9 0 322 KB
MANAJEMEN KEPERAWATAN PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. P DENGAN LUKA BAKAR GRADE II (25%)
Dosen Pembimbing : Ns. Aisyah, S.Kep. M.Kep
Kelompok I: Devi Agdel Cahyani 2017720072
Nur Nabila Putri P 2017720099
Desma Rahmawati 2017720071
Nuri Oktaviani 2017720100
Fahrima Putri K 2017720078
Nurul Izzah Fajri 2017720101
Fitri Amalia 2017720082
Ratnah Khaerunnisa 2017720106
Karina lestari 2017720087
Salsabila Yudha 2017720110
Mayang Puspitasari 2017720089
Ulfah Ufy Junetri .E.I 2017720116
Monika ayu Asari 2017720090
Yasfiyani 2017720119
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKUTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Managemen adalah proses bekerja melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilkukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang di alami klien dapat teratasi 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan ronde keperawatan, perawat mampu : a. Berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien c. Menilai hasil kerja
2
d. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh C. MANFAAT 1. Bagi perawat a. Terciptanya komunitas perawatan yang professional b. Terjalin kerjasama antar TIM c. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan benar 2. Bagi pasien a. Masalah pasien dapat teratasi b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi D. TAHAP RONDE KEPERAWATAN 1. Pra ronde (persiapan) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde Pemberian informed consent kepada klien / keluarga 2. Tahap pelaksana Penjelasan tentang klien oleh perawat primer/ketua tim yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan. 3. Tahap pasca ronde Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
3
BAB II RENCANA STRATEGIS RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN LUKA BAKAR GRADE II (25%). DI RUANG MAWAR, RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
TOPIK
:
Askep dengan Pasien Luka Bakar Grade II (25%)
SASARAN
:
Ny. P / 45 Tahun
PESERTA
:
-Mahasiswa Keperawatan FIK UMJ, Semester 7b -Dosen Pembimbing -Keluarga Pasien -Pasien
WAKTU
HARI/TANGGAL
TUJUAN
:
30 Menit : Senin, 30 November 2020
:
1. Tujuan umum : Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi 2. Tujuan khusus: a. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang belum teratasi b. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah keperawatan klien c. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai masalah klien d. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah klien e. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan keperawatan yang dilakukan.
4
SASARAN
:
a. Nama
:
Ny. P
b. Umur
:
45 Tahun
c. Pekerjaan :
MATERI
Ibu Rumah Tangga :
a. Konsep dasar Luka Bakar dengan Riwayat penyakit DM (Terlampir) b. Asuhan Keperawatan klien dengan Luka Bakar (Terlampir)
PELAKSANAAN
:
a. Hari/Tanggal
:
Senin, 30 November 2020
b. Tempat
:
Di Ruang Mawar, RS Islam Jakarta Cempaka Putih
METODE
:
a. Ceramah b. Diskusi
MEDIA : a. Makalah b. Leaflet c. Lembar Balik
TIM RONDE
:
a. KARU b. Perawat
PROSES RONDE KEPERAWATAN : a. Pra Ronde : -
Menentukan kasus dan topik
-
Menentukan tim ronde
-
Membuat informed consent
5
-
Mencari literatur
-
Diskusi
b. Ronde : -
Diskusi
-
Pemberian pendidikan kesehatan untuk mengurangi keluhan
c. Pasca Ronde : -
Evaluasi pelaksanaan ronde
-
Revisi dan perbaikan
Mekanisme Kegiatan No. Waktu 1. 5 menit
Kegiatan Pembukaan:
Pemeran Mahasiswa 1
Pasien Mendengarkan
2.
Memberi salam Menyampaikan tujuan
Mahasiswa 2
Pasien
10 menit
ronde keperawatan
keluarga
Penyajian masalah :
mendengarkan
Menyampaikan masalah
yang
sudah
terselesaikan 3.
5 menit
dan
Menentukan yang
masalah
Ketua Tim
belum
4.
5 menit
terselesaikan Implementasi
yang
Ketua Tim
5.
5 menit
sudah dilakukan Mengajarkan kepada
Mahasiswa
keluarga pasien tentang diskusi
dan
Tanya
jawab. Penutup : -
Ucapan terima kasih
6
-
Memberi salam.
d. Evaluasi : -
Bagaimana
koordinasi
persiapan
dan
pelaksanaan
keperawatan -
Bagaimana peran pelaksana saat ronde keperawatan
-
Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
7
ronde
LUKA BAKAR A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Luka Bakar Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai organ dalam, yang disebabkan oleh panas, sengatan listrik, bahan kimia, petir dan radiasi. Luka bakar pada umumnya terjadi pada kulit yang mempunyai
peranan
penting
dalam
keseimbangan
suhu
tubuh,
mempertahankan cairan tubuh, juga pertahanan tubuh dari infeksi. 2. Fase Luka Bakar a. Fase akut : Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing
(mekanisme
bernafas),
dan
circulation
(sirkulasi).
Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. b. Fase sub akut : Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan : -
Proses inflamasi dan infeksi.
-
Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas, dan pada struktur atau organ-organ fungsional.
-
Keadaan hipermetabolisme.
c. Fase lanjut :
8
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
3. Etiologi
Luka Bakar Termal : Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
Luka Bakar Kimia : Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Luka Bakar Elektrik : Luka bakar elektrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
Luka Bakar Radiasi : Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
4. Manifestasi Klinis
9
Gangguan tajam penglihatan, nyeri pada area luka bakar, mual, gangguan ketangkasan, muntah, dizines, sincope, takipnea, takikardia, resiko terjadinya infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.
10
5. Patofisiologi
6. Komplikasi
Gangguan Jalan nafas : Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan dengan jalan
membersihkan
trakeostomi,
jalan
pemberian
nafas,
memberikan
kortikosteroid
dosis
oksigen,
tinggi
dan
antibiotika.
Curling’s ulcer (ulkus Curling) : Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5–10. Terjadi ulkus pada 11
duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.
Syok sirkulasi
Pneumonia
Kontraktur
Hipertrofi jaringan parut
Dekubitus
Syndrom kompartemen
Ileus parlitik
7. Pemeriksaan Diagnostik
LED: mengkaji hemokonsentrasi.
Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.
Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.
BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
Urinalisis
menunjukkan
mioglobin
dan
hemokromogen
menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar masif.
Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
8. Penatalaksanaan Medis
12
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk membantu proses regenerasi kulit akibat luka bakar, mengidentifikasi infeksi, serta mengidentifikasi status cairan. Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi luka bakar adalah :
Hidroterapi : Membersikan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi ini terdiri dari merendam dan dengan shower. Tindakan ini dilakukan selama 30 menit atau kurang untuk klien dengan luka bakar akut, dibersihkan secara perlahan atau hati-hati dengan menggunakan berbagai macam larutan seperti sodium hipokloride, profidon iodine dan chlorohexidine. Jika hidroterapi tidak dilakukan, maka luka dapat dibersihkan dan dibilas diatas tempat tidur klien dan ditambahkan dengan penggunaan zat antimikroba.
Debridemen : Debridemen luka meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan penyembuhan luka melalui pencegahan proliferasi bakteri di bagian bawah eschar. Debridemen luka pada luka bakar meliputi debridement secara mekanik,
debridement
enzimatik
dan
dengan
tindakan
pembedahan
Obat-obatan : a. Antibiotika : Tidak diberikan bila klien datang