Kel. 02 - Pendekatan, Strategi Dan Teknik Pengelolaan Kelas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDEKATAN, STRATEGI DAN TEKNIK PENGELOLAAN KELAS DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN KELAS Dosen Pengampu Prof. Hj, Aslamiah, M. Pd., Ph. D / Diani Ayu Pratiwi, M. Pd



Kelompok 2 Kelas 5 B (2018) (36) (52) (02) (20) (46) (22)



Hery Orhandy Dewi Ananda Ridha Nadhira Sindi Yulia Saputri Endah Norsafitri Dyah Dwi Cantika



1810125310031 1810125320063 1810125120014 1810125220005 1810125320033 1810125220007



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, dan hidahNya dan masih memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Di dalam Makalah kami ini kami akan mencoba memaparkan tentang Pendekatan, Strategi, dan Teknil Pengelolaan Kelas. Sebelumnya kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Hj, Aslamiah, M. Pd., Ph. D dan Ibu Diani Ayu Pratiwi, M. Pd selaku dosen Pengelolaan Kelas yang mengajar di kelas kami atas arahan dan bimbingannya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini. Di samping itu kami juga menyadari bahwa di dalam Makalah kami ini terdapat banyak sekali kekurangan dan kesalahan, untuk itu kritik dan saran dari Ibu maupun temanteman sangat kami harapkan untuk dapat menyempurnakan Makalah kami ini. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada kami, kami mengucapkan terima kasih.



Banjarmasin, 6 Oktober 2020



Kelompok 2



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN..................................................................................................1 A.



Latar Belakang.........................................................................................1



B.



Rumusan Masalah...................................................................................2



C.



Tujuan.......................................................................................................2



BAB II.....................................................................................................................3 PEMBAHASAN.....................................................................................................3 A.



Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas...................................................3 1.



Pendekatan Kekuasaan.......................................................................3



2.



Pendekatan Ancaman.........................................................................4



3.



Pendekatan Kebebasan.......................................................................4



4.



Pendekatan Resep...............................................................................5



5.



Pendekatan Pengajaran.......................................................................6



6.



Pendekatan Sosio-Emosional.............................................................7



7.



Pendekatan Perubahan Tingkah Laku................................................8



8.



Pendekatan Kerja Kelompok..............................................................9



9.



Pendekatan Elektis atau Pluralistik...................................................10



B.



Strategi dalam Pengelolaan Kelas........................................................12



C.



Teknik dalam Pengelolaan Kelas.........................................................14



BAB III..................................................................................................................16 PENUTUP.............................................................................................................16 A.



Kesimpulan.............................................................................................16



B.



Saran.......................................................................................................17



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam rangka membangun masa depan. Karena itu, pendidikan berperan mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik. Dan pada umumnya pendidikan diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, setelah lulus diharapkan anak dapat membantu mengembangkan masyarakat atau ikut serta ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan demi kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaan dan kata kelas.Untuk mendefenisikan istilah pengelolaan kelas perlu melacak defenisi kedua kata tersebut. Kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen. Dengan menerapkan prinsip pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan pengelolaan kelas. Hubungan yang baik antara guru dengan sswa, menjalin kerja sama dalam belajar adalah kuncinya.Pendekatan yang dilakukan guru dalam meningkatkan belajar siswa dikelas. Pendekatan tersebut adalah Pendekatan Kekuasaan, Pendekatan Ancaman, Kemudian pendekatan yang dimaksud menurut Djamarah (2006), pendekatan yang dilakukan guru dalam mengelola



kelas



Pendekatan



Kebebasan, Pendekatan



resep,



Pendekatan



Pengajaran, Pendekatan Sosio-emosional, Pendekatan Perubahan Tingkah Laku, Pendekatan Kerja Kelompok, dan Pendekatan Elestik atau Pluralistik. Jadi, pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas, melainkan juga mengelola berbagai hal yang tercakup dalam komponen pembelajaran. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas yang kondusif. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Efektif berarti tercapainya tujuan sesuai dengan perencanaan yang dibuat secara tepat. Efisien adalah pencapaian tujuan pembelajaran sebagaimana yang direncanakan dengan lebih cepat. Kedua tujuan ini harus dicapai dalam kelas,



1



karena di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Pembelajar dengan segala kemampuannya, pebelajar denan seala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan bepadu serta berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selakyaknya kelas dikelola dengan baik, profesional, dan harus terus-menerus dalam perbaikan (continoues improvment). B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Pendekatan Kekuasaan? 2. Apa pengertian dari Pendekatan Ancaman? 3. Apa pengertian dari Pendekatan Kebebasan? 4. Apa pengertian dari Pendekatan resep? 5. Apa pengertian dari Pendekatan Pengajaran? 6. Apa pengertian dari Pendekatan Sosio-emosional? 7. Apa pengertian dari Pendekatan Perubahan Tingkah Laku? 8. Apa pengertian dari Pendekatan Kerja Kelompok? 9. Apa pengertian dari Pendekatan Elestik atau Pluralistik? 10. Bagaimana strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan proses belajar? 11. Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Kekuasaan, Pendekatan Ancaman, Pendekatan Kebebasan, Pendekatan resep, Pendekatan Pengajaran, Pendekatan



Sosio-emosional,



Pendekatan



Perubahan



Tingkah



Laku,



Pendekatan Kerja Kelompok, dan Pendekatan Elestik atau Pluralistik. 2. Untuk mengetahui berbagai macam strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan proses belajar pada peserta didik. 3. Untuk mengetahui teknik apa saja yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi



dengan



berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang di lakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari 1. Pendekatan Kekuasaan Pengelolaan kelas dalam pendekatan kekuasaan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Peranan guru di sini adalah untuk menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Dengan demikian, fungsi guru sebagai individu yang berkuasa di dalam kelas perlu di pahami dan di terapkan dengan baik, agar peserta didik dapat mencapai tujuan belajar dan pembelajaran dengan baik. Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: a.



Sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik.



b.



Adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan.



c.



Mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka.



d.



Pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas.



e.



Memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas.



f.



Setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran terendah.



Dengan strategi tersebut diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.



3



2. Pendekatan Ancaman Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat di implementasikan melalui papan larangan, sindiran saat belajar, dan paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang semuanya di tujukan agar peserta didik mengikuti apa yang di instruksikan oleh guru. Penerapan pendekatan ancaman di dalam kelas harus di lakukan secara hati-hati dan perlu diterapkan kriteria ancaman yang di perbolehkan untuk peserta didik. 3. Pendekatan Kebebasan Pendekatan kebebasan ialah suatu pengelolaan yang dapat diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik, selama hal itu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Terkadang, peserta didik tidak nyaman apabila ada seorang guru yang terlalu over-protectif sehingga peserta didik tidak leluasa melakukan eksperimennya. Jika memberikan tugas kepada peserta didik untuk menuliskan beberapa pengalaman, maka berilah mereka kebebasan untuk menceritakan apa saja yang mereka tuliskan. Jangan membuat ketentuan ketentuan yang terlalu ketat yang karenanya dapat mengekang kebebasan peserta didik untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Dengan kata lain pendekatan kebebasan ialah pendekatan pendekatan yang berlawanan dengan pendekatan kekuasaan. Pada pendekatan kekuasaan guru memiliki otoritas untuk mengatur peserta didiknya. Sementara dalam pendekatan pembebasan ini, sebaliknya, guru membantu peserta didiknya agar mereka dapat bebas bergerak mengerjakan sesuatu di dalam kelas. Tentu saja kebebasan yang diberikan oleh guru dalam pendekatan ini bukan berarti kebebasan yang tanpa batas. Akan tetapi, harus ada hal-hal yang membatasi kebebasan. Batasan kebebasan tersebut sebagai berikut.Peserta didik dapat 4



bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan di dalam kelas yang terkait dengan kegiatan belajar atau pengalaman belajar yang diekspektasikan guru. a) Peserta didik diperbolehkan melakukan apa saja di dalam kelas selama apa yang dilakukannya tidak menyimpang ataupun melanggar aturanaturan kelas yang telah disepakati bersama. b) Peserta didik boleh berekspresi dengan cara apa pun dalam menerima materi pelajaran dari guru selama ekspresi tersebut tidak mengganggu teman sekelasnya dan juga keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas 4. Pendekatan Resep Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar ini digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.Tidak ada salahnya apabila guru juga meminta peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang kurang mereka sukai dari cara guru mengajar serta apa yang mereka inginkan. Disamping itu, akan sangat baik jika guru meminta peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang mereka sukai dari proses pembelajaran. Semua komentar peserta didik hendaknya diperhatikan baik-baik, untuk kemudian diaplikasikan dalam tindakan nyata. Pendekatan resep Pendekatan resep dapat diartikan sebagai cara pandang guru yang berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik, contohnya melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas. Aturan terkait erat dengan kesepakatan, kebijakan, dan prosedur. Aturan merupakan pegangan bagi setiap orang dalam suatu komunitas. Dalam aturan terdapat sanksi bagi yang melanggar. Guru sebagai seorang manajer kelas dapat membuat aturan kelas bersama-sama dengan peserta didiknya. Tujuannya agar aturan yang telah dibuat nantinya dapat memunculkan kesadaran dan tanggung jawab pada diri peserta didik untuk melaksanakan aturan kelas tersebut.



5



5. Pendekatan Pengajaran Istilah “instruction atau “pengajaran” mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Pendekatan intruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar manajerial kelas. Dalam hal ini, suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini manganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar, untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah perencana dan mengimplemantasikan pelajaran yang baik. Hal ini dikarenakan manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik. Oleh karena itu dalam Nurmalasari (2019 : 8), para pengembang pendekatan instruksional menyarankan guru dalam mengembangkan strategi manajemen kelas memperhatikan hal-hal berikut ini: a) Menyampaikan kurikulum dan pembelajaran yang menarik, relevan dan sesuai; b) Menerapkan kegiatan yang efektif; c) Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas; d) Memberikan pengarahan yang jelas; e) Menggunakan dorongan yang bermakna; f) Memberikan bantuan mengatasi rintangan; g) Merencanakan perubahan lingkungan; h) Mengatur kembali struktur situasi;



6



6. Pendekatan Sosio-Emosional Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial (socio-emotional climate approach) di dalam kelas sebagai kelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. (Zahroh : 2015) Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini mendasarkan pada asumsi bahwa : 1.) Proses pengajaran yang efektif mensyaratkan iklim sosio-emosional yang baik atau adanya jalinan hubungan inter-personal yang baik di antara pihak yang terlibat dengan proses pengajaran. Dalam arti terdapat hubungnn interpersonal yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik, merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang efektif. Asumsi ini mengharuskan seorang guru kelas berusaha menyusun program kelas dan pelaksanannya yang didasari oleh hubungan manusiawi yang diwarnai sikap saling menghargai dan saling menghormati antar personal di kelas. Setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga timbul suasana sosial dan emosional yang menyenangkan pada setiap personal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. 2.) Guru merupakan key-person dalam pembentukan iklim sosio-emosional. Dalam hal ini, klim sosial yang emosional yang baik tergantung pada guru dalam usahanya melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang disadari dengan hubungan manusiawi yang efektif. Dari asumsi ini berarti dalam pengelolaan kelas seorang guru kelas harus berusaha mendorong guru-guru agar mampu dan bersedia mewujudkan hubungan manusiawi yang penuh saling pengertian, hormat menghormati dan saling menghargai. Guru harus didorong menjadi pelaksana yang berinisiatif dan kreatif serta selalu terbuka pada kritik.



7



Selain itu menurut (Permana, 2001: 186) sikap dan kebiasaan guru untuk tampil jujur, tulus dan terbuka, bersemangat, dinamis dan enerjik. Hal lainnya adalah kesadaran diri menerima dan mengerti siapa anak didiknya dengan penuh rasa simpati. Selain itu yang tidak kurang pentingnya adalah keterampilan berkomunikasi secara efektif, kemampuan mengambil



keputusan



mengembangkan mengembangkan



dengan



prosedur rasa



cepat



pemecahan



tanggung



jawab



dan



akurat, masalah,



sosial,



dan



kemampuan kemampuan kemampuan



mengembangkan iklim dan suasana belajar yang demokratis. 7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Menurut (Anitah, 2011 : 8.35) pendekatan ini mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku yang baik, dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan. Singkatnya penganut pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses pengubahan tingkah laku. “Additionally, four classroom behavior management strategies are identified as potential setting events for either coercive or positive reciprocal interactions between teachers and students. The literature reviewed indicates that teachers are more likely to attend to student inappropriate behavior (an indicator of coercive interactions) than they are to use positive verbal attention for appropriate behavior (an indicator of positive reciprocal interactions)”. (Shores, dkk. 1993) Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku ini menurut (Permana, 2001 : 185) bertolak dari sudut pandang Psikologi Behavioral yang mengemukakan asumsi sebagai berikut: 1.) Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar. Asumsi ini mengharuskan guru kelas berusaha menyusun program kelas dan suasana yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan peserta didik mewujudkan tingkah laku yang baik menurut ukuran norma yang berlaku di lingkungan sekitarnya. 2.) Dalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa penguatan positif (positive reinforcement), hukuman, penghapusan



8



(extenction) dan penguatan negatif (negative reinformcement). Asumsi ini mengharuskan seorang guru kelas melakukan usaha-usaha mengulangulangi program atau kegiatan yang dinilai baik (perangsang) bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, terutama di kalangan peserta didik. Menurut pendekatan ini, untuk membina suatu tingkah laku anak yang dikehendaki maka guru dituntut untuk memberi penguatan positif atau memberi dorongan positif sebagai ganjaran (reward). Selanjutnya untuk mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki, guru dituntut untuk menggunakan hukuman atau pemberian stimulus negatif, dan melakukan penghapusan atau pembatalan pemberiaan ganjaran (reward). 8. Pendekatan Kerja Kelompok Pendekatan kerja kelompok dengan model ini membutuhkan kemampun guru dalam menciptakan momentum yang dapat mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas menjadi kelompok yang produktif. Disamping itu, pendekatan ini juga mengharuskan guru untuk mampu menjaga kondisi hubungan antar kelompok agar dapat selalu berjalan dengan baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dasar dari Group Process Approach ini adalah psikologi sosial dan dinamika kelompok yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikut: a. Pengalaman belajar di sekolah bagi peserta didik berlangsung dalam konteks kelompok sosial. Asumsi ini mengharuskan wali/ guru kelas dalam pengelolaan kelas selalu mengutamakan kegiatan yang dapat mengikutsertakan seluruh personal di kelas. Dengan kata lain, kegiatan kelas harus diarahkan pada kepentingan bersama dan sedikit mungkin kegiatan yang bersifat individual. b. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif. Berdasarkan asumsi ini berarti seorang wali/ guru kelas harus mampu membentuk dan mengaktifkan peserta didik bekerja sama dalam kelompok (group studies). Hal tersebut harus dilaksanakan secara efektif agar hasilnya lebih baik daripada peserta didik belajar sehari-hari (produktif). Kegiatan guru sebagai



9



kelompok antara lain dapat diwujudkan berupa regu belajar (team teaching) yang bertugas membantu kelompok belajar.



9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar



mengajar



berjalan



efektif



dan



efisien.



Guru



memilih



dan



menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. Menurut James Cooper yang dikutip oleh Hendyat Soetopo mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas , yaitu pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan sosio-emosional, dan pendekatan proses kelompok. Berikut penjelasan ketiga pendekatan di atas adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan modifikasi perilaku (Behavior-Modification Approach) Pendekatan



ini



didasari



oleh



psikologi



behavioral



yang



menganggap perilaku manusia yang baik maupun yang tidak baik merupakan



hasil



belajar.



Oleh



sebab



itu



perlu



membentuk,



mempertahankan perilaku yang dikehendaki dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki. Berdasarkan pendekatan ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pendekatan modifikasi perilaku aktivitas di utamakan pada penguatan tingkah laku peserta didik yang baik maupun tingkah laku peserta didik yang kurang



10



baik, dengan pendekatan ini diharapkan guru dapat merubah tingkah laku peserta didik sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Teknik-teknik yang dapat diterapkan adalah: a) Penguatan negative Penguatan negatif adalah pengurangan hingga penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulangnya perilaku yang diharapkan. b) Penghapusan Penghapusan adalah usaha mengubah tingkah laku subyek didik dengan cara menghentikan respon terhadap tingkah laku mereka yang semula dikuatkan oleh respon itu. c) Hukuman Yaitu penghentian secara langsung perilaku anak yang menyimpang. Sebenarnya penguatan negatif dan penghapusan merupakan hukuman yang tidak langsung. Dengan kata lain hukuman adalah



pengajuan



stimulus



tidak



menyenangkan



untuk



menghilangkan dengan segera tingkah laku subyek didik yang tidak diharapkan. 2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate Approach) Pendekatan sosio-emosional bertolak dari psikologi klinis dan konseling. Pandangannya adalah bahwa proses belajar-mengajar yang berhasil mempersyaratkan hubungan sosio-emosional yang baik antara guru subyek didik. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini mengutamakan pada hubungan yang baik antar personal di dalam kelas, baik itu guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik, sehingga peserta didik merasa aman dan senang berada dalam kelas serta berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dalam kelas.Dengan kata lain peran guru sangat penting dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dan guru diharapkan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh peserta didik serta mampu menyikapinya secara demokratis 3. Pendekatan Proses Kelompok (Group-Process Approach)



11



Pendekatan proses kelompok berangkat dari psikologi sosial dan dinamika kelompok, dengan anggapan bahwa proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok. Untuk itu guru harus mengusahakan agar kelas menjadi suatu ikatan kelompok yang kuat. Dapat penulis simpulkan pendekatan proses kelompok ini bahwa pengalaman belajar peserta didik didapat dari kegiatan kelompok di mana dalam kelompok terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh anggotanya, terdapat tujuan yang ingin dicapai, adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan, serta memelihara kelompok yang produktif. Lain halnya dengan guru yang memperhatikan peserta didik, selalu terbuka, terhadap keluhan peserta didik, mau mendengarkan kesulitan belajar peserta didik, maupun selalu bersedia mendengarkan saran dan kritik dari peserta didik adalah guru yang disenangi oleh peserta didik. Peserta didik akan rindu dengan kehadirannya, peserta didik merasa nyaman disisinya, dan peserta didik merasa bahwa dirinya adalah keluarga bagi guru tersebut. Figur yang demikian ini biasanya akan sedikit sekali menemui kesulitan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru seperti inilah yang diyakini berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar peserta didik. Dengan kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran di kelas. Jadi pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.



B. Strategi dalam Pengelolaan Kelas Strategi Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa di kelas, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber



12



belajar dan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan Teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah Implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam, tempat terjadinya proses pembelajaran. Strategi Pengelolaan Kelas dalam pembelajaran harus meningkatkan kemampuan belajar siswa, antara lain: a.



Menciptakan suasana atau kondisi kelas yang optimal Seorang guru harus bisa menciptakan suasana atau kondisi dari kondisi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan proses belajar mengajar sehingga siswa bersemangat dalam belajarnya. Keterampilan yang harus dimiliki guru yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar adalah sikap tanggap, membagi perhatian, dan pemusatan perhatian kelompok. Berusaha menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang. Seorang guru melakukakn identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Sekolah itu guru memberikan teguran dan bimbingan serta pengarahan-pengarahan agar tercipta tingkah laku siswa yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.



b.



Menciptakan Disiplin Kerja Pembinaan disiplin kelas atau pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin kelas atau pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin bisa dilakukan dengan cara membuat tata tertib kelas.



c.



Menciptakan Keharmonisan antara guru dengan siswa Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas terutama dalam meningkatkan efektifitas belajar mengajar. Hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifatsifat sebagai berikut : 1) Saling keteergantungan antara satu dengan yang lain. 2) Kebebasan



yang



memperbolehkan



setiap



orang



tumbuh



mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya. 13



dan



3) Saling memenuhi kebutuhan sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi.



C. Teknik dalam Pengelolaan Kelas Adapun teknik-tekniknya sebagai berikut: 1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. 2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan. 3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi. 4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasuskasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan. 5. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”.



Ucapan



tersebut



adakalanya



membawa



hasil



siswa



memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya. 6. Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan: pengorganisasian kelas, melakukan kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan seperti apa ketika menyampaikan pembelajarannya. a. Pengorganisasian kelas, antar lain: 1) Mengatur tempat duduk, sehingga memudahkan siswa memandang ataupun berpindah. 2) Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya. 3) Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan datang.



14



4) Mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak mengerjakan tugas-tugas siswa lainnya. 5) Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah. 6) Melakukan kompetisi kelompok untung merangsang transisi yang lebih banyak lagi.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendekatan Kekuasaan, yaitu Pengelolaan kelas dalam pendekatan kekuasaan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin, seperti Sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik. Pendekatan kebebasan adalah sebuah pendekatan dimana guru membantu peserta didiknya agar mereka dapat bebas bergerak mengerjakan sesuatu di dalam kelas. Peserta didik dapat bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan di dalam kelas yang terkait dengan kegiatan belajar atau pengalaman belajar yang diekspektasikan guru. Pendekatan resep adalah suatu pendekatan yang mana peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep, yang mana telah dibuat dan disetujui sebelumnya. Contohnya membuat sebuah peraturan antara guru dan peserta didik. Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. Pendekatan Pengajaran, Pendekatan ini didasarkan pada suatu tanggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku. Sesuai dengan namanya, pegelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial. Pendekatan pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan



16



hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif artinya ada hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Disisni guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi dan perannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat. Pendekatan kerja kelompok dengan model ini membutuhkan kemampun guru dalam menciptakan momentum yang dapat mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas menjadi kelompok yang produktif. Asumsi ini mengharuskan wali/ guru kelas dalam pengelolaan kelas selalu mengutamakan kegiatan yang dapat mengikutsertakan seluruh personal di kelas. Dengan kata lain, kegiatan kelas harus diarahkan pada kepentingan bersama dan sedikit mungkin kegiatan yang bersifat individual. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif. Kegiatan guru sebagai kelompok antara lain dapat diwujudkan berupa regu belajar yang bertugas membantu kelompok belajar.



B. Saran Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih biaknya makalah ini mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih disempurnakan lagi. Dan alangkah baiknya jika isinya dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami materi Pendekatan, Strategi dan Teknik Pengelolaan Kelas.



17



DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sari. 2011. “Strategi Pembelajaran di SD”. Jakarta : Universitas Terbuka Aunur Rofiq M. 2009. Pengelolaan Kelas. Malang: Depdiknas. Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Euis, Karwati dan Donni Juni Prahsa. 2014. Management Kelas Guru Profesional Yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta Hasan, Abu. 2015. Stratego Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Pedagogik. Vol. 03(01) Hendyat Soetopo. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek. Malang: UMM Press. Nurmalasari, Neneng. 2019. “ Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas”. Jurnal STITNU.http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/tasyri/article/do wnload/1550/1132/. Diunduh pada 1 Oktober 2020 Permana, Johar. 2001. “Pengelolaan Kelas Dalam Rangka Proses Belajar Mengajar”. Bandung : Institute for Religious and Institutional Studies Purwadinata. 1967. “Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru”. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sa'diyah Halimatus, Sholikhudin Anang M., Sholihun M. 2020. Pendampingan Model Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran Pai Di Sd Riyadlul Arkham Tembong Plintahan Pandaan. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. 1 (1): 55-56. Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Shores, Richard E, dkk. 1993. “Classroom Management Strategies : Are They Setting



Events



For



Coercion”.SAGE



journals.



https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/019874299301800207. Diunduh pada 2 Oktober 2020



Thomas, Gordon (Ed). 1990. Guru yang Efektif Cara Untuk Mengatasi Kesulitan Dalam Kelas. Jakarta: Rajawali Press Warsono, Sri. 2016. Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Belajar Siswa. Manajer Pendidikan. 10(5): 469-476 Zahroh, Lailatul. 2015. “Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas”. Tasyri’. Vol 22 No 2.



19



Jurnal