Kel 2 Strategi Pemasaran Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STRATEGI PEMASARAN PENDIDIKAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Dosen Pengampu : Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd Annisa Lutfia, M.Pd



Disusun Oleh Kelompok 2: Ai Irma Nurhabibah 1172010003 Aprilyani Gunantika 1172010011 Dina Lestari



1172010024



Dzikri Syabani



1172010026



Fakhrurroji



1172010029



Insan Zulfa Alfaini



1172010040



Kintan Budi Ardiani 1172010045



JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Sholawat dan salam selamanya terlimpahkan kepada nabi kita yakni Nabi Muhammad Saw., dengan segala kesempurnaan akhlak dan pribadinya, sehingga Baginda Rasul menjadi teladan bagi segala alam. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Pendidikan , dengan penuh rasa ikhlas dengan kesadaran diri untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan maslahat dunia dan akhirat. Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat supaya lebih paham mengenai Distribusi Pemasaran Pendidikan Kami meminta bimbingan dan arahan dari saudara sekalian, terutama dari dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Pemasaran Pendidikan. Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran.



Di rumah masing-masing,



Mei 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................2 C. Tujuan...........................................................................................................2 BAB II.....................................................................................................................3 PEMBAHASAN.....................................................................................................3 A. Konsep Dasar Pemasaran Pendidikan...........................................................3 B. Perencanaan Pemasaran Strategi Jasa Pendidikan........................................4 C. Strategi Pemasaran Pendidikan.....................................................................6 D. Langkah-Langkah Strategis Pemasaran Jasa Pendidikan...........................10 BAB III..................................................................................................................12 PENUTUPAN.......................................................................................................12 A. Kesimpulan.................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca mata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education sesuai dengan need pasar, bahkan lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk terus bertahan. Berbeda dengan produk fisik, suatu jasa pelayanan pedidikan tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersama. Dampaknya terjadi pada sistem pemasaran, terutaman pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa pendidikan untuk melakukan persiapan, baik dari sarana dan prasarana maupun peralatan teknologi pendidikan lainnya. Tetapi, jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa pendidikan untuk melakukan straregi pemasaran. Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa pendidikan secara langsung. Konsumen juga tidak dapat memprediksi apa hasil yang akan diperoleh dengan mengonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali setelah membelinya. Tujuan utama proses ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan terpadu. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus, tetapi dituju berdasarkan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan. Penggunaan istilah pemasaran saat ini sudah sangat berkembang di semua sektor kegiatan kita. Jadi, dalam hal ini pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai bagaimana memuaskan konsumen atau



1



pelanggan pendidikan dengan memakai dasar pemikiran yang logis, jika konsumen tidak puas berarti pemasaran tersebut gagal. Dengan demikian, lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang layanan jasa pendidikan yang kegiatannya melayani konsumen berupa murid, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Dan pada makalah inilah dapat dijelaskan apa itu pemasaran pendidikan, langkah-langkah dalam pemasaran pendidikan dan lain sebagainya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar pemasaran pendidikan? 2. Bagaimana perencanaan pemasaran strategi jasa pendidikan? 3. Bagaimana strategi pemasaran pendidikan? 4. Bagaimana langkah-langkah strategis pemasaran jasa pendidikan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep dasar pemasaran pendidikan. 2. Untuk mengetahui perencanaan pemasaran strategi jasa pendidikan. 3. Untuk mengetahui strategi pemasaran pendidikan. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah strategis pemasaran jasa pendidikan.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Konsep Dasar Pemasaran Pendidikan. 1. Pemasaran jasa pendidikan Pemasaran merupakan kata yang tidak asing lagi bagi telinga masyarakat kita, namun kata pemasaran lebih dikenal di dunia usaha atau industry. Namun demikian kata pemasaran sudah banyak diadopsi ke dunia pendidikan atau nonprofit oriented yang orientasinya berupa pemberian jasa dari pada barang. Pemasaran berasal dari bahasa inggris yaitu marketing. Pemasaran tidak hanya menawarkan baranng akan tetapi juga menawarkan jasa. Di dalam pemasaran terdapat berbagai kegiatan seperti menjual, membeli, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensostir, dan sebagainya, sehingga dikenal sebagai fungsi-fungsi marketing. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian marketing. Maynard dan Beckman dalam Bukhari Alma menyatakan: “marketing embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical production to consumption”. Yang artinya marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sector produksi ke sector konsumsi. Paul D.Converse dan Fred M. Jones dalam Bukhari Alma mengemukakan bahwa dunia bussines itu dibagi dua, yaitu production dan marketing. Production diartikan sebagai “has to di with moving these goods in the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagi pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan brang-barang ke tangan konsumen. Rayburn D Tousley, Ph D. Eungene Clark, Ph. D, Fred E. Clark,Ph.D, dalam bukunya Bukhari Alma menyatakan “marketing consist of those efforts which effect transfer in the oownershipof goos and sevices and which provide for their physical distribution”.



Marketing terdiri dari usaha yang mempengaruhi



pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.1



1



Bukhari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm.1-2



3



Dari ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi keinginan melalui usaha mempengaruhi, menyalurkan, dan memindahkan kepemilikan dari satu orang ke orang lain atau antar kelompok baik dalam masalah barang atau jasa. Istilah marketing dibagi menjadi dua yaitu marketing pada “profit organization” dan marketing pada “non profit organization”. Lembaga pendidikan termasuk dalam non profit organization. Marketing pada fokusnya ialah berbicara bagaimana memuaskan konsumen. Lembaga pendidikan adlah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum dikenal sebagai “stakeholder”. Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan. Jadi marketing jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.2 B. Perencanaan Pemasaran Strategi Jasa Pendidikan. Strategi perencanaan merupakan inti manajemen pemasaran jasa pendidikan dan harus memperhatikan (1) proses terpadu, (2) melibatkanseluruh karyawan dan para pemangku kepentingan sekolah, (3) selalu berubah sebagai tanggapan terhadap evaluasi, (4) menginformasikan proses manajemen yang lain, (5) merupakan proses yang berkelanjutan dan (6) dilakukan dengan prespektif jangka panjang. sekolah yang melibatkan semua karyawan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasarannya. Evaluasi dari tahun sebelumnya menjadi acuan untuk menetapkan perencanaan baru untuk tahun berikutnya atau mempertahankan perencanaan lama yang sudah ada.3 Pelayanan maksimal bagi peserta didik terhadap pelanggan pendidikannya mencakup banyak hal antara lain adalah (1) sistem pembelajaran dan aplikasinya di kelas yang didukung oleh pendidik pendidik profesional, (2) sarana prasarana yang mutakhir, (3) media pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik, (4) 2



Bukhari Alma, Pemasaran Strategic Jasa Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2003),hlm. 45-46 Wijaya, D. Pemasaran Jasa Pendidikan (Mengapa sekolah memerlukan marketing?). (Jakarta: Salemba Empat.2012). Hlm.31 3



4



pelayanan yang baik oleh tenaga kependidikan maupun tenaga non kependidikan (5) keterlibatan orangtua peserta didik di kegiatan sekolah. Hal ini bukan hanya menjadikan citra sekolah baik tetapi juga mampu mempertahankan pelanggan lama menjadi loyal ataupun mendatangkan pelanggan baru yang dapat membantu kegiatan pemasaran sekolah. Sesuai dengan pendapat Alma (2003:49) bahwa, lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan. Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal misalnya suasana belajar mengajar yang nyaman, ruang kelas yang bersih, taman yangasri, pendidik yang ramah, adanya perpustakaan,laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani peserta didik. Selanjutnya adalah evaluasi pada strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah semua program yang menjadi strategi pemasaran baik pelayanan bagi pelanggan dan publikasi serta promosi sekolah yang dilakukan sudah terlaksana dengan baik atau belum. dalam teorinya menyebutkan tahapan penilaian dimaksudkan untuk mencocokkan sampai dimana program atau rencana yang telah ditentukan dirasakan penilaian mengenai (a)apakah semua program dapat dilaksanakan sepenuhnya, (b) apa kesulitan yang dihadapi didalam semua kegiatan, (c) apakah pesan yangdisampaikan sesuai dengan intruksi, (d) apakah kegiatan yang dilakukan sudah efisien dan (e)apakah tujuan dalam merebut public opiniondapat tercapai. Evaluasi ini nantinya akan menjadi acuan untuk menetapkan rencana baru yang lebihefektif dan efisien sebagai strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. 4 Sesuai dengan teori Zeithmal dan Berry bahwa kegagalan penjualan jasa adalah kesenjangan kualitas jasa dengan penyampaian jasa. Jasa yangdiberikan dapat dikatakan sudah baik namun pegawai tersebut yakni tenaga kependidikan ataupun



tenaga



non-kependidikan



yang



ada



disekolah



kurang



dapat



4



Djanaid, D. Human Relation dan Public Relation dalam Manajemen. (Bandung: Alfabeta.1985) hlm.65



5



menyampaikan dengan baik kualitas jasa yang seharusnya disampaikan kepada pelanggan jasa pendidikan. Kebutuhan masyarakat yang cenderung meremehkan pendidikan berbasis kurikulum internasional juga menjadi masalah implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan. problema pemasaran jasa pendidikan adalah ketidaksesuaian kebutuhan masyarakat dengan pendidikan yang diberikan. 5 Perbaikan proses di sekolah dilakukan menggunakan konsep kualitas total jasa pendidikan yang diberikan. Seluruh karyawan dan anggota masyarakat sekolah dilibatkan dalam perbaikan dan sosialisasi sekolah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan jasa pendidikan. Stamatis konsep jasa kualitas total merupakan manajemen strategi terpadu yang melibatkan seluruh manajer dan karyawan untuk memperbaiki proses organisasi secara berkesinambungan agar dapat memenuhi kebutuhan,keinginan dan harapan pelanggan. Hal ini proses perbaikan meliputi semua bidang manajemen termasuk pemasaran dan strategi yang digunakan.6 C. Strategi Pemasaran Pendidikan. Dalam bidang pendidikan diperlukan dua konsep strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan, yaitu : (1) Distinctive competence, tindakan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pada pesaing; (2) Competitive advantage, kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya, melalui strategi diferesiensi (keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan lembaga pendidikan untuk merebut peluang pasar). Strategi diferensiasi merupakan salah satu dari strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu: 1. Diferensiasi dibandingkan



adalah



strategi



penawaran



memberikan



yang



diberikan



penawaran oleh



yang



berbeda



kompetitor.



Strategi



differensiasi mengisyaratkan lembaga pendidikan mempunyai jasa atau fasilitas yang mempunyai



kualitas



ataupun



fungsi



yang



bisa



membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi diferensiasi dilakukan dengan 5



Alma, B. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: Alfabeta.2007).hlm.19 Wijaya, D. Pemasaran Jasa Pendidikan (Mengapa sekolah memerlukan marketing?). (Jakarta: Salemba Empat.2012).hlm.258 6



6



menciptakan presepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya : presepsi mengenai keunggulan program, inovasi pendidikan, pelayanan yang lebih baik, brand image yang lebih unggul, dll. 2. Keunggulan biaya (low cost) adalah strategi mengefesienkan seluruh biaya pendidikan sehingga lebih menarik customer dibandingkan pesaing



yang



menawarkan biaya tinggi. Strategi ini fokusnya pada pemanfaatan fasilitas yang sudah ada, sehingga tidak menarik biaya yang tinggi kepada customer. 3. Focus adalah strategi menggarap satu target khusus. Strategi focus biasanya dilakukan untuk fasilitas ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik dan kepentingan khusus. Beberapa fasilitas misalnya hanya focus ditargetkan untuk kelas atas sehingga semua fasilitasnya memberikan benefit dan fungsi yang disesuaikan dengan aturan yang ada. Fasilitas yang focus pada target market untuk kelas atas biasanya selalu mensyaratkan kriteria-kriteria yang disesuaikan dengan aturan.7 Menurut Kotler terdapat tiga unsur yang diperlukan untuk membuat strategi pemasaran, yaitu: 1. Strategi target pasar, yang memutuskan segmen pasar mana yang akan menjadi target pasarnya, segmen pasar ini focus pada segmen di mana permintaan melebihi p enawaran. Dalam hal ini, sekolah perlu membagi pasar pendidikan menurut karakteristik demografi, psikografi, dan perilaku siswa. Dengan demikian, sekolah dapat lebih mudah menentukan strategi pemasaran jasa pendidikan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. 2. Strategi posisi kompetitif, yang mendasarkan penyediaan pada keistimewaan dan kekuatan relative yang dimiliki oleh institusi, yang dapat memastikan tingkat kompetitif. 3. Strategi campuran, yang mengidentifikasikan unsur tertentu yang dapat dipromosikan oleh organisasi tersebut. Strategi campuran ini terdiri dari empat komponen dasar yang disebut 4P, yaitu: produk (product), lokasi (place), dan promosi (promotion). Namun bagi sector jasa, komponen-komponen tersebut ditambah 3P, yaitu: orang (person), proses (process), dan bukti (proof). 7



Yoyon Bahtiar Irianto, “Pemasaran Pendidikan”. Jurnal Pendidikan. Hal. 226. Sumber : file.upi.edu/..PENDIDIKAN/…/Modul.5.pemasaran_pendidikan. Diakses 10 Mei 2020



7



Strategi campuran ini akan dijelaskan lebih lanjut oleh James dan Philips di bawah ini.8 James dan Philips menggunakan kerangka teoritis tersebut untuk mengevaluasi praktek pemasaran pada 11 sekolah, termasuk sekolah dasar, menengah, negeri dan swasta yang beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif. Hasil penemuan dari penelitian tersebut dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Produk, yaitu fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan oleh sekolah. Meskipun sekolah yang disurvei sangat giat dalam menawarkan produk/pelayanan yang berkualitas, namun sejumlah masalah masih dapat ditemukan, seperti: a) Kurangnya pertimbangan pada ragam penawaran. Terkadang sekolah cenderung memberikan terlalu banyak penawaran. Seharusnya sekolah melakukan spesialisasi pada suatu hal tertentu. b) Adanya kebutuhan untuk melihat pelajaran, yakni keuntungan apa yang akan didapatkan pelanggan (siswa) daripada hanya memberikan gambaran umum tentang kandungan materi yang ada dalam pelajaran tersebut. c) Adanya kebutuhan untuk memastikan bahwakualitas dilihat dalam arti terpenuhinya kebutuhan pelanggan daripada kualitas pelajaran itu sendiri. d) Hanya ada sedikit perhatian akan “potensi hidup” dari pelajaran tersebut. 2. Harga, yaitu pembiayaan (costing) yang membandingkan pengeluaran dengan keuntungan yang didapat pelanggan, serta penetapan harga (pricing) atau harga yang dikenakan kepada pelanggan. Hal ini terlihat jelas pada sekolah swasta karena pilihan pasar sangat terbuka untuk calon orangtua, yaitu antara “sekolah swasta yang mahal” dan “sekolah negeri yang bagus dan gratis”. Akan tetapi, hal ini adalah persoalan penting bagi sekolah negeri karena : a) Proses prekrutan siswa mengarah kepada tambahan dana dari pemerintah. b) Dukungan dana sponsor dari anggota komunitas pebisnis local. 8



Philip Kotler, strategic marketing for educational institution. (Prentice Hall Inc. New Jersey:1995), hal. 234.



8



c) Biaya yang dikenakan dan sumbangan orang tua untuk fasilitas tambahan dan aktivitas ekstrakurikuler. 3. Lokasi, yaitu kemudahan akses dan penampilan serta kondisinya secara keseluruhan. Ketika sekolah memperhatikan masalah penampilan, maka akan semakin berkurangnya perhatian yang diberikan kepada masalah akses. 4. Promosi, yaitu kemampuan mengkomunikasikan manfaat yang didapat dari organisasi bagi para pelanggan potensial. Meskipun sekolah telah aktif pada sebagian besar aktivitas promosi ini, namun dari 11 sekolah yang disurvei, hanya terdapat kurang dari setengahnya yang telah mengiklankan diri. 5. Orang, yaitu orang yang terlibat dalam menyediakan jasa. Masalahnya adalah tidak semua karyawan sekolah menyampaikan pesan yang sama kepada orang tua dan kelompok lain di luar sekolah. Hal ini terkait dengan budaya sekolah yang tidak sepenuhnya mengambil pendekatan yang berorientasi pada pasar. 6. Proses, dengan implikasi yang jelas terhadap penempatan karyawan sekolah dalam hal pembagian tanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mencari sumber daya bagi strategi pemasaran sekolah. Dari 11 sekolah yang disurvei, tidak ada satupun sekolah yang memberikan kepercayaan kepada seorang karyawan sekolah atas tanggung jawab tersebut, dimana pengelolaan dan operasinya cenderung tidak terencana dan intuitif, bukan terencana secara strategis dan sistematis. 7. Bukti, yaitu bukti yang menunjukkan bahwa pelanggan akan mendapatkan manfaat sehingga memunculkan pertanyaan mengenai pengawasan dan evaluasi (seperti hasil ujian). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekolah tidak dapat mengemukakan aspek-aspek apa saja dari tindakan mereka yang menunjukkan bukti dari manfaat pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.9 D. Langkah-Langkah Strategis Pemasaran Jasa Pendidikan. Di dalam pemasaran pendidikan terdapat beberapa langkah strategis, yaitu :



9



Chris James, and Peter Philips. The practice of educational marketing in schools. Educational Management Administration and leadership, vol. 23: No.2, (1995). Hal. 75-88.



9



1. Identifikasi pasar, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. 2. Segmentasi pasar dan positioning, yaitu membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karaktristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan produk yang nyata yang memudahkan konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. 3. Diferensiasi produk, melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Strategi ini adalah strategi yang memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. 4.



Komunikasi pemasaran, yaitu publikasi prestasi oleh media independen, seperti berita dalam media massa.



5. Pelayanan sekolah, hal ini terlihat sebagai apa yang diharapka konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi adalah adanya perbedaan persepsi kualitas dan atribut jasa pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa, termasuk sekolah terdapat beberapa ciri organisasi jasa yang baik, yaitu memiliki : a. Konsep strategis yang memiliki fokus pada konsumen. b.



Komitmen kualitas dari manajemen puncak.



c. Penetapan standar yang tinggi. d. Sistem untuk memonitor kinerja jasa. e.



Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.



f. Memuaskan karyawan sama engan pelanggan. Terdapat lima langkah dalam rangka mencapai ciri-ciri di atas, yaitu : 1) Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 2) Responsif merupakan kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.



10



3) Keyakinan merupakan pengetahuan dan kompetensi guru dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. 4) Empati merupakan syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. 5) Berujud merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi.



11



BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Pemasaran adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi



keinginan



melalui



usaha



mempengaruhi,



menyalurkan,



dan



memindahkan kepemilikan dari satu orang ke orang lain atau antar kelompok baik dalam masalah barang atau jasa. Menurut Kotler terdapat tiga unsur yang diperlukan untuk membuat strategi pemasaran, yaitu: 1. Strategi target pasar, yang memutuskan segmen pasar mana yang akan menjadi target pasarnya, segmen pasar ini focus pada segmen di mana permintaan melebihi p enawaran. Dalam hal ini, sekolah perlu membagi pasar pendidikan menurut karakteristik demografi, psikografi, dan perilaku siswa. Dengan demikian, sekolah dapat lebih mudah menentukan strategi pemasaran jasa pendidikan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. 2. Strategi posisi kompetitif, yang mendasarkan penyediaan pada keistimewaan dan kekuatan relative yang dimiliki oleh institusi, yang dapat memastikan tingkat kompetitif. 3. Strategi campuran, yang mengidentifikasikan unsur tertentu yang dapat dipromosikan oleh organisasi tersebut. Strategi campuran ini terdiri dari empat komponen dasar yang disebut 4P, yaitu: produk (product), lokasi (place), dan promosi (promotion). Namun bagi sector jasa, komponen-komponen tersebut ditambah 3P, yaitu: orang (person), proses (process), dan bukti (proof). Strategi campuran ini akan dijelaskan lebih lanjut oleh James dan Philips di bawah ini.



12



DAFTAR PUSTAKA Alma, Bukhari.2003. Pemasaran Strategic Jasa Pendidikan, Bandung:Alfabeta. Alma,Bukhari.2007. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Bandung : Alfabeta Bahtiar Irianto, Yoyon. Pemasaran Pendidikan. Jurnal pendidikan. Sumber: Sumber : file.upi.edu/..PENDIDIKAN/…/Modul.5.pemasaran_pendidikan. Diakses 10 Mei 2020 Djanaid, D. 1986. Human Relation dan Public Relation dalam Manajemen. Bandung: Alfabeta. James, Chris and Peter Philips. The practice of educational marketing in schools. Educational Management Administration and Leadership. Vol. 23:No. 2, (1995) Kotler, Philip. Strategic marketing for educational institution. Prentice Hall Inc. New Jersey. ( 1995). Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009). Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, “Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan”, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010). Wijaya, D. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan (Mengapa sekolah memerlukan marketing?). Jakarta: Salemba Empat.



13