Kerangka Acuan Kegiatan Popm Kecacingan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POPM KECACINGAN BANTUAN OPERASIONAL KEGIATAN KESEHATAN TAHUN 2020 URUSAN



: KESEHATAN



UNIT ORGANISASI



: PUSKESMAS GANRA



LOKASI KEGIATAN GANRA



: POSYANDU, TK/PAUD, SELURUH SD KECAMATAN



SASARAN PROGRAM GANRA



:POSYANDU, TK/PAUD DAN SELURUH MURID SD KEC



INDIKATOR KINERJA PROGRAM : POPM KECACINGAN KEGIATAN 1. PENGAMPRAHAN DAN PENGAMBILAN OBAT CACING KE DINAS KESEHATAN KABUPATEN SOPPENG 2. SOSIALISASI PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS, BIDAN DESA, KADER POSYANDU SERTA LINTAS SEKTOR TERKAIT POPM KECACINGAN 3. PENDATAAN SASARAN POPM FILARIASIS DAN KECACINGAN 4. PEMBERIAN DISTRIBUSI OBAT POPM FILARIASIS DAN KECACINGAN 5. PELACAKAN/PENANGANAN HASIL REAKSI MINUM OBAT PADA POPM FILARIASIS DAN KECACINGAN SASARAN KEGIATAN 1. PENGAMPRAHAN DAN PENGAMBILAN OBAT CACING KE DINAS KESEHATAN KABUPATEN SOPPENG Sasarannya adalah petugas POPM Kecacingan yang melakukan pengamprahan ke Dinas Kesehatan Kab.Soppeng 2. SOSIALISASI PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS, BIDAN DESA, KADER POSYANDU GURU SD SERTA LINTAS SEKTOR TERKAIT POPM KECACINGAN Sasarannya adalah semua petugas kesehatan Puskesmas, Bidan Desa, Kader Posyandu, Guru SD serta lintas Sektor Kec.Ganra 3. PENDATAAN SASARAN POPM FILARIASIS DAN KECACINGAN Sasarannya adalah semua Posyandu, TK/Paud, SD se–Kecamatan Ganra 4. PEMBERIAN DISTRIBUSI OBAT POPM FILARIASIS DAN KECACINGAN Sasarannya adalah semua Posyandu, TK/Paud, SD se–Kecamatan Ganra



5. PELACAKAN/PENANGANAN HASIL REAKSI MINUM OBAT PADA POPM FILARIASIS DAN KECACINGAN Sasarannya adalah semua Posyandu, TK/Paud, SD se–Kecamatan Ganra



1



A. LATAR BELAKANG



Kecacingan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Kecacingan menggambarkan masalah kesehatan masyarakat khususnya di daerah tropis dimana kondisi sanitasi masih belum memadai. Ada tiga jenis cacing yang umumnya menginfeksi anak-anak, khususnya usia prasekolah dan memberikan dampak yaitu: Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan Trichiuris trichiura (cacing cambuk). Cacingan secara umum mengakibatkan kerugian langsung oleh karena adanya gangguan pada intake makanan, pencernaan, penyerapan serta metabolismenya. Secara kumulatif, infeksi cacing atau cacingan dapat menimbulkan kerugian gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta kehilangan darah. Hal ini akan mengakibatkan hambatan perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Kecacingan terbukti memberikan dampak yang sangat nyata bagi kesehatan anak. Infeksi cacing berhubungan erat dengan kehilangan mikronutrien, malabsorbsi vitamin A pada anak prasekolah yang mengakibatkan malnutrisi, anemi dan retardasi pertumbuhan (Stunting ). Sebagai salah satu upaya intervensi spescifik Pemerintah menetapkan target program penanggulangan cacingan berupa reduksi cacingan pada tahun 2019 yaitu berupa berupa penurunan prevalensi cacingan sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah kabupaten/kota, dengan demikian diperlukan upaya sistematis dan terpadu untuk mencapai reduksi sesuai target yang telah ditetapkan. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih tinggi, terutama pada golongan penduduk dengan ekonomi rendah, sanitasi yang buruk, akses air bersih yang rendah dan perilaku hidup yang tidak sehat. Hal-hal tersebut menjadi faktor pendukung timbulnya angka cacingan yang tinggi karena memudahkan parasit cacing untuk berkembang biak dengan pesat dan menjakit ke masyarakat. Secara nasional, prevalensi cacingan per kabupaten/kota sangat bervariasi dari 2.5%-62% dengan kisaran pervalensi nasional di Indonesia adalah sebesar 28,1%. Berdasarkan data prevalensi tersebut, dilaksanakan upaya pengobatan untuk pencegahan melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan. POPM perlu diberikan pada penduduk sasaran di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. POPM cacingan dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan program POPM Filariasis, penjaringan anak sekolah, usaha kesehatan sekolah, pemberian vitamin A di posyandu, Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) serta program kesehatan lainnya. Kegiatan POPM cacingan harus diikuti dengan kegiatan penyuluhan tentang hidup bersih dan memperbaiki



2



sanitasi lingkungan di wilayah tersebut. Mengingat penularan cacingan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor maka diperlukan upaya dan peran seluruh pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangannya sesuai tugas dan fungsi masing-masing dalam mendukung tercapainya target penurunan prevalensi cacingan. Upaya-upaya tersebut dapat diwujudkan yaitu dengan meningkatkan koordinasi lintas program, lintas sektor, dan peran serta masyarakat, mendorong program penanggulangan cacingan masuk dalam rencana perbaikan kualitas air, berkoordinasi dengan kementerian yang bertanggung jawab dalam penyediaan sarana air bersih; melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat di pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah serta kegiatan-kegiatan lainnya sebagaimana terlampir pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 (hal. 34-38). Cacingan umumnya terdapat di daerah tropis dan sub tropis di Negara berkembang termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan cacingan antara lain gangguan perkembangan fisik, intelektual, perkembangan kognitif dan malnutrisi. WHO memperkirakan 42 % sasaran beresiko cacingan di dunia berada di regional Asia Tenggara (Data 2009). Gambaran Epidemiologi cacingan di Indonesia menunjukan penularan masih terjadi di pedesaan maupun perkotaan. Untuk mengakselerasi pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya menetapkan target cakupan pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi beresiko.Kementerian RI telah menetapkan tujuan program pengendalia n kecacingan pada anak usia sekolah dan ank balita saehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah kesehatan di masyarakat.Sampai saat ini pemberian obat cacing di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan WHO yaitu 75 % dari sasaran. Oleh karena itu perlu adanya program kecacingan yang terintegrasi dengan kegiatan pemberian vitamin A dan UKS melalui penjaringan anak SD/ MI. Saat ini Kementerian RI menggunakan Albendazole 400mg sebagai obat program pengendalian kecacingan,karena obat ini relatif aman, pemberian dosis tunggal,tidak mahal, dan mudah dalam pendistribusian. B. PENERIMA MANFAAT Manfaat dari kegiatan adalah Setiap anak usia balita, pra sekolah dan usia sekolah terbebas dari infeksi kecacingan



3



C. JENIS KEGIATAN 1. Pengamprahan dan Pengambilan obat cacing ke Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng 2. Sosialisasi pada petugas kesehatan puskesmas, bidan desa, kader posyandu guru SD serta lintas sector terkait POPM Filariasis dan Kecacingan 3. Pendataan Sasaran POPM Filariasis dan Kecacingan 4. Pemberian distribusi Obat POPM Filariasis dan Kecacingan 5. Pelacakan/penanganan Hasil reaksi minum Obat pada POPM Filariasis dan Kecacingan



D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN 1. Metode Pelaksanaan kegiatan POPM Kecacingan adalah penyuluhan dan pemberian/pendistribusian Obat Cacing 2. Tahapan dan waktu pelaksanaan JAN



NO



Kegiatan



1



Pengamprahan dan Pengambilan



FEB



MAR



APRL



MEI



JUN



JUL



AGS



SPT



OTBR



























NOV



obat cacing ke Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng



2



Sosialisasi pada petugas kesehatan puskesmas,



bidan



desa,



kader



posyandu serta lintas sector terkait POPM Filariasis dan Kecacingan



3



Pendataan



Sasaran



POPM



Filariasis dan Kecacingan



4



Pemberian distribusi Obat POPM



















Filariasis dan Kecacingan



5



Pelacakan/penanganan Hasil reaksi minum Obat pada POPM Filariasis dan Kecacingan



E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN 1. Pengamprahan dan Pengambilan obat cacing ke Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng : 2 KALI Setahun 2. Sosialisasi pada petugas kesehatan puskesmas, bidan desa, kader posyandu serta lintas sector terkait POPM Filariasis dan Kecacingan : 2 KALI Setahun 3. Pendataan Sasaran POPM Filariasis dan Kecacingan : 2 KALI Setahun 4. Pemberian distribusi Obat POPM Filariasis dan Kecacingan : 2 KALI Setahun 5. Pelacakan/penanganan Hasil reaksi minum Obat pada POPM Filariasis dan Kecacingan : 2 KALI Setahun



4



DES



5