Kasus Sony Corporation [PDF]

  • Author / Uploaded
  • umi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Umi Laila Aristiyaningrum Kelas : B (S1 Akuntansi Transfer) NIM



: F1317070



TUGAS INDIVIDU KASUS SONY CORPORATION A. Profil Perusahaan Sony Corporation Sony adalah perusahaan elektronik yang berpusat di Tokyo, Jepang. Sekarang Sony merupakan produsen elektronik terbesar di dunia dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Jepang dan



dunia. Perusahaan



Sony



diperdagangkan



di Bursa



Saham



Tokyo dengan nomor 6758 dan Bursa Saham New York sebagai SNE melalui ADR. Sony adalah salah satu pemimpin elektronik manufaktur, video, komunikasi, video game consoles, dan produk teknologi informasi untuk konsumen dan pasar profesional. Perusahaan Sony adalah unit bisnis elektronik dan induk perusahaan dari Sony Group. Bisnis utama Sony adalah Sony Corporation (Sony Electronics in the U.S.), Sony Pictures Entertainment, Sony Computer Entertainment, Sony Music Entertainment, Sony Ericsson, and Sony Financial. PT Sony yang terletak di Indonesia adalah PT. Sony Indonesia (Perusahaan Sales & Marketing) yang didirikan pada tahun 1995. Kantor pusat mereka berada di Gedung Sentra Mulia Jakarta Selatan.



B. Sejarah Perusahaan Sony Corpration Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888). Sony Ericsson merupakan perusahaan patungan yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 2001 oleh perusahaan elektronik Jepang Sony Corporation dan perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson untuk memproduksi ponsel. Di Amerika Serikat, Ericsson bermitra dengan General Electric di awal tahun sembilan puluhan, terutama untuk membangun kehadirannya di AS dan pengenalan merek. Pada bulan Agustus 2001, kedua perusahaan (Sony dan Ericsson )telah merampungkan persyaratan merger mengumumkan pada bulan April. Perusahaan ini



memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan. Penggabungan kedua perusahaan tersebut tidak berjalan mulus, pangsa pasar Ericsson benar-benar jatuh dan pada bulan Agustus 2002. Sony memutuskan untuk berpisah dengan Ericsson dibisnis ponsel sejak april 2012. Namun setelah terpisah, Sony mengaku bisnisnya di ranah perangkat mobile mengalami peningkatan. Pada Februari 2012, Sony Ericsson secara resmi mengumumkan bahwa brand akan berganti menjadi Sony.



C. Bergabungnya Sony dan Ericson Berikut ini adalah alasan utama perusahaan Sony melakukan penggabungan dengan perusahaan Ericsson : 1. Kerugian yang sangat besar dialami oleh Ericsson 2. Keterbatasan kemampuan untuk memproduksi barang 3. Persaingan bisnis yang semakin ketat 4. Kecilnya penjualan yang dialami Sony Dan akhirnya pada bulan April 2001, Sony mengkonfirmasikan bahwa ia berbicara dengan Ericsson untuk kemungkinan kerjasama dalam bisnis handset. Kemudian pada Agustus 2001, dua perusahaan telah menyelesaikan syarat - syarat penggabungan yang diumumkan pada bulan April.



D. Berpisahnya Sony dan Ericson Berikut lima alasan perpisahan Sony Corporation dan Ericsson: 1. Pertaruhan dalam kontrol Kesuksesan Apple beberapa tahun terakhir, membuat Sony ingin menguasai penuh kontrol dalam perusahaan. 2. Pertaruhan dalam brand awareness Pada kenyataannya, kesuksesan Sony Ericsson dikarenakan penggunaan merek Sony dengan memasukkan teknologi walkman music player dan cybershoot camera dalam satu genggam. 3. Kemenangan Android Sony Ericsson adalah adaptasi dari sistem operasi Symbian dari Nokia. 4. Europe Slipping Beberapa waktu lalu, empat besar perusahaan telekomunikasi terpisah secara adil yaitu: Nokia, Samsung, LG, dan Sony Ericsson.



5. Kegagalan Merger Sony Ericsson bergabung untuk menyatukan keahlian Sony dalam consumer electronics dan pengetahuan teknologi Ericsson disekitar komunikasi. Daimler dan Chrysler berusaha menyatukan kekuatan otomotif mereka guna memperluas pasar mereka di Eropa dan Amerika Utara



E. Strategi yang Digunakan Manajemen Sony Corporation Berikut adalah beberapa strategi yang diterapkan oleh Sony Co. Adapun strategi tersebut dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya adalah: 1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. 2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. 3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha yang dilakukan. Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kesalahan yang dilakukan Sony Co disebabkan karena kurangnya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan para pekerjanya sehingga meyebabkan ketidak harmonisan antara kedua belah pihak dan menimbulkan kerugian juga diantara keduanya. Perusahaan rugi karena para pekerja mogok dan berhenti bekerja karena merasa tidak dihargai oleh perusahaan, sedangkan perusahaan merasa bahwa mereka telah mengambil tindakan yang cukup bijaksana dengan memikirkan keuntungan perusahaan tanpa melihat dan menganalisa terlebih dahulu apa dampak yang akan ditimbulkan atas perubahan yang dilakukan tersebut.



F. Langkah-langkah yang Dilakukan Sony Corporation Adapun langkah-langkah yang dilakukan Sony dalam melakukan pertumbuhan (Growth) antara lain: 1. Langkah Perbaikan Menyongsong outlook perekonomian yang buruk di depan, Sony mengambil beberapa kebijakan strategis demi memperbaiki kinerja finansialnya. Sony memangkas pengeluaran investasinya dengan cara outsourcing manufaktur sensor image CMOS yang digunakan pada ponsel. Kemudian, Sony juga menunda ekspansi pabriknya di Slovakia, menyusul anjloknya permintaan akan televisi. Dengan langkah-langkah



tersebut, Sony berencana untuk memangkas investasi pada bisnis elektronik sebanyak 30% hingga 31 Maret 2010. Sony rencananya juga akan memangkas produksi pada dua pabrik, salah satunya adalah Sony Dax Technology Center di Prancis. Sementara itu target hingga Maret 2010, Sony akan memangkas jumlah pabrik manufakturnya sebanyak 10%. Kemudian, sebagai salah satu langkah efisiensi, Sony juga berencana untuk melakukan PHK terhadap 8,000 orang dari sekitar 160,000 karyawan di seluruh dunia saat ini. 2. Kinerja Finansial Sony Alasan yang mendasari langkah Sony untuk melakukan berbagai kebijakan perbaikan adalah kinerja finansial kuartal kedua yang melemah disebabkan kondisi perekonomian yang semakin memburuk. Elektronik merupakan bisnis utama dari Sony, dan proporsi penjualannya hampir mencapai 80%. Maka tidak heran jika kondisi perekonomian downturn ini memaksa Sony untuk memangkas outlook labanya. Sementara itu, pos-pos divisi lainnya, seperti Games (PlayStation) dan Pictures (film) memang menunjukkan penjualan yang meningkat, masing-masing 10.3% dan 3.4%. Namun, sayangnya proporsi kontribusinya kecil, jadi tidak berpengaruh banyak terhadap pendapatan secara keseluruhan. 3. Better Strategy Seiring dengan outlook perekonomian yang semakin buruk akibat lemahnya permintaan konsumen, maka kompetisi di pasar juga semakin ketat. Persaingan antar produsen akan semakin ganas dalam rangka memperebutkan kue pasar (market share). Dari segala lini produk, persaingan yang berat juga menghadang Sony. Mulai dari televisi, handycam, kamera digital, hingga ponsel, pesaing-pesaing Sony mendekat dengan penawaran yang tidak kalah menarik. Salah satu opsi penting yang perlu dipertimbangkan oleh Sony adalah memangkas harga beberapa produknya. Kedua, Sony juga rasanya perlu untuk lebih berinovasi. Sony Ericsson, misalnya kalah dibandingkan dengan Nokia dalam hal memproduksi low-end phone yang berharga murah. Kemudian, seiring dengan baiknya penjualan bisnis Games Sony, sepertinya Sony bisa lebih mengandalkan bisnis ini di masa depan. Bisnis ini menjanjikan proporsi penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan bisnis lainnya.