Kelompok 4 (TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN” MATA KULIAH : AKUNTANSI INTERNASIONAL



DOSEN PENGAMPU : Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA Gaffar Hafiz Sagala, S.Pd, M.Si.



DISUSUN OLEH : ALDA ALMIRAH HSB



(7173142003)



AGNES MIRANDA (7173142001) HENDIKE MEGA D.PUTRI (7173142012) KHARANI SERURI (7171142015) PUTRI BUNGSU MANURUNG (7163142033)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Pengertian Translasi adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata



uang ke mata uang lain. Pada saat penyusunan laporan keuangan, akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri. Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar negeri. Untuk mecapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan, yang sama dari satu period ke periode lain sulit dilakukan. Alasan tambahan untuk translasi adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seprti pembelian barang dagang dari China oleh sebuah importer dari Kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uanng jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.



1.2.



Rumusan masalah



Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan translasi? 2. Apa alasan melakukan translasi?



3. Apa saja istilah yang berkaitan dengan translasi? 4. Apa saja metode yang ada pada translasi?



1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Translasi 2. Untuk mengetahui alasan melakukan translasi 3. Untuk mengetahui istilah yang berkaitan dengan translasi 4. Untuk mengetahui metode pada translasi



1.4. Manfaat Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya, khususnya dalam memberikan informasi mengenai translasi laporan keuangan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Translasi. Bisnis internasional menyebabkan munculnya masalah baru, yaitu tentang mata uang suatu negara yang berbeda dengan mata uang negara lain. Dengan demikian, proses konversi perlu dilakukan, yaitu suatu mata uang asing diubah ke mata uang yang lain. Kondisi ini melahirkan proses tanslasi, yaitu suatu mata uang disajikan atau diterjemahkan dalam mata uang yang lain. Translasi dapat juga diartikan mengukur seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Translasi ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang lokal ke dalam mata uang negara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan affiliasi diluar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translasi atau penilaian ulang atas asset, hutang, penerimaan, biaya, laba dan rugi yang didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses).



2.2. Alasan Melakukan Translasi. Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak operasi di luar negeri tidak bisa menyiapkan laporan keuangan konsolidasi kecuali jika perkiraan-perkiraan mereka serta perkiraan-perkiraan perusahaan anaknya dinyatakan dalam mata uang yang homogen. Seseorang tidak dapat menjumlahkan begitu saja yen Jepang, rupiah Indonesia dan dollar AS



secara bersama-sama dan mendapatkan hasil yang berguna. Untuk itu diperlukan kerangka mata uang tunggal dan biasanya berupa mata uang pelaporan perusahaan induk. Saldo-saldo mata uang asing tersebut akan disajikan kembali ke dalam mata uang tunggal yang ekuivalen. Kurs nilai tukar variable yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode yang lain sulit dilakukan. Suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan juga berubah. Alasan-alasan lain dilakukannya translasi mata uang asing ialah : 1. Untuk mencatat transaksi-transaksi mata uang asing. Kebutuhan untuk mentranslasi mata uang asing serupa dengan kebutuhan bagi prosedur-prosedur konsolidasi, yakni laporan keuangan tidak bisa disiapkan dari perkiraan-perkiraan yang diekspresikan dalam berbagai mata uang suatu perusahaan yang fakturnya dalam unit mata uang asing harus mentranslasikan jumlah tersebut ke dalam mata uang domestik yang ekuivalen sebelum memasukkan transaksi-transaksi tersebut dalam buku perkiraannya. 2. Untuk melaporkan aktivitas-aktivitas cabang dan perusahaan anak internasional. Aktivitas-aktivitas cabang biasanya direncanakan, dikelola dan dikendalikan dengan sangat teliti oleh perusahaan induk. Karena baik perusahaan induk maupun kantor cabang merupakan bagian integral dari satu kesatuan, yang masing-masing perkiraannya tidak dapat ditelaah secara terpisah. Masing-masing perkiraan harus dikombinasikan sehingga gambaran keuangan yang wajar dan lengkap dapat dilihat. Untuk itu sekali lagi, diperlukan prosedur-prosedur translasi mata uang asing. 3. Untuk melaporkan hasil-hasil operasi independen di luar negeri. Meluasnya skala aktivitas investasi internasional telah meningkatkan kebutuhan untuk mentransfer informasi akuntansi sebuah perusahaan independen yang berdomisili di satu negara kepada pembaca informasi tersebut di negara lain. Ini terjadi, jika misalnya sebuah perusahaan ingin mendaftarkan sahamnya di pasar modal luar negeri, melakukan akuisisi di luar negeri, atau terlibat dalam kerjasama patungan dengan pihak asing, atau hanya sekedar mengkomunikasikan kinerja operasi dan posisi keuangannya kepada pemegang



saham di luar negeri. Dalam situasi ini, perusahaan induk mentranslasikan keseluruhan laporan keuangannya dari mata uang domestik ke dalam mata uang negara tempat dimana pemakai yang dimaksud berdomisili. Translasi perkiraan-perkiraan perusahaan independen pada dasarnya berbeda dengan translasi perkiraan kantor cabang atau perusahaan anak, karena bertujuan untuk menyuguhkan informasi.



2.3. Istilah Yang Berkaitan Dengan Translasi. Ada beberapa istilah-istilah dalam Translasi Mata Uang Asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981, yakni sebagai berikut: 1. Atribut: Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh; biaya historis dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva. 2. Konversi: Pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain. 3. Kurs kini: Nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan. 4. Diskonto: Ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang. 5. Posisi aktiva bersih yang berisiko (exposed net asset position): Kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. 6. Mata uang asing: Suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu negara; mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan. 7. Laporan keuangan dalam mata uang asing: Laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran. 8. Transaksi mata uang asing: Transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan. 9. Translasi mata uang asing: Proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.



10. Operasi luar negeri: Suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor. 11. Kontak pertukaran forward: Suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. 12. Mata uang fungsional: Mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. 13. Kurs histories: Kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 14. Mata uang local: Mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri. 15. Pos-pos moneter: Kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan. 16. Mata uang pelaporan: Mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.



2.4. Metode Translasi. Metode translasi dikenal 4 jenis konversi mata uang yaitu current/non current method, monetary/nonmonetary method, temporal method, current rate method. 1. Current/Noncurrent Method Metode ini merupakan metode yang paling tua diantara metode konversi mata uang. Dalam metode ini aktiva lancar dan hutang lancar diubah dalam nilai tukar saat ini, sedangkan aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan modal diubah dalam nilai tukar historis. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang lokal akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode ini. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negatif dinilai dalam mata uang lokal berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode ini.



2. Monetary/Nonmonetary Method Asset moneter terutama kas, surat-surat berharga, piutang dan kewajiban moneter terutama hutang lancar ,hutang jangka panjang dikonversi pada kurs saat ini. Dengan perkataan lain asset dan hutang yang berbentuk uang diubah dengan nilai tukar saat ini (current rate) dan asset, hutang dan modal yang tidak berbentuk uang diubah dalam historical rate. Perkiraanperkiraan dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan asset dan kewajiban nonmoneter. Filosofi pendekatan ini adalah bahwa asset atau hutang yang berbentuk uang memiliki atribut yang sama sehingga penyajiannya harus disesuaikan dengan perubahan nilai tukar. 3. Temporal Method Metode ini merupakan metode yang dimodifikasi dari metode moneter / nonmoneter. Perbedaannya dalam persediaan yang umumnya dikonversi dengan kurs historis, bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut di catat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Metode ini memiliki kelebihan pada sifatnya yang fleksibel. 4. Current Rate Method Metode ini paling mudah digunakan karena semua asset dan kewajiban diubah dalam current rate. Hanya nilai bersih yang dapat diubah dalam historical rate. Metode ini mengakibatkan laporan yang sudah diubah dapat mempertahankan rasio dan hubungannya dengan local currency. Bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devaluasi akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.



BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Dari uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Translasi adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Pada saat penyusunan laporan keuangan, akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri. Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar negeri. Untuk mecapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Mata uang fungsional adalah mata uang utama yanga



digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional entitas asing. Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsionalnya disebut metode temporal (temporal methods). Berdasarkan metode temporal, nilai tukar sekarang digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsionalnya. Selisih transasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komprehensif untuk periode tersebut. Pendapatan komprehensif termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik dan pembagian ke pemilik. Terdapat beberapa alternatif format penyajian untuk pendapatan komprehensif. Laporan tunggal, pendekatan laporan gabungan, pertama menyajikan pos-pos dalam laporan laba rugi dan kemudian mempunyai bagian yang menyajikan pos pendapatan komprenhesif lainya. Sebagai alternatif, yaitu penyajian dua laporan, pertama menyajikan perhitungan laba bersih dalam satu laporan dan kemudian laporan terkait yang dimulai dengan laba bersih dan merekonsiliasi menjadi pendapatan komprehensif dengan melaporkan pos pendapatan komprehensif secara terpisah.



DAFTAR PUSTAKA



Bangun,Primsa. 2005.MENGUKUR DAN MENGANTISIPASI TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING.Jurnal Akuntansi, Volume 5, Nomor 1, Januari Hal 47 – 58. Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat. DRS. AK.MM.Msi, SUHARMADI. 2012. AKUNTANSI INTERNASIONAL. JAKARTA: UNIVERSITAS MERCU BUANA.