10 0 851 KB
LAPORAN PRAKTIKUM SWAMEDIKASI PERTEMUAN 7 SWAMEDIKASI LUKA BAKAR
Tanggal Praktikum
: :
Kelompok Nama Anggota (NIM)
:
Senin, 21 September 2020 5A Fadhilla Nur Cahyani
(M3519017)
Rahma Cintya Amylia
(M3519051)
D3 FARMASI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2020
LAPORAN PRAKTIKUM SWAMEDIKASI PERTEMUAN 7 SWAMEDIKASI LUKA BAKAR I.
TUJUAN Tujuan dari praktikum hari ini adalah untuk memberikan pilihan obat yang tepat, mengetahui gejala-gejala yang harus dirujuk, monitoring dan edukasi pada swamedikasi luka bakar.
II.
DASAR TEORI Luka bakar merupakan bentuk kerusakan dan kehilangan jaringan yang disebabkan oleh sumber daya bersuhu sangat tinggi. Contohnya yaitu api, air panas, zat kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan jaringan kulit. Bahkan, dalam keadaan yang parah dapat menyebabkan gangguan serius pada paru-paru, ginjal, dan hati. Penanganan dalam penyembuhan luka bakar yaitu mencegah infeksi dan memberikan sisa sel epitel untuk berpoliferasi dan menutup permukaan luka (Anggraeni dan Bratadiredja, 2018). Kulit adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh yang melakukan banyak fungsi vital termasuk homeostatis cairan, termoregulasi,fungsi imunologis, neurosensori dan metabolisme. Urutan peristiwa yang memperbaiki kerusakan kulit dikategorikan menjadi tiga fase yang tumpang tindih yaitu peradangan, proliferasi, dan remodeling jaringan. Luka bakar dapat dibagi menjadi tiga zona berdasarkan keparahan kerusakan jaringan dan perubahan aliran darah (Wardani, 2020). Derajat luka bakar terbagi atas 4, yaitu luka bakar derajat I, luka bakar derajat IIa, luka bakar derajat IIb, dan luka bakar derajat III. Luka bakar yang sering ditemukan adalah luka bakar derajat II. Luka bakar dipengaruhi oleh luas, dalam, dan daerah yang terlibat. Semakin dalam dan luas lukanya maka akan meningkatkan resiko infeksi. Faktor yang bisa mengganggu dan menghambat
proses penyembuhan ini adalah infeksi. Beberapa bakteri aerob seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella spp., Enterococcus spp diketahui sering menjadi kontaminan utama pada luka bakar (Larissa dkk., 2017).
III.
KASUS Anda bekerja di apotek. Sore hari ada seorang mahasiswa X
(usia 22)
mengantar teman kosnya Y (usia 21) ke apotek untuk membeli obat untuk luka akibat terkena minyak panas. Saat sampai parkiran apotek, tak sengaja X kakinya terkena knalpot motor di sebelahnya. Terlihat X kesakitan. Mereka pun masuk ke apotek. Y mengeluhkan tadi pagi dia sedang menggoreng cakar ayam, namun tak lama tangannya terkena cipratan minyak. Y sudah mengatasinya dengan mengoleskan lidah buaya, namun saat ini Y merasa masih terasa nyeri dan area lukanya sudah nampak agak kemerahan dan terbentuk gelembung lunak berisi cairan. IV.
ANALISA KASUS A. Analisis ASMETHOD Kasus X Age
: 22 tahun
Self or someone else
: dirinya sendiri (si X)
Medication
:-
Extra medicines
:-
Time persisting
: baru saja saat sampai di apotek
History
: terkena knalpot motor
Other symptoms
: kesakitan akibat terkena knalpot motor
Danger symptoms
:-
Kasus Y Age
: 21 tahun
Self or someone else
: dirinya sendiri (si Y)
Medication
: mengoleskan lidah buaya pada luka
Extra medicines
:-
Time persisting
: sejak tadi pagi
History
: terkena cipratan minyak goring
Other symptoms
: terasa nyeri dan area lukanya sudah nampak agak kemerahan dan terbentuk gelembung lunak berisi cairan.
Danger symptoms
:-
B. Penyelesaian Kasus dan Rekomendasi Obat Pengobatan dengan swamedikasi untuk pasien Y (21 tahun) dan X (22 tahun) disarankan menggunakan Burnazin Cream karena termasuk luka bakar derajat dua yang ditandai dengan luka terasa nyeri dan area lukanya sudah nampak agak kemerahan dan terbentuk gelembung lunak berisi cairan. Burnazin Cream memiliki kandungan silver sulfadiazine. Silver sulfadiazine dapat mengobati luka bakar karena tersiram air panas, minyak panas, ataupun setrika panas. Krim ini membantu penyembuhan luka bakar dengan cara menghentikan dan mencegah infeksi menyebar ke kulit di sekitarnya. Selain Burnazin Cream kami juga merekomendasikan Bioskin Gel. Bioskin Gel adalah obat herbal yang memiliki kandungan tea tree oil, Aloe vera (lidah buaya), dan Centellae Herba ekstrak (pegagan) sebagai zat aktifnya. Bioskin Gel secara tradisional dapat membantu meringankan luka bakar, tersiram air panas, gatal-gatal dan gigitan serangga.
C. Informasi Penting Terkait Obat yang Diberikan Burnazin Cream Indikasi Umum Luka bakar untuk semua tingkat keparahan Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. 1-2 x sehari oleskan tipis Aturan Pakai oleskan tipis-tipis pada bagian yang terluka Kontra Indikasi hamil, menyusui, hipersensitif Perhatian HARUS DENGAN RESEP DOKTER. bersihkan area kulit yang luka sebelum di obati, hindari kontak mata, jangan di telan
Bioskin Gel Keterangan Bioskin Gel
Golongan: Obat Tradisional
Kelas Terapi: Jamu; Obat Herbal
Kandungan: Tea tree oil 3 gram, Aloe vera (lidah buaya) 1.5 gram, Centellae Herba ekstrak (pegagan) 1.5 gram
Bentuk: Gel
Kegunaan Bioskin Gel Bioskin Gel secara tradisional dapat membantu meringankan luka bakar, tersiram air panas, gatal-gatal dan gigitan serangga. Dosis & Cara Penggunaan Bioskin Gel Oleskan Bioskin Gel sebanyak 4-5 kali sehari, pada bagian tubuh luka. Efek Samping Bioskin Gel Belum ada efek samping yang dilaporkan. Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan segera hubungi Dokter. Kontraindikasi Hindari penggunaan Bioskin Gel pada pasien yang memiliki indikasi hipersensitif terhadap salah satu komposisinya.
D. Terapi Herbal yang Direkomendasikan
1. Lidah buaya Pemberian Aloe vera secara topikal dapat memperpendek proses penyembuhan luka bakar. Lidah buaya dapat memberikan efek yang optimal pada luka bakar derajat 2. Proses penyembuhan yang cepat dikarenakan komponen yang terdapat dalam Aloe vera anatara lain vitamin A, C, E yang bertindak sebagai antioksidan, mineral (kalsium, tembaga, magnesium, kalium, dan seng), enzim glikoprotein, asam amino, konsitituen karbohidrat, seperti polisakarida dan asam salisilat (Wardani, 2020). 2. Madu Secara klinis, aplikasi madu pada luka terbukti dapat mengurangi edema dan pembentukan eksudat, meminimalisasi pembentukan jaringan parut, dan mengurangi sensasi nyeri pada luka bakar atau jenis luka lainnya. (Gunawan, 2017).
E. Terapi Non Farmakologi Dicelupkan kedalam air dingin. Untuk mengurangi pembengkakan, anggota badan yang mengalami luka bakar diletakkan digantung dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung. Pembidaian harus dilakukan pada persendian yang mengalami luka bakar, karena pergerakan bisa memperburuk keadaan persendian.
V.
KESIMPULAN Berdasarkan data dan analisis kasus, maka dapat disimpulkan pasien Y (usia 21 tahun) dan pasien X (22 tahun) mengalami luka bakar derajat dua yang ditandai dengan luka terasa nyeri dan area lukanya sudah nampak agak kemerahan dan terbentuk gelembung lunak berisi cairan. Untuk itu, kami merekomendasikan kepada pasien untuk menggunakan Burnazin Cream atau Bioskin Gel.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, N. A. 2017. Madu: Efektivitasnya Dalam untuk Perawatan Luka. Cermin Dunia Kedokteran, 44(2): 138-142. Larissa, U., Wulan, A. J., dan Prabowo, A. Y. 2017. Pengaruh Binahong terhadap Luka Bakar Derajat II. Jurnal Majority, 7(1): 130-134. Murti, D. A., Salim, M. N., dan Sabri, M. 2017. Efektivitas Salep Getah Jarak Pagar (Jatropha curcas L) pada Fase Epitelisasi Penyembuhan Luka Sayat Kulit Mencit (Mus musculus) dengan Pewarnaan Masson Trichrome (The Effectivity Excretion of Jatropha Salve (Jatropha curcas L) to Ephitelization Phase of Mice (Mus musculus) Cutaneus Wound Healing With Masson Trichrome Stain). JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER, 1(3): 465-472. Wardani, H. K. 2020. Manfaat aloe vera sebagai terapi topikal luka bakar. Wellness And Healthy Magazine, 2(1): 141-146.
Mengetahui,
Surakarta, 21 September2020
Asisten Pembimbing
Praktikan
(Dilla Putri Z.S.)
(kelompok 5A)
Lampiran