



Perlindungan Pajak – Bukan untuk Kepentingan Publik Praktisi pajak dipekerjakan untuk memberikan nasihat kepada klien mengenai bagaimana membayar pajak dalam jumlah minimum. Kadang-kadang, akuntan menjadi sangat agresif dalam menyusun strategi pajak. Ini terjadi pada Ernst & Young (E&Y) dan KPMG. Mereka merekomendasikan klien mereka berinvestasi dalam perlindungan pajak kemudian dianggap ilegal. Pada tahun 1990an E&Y mendesain dan menjual berbagai perlindungan pajak yang menunda pembayaran pajak terhadap opsi saham mereka hingga tiga puluh tahun. Mereka menjual perlindungan ini secara agresif kepada orang kaya, termasuk dua senior eksekutif di Sprint Corporation, klien audit E&Y. IRS menganggap perlindungan pajak itu pura-pura, dan tidak mengijinkan pengurangan pajak. Para eksekutif menaksir dan harus membayar jutaan dolar untuk pajak dan denda. E&Y mencapai penyelesaian dengan pemerintah dan membayar denda $15 juta. Dari tahun 1996-2003, KPMG merancang, menerapkan, dan secara agresif menjual berbagai jenis perlindungan pajak dengan menrgetkan wajib pajak yang kaya, yang membayar $10 s.d $20 juta. Kekejaman pajak ini menghasilkan paling kurang $11 juta kerugian pajak artifisial yang berharga $2,5 milyar pemerintah US dari penghindaran pajak. Pemerintah menolak perlindungan pajak dengan dasar bahwa mereka tidak memiliki tujuan ekonomi selain mengurangi pajak. Wajib pajak menaksir, pengurangan pajak tidak diijinkan, dan mereka harus membayar pajak yang terhutang dengan denda dan penalti. Perlindungan pajak yang dilakukan KPMG dianggap mengerikan sehingga KPMG keluar dari bisnis. Namun, ini berarti bahwa dengan kebangkrutan Andersen baru-baru ini, Big-4 menjadi Big-3. Kemudian, pada Mei 2009, empat partner pajak E&Y dijatuhi hukuman dalam peran mereka menjual perlindungan pajak ilegal kepada orang kaya. Dari 1998-2006 empat perlindungan pajak telah terjual akibat kerugian pajak fiktif mendekati $2 milyar. E&Y tidak didakwa,namun reputasi perusahaan hancur.



Krisis Hipotek Subprime – Keserakahan tanpa Due Diligence Secara tradisional, bank komersial meminjam uang dari depositor dan kemudian meminjamkan kepada pemilik rumah, dijamin dengan hipotek properti. Bank investasi, dengan kata lain, membantu klien, biasanya perusahaan, untuk meningkatkan modal melalui pertanggungan, merger dan akuisisi, dan perdagangan instrumen finansial. Bank mulai menerbitkan collateralized debt obligations (CDOs) yang merupakan jenis spesifik dari SIV (structured investment vehicles). Bank menerbitkan CDO, pada dasarnya obligasi dijamin oleh portofolio hipotek. Kas yang diterima oleh mortgagor digunakan untuk membayar bunga CDO. Credit default swap (CDS) mengijinkan investor yang membeli sekuritas, seperti CDO, melakukan kontrak dengan pihak ketiga untuk membeli perlindungan terhadap kegagalan sekuritas. CDS serupa dengan kebijakan asuransi, memberikan lindung nilai terhadap risiko kegagaln. Investor membuat periode pembayaran, biasanya kuartalan, kepada penjual CDS. Ketika sekuritas itu gagal, investor menjual sekuritas tersebut kepada CDS pada nilai par sekuritas. Sebelum tahun 2007 harga rumah di US meningkat secara konstan. Bank mendorong masyarakat untuk membeli rumah dan mengambil hipotek jangka pendek sampai jangka menengah dengan menawarkan bunga yang sangat rendah. Peminjam mendorong pemilik rumah untuk mengambil



hipotek kedua atau ketiga. Rumah lebih dipandang sebagai investasi daripada tempat tinggal. Uang dipinjamkan kepada klien yang berisiko tinggi-klien dengan kelayakan kredit yang lebih rendah, istilahnya subprime. CDO yang berhubungan dengan hipotek subprime juga menghasilkan tingkat laba yang tinggi, dan merupakan investasi yang menarik. Seperti semua investasi, risiko investasi memiliki kemungkinan penurunan nilai. Ini mulai terjadi pada tahun 2006. Harga rumah mulai jatuh, dan pemilik rumah yang didorong untuk mengambil hipotek dalam jumlah besar relatif terhadap nilai properti mereka, nilai hipotek melebihi nilai properti. Pemilik rumah mulai melalaikan hipotek mereka. Bank menyita dan menjual rumah-rumah dengan cepat, pasar menyedihkan lebih jauh. Ekonomi Amerika melambat. Krisis ekonomi menjulang. Pada akhir 2006, 12,5% hipotek subprime gagal. Lebih dari 1,5 juta penduduk Amerika kehilangan rumah mereka. Karena pasar perumahan memburuk, nilai CDO yang dilatarbelakangi oleh hipotek subprime mulai jatuh dengan cepat.



Pembaharuan Dodd-Frank Wall Street dan Aksi Perlindungan Konsumen Pada Juli 2010 sebagai akibat dari krisis hipotek subprime, Kongres US menyampaikan pembaharuan Dodd-Frank Wall Street dan aksi perlindungan konsumen. Keseluruhan tujuannya adalah menyediakan stabilitas finansial dan meningkatkan perlindungan konsumen dengan mengenakan regulasi berlebih terhadap pasar investasi, mencakup hal-hal berikut: · Agensi federal baru dibentuk untuk mengidentifikasi risiko yang berhubungan dengan instrumen finansial kompleks dan paket. Agensi-agensi ini memberikan perlindungan konsumen dari penipuan praktik jasa finansial yang berhubungan dengan hipotek, kartu kredit, dan produk finansial lainnya. ·



Regulasi baru mengenai risiko produk finansial, seperti derivatif finansial.



· Memperketat peraturan terhadap aktivitas perantara finansial, seperti pialang hipotek, dana lindung nilai, dan agensi peringkat kredit. ·



Pemerintah US tidak diijinkan membailout secara finansial organisasi yang susah.



·



Shareholder sekarang memiliki suara yang lebih besar terhadap level kompensasi eksekutif.



Bernard Madoff – Andai Terlalu Bagus untuk Menjadi Kenyataan Carlo Ponzi (1882-1949) menciptakan skema pintar untuk membobol investor yang menyandang namanya. Pada tahun 1920 Ponzi membangun sebuah perusahaan di Boston untuk membeli kupon perangko dan mengubahnya ke dalam bentuk kas. Sebenarnya bisnisnya legal, namun cara mengoperasikan bisnisnya tidak. Ia menjanjikan pengembalian yang fenomenal kepada investor, 50% dalam 6 minggu. Ia melakukan ini menggunakan uang investor baru untuk membayar uang investor sebelumnya. Dalam kasus Ponzi, banyak investor yang menginvestasikan uangnya kembali daripada mengambil untung. Kecurangan ini membuat ribuan investor kehilangan jutaan dolar. Ponzi dihukum 86 counts kecurangan surat dan dikirim ke penjara. Pada tahun-tahun berikutnya terdapat ratusan skema Ponzi di seluruh dunia. Walaupun terdapat banyak variasi,desain dasarnya selalu sama. Investor ditipu untuk memercayai bahwa mereka dapat



membuat penghasilan di atas rata-rata dengan menginvestasikan uang mereka kepada penipu tersebut. Namun, orang yang menyempurnakan skema Ponzi ini adalah Bernard Madoff, dimana ia berhasil menipu investor milyaran dolar. Madoff adalah pialang saham Wall Street yang penting dan sangat berpengaruh dan penasihat finansial. Ia menjalankan perusahaan investasi dengan sukses, pemimpin NASD (National Association of Securities Dealers), dan memberikan donasi substansial ke lembaga amal dan kampanye politik. Bisnis investasinya menjanjikan dan (kadang-kadang) menghasilkan return di atas rata-rata, lebih tinggi 1% per bulan. Tapi hanya untuk kelompok eksklusif. Orang-orang yang melakukan ini meyuruhnya untuk mengelola uang mereka. Karena itu dia hanya menerima orang yang terhormat,menyenangkan, dan tidak bertanya kepada Madoff. Daftar kliennya meliputi bintag Hollywood level A, universitas, organisasi amal, dana lindung nilai, dan bahkan beberapa bank internasional. Kecurigaan pertama terhadap penipuan itu terjadi pada tahun 1999 dan dilaporkan kepada SEC oleh Harry Markopolos, seorang ahli keuangan. Analisisnya mengungkapkan bahwa secara matematis tidak mungkin bagi Madoff untuk membayar return yang diklaim akan dibayarkannya. Namun SEC mengabaikan laporan Markopolos. Pada tahun 2004 SEC mulai menginvestigasi beberapa anomali dalam beberapa laporan Madoff yang telah diajukan ke Komisi. Tetapi investigasi ini kemudian jatuh. Akhirnya pada tahun 2007 terjadi kebangkrutan finansial. Investor meminta uang mereka, tapi tidak tersedia. Madoff berutang kepada klien lebih dari $7milyar. Pada 11 Desember 2008, Madoff ditangkap dan dikenakan kasus penipuan. Tingkat penipuan masih belum diketahui, estimasinya bervariasi dari $10-$65 milyar dolar. Pada tahun 2009, Madoff yang berumur 71 tahun dihukum dan dikirim ke penjara selama 150 tahun.



Tanda-tanda Keruntuhan Etik Dalam bukunya The Seven of Ethical Collapse: How to Spot Moral Meltdown in Companies, Marianne Jennings menguraikan tujuh penyebab masalah etik dalam organisasi: 1.



Tekanan untuk memenuhi tujuan, khususnya finansial, pada biaya apapun.



2.



Budaya yang tidak terbuka, jujur, dan berdiskusi.



3. Seorang CEO yang dikelilingi oleh orang-orang yang setuju dan memuji CEO, membuat CEO memiliki reputasi melebihi criticism-nya. 4.



Dewan yang lemah dan tidak menggunakan tanggungjawab fiduciary-nya dengan tekun.



5.



Organisasi yang mempromosikan orang-orang berdasarkan nepotisme dan favoritisme.



6.



Kesombongan. Perasaan sombong bahwa peraturan hanya untuk orang lain, bukan untuk kita.



7. Kecacatan sikap biaya/manfaat yang mengarahkan kepada perilaku etik yang buruk di suatu are dapat diimbangi dengan perilaku etik yang baik di area lain.



Etika dan Tata Kelola: Tren Pertimbangan dan karakter moral eksekutif, pemilik, dewan direksi, dan auditor tidak cukup bagi diri mereka sendiri untuk mencegah skandal korporsi, etika, dan tata kelola. Pemerintah dan regulator diminta untuk memperketat pedoman dan regulasi pemerintah untuk menjamin perlindungan publik. Sekarang terdapat bukti kebanyakan eksekutif, pemilik, dan auditor bahwa kesuksesan mereka secara langsung berhubungan dengan kemampuan mereka untuk mengembangkan dan memelihara integritas budaya organisasi. Mereka tidak bisa berusaha menghilangkan reputasi, pendapatan, reliabilitas, dan kredibilitas sebagai akibat kehilangan integritas.