9 0 135 KB
EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) PADA LUKA BAKAR KEPERAWATAN KRITIS
OLEH KELOMPOK 3 : JANNIATI (A.18.10.028) NURFADILLAH (A.18.10.033) DIAN ALFIONITA (A.18.10.015) KIKI RESKI PUTRI (A.18.10.032) HENDRI KURNIAWAN (A.18.10.024) SUMARNI I (KELAS BANTAENG)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANRITA HUSADA BULUKUMBA T.A 2020/2021
A. Analisa PI(C)OT 1. Population/patient
Kepada anak usia pra-sekolah (3-6 tahun)
2. Intervention
Jenis tindakan/intervensi :
Terapi bermain origami Terapi bermain origami merupakan salah satu intervensi yang dapat mengurangi kecemasan anak selama menjalani proses penyembuhan akibat cedera yang dialami berupa jatuh aspirasi dan luka bakar . terapi bermain ini merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakukan untuk membantu proses penyembuhan anak. Tujuan terapi bermain ini untuk mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri..origami merupakan suatu kegiatan melipat kertas membentuk sesuatu misal bentuk hewan , bunga, atau alat transportasi, bermain origami mengajarkan pada anak membuat mainanya sendiri sehingga dapat menciptakan kepuasan terhadap anak. Terapi bermain plastisin (playdought) Terapi bermain yang diberikan pada anak usia prasekolah harus sesuai dengan tahapan perkembangan sesuai usianya, pada masa pra sekolah jenis permainan yang diberikan adalah skill play, dimana jenis permainan ini sering dipilih oleh anak, jenis
permainan ini menggunakan kemanpuan motoriknya salah satu permainan skill play adalah bermain lilin lilin juga disebut dengan plastisin atau playdought. Plastisin merupakan lilin malam lembut yang mudah dibentuk dengan warna yang bervariasi , terapi bermain dengan menggunakan lilin sangat tepat karena tidak memerlukan energi yang besar untuk bermain, pemainan ini juga dapat dilakukan diatas tempat tidur anak sehingga tidak mengganggu anak dalam proses pemulihan dan penyembuhan kesehatan anak. Terapi bermain clay Pemainan yang cocok diterapkan bagi anak adalah pada usia pra sekolah salah satunya adalah permainan membentuk ( konstruksi) seperti clay. Clay adalah sejenis bahan yang menyerupai lilin dan mudah dibentuk , terapi bermain pada jenis clay ini sangat cocok diberikan pada anak yang sedang menjalani perawatan , karena tidak membutuhkan energi besar untuk bermain. 3. comparasion intervension
Intervensi pembanding yang terdapat dalam penelitian :
Defenisi tindakan : Terapi bermain origami, merupakan salah satu intervensi yang dapat mengurangi kecemasan anak selama menjalani hospitalisasi. Origami merupakan suatu kegiatan melipat kertas sehingga membentuk sesuatu misalnya bentuk hewan
dan sebagainya. Tujuan terapi bermain origami bermanfaat untuk melatih motoric halus, menumbuhkan motivasi, kreativitas, keterampilan, dan ketekunan. Terapi bermain plastisin (playdought), yaitu suatu kegiatan bermain yang dilakukan untuk membantu dalam proses penyembuhan
dan
perkembangan
anak
sarana secara
dalam optimal.
melanjutkan Plastisin
atau
playdought adalah lilin malam lembut yang mudah dibentuk sesuai dengan warna yang bervariasi dikarenakan teksturnya
yang
lembut,
terapi
bermain
dengan
menggunakan lilin sangat tepat karena tidak membutuhkan energy yang besar. untuk bermain permainan ini juga dapat dilakukan diatas tempat tidur anak. Sehingga tidak mengganggu dalam proses pemulihan dan penyembuhan kesehatan anak. Terapi bermain clay adalah sejenis bahan yang menyerupai lilin lembut dan mudah dibentuk. Terapi bermain dengan menggunakan jenis clay seperti claydouh cocok diberikan pada anak yang sedang menjalani perawatan karena tidak membutuhkan energy yang besar untuk bermain. 4. Outcome
Terapi bermain origami (jurnal 1)
Keuntungan intervensi penelitian
Terapi
bermain
origami
yaitu
dapat
mengurangi
kecemasan anak dengan cara mengalihkan focus anak pada rasa nyeri yang dirasakan ketika anak tersebut melihat kita melakukan tindakan tersebut.
Manfaat Membantu anak mengembangkan imajinasi,
membantu
perkembangan motoric halus, dan intelektual anak, dan juga permainan origami merupakan permainan edukatif bagi anak.
Efek Pada saat anak merasakan sakit atau nyeri si anak akan diberikan
terapi
bermain
yaitu
disini
akan
lebih
menfokuskan diri pada permainan yang diberikan , maka anak akan beralih ke permainan tersebut sehingga rasa sakit atau nyeri yang dirasakan oleh anak bisa dilupakan dengan adanya permainan origami ini.
Terapi plastisin playdought (jurnal 2)
Keuntungan intervensi penelitian Terapi bermain plastisin yaitu mengurangi rasa cemas anak atau rasa nyeri yang dirasakan apabila
anak tersebut
berfokus/memperhatikan mainan lilin tersebut.
Manfaat
Ketika diberikan terapi ini, orangtua anak tersebut dapat mengetahui perbandingan sebelum dan setelah dilakukan terapi tersebut pada anak.
Efek Ketika anak merasakan cemas anak bisa diberikan terapi bermain plastisin dengan diberikannya terapi bermain ini akan juga akan lebih mengfokuskan diri pada permainan yang diajarkan sehingga anak akan lupa terhadap rasa sakit yang dialaminya.
Terapi bermain clay (jurnal 3)
Kentungan intervensi penelitian Yaitu dapat menurunkan kecemasan pada anak
Manfaat Dapat mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit yang dialami pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan selama menjalani hospitalisasi
Efek Dengan adanya terapi bermain ini sipetugas terapi menglihkan anak untuk memperhatikan permainan yang diberikan, mayoritas anak-anak akan menyukai hal ini dan akan memperhatikan serta akan ikut bermain juga , sehingga diharapkan rasa cemas pada anak ini dapat hilang.
5. Time
Terapi bermain origami dilakukan selama kurang lebih 20 menit per hari.
Terapi bermain plastisin playdought
diberikan selama 1 kali
selama 10 sampai 15 menit.
Terapi bermain clay dilakukan selama kurang lebih 20 menit ditempat tidur selama 2 kali pertemuan.
B. Latar belakang Dari ketiga jurnal yang kami dapat disini kita mengambil pasien anak prasekolah usia 3-6 tahun yang menderita luka bakar. Luka bakar pada anak biasanya terjadi disebabkan factor dari kelalaian dari orang tuanya atau pengasuhnya karena diusia anak tersebut belum mengetahui hal-hal yang dapat membahayakan pada dirinya. Luka bakar merupakann cedera yang cukup sering dialami oleh anak, penyebabnya selain karena api juga bsa terjadi karena pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar bisa menimbulkan rasa yang sangat nyeri, menyebabkan kulit merah dan mengelupas, luka, pembengkakan, serta perubahan warna kulit. Nyeri yang dirasakan tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat keparahan luka bakar, ini karena luka bakar dengan tingkat keparahan yang tinggi mungkin tidak lagi terasa nyeri. Disisi lain luka bakar juga dapat menyebabkan kecemasan yang
berlebih pada proses berfikir anak tentang pertumbuhan dan perubahan fisik yang mungkin dialaminya. Adapun komplikasi luka bakar yang dapat terjadi yaitu bekas luka, hipotermia, gangguan bergerak,infeksi, dan kehilangan banyak cairan tubuh. Hubungan dari intervensi yang kami angkat/diberikan (manajemen nyeri = terapi bermain) yaitu dapat meminimalisir tingkat kecemasannya terhadap luka yang dialami oleh anak tersebut. Disamping itu, dengan menggunakan terapi bermain ini anak lebih memfokuskan dirinya ke terapi ini dibandingkan dengan rasa nyeri akibat rasa luka bakarnya. Jika terapi bermain tidak dilakukan maka biasanya anak akan menangis dan rewel, karena pada dasarnya mayoritas anak dalam tahap perkembangan lebih memfokuskan diri kepada permainan. Itulah mengapa dari kami mengangkat terapi bermain sebagai salah-satu upaya mengurangi tingkat tingkat nyeri yang dialami oleh anak.
kecemasan dan
C. Hasil pencarian ebp Literatur-literatur yang digunakan Evidence Based Practice ini didapatkan dari: 1. Jurnal ilmiah 2. Situs web : google scholar 3. Rentang jurnal 5 tahun terakhir yaitu
Jurnal 1 : Terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi (muhammad al-ihsan,eka santi, anggi setyowati 2018).
Jurnal 2 : Pengaruh terapi bermain plastisin (playdought terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang perawatan anak rsud bangkinang, (alini 2017).
Jurnal 3 : Terapi bermain clay terhadap kecemasan pada anak usia pra sekolah (3-6 tahun) menjalani hospitalisasi di rsud banjarbaru (nor ella dayani, lia yulia budiarti, dhian ririn lestari 2015).
4. Dengan menggunakan kata kunci “(child play therapy)”.
D. Rangkuman research No.
Judul
Desain
1.
Terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun), yang menjalani hospitalisasi
Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan rancangan penelitian protest-posttest non equivalent, control grup desain populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien anak prasekolah (3-6 tahn) yang didampingi orangtua selama menjalani perawatan di rsud idaman banjarbaru
Intervensi
1.
2.
3.
4.
Metode permainan origami : Siapkan kertas persegi berwarna cerah Ajari anak untuk melipat kertas hingga berbentuk cangkir kertas Arahkan anak untuk melakukanya sebanyak mungkin Lalu gabungkan banyak “cangkir kertas” untuk membentuk suatu bola yang berwarna warni dari origami
Hasil
Kesimpulan
Ada perbedaan signifikan sebelum diberikan terapi bermain origami pada kelompok intervensi menunjukkan hasil bahwa t-score ratarata kecemasan responden sebesar 69,33 yang berarti rata-rata anak yang menjalani hospitalisasi pada kelompok intervensi menjalani peningkatan kecemasan.
Menurut hasil penelitian bermain origami akan memberikan perasaan senang, dan bangga bagi anak. Dimana anak dapat membuat mainanya sendiri, perasaan senang dan bangga tersebut dapat membuat anak mampu beradaptasi terhadap stresor kecemasan selama hospitalisasi.
2.
Pengaruh terapi bermain plastisin ( playdough t) terhadap kecemasan anak usia prasekolah
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan rancangan
Metode permainan plastisin: 1. Persiapkan bahan dan alat yang akan digunakan 2. Perkenalkan pada anak satu persatu alat
Setelah diberikan terapi bermain origami pada kelompok intervensi didapatkan bahwa tscore ratarata kecemasan mengalami penurunan menjadi 62,27 dgn standar deviasi 7,80 hasil ini menunjukkan bahwa ada penurunan tscore ratarata kecemasan sesudah pada kelompok intervensi sebesar 7,06 dengan derajat kepercayaan 95% berada dalam rentang 6,83sampai 7,31. Telah didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi plastisin terhadap perubahan
Dengan bermain plastisin (playdought) dapat membantu anak untuk mengekspresikan perasaannya melalui kegiatan bermain sehingga anak tersebut merasa lebih nyaman sehingga hal ini juga dapat membantu menurungkan tingkat kecemasan anak sehingga
3.
(3-6 tahun) yang menglami hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUD Bangkinang tahun 2017
metode quasi eksperimental (non equivalent protestposttest). Merupakan suatu hubungan yang mrnggunakan sebab akibat yang melibatkan satu kelompok subyek
dan bahan yag aakan digunakan 3. Sipemberi terapi mencontohkan terlebih dahulu cara atau langkahlangkah pembuatannya 4. Setelah selesai mencontohkan , minta anakanak untuk membuat sesuai dengan keinginannya
Terapi bermain clay terhadap kecemasan pada anak, usia prasekolah (36 tahun) yang menjalani hospitalisasi di RSUD Banjarbaru
Penelitian ini Metode permainan adalah clay : penelitian 1. Persiapkan kuantitatif bahan dan alat dengan desain yang akan penelitian quasi digunakan eksperimental 2. Perkenalkan dengan pada anak satu rancangan persatu alat pretest-posttest dan bahan yag non equivalent aakan control group digunakan desain dengan 3. Sipemberi adanya terapi kelompok mencontohkan control terlebih dahulu penelitian cara atau dilakukan langkahdengan cara langkah membandingkan pembuatannya hasil antara 1. Setelah selesai kelompok mencontohkan eksperimen , minta anakdengan anak untuk kelompok membuat
kecemasan anak usia pra sekolah (3-6 tahun). ratarata kecemasan anak sebelum diberikan terapi bermain plastisin (playdought) adalah 14,07. Setelah diberikan terapi ratarata kecemasan anak adalah 4,47 Terdapat penurunan skor rata rata kecemasan pada kelompok eksperimen adalah 5,30 dengan standar deviasi 2,65 yang sebelumnya diketahui bahwa skor rata rata kecemasan sebelum diberikan terapi bermain clay pada kelompok eksperimen adalah 40,53
menjadi lebih maksimal
Bermain clay termasuk dalam jenis bermain aktif , jenis clay seperti playdought dipilih. Selain berfungsi sebagai terapi buat anak juga sangat bermanfaat dalam menungkatkan motorik halus anak. Mengembangkan kemanpuan imajinasi dan kreativitas anak. Karena anak prasekolah mengalami perkembangkan motorik kasar dan halus dengan cepat setra dapat mengenalkan anak tentang warna
control kepada seluruh pasien anak usia pra sekolah yang menjalani perawatan di ruang rawat inap anak Merak di RSUD Banjarbaru.
sesuai dengan keinginan
dengan standar deviasi 11,94
E. Critical analysis F. No.
Judul Karya Ilmiah,Peneliti dan Tahun
Tujuan
1.
Terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hispitalisasi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak prasekolah
Metode (Desain,sampel, Variabel,Instru men,Analisis) Desain : quasi eksperimental dengan rancangan penelitian pretestposttest non equivalent control group design Sampel : terdapat 30 anak usia prasekolah yang dibagi atas 15 anak kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol. Variabel independen : terapi bermain origami Variabel dependen : kecemasan anak usia pra-sekolah (3-5 tahun) Instrumen : pengambilan
Hasil
Komentar
Kecemasan anak usia prasekolah (36 tahun) kelompok intervensi sesudah diberikan terapi bermain origami mengalami penurunan kecemasan sedangkan pada kelompok kontrol sesudah tanpa diberikan terapi bermain origami mengalami peningkatan kecemasan.
Terapi origami disini akan memberikan perasaan senang dan bangga bagi anak usia pra sekolah dimana anak dapat membuat mainannya sendiri tetapi akan lebih baiknya jika terapi ini juga diajarkaan pada anak usia 7-10 tahun yang sedang perawatan hospitalisasi agar mereka juga dapat menciptakan karya mereka sendiri.
2.
Pengaruh terapi bermain plastisin (playdouhgt) terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami hispitalisasi di ruang anak RSUD Bangkinang tahun 2017
3.
Terapi bermain
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain plastisin terhadap pengaruh kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hispitalisasi.
Penelitian ini
sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Analisa : menggunakan uji non parametik Wilson signed rank test Desain: Jenis penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan rancangan. Sampel : sampel sebanyak 15 orang anak usia prasekolah sebagai kelompok eksperimen. Variabel independen : terapi bermain plastisin (playdought) Variabel dependen : kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi Instrumen : menggunakan teknik purposive sampling. Analisa : Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Desain :
Ada pengaruh pemberian terapi bermain plastisin (playdought) terhadap perubahan kecemasan pada anak usia prasekolah (36 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruangan perawatan anak RSUD Bangkinang, dibuktikan dengan uji Ttest dependen dengan P Value 0,00 (P