4 0 103 KB
MANAJEMEN LABORATORIUM (Fungsi Manajemen Laboratorium)
Disusun oleh :
Kelompok IV
Ni Made Dwi Maharani Pramesthi
P07134120056
Komang Trisna Arumdati
P07134120057
Ni Made Ritha Antarini
P07134120058
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS TAHUN 2022/2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1995:7), Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Selain itu, menurut Widyarti (2005:1) “Laboratorium adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alatalat Laboratorium serta adanya infrastruktur Laboratorium yang lengkap”. Kemudian, menurut Wirjosoemarto dkk (2004:40) “pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah Laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum” Laboratorium adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan bagian dari rumah tangga atau administrasi), maka manajemen laboratorium perlu direncanakan
seiring
dengan
perencanaan
akademik
(program
dan
anggarannya). Peranan laboratorium sangat besar dalam menentukan mutu pendidikan karena laboratoriumlah yang menghasilkan karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh institusi lainnya. Sehingga bagi perguruan tinngi yang bermutu, laboratorium menjadi bagian yang dikedepankan. Pengelolaan Laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manaJemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas, yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula. Secara umum manajemen sering didefinisikan sebagai, “Getting things done through other people – menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”. Telah disebutkan berkali-kali bahwa supervisor merupakan manajer lini terdepan yang melaksanakan pekerjaan manajemen untuk merencanakan, mengorganisir, mengeksekusi rencana, serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang diharapkan. 1.2.
RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja fungsi dari manajemen laboratorium ? 2. Apa saja manajemen operasional laboratorium ? 3. Bagaimana langkah-langkah untuk mengimplementasikan kegiatan dalam sebuah laboratorum ? 4. Bagaimana system pengawasan dalam manajemen laboratorium? 5. Prinsip apa saja yang harus diketahui agar pengawasan dalam manajemen laboratorium tetap baik ?
1.3.
TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui apa fungsi dan tujuan dari manajemen laboratorium. 2. Untuk mengetahui apa saja manajemen operasional laboratorium 3. Untuk
mengetahui
langkah-langkah
yang
akan
dilakukan
dalam
mengimplementasikan kegiatan pada sebuah laboratorium. 4. Untuk mengetahui system pengawasan didalam manajemen laboratorium. 5. Untuk dapat memahami prinsip yang ada didalam fungsi manajemen laboratorium agar suatu manajemen laboratorium tetap dalam keadaan baik. 1.4.
MANFAAT PENULISAN Agar pembaca dan penulis bisa sama-sama memamahi dan saling belajar tentang apa itu fungsi manajemen di suatu laboratorium.
BAB II ISI 2.1. PEMBAHASAN I. Fungsi Manajemen Laboratorium 1) Planning/ Perencanaan Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi : a. Apa yang dikerjakan b. Bagaimana mengerjakannya c. Mengapa mengerjakan d. Siapa yang mengerjakan e. Kapan harus dikerjakan f. Di mana kegiatan itu harus dikerjakan Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan risiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium. 2) Organizing/ (Organisasi) Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk oleh manajemen dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan
tingkat daerah (wilayah), di samping memberlakukan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional) perlu dibentuk Komisi Keamanan Kerja Laboratorium yang tugas dan wewenangnya dapat berupa : 1) Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja laboratorium 2) Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana- an keamanan kerja laboratoriu 3) Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja laboratorium 4) Memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin laboratorium 5) Mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu laboratorium Perlu juga dipikirkan kedudukan dan peran organisasi /Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007 5/ background image Manajemen keselamatan kerja profesi (PDS-Patklin) ataupun organisasi seminat (Patelki, HKKI) dalam kiprah organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium ini. Anggota organisasi profesi atau seminat yang terkait dengan kegiatan laboratorium dapat diangkat menjadi anggota komisi di tingkat daerah (wilayah) maupun tingkat pusat (nasional). Selain itu organisasi-organisasi profesi atau seminat tersebut dapat juga membentuk badan independen yang berfungsi sebagai lembaga penasehat atau Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3) Actuating/ (Pelaksanaan) Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat
kerja
bawahan,
mengerahkan
aktivitas
bawahan,
mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kerja laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi
sumber
kecelakaan
kerja
dalam
laboratorium,
serta
memiliki
kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka
menjadi
tugas
manajer
untuk
mengambil
keputusan
penyelesaiannya. 4) Controlling/ (Pengawasan) Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu : a. Adanya rencana b. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di laboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan labora- torium yang tugasnya antara lain : a. Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek- praktek laboratorium yang baik, benar dan aman b. Memastikan semua petugas laboratorium memahami cara- cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium c. Melakukan
penyelidikan
/
pengusutan
segala
peristiwa
berbahaya atau kecelakaan. d. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium
e. Melakukan
tindakan
darurat
untuk
mengatasi
peristiwa
berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut
II. Manajemen Operasional Laboratorium Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkatperangkat manajemen laboratorium, yaitu:
Tata ruang
Alat yang baik dan terkalibrasi
Infrastruktur
Administrasi laboratorium
Organisasi laboratorium
Fasilitas pendanaan
Inventarisasi dan keamanan
Pengamanan laboratorium
Disiplin yang tinggi
Keterampilan SDM
Peraturan dasar
Penanganan masalah umum
Jenis-jenis pekerjaan Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara
optimal akan mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya. III. Langkah - Langkah Untuk Mengimplementasikan dalam Sebuah Laboratorium
a) Setiap dosen pada awal tahun ajaran baru harus menyusun program tahunan sesuai dengan kegiatan laboratorium yang ditandatangani oleh dosen penanggung jawab. Tujuan dari persiapan program ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktis satu tahun dan menyusun jadwal tanggung jawab teknis untuk tiga mata pelajaran (kimia, fisika, biologi) sehingga tidak ada tabrakan dalam penggunaan laboratorium. Selain itu berguna untuk keperluan pengawasan atau pengawasan untuk kepala sekolah. b) Masing-masing akan melakukan praktikum, setiap dosen harus mengisi format permintaan dan alat pinjaman yang kemudian diserahkan ke Minimum Minggu Laboratorium sebelum implementasi, sehingga laboratorium dapat lebih awal dapat mempersiapkan dan memeriksa keberadaan atau tidak ada alat. c) Setelah kegiatan laboratorium, dosen harus mengisi buku harian untuk mengetahui peristiwa selama kegiatan lab dan untuk tujuan pengawasan. d) Alat dan bahan yang telah digunakan segera dibersihkan dan disimpan lagi di tempat aslinya. IV. Sistem Pengawasan dalam Manajemen Laboratorium Dalam manajemen laboratorium, dalam hal ini terkait dengan manajemen kualitas, kita harus merancang sehingga terjadinya untuk meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
pekerjaan,
selain
harus
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan di laboratorium. Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam manajemen adalah sumber daya manusia, saran dan infrastruktur dan penggunaan tenaga kerja. Dalam penggunaan laboratorium, keduanya digunakan untuk praktikum atau penelitian harus menyerahkan jadwal saat ini, ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penggunaan laboratorium. Selain itu, kami juga harus menggunakan peralatan laboratorium saat menggunakan laboratorium, seperti setelan, masker, dan
sarung tangan (jika perlu) dan juga mengikuti semua prosedur untuk meminjam alat dan permintaan untuk bahan V. Prinsip Yang Harus Diketahui Agar Pengawasan dalam Manajemen Laboratorium Tetap Baik a) Pengawasan membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan tidak mencari kesalahan. Dosen harus memusatkan perhatian pada upaya untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru, bukan hanya mencari kesalahan. Kesalahan Guru harus diserahkan kepada kepala sekolah saja dan tidak di depan orang lain. b) Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya orang yang bersangkutan mampu mengatasi dirinya sendiri, sedangkan kepala sekolah hanya membantu. Penting untuk menumbuhkan kepercayaan yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik. c) Refombang atau saran perlu segera diberikan, sehingga orang yang bersangkutan dapat dengan jelas memahami hubungan antara pengembalian dan saran dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan umpan balik harus dalam bentuk diskusi, menghasilkan diskusi tentang masalah yang terjadi bersama. Pengawasan dilakukan secara berkala atau berkala, artinya tidak menunggu sampai ada penghalang. Kehadiran kepala sekolah dapat menumbuhkan dukungan moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas. Pengawasan dilakukan di atmosfer kemitraan, sehingga guru dengan mudah dan tanpa rasa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi (Depdikbud, 1999: 26).
BAB III PENUTUP 3.1.
Kesimpulan Manajemen laboratorium itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang
kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai dengan
semua
perangkat-perangkat
penunjang
lainnya
atau
manajemen
laboratorium adalah suatu organisasi yang dibentuk dan bertugas mengawasi dan mengatur kegiatan-kegiatan di laboratorium sekaligus mengelolah laboratorium. Adapun beberapa fungsi dari manajemen laboratorium diantaranya perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA Djas, Fachri, 1998. Manajemen Peralatan Laboratorium Terpusat di USU. Lokakarya Pendayaan Peralatan Laboratorium Pendidikan Tinggi. Kerjasama Institut Teknologi Bandung dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Bandung Gultom, Jamahir, Panel Sitorus dan Kurnia Brahmana, 1995, Manajemen Laboratorium (Laboratory Management). Lokakarya Pelatihan Pemakaian Alat-Alat Laboratorium,Kerjasama USU dengan WUTC Universitas Andalas, Padang
Griffin, Paul, 1993, Laboratory Safety Manual. WUTC University Andalas, Padang Western Universities Training Centre, 1993, Lecture Notes, Universitas Andalas, Padang Parkin, James. T., 1995, Western Universiti es Training Centre. Lokakarya Training Programme. June 1995-March 1996. General Information