Kel.4 Advokasi Promosi k3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Promosi kesehatan di tempat kerja adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan



yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan kerja guna penanaman pengetahuan tentang kesehatan sehingga tumbuh kesadaran untuk hidup sehat. Penerapan promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan/pendidikan di tempat kerja merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi programprogram kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan kerja, upaya kesehatan pekerja, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan di tempat kerja. Promosi kesehatan di tempat kerja bukanlah hanya proses penyadaran pekerja atau pemberian dan peningkatan pengetahuan pekerja tentang kesehatan semata, akan tetapi didalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku pekerja. Artinya bahwa promosi kesehatan di tempat kerja adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam pekerja sendiri,maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Dengan demikian bahwa promosi kesehatan di tempat kerja adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green danOttoson,1998). Secara singkat, visi dari promosi kesehatan di tempat kerja adalah meningkatnya kemampuan pekerja untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja sehingga lebih produktif. Dalam rangka mencapai keberhasilan visi tersebut, terdapat beberapa misi promosi kesehatan di tempat kerja sebagai upaya untuk merealisasikannya, salah satunya itu adalah melakukan advokasi. Advokasi di sini ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan. Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat 1



keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan di tempat kerja yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan. 1.2



Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan advokasi? 2. Apa tujuan advokasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja? 3. Siapa sasaran advokasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja? 4. Mengapa pentingnya advokasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja?



1.3



Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa yang di maksud dengan advokasi 2. Mengetahui tujuan advokasi dalam promosi kesehatan di tempat kerja 3. Mengetahui siapa saja sasaran advokasi promosi kesehatan di tempat kerja 4. Mengetahui betapa pentingnya advokasi promosi kesehatan di tempat kerja



BAB II PEMBAHASAN 2



2.1 Pengertian Advokasi Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di sebabkan oleh karena kurang atau tidak adanya dukungan dari para pembuat keputusan, baik di tingkat nasional maupun lokal (provinsi, kabupaten, atau kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu, antara lain rendahnya alokasi anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan prasarana, tidak adanya kebijakan yang menguntungkan bagi kesehatan dan sebagainya. Untuk memperoleh atau meningkatkan dukungan atau komitmen dari para pembuat kebijakan, termasuk para pejabat lintas sektoral diperlukan upaya disebut advokasi. Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan dibidang hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang tersangkut perkara atau pelanggaran hukum, agar memperoleh keadilan yang sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi dibidang hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program kesehatan. Menurut Wesbter Encyclopedia advokasi adalah "act of pleading for supporting or recommending active espousal" atau tindakan pembelaan, dukungan, atau rekomendasi : dukungan aktif. Menurut ahli retorika ( Foss and Foss, et al : 1980) advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal. Menurut Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Dari beberapa catatan tersebut dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.



2.2 Tujuan Advokasi Setiap langkah advokasi harus direncanakan secara rinci dan cermat, sampai akhirnya dicapai tujuan yang diinginkan. Dalam merencanakan program advokasi, pengalaman yang 3



telah dilakukan oleh kelompok lain dalam bidang yang sama atau yang mirip akan sangat berharga. Penelaahan mendalam terhadap berbagai pengalaman yang lalu merupakan keharusan dalam menyusun strategi advokasi. Pada dasarnya tujuan advokasi adalah untuk mengubah kebijakan program atau kedudukan (stance) dari sebuah pemerintahaan, institusi atau organisasi. Advokasi pada hakekatnya adalah apa yang ingin kita ubah, siapa yang akan melakukan perubahan dan seberapa besar dan kapan perubahan itu bermula. Tujuan advokasi secara umum Memberikan penyuluhan kepada pekerja tentang kesehatan di tempat kerja Memberitahukan akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar Menginformasikan adanya penyakit yang berbahaya di sekitar tempat kerja Menginformasikan adanya penyakit baru yang berbahya di tempat kerja Menginformasikan penaggulanagnnya Menginformasikan suatu ilmu kesehatan yang belum di ketahui pekerja Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif Mewujudkan stabilitas kebijakan Memastikan undang-undang dan regulasi yang tepat sasaran Memastikan peraturan perundang-undangan yang adil dan dapat di pertanggung jawabkan secara administratif Meningkatkan pengawasan pelayanan bagi pekerja Mempercepat modifikasi produktivitas pekerja



Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam, yaitu : 1.



Lobi politik ( political lobbying) Lobi adalah bincang-bincang secara informal dengan para pejabat dalam perusahaan untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang dilaksanakan di tempat kerja



2.



Seminar/presentasi Seminar / presentasi yang di hadiri oleh para pejabat lintas program dan sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan diwilayah kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya. Kemudian 4



dibahas bersama-sama, yang akhirnya dharapkan memproleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan tersebut. 3.



Media Advokasi media (media advocacy) adalah melakukan kegiatan advokasi dengan mengumpulkan media, khususnya media massa.



4.



Perkumpulan (asosiasi) Peminat Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau interes terhadap permaslahan tertentu atau perkumpulan profesi, juga merupakan bentuk advokasi.



Tujuan advokasi melalui media bisa mencakup beberapa hal antara lain:  Mengemas sebaik-baiknya definisi isu kesehatan yang sedang ditangani, sebagai contoh: mempromosikan bahwa rokok merupakan suatu bahan yang bisa menimbulkan adiksi, bukan merupakan suatu pilihan.  Mengemas kembali definisi lainnya tentang isu kesehatan tersebut yang kiranya akan merupakan penghambat program perusahaan  Mengenalkan dan menekankan informasi terbaru tentang isu kesehatan  Mengurangi atau menekan jumlah liputan media dari oposisi kita  Meningkatkan kredibilitas advokat  Menurunkan kredibilitas oposisi kita (misalnya dengan mengingatkan pekerja terhadap motif komersial dibalik riset yang dibiayai oleh industri rokok). 2.3



Sasaran Advokasi Advokasi efektif harus menentukan target yang teridentifikasi secara tepat untuk



menjawab setiap permasalahan. Target/sasaran advokasi terdiri dari target orang dalam dan target orang luar. Orang dalam adalah Kelompok Sasaran yang merupakan pembuat peraturan maupun kebijakan, sedangkan orang luar adalah Kelompok Sasaran yang berpotensi mendukung pencapaian tujuan advokasi. Advokasi harus memperhatikan adanya pendukung dan penentang dari setiap masalah yang akan diadvokasi. Pengaturan kelompok kerja untuk mencapai suatu tujuan harus dilaksanakan secara terstruktur dan terorganisasi. Untuk mencapai tujuan advokasi harus dirancang pesan kepada publik secara efektif seperti media massa, kalangan hukum, pembuat peraturan perundang-undangan dan kalangan umum. Satu hal yang penting dari kampanye advokasi yang efektif adalah adanya target yang teridentifikasi secara tepat dan strategi yang digunakan untuk menjawab setiap permasalahan. Prioritas kampanye advokasi harus ditetapkan dengan mengidentifikasi target/sasaran dalam 5



urutan yang tepat. Setiap aksi yang berkelanjutan harus dibangun berdasarkan pencapaian yang sudah diraih atau hal yang telah dikuasai. Ada beberapa target atau sasaran advokasi, yang didalamnya mencakup target “orang dalam” dan “orang luar”. 



Advokasi orang dalam Jika sebuah masalah diidentifikasi secara dini, hubungan advokasi biasanya dimulai



dari para pejabat publik. Kontak harus dibuat pada tingkat yang sewajarnya. Pejabat-pejabat tingkat bawah dan menengah tidak boleh terlupakan atau terlampaui. Ketika pejabat dalam perusahaan mempertimbangkan sebuah permasalahan yang diadvokasi, itu menandakan bahwa ia sudah mulai terpengaruh. Agar upaya itu berhasil, Komite Advokasi harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang proses pembuatan kebijakan atau peraturan. Kegiatan formal dari advokasi akan melibatkan para pejabat/pemimpin perusahaan. Pertemuan dengan pejabat/pemimpin perusahaan hampir dapat dipastikan akan berlangsung lama dan panjang dibanding pertemuan-pertemuan dengan para pekerja lainnya. Oleh sebab itu Komite Advokasi membutuhkan pertimbangan dan persiapan untuk merajut serta merangkai hasilhasil pertemuan tersebut sehingga hasilnya cukup efektif mendukung kebijakan asosiasi maupun organisasi perusahaan  Advokasi “orang dalam” melibatkan: a. Pertemuan-pertemuan dengan pembuat kebijakan dan staf perusahaan b. Pemberian analisis dan informasi untuk Panitia Kerja ataupun Panitia Khusus di lembaga perusahaan 



Advokasi orang luar Orang luar yang merupakan kunci dari pesan-pesan organisasi perusahaan adalah media



cetak dan elektronik. Menangani pers dan reporter media elektronik secara efektif merupakan inti dari panduan ini. Akan tetapi terdapat beberapa strategi dan taktik penting dengan pertimbangan prestasi. Kebanyakan organisasi perusahaan mencari peliputan media yang gratis dan tidak harus membayar media, seperti iklan. Dalam situasi tertentu, terkadang kita harus memilih memasang iklan dengan biaya tertentu ketika kita ingin menyampaikan pesan khusus bagi kelompok pembaca atau pengamat tanpa intervensi editorial.  Advokasi “orang luar” meliputi: a. Mempengaruhi media massa. b. Mengembangkan aktivitas-aktivitas di tingkat akar rumput (grass root). c. Membangun koalisi. 6



2.4



Pentingnya Advokasi Advokasi merupakan upaya untuk mengingatkan dan mendesak pimpinan perusahaan



untuk selalu konsisten dan bertanggung jawab melindungi dan mensejahterakan seluruh pekerjanya. Ini berarti sebuah tanggung jawab para pelaksana advokasi untuk ikut berperan serta dalam menjalankan fungsi pekerja dalam suatu perusahaan . Untuk mencapai tujuan yang diinginkan berbagai bentuk kegiatan advokasi dilakukan sebagai upaya memperkuat posisi tawar (bargaining position) asosiasi atau organisasi perusahaan. Bentuk-bentuk kegiatan advokasi antara lain pendidikan dan penyadaran serta pengorganisasian kelompok kelompok usaha, pemberian bantuan hukum yang mengedepankan pembelaan hak-hak dan kepentingan organisasi perusahaan, serta kegiatan me-lobby ke pusat-pusat pengambilan keputusan. Advokasi kebijakan pekerja termasuk pula menyuarakan kepentingan dan mencari dukungan terhadap posisi tertentu berkenaan dengan kebijakan pekerja dan perusahaan tertentu. Posisi ini dapat berupa persetujuan, penghapusan, penolakan ataupun perubahan kebijakan yang ada. Oleh karenanya, advokasi kebijakan persahaan/industri dapat berupa tindakan penentangan terhadap posisi pimpinan dalam isu-isu tertentu, khususnya dalam kebijakan pekerja yang menyangkut kegiatan perusahaan. Hukum dan peraturan itu antara lain meliputi: perdagangan, ketenagakerjaan, keselamatan kerja, transportasi, keuangan, perpajakan, tarif, dumping, pungutan dan biaya lain yang berkenaan dengan kegiatan perusahaan/industri. Advokasi juga penting bagi pembuat kebijakan karena mereka memerlukan: 



Informasi yang berkaitan dengan isu-isu yang ada dalam maupun di perusahaan maupun lingkungan sekitar







Opini pekerja dan konstituen







Bahan masukan yang membantu proses pembuatan peraturan BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan Advokasi sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang dianggap



mempunyai



pengaruh



terhadap



keberhasilan



suatu



program



atau



kegiatan



yang



dilaksanakan.Advokasi (advocacy) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat 7



pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global promosi kesehatan. WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif, menggunakan 3 strategi pokok, yakni : a.



Advokasi (advocacy)



b.



Dukungan social (social support)



c.



Pemberdayaan masyarakat (empowerment)



Cara atau bentuk-bentuk advokasi untuk mencapai tujuan itu semua bermacam-macam, antara lain : Lobi Politik (Political Lobying), Seminar dan atau Presentasi, Media, Perkumpulan (asosiasi) Peminat. secara inklusif terkandung tujuan-tujuan advokasi, yakni : political commitment, policy support, social acceptance, and system support.Sasaran utama advokasi adalah para pembuat atau penentu kebijakan (politica makers) dan para pembuat (decision makers)pada masing-masing tingkat administrasi pemerintah, dengan maksud agar mereka menyadari bahwa kesehatan merupakan asset social, politik, ekonomi, dan sebagainya.



3.2



Saran Untuk



melakukan



kegiatan



advokasi



perlu



adanya



pendekatan



yang



baik



antara pemimpin suatu organisasi atau institusi kerja, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, serta organisasi kemasyarakatan. Dan dibutuhkan komunikasi yang baik terutama kepada para penentu kebijakan (policy maker) atau para pembuat keputusan (decision makers) pada semua tingkat dan tatanan social.Dalam melakukan suatu advokasi kita terlebih dahulu harus mengetahui kondisi masyarat pada saat itu dan fasilitas apa saja yang mereka butuhkan. DAFTAR PUSTAKA



Advokasi. Http://www.kesehatanmasyarakat.com/2009/04 / advocacy-advokasi.html .Di akses pada tanggal 06 novemver 2016 Advokasi kesehatan. Http://falah-farmasi.blogspot.com / 2009/09/sekapur-sirih.html. Di akses pada tanggal 06 november 2016



8



Penagntar advokasi kesehatan.Http://syahruddin04.blogspot. com/ 2010/01/pengantaradvokasi-kesehatan.html. Di akses pada tanggal 06 november 2016 Advokasi . Http://id.wikipwedia.org/wiki/kanada. Di akses pada tanggal 06 november 2016



9