Kelompok 5 (PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan)



Disusun oleh : Alliza Kurnia Utami (192151013) Alya Novilla (192151046) Anita Khoirunnisa (192151012) Dini Daryanin Iskandar (192151060) Julia Agustina (192151003) Nurul is’an Habibi (192151029)



Dosen Pengampu : Setya Wahyuningsih, M. Pd



Jl. Siliwangi No.24, Kahuripan, Kec. Tawang (46115), Tasikmalaya, Jawa Barat



KATA PENGANTAR



            Puji syukur mari kita  panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.             Adapun



yang



menjadi



judul



makalah ini adalah



“Pendidikan



Seumur



Hidup”. Tujuan kami  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas mata kuliah “Landasan Pendidikan”. Yang membahas tentang pengertian pendidikan seumur hidup,



konsep pendidikan seumur hidup, hakikat pendidikan seumur hidup, pentingnya



pendidikan seumur hidup, dan tujuan pendidikan seumur hidup.             Jika dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.             Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.



Tasikmalaya, 12 September 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................. i DAFTAR ISI...............................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang...................................................................................................... 1 B.   Rumusan Masalah................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup.................................................................... 2 B. Konsep Pendidikan Seumur Hidup......................................................................... 3 C. Hakikat Pendidikan Seumur Hidup........................................................................



3



D.  Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup ................................................................. 5 E. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup ......................................................................... 6  BAB III PENUTUP A. Simpulan................................................................................................................. 10 B. Saran........................................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki menuju kearah kedewasaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi



dirinya



untuk



memiliki



kekuatan



spiritual



keagamaan,



pengendalian



diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak



dapat



dilihat



tetapi



lebih



mendalam



yaitu



pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud pendidikan seumur hidup? 2. Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup? 3. Apa hakikat pendidikan seumur hidup? 4. Apa pentingnya pendidikan seumur hidup? 5. Apa tujuan pendidikan seumur hidup? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan seumur hidup. 2. Untuk mengetahui konsep pendidikan seumur hidup. 3. Untuk mengetahui hakikat pendidikan seumur hidup. 4. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan seumur hidup. 5. Untuk mengetahui tujuan pendidikan seumur hidup.



BAB II PEMBAHASAN



A. Pendidikan Seumur Hidup             Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.             Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.…                       Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara universal.             Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita.             Dalam agama sering kita dengar kalimat ”Belajarlah (tuntutlah ilmu) dari ayunan sampai liang lahat”. Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal.           Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan seumur hidup tidakdiartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi mencakup



dan memadukan semua tahap memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usiadini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pend. tinggi).



B. Konsep Pendidikan Seumur Hidup             Konsep pendidikan seumur hidup merupakan gagasan yang universal. Konsep pendidikan seumur hidup memandang pendidikan sebagai satu sistem yang menyeluruh yang di dalamya terkandung prinsip-prinisp penggorganisasian untuk pengembangan pendidikan. Terjadinya perubahan yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia dan keadaan jaman lebih-lebih dengan timbulnya gejala globalisasi yang seolah-olah sudah tidak mengenal batas ruang, waktu dan tempat ini merupakan tantangan tersendiri bagi manusia. Oleh karena itu untuk bisa bertahan dan menguasai nasib sendiri dalam kehidupan peranan pendidikan atau belajar sepanjang hayat diperlukan oleh setiap orang. Dalam hal ini belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun keseimbangan antara belajar dan bekerja, adaptasi yang terus-menerus untuk sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif. Berikutnya diungkapkan pula mengenai empat pilar pendidikan sepanjang hayat, yaitu merupakan empat sendi atau sokoguru pengetahuan sebagai landasan berpijaknya pendidikan non formal. Keempat pilar tersebut adalah sebagai berikut: a.       Learning to know yaitu belajar untuk menguasai instrumen-instrumen pengetahuan. b.      Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi bagaimana kita bisa berbuat dan melakukan atau mempraktekan dari apa yang sudah kita pelajari. c.       Learning to live together (belajar hidup bersama) belajar hidup berasama orang lain yaitu konsepsi bagaimana kita bisa hidup bersama dengan orang laing yang memiliki latar, budaya, sosial, ekonomi dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda, dan; d.      Learning to be (belajar menjadi  seseorang) artinya adalah bahwa pendidikan harus bisa menyumbangkan perkembangan yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam jiwa raga, itelegensia, kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual. Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan untuk pencapaian tujuan pendidikan sepanjang hayat.



C. Hakikat Pendidikan Seumur Hidup             Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal. Dalam kenyataan kehidupan



sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat  bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Jelasnya tidak ada batas usia yang menunjukan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar. Jika seorang petani yang sudah tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, pemberantasan hama, dan  pemasaran hasil yang lebih menguntungkan, itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi usia.                    Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu  berubah.             Tiga komponen yang saling  berhubungan satu dengan lainnya, yaitu individu; masyarakat; dan lingkungan fisik. perkembangan dan perubahan yang juga mencakup tiga komponen yakni ; 1. Tahap-tahap perkembangan individu, meliputi; masa balita, masa kanak-kanak,  masa sekolah, masa remaja, dan masa remaja; 2. Peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap lingkungan hidup; dan 3. Aspek-aspek perkembangan kepribadian, meliputi; fisik, mental, sosial, dan emosional. Pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup yang secara operasional sering pula disebut pendidikan sepanjang raga (long life education) bukanlah sesuatu yang baru.             Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat . 1. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua – anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya. 2. Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan



kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian tenaga kerja. 3. Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.



D. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup 1. Perlunya pendidikan seumur hidup dalam beberapa hal :  Pertimbangan ekonomi          Menurut pandangan tokoh pendidikan seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi. 2. Keadilan        Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan. 3. Faktor peranan keluarga        Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikn seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa. 4. Faktor perubahan peranan sosial           



Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain. 5. Perubahan teknologi              Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kenudiaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan lainnya. 6. Faktor vocational                  Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan. 7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa            Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.         8. Kebutuhan anak-anak awal               Masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiribukan semata-mata masa penantian untuk memasuki 7 periode anak-anak, remaja dan dewasa.Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman



yang



datang



belakangan



dapat



memodifikasi



perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.



E. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan manusia seutuhnya. Alasannya adalah sebagai berikut : a.   Secara filosofis, hakekatnya kodrat martabat manusia itu merupakan kesatuan integral potensi-potensi esensialnya sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk susila. b.   Secara psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan kesatuan dan berada dalam suatu lingkungan, baik alamiah maupun sosial budaya.



c.    Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajib berlangsung seumur hidup. Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya supaya berkembang secara wajar. Potensi-potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan rohani. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan  kepribadian manusia  bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup. Tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahun 1950 adalah pendidikan dan pengajaran bisa membentuk manusia yang susila, cakap dan warga negara yang demokratis, serta tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Tujuan selanjutnya budi pekerti akhlak, yang penting dan utama dalam pendidikan, mempunyai ilmu pengetahuan, mencari penghidupan, dan mencapai hidup yang sempurna. Tujuan umum barangkali dapat digambarkan sebagaimana tujuan terpisah dari masa sekarang  sebagai hasil perhatian yang dituju, merupakan tujuan akhir yang final. Para ahli pendidikan cenderung berhenti pada tujuan–tujuan yang dapat tercapai secara terpenggal-penggal dalam suatu langkah tertentu. Didalam bukunya ‘Beknopte Theoretische Paedagogiek’, Langeveld mengutarakan macam-macam pendidikan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Adalah tujuan sempurna, tujuan akhir, tujuan bulat. Tujuan umum adalah tujuan didalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum itu. 2. Tujuan-tujuan Tak Sempurna Ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Tujuan tak sempurna ini bergantung kepada tujuan umum dan tidak dapat terlepas dari tujuan umum tersebut. Memisahkan tujuan tak lengkap menjadi tujuan sendiri sehingga merupakan tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan, menjadi berat sebelah, dan berarti tidak mengakui kepribadian manusia sebulat-bulatnya. Ingatlah pendidikan hendaknya harmonis.



3. Tujuan–tujuan Sementara Merupakan tempat–tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum, seperti anak-anak dilatih untuk belajar kebersihan, belajar bicara. Tujuan sementara ini merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum. Untuk mencapai tujuan-tujuan sementara itu didalam praktek harus mengingat dan memperhatikan jalannya perkembangan pada anak. Untuk ini  maka perlulah psikologi perkembangan. 4. Tujuan-tujuan Perantara Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Contohnya metode mengajar dan membaca. 5. Tujuan Insidental Tujuan ini hanya sebagai  kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum. Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan  dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan didalam hidup, yaitu: a. Pendidikan Seumur Hidup kepada Orang Dewasa Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti tidak ada istilah terlambat  atau terlalu dini  untuk belajar  dan tidak ada konsep bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan. Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau merupakan totalitas kehidupan. Jadi, manusia belajar atau mendidik ini, bukanlah sebagai persiapan (bekal) bagi kehidupan (yang akan datang dalam masyarakat), melainkan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Prinsip pendidikan demikian, memberikan makna bahwa pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih yang sudah dewasa supaya meningkat terus menerus yakni mandiri secara sosial, ekonomis, psikologis dan etis, sifat dan derajat inilah yang dimaksud dengan kedewasaan atau kematangan. b. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa



artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang. Pengetahuan dan kemampuan anak memberi peluang yang besar bagi pembangunan  pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan. Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak  harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat. Di sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Anak harus dididik untuk menjadi orang yang dapat menurut pimpinan dan dapat memberikan atau menjadi seorang yang ahli dalam suatu teknik, perindustrian, dan lain-lain. Pendeknya, pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk hidup di dalam masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih mengutamakan masyarakatnya dari pada anak itu sendiri sebagai individu. Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan bahaya kolektivitisme, yaitu suatu pendapat yang tidak menghargai ’’penentuan diri sendiri atas tanggung



jawab



sendiri’’ pada



seseorang



yang



berarti



pula



individualitas



dikesampingkan. Pendidikan itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan individual jangan di abaikan, jadi pendidikan harus berdasarkan kepada pribadi, kepada individualitas anak pendidikan kemasyarakatan pun harus ditanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini. Tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh adanya larangan-larangan, peraturan-peraturan, undang-undang dan sebagainya. Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau life Long Education.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan           Pendidikan merupakan hak hidup bagi semua orang pada setiap tahap umur (anakanak, remaja, dan dewasa), yang dapat diperoleh baik dalam keluarga, lingkungan, maupun disekolah. Semenjak dalam kandungan, seorang anak sudah mendapat ajaran dan pendidikan dasar dari keluarganya, terutama dari seorang ibu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kewajiban belajar itu tidak dibatasi oleh umur, oleh karena itu hidup berumah tangga tidak menghalangi keharusan menuntut ilmu, atau nikah dan belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip pendidikan dalam Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education: “Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan hingga ke liang lahat”. B. Saran             Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terkhir akan semakin baik mutunya maka seorang siswa lebih termotivasi untuk belajar agar mampu membawa bangsa bersaing secara sehat dalam segala bidang dan mampu bersaing di dunia internasional.



DAFTAR PUSTAKA



Zahara Idris H, Pengantar Pendidkan. Jakarta: PT Grammedia WidiasaranaIndonesia Hasbullah,  Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001 http://ayuwldr.blogspot.com/2016/12/tujuan-pendidikan-seumur-hidup.html