Klasifikasi Pakcoy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Klasifikasi Pakcoy – Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand.



Klasifikasi Tanaman Pakcoy Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut : 



Kingdom : Plantae







Divisio : Spermatophyta







Kelas : Dicotyledonae







Ordo : Rhoeadales







Famili : Brassicaceae







Genus : Brassica







Spesies : Brassica rapa L



Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm.



Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat Pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7.[tk] Tags: syarat tumbuh tanaman pakcoy, morfologi tanaman pakcoy, deskripsi tanaman pakcoy, klasifikasi pakcoy, morfologi pakcoy, morfologi sawi pakcoy, klasifikasi tanaman pakcoy, pakcoy besar, botani sawi pakcoy, umur panen pakcoy



Manfaat Kandungan Pakcoy (Sawi Sendok) - Jika kita menyinggung soal sayuran hijau, sebagian besar orang pasti akan mengacu pada sawi hijau. Ya, sawi adalah salah satu sayuran yang sangat populer dan cukup banyak digemari terutama di kawasan Asia, karena memang disamping rasanya yang cukup lezat, sawi hijau juga cocok digunakan untuk bahan pada berbagai jenis masakan Asia. Namun kali ini Ubul tidak akan membahas soal sawi hijau, melainkan akan membahas tentang salah satu kerabat dekat yang mirip dengannya.



Sumber gambar: www.cifarm.com Pernahkah anda melihat sawi berbentuk kecil (seperti sendok) dan memiliki batang yang melebar? Ya, itu adalah sayur pokcoy (pok coy atau pok choi) yang akan menjadi pembahasan Ubul pada posting kali ini. Kalau Ubul sendiri menyebutnya dengan sawi kecil atau sawi unyu hehehe :P. Ubul sendiri pertama kali mengetahui keberadaan sayur ini ketika pak tukang sayur langganan Ubul datang dengan membawa sayuran ini. Cara memasak sayur pokcoy pun hampir sama dengan sawi biasa, namun sayuran ini sedikit lebih cepat matang daripada sawi hijau biasa, karena memang rata-rata sawi ini dipanen saat usianya masih muda (baby pokcoy) sehingga kita tidak disarankan untuk memasaknya terlalu lama. Karena jika demikian, sayuran ini akan terasa kurang nikmat. Nah setelah membahas apa itu pockoy dan juga ciri fisiknya, sekarang Ubul akan membahas tentang beberapa kandungan serta manfaat yang dikandungnya. Yuk kita langsung ke TKP :D Kandungan nutrisi pokcoy serta khasiatnya Selain rasanya yang enak, ternyata pokcoy atau sawi sendok memiliki beberapa manfaat yang bisa berguna bagi kesehatan tubuh kita. Hal ini tentunya tidak lepas dari kandungan nurtisi yang terdapat di dalamnya. Apa saja manfaat dan kandungan nutrisi yang dimaksud? Berikut diantaranya : Sayuran yang baik untuk kesehatan mata Menurut sumber yang Ubul baca, sayur pokcoy atau sawi sendok ini memiliki kandungan vitamin A yang cukup kaya. Seperti yang sudah kita ketahui, vitamin A adalah vitamin yang identik dengan mata, karena memang vitamin ini dapat berguna untuk menjaga kesehatan mata kita khususnya pada bagian kornea mata. Membantu proses pembekuan darah (pada luka) Sayuran yang memiliki nama latin Brassica rapa ini juga memiliki kandungan vitamin K yang cukup besar. Ada yang belum tau manfaat vitamin K? Peran vitamin K dalam tubuh kita cukup beragam, namun yang paling dominan adalah untuk membantu proses pembekuan darah jika terjadi luka, sehingga luka akan lebih cepat tertutup untuk mencegah kita kehilangan terlalu banyak darah akibat luka.



Sayuran untuk mencegah kanker dalam dosis kecil Konon, sayuran yang memiliki daun berwarna hijau pekat ini juga dapat membantu untuk mencegah penyakit kanker meskipun dalam dosis yang kecil. Hal ini dikarenakan dalam pakcoy terdapat senyawa glukosinolat. Disamping itu, kandungan vitamin K pada sayur ini juga dipercaya mampu menangani kanker karena dapat bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker. Namun perlu Ubul ingatkan bahwa zat apapun jika dikonsumsi dalam dosis besar atau terlalu banyak (overdosis) akan berubah menjadi racun bagi tubuh kita. Sayuran yang baik untuk ibu hamil Menurut sumber yang Ubul baca, sayur pokcoy ternyata juga baik dikonsumsi bagi ibu yang sedang hamil karena mengandung asal folat. Anda tentu sudah pernah mendengar nama asam folat bukan? Ya, senyawa tersebut memang pernah diangkat oleh salah satu produk susu untuk ibu hamil, karena konon asam folat sangat baik untuk perkembangan janin. Peran lain dari asam folat adalah untuk membantu pembentukan dan proses produksi butir-butir darah merah dalam sumsum tulang. Sayuran yang baik untuk kesehatan kulit Selain hal-hal diatas, ternyata sawi mungil ini juga dapat berfungsi baik untuk membantu menjaga kesehatan kulit kita, karena di dalamnya juga terdapat vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Dan juga vitamin ini sangat baik untuk membantu mencegah penuaan dini. Sayuran yang baik untuk pencernaan, serta mengurangi kolesterol Kandungan serat yang terdapat pada sayur pokcoy dapat membantu melancarkan proses pencernaan dalam tubuh kita. Selain itu, peran lain dari serat adalah untuk membantu mengurangi kadar kolesterol. Hal itu terjadi karena di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu yang merupakan produk akhir dari kolesterol yang kemudian dikeluarkan bersama kotoran. Sebenarnya masih ada banyak lagi manfaat yang dapat ditemukan pada sayur pokcoy, namun Ubul kira ini semua sudah cukup untuk mewakili sebagian besar manfaat yang terkandung di dalamnya. Satu lagi bukti bahwa kekayaan alam itu sangatlah besar, bahkan sebuah sayuran seperti pokcoy ini saja dapat memberikan manfaat yang begitu besar bagi kita. Untuk itu tidak lupa Ubul mengajak pembaca sekalian untuk turut membantu menjaga dan melestarikan alam disekitar kita, minimal dengan menghindari untuk ikut mencemarinya saja pembaca sudah berkontribusi dalam membantu menjaga alam kita. Peran kecil anda sangatlah berarti agar alam tetap lestari sehingga kita dapat terus mengambil manfaat dari alam. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? :) - Ubul si Ulet Bulu Saturday, March 19th 2016. Banyak sekali pertanyaan yang masuk tentang masalah ke-organik-an dari tanaman hidroponik, bahkan banyak sekali yang memperdebatkan keduanya. Artikel ini diambil dari website BBPP Lembang, semoga bisa menjawab pertanyaan tentang Pertanian Organik vs Hidroponik.



Saat ini semakin banyak perdebatan mengenai mana yang lebih baik, apakah hasil tanaman organik atau hidroponik. Perdebatan yang cukup kompleks dikalangan masyarakat bahkan pelaku bisnis pertanian ini muncul karena semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan hasil pertanian yang aman dan baik bagi manusia dan alam, yang bahkan kemudian paradigma ini kian menjadi tren.



Saat ini masyarakat semakin tertarik dengan makanan yang berlabel organik. Bahkan bukan hanya makanan sekarang ini segala sesuatu yang berlabel organik selalu laris manis dan dicari orang dipasaran, Contohnya :beras organik, buah dan sayur organik, kosmetik organik, shampo organik bahkan tas dan pakaian organik menjadi buruan dan tren di masyarakat. Apapun yang dihasilkan melalui proses pertanian organik selama ini dianggap lebih aman dan baik bagi manusia dan lingkungan. Tren organik membuat hasil pertanian dengan label ‘organik’ memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pertanian konvensional. Sebaliknya, hasil pertanian dengan cara hidroponik justru mulai kehilangan pamor karena dianggap menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatan nutrisinya serta banyak menggunakan bahan-bahan yang sulit terurai di alam, sehingga dianggap bertentangan dengan semangat pertanian organik. Lalu apa pertimbangan yang membuat kita dan masyarakat berasumsi bahwa sistem pertanian organik lebih baik bagi kita dan lingkungan dibandingkan dengan pertanian konvensional atau hidroponik. Saat ini, banyak sekali perdebatan mengenai terminologi pertanian organik, apakah semua tanaman yang berbasis dan ditumbuhkan melalui proses pemberian bahan organik secara otomatis disebut atau berpredikat produk pangan organik?, ataukah masih harus dilihat lagi seluruh proses budidayanya hingga pada kandungan gizi yang menentukan kualitas dari tanaman itu sendiri? Lalu bagaimana dengan aturan penanaman organik yang baik dan benar menurut kaidah ilmu pertanian? Apakah semua produk yang di hasilkan dari sistem pertanian dan berlabel organik ini menjamin keamanan bagi kita selaku konsumen?. Regulasi dan definisi mengenai pangan organik masih belum seragam, bahkan berbeda di masing-masing negara sehingga mungkin yang kita anggap sebagai prosuk organik disini belum tentu dianggap organik di Negara lain karena memang belum ada standard baku yang mengatur tentang hal ini yang disepakati secara internasional. Asumsi masyarakat pada umumnya (terutama masyarakat menengah ke atas) sementara ini adalah bahwa sistem pertanian organik dianggap lebih sehat karena bebas pestisida kimia. Dalam pertanian organik sangat tabu menggunakan pestisida kimia dalam pengendalian hama dan penyakitnya. Penggunaan pestisida nabati dianggap ramah lingkungan dan tidak menyebabkan bahaya bagi manusia yang mengkonsumsi hasil pertanian organik tersebut. Padahal produk pertanian yang dihasilkan dengan sistem hidroponik yang tepat dan lingkungan yang terkontrol dengan baik bahkan sama sekali tidak memerlukan pestisida kimia sehingga tentu saja memiliki tingkat keamanan untuk dikonsumsi yang sama dengan hasil pertanian dengan menggunakan sitem organik. Pertanian organik dianggap lebih ramah lingkungan, tidak menyebabkan penurunan kualitas tanah, tidak menimbulkan limbah pertanian yang berbahaya bagi lingkungan seperti residu pestisida atau pupuk kimia yang dianggap merusak struktur tanah sehingga kualitas lingkungan dan lahan pertanian jadi menurun. Sistem hidroponik tentu juga memenuhi kualifikasi seperti ini. Sistem hidroponik tidak akan merusak tanah karena sistem hidroponik sama sekali tidak menggunakan tanah, dan penggunaan nutrisi yang sangat presisi disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dalam budidaya hidroponik sehingga bila dapat dikelola dengan baik, sangat kecil efek residu pupuk yang berbahaya di lingkungan kita. Pertanian organik dianggap memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dan lebih sehat karena menggunakan pupuk organik dan rasanya lebih renyah dan enak. Namun demikian, hasil pertanian hidroponik juga masuk dalam katagori sehat dan enak ini, bagaimana tidak? Dengan nutrisi yang sangat terkontrol sesuai jenis tanamannya, membuat tanaman dapat



tumbuh dengan optimal dan mendapatkan apa yang dibutuhkannya dengan tepat sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang renyah. Disamping itu, kandungan gizi dalam produk hidroponik sangat baik karena nutrisi yang diberikan kepada tanaman dapat dikontrol sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Pada dasarnya unsur hara diserap tanaman dalam bentuk ion-ion, baik yang berasal dari pupuk organik ataupun yang berasal dari nutrisi hidroponik sehingga sebenarnya tidak berbeda apa yang masuk ke dalam tubuh tanaman tersebut dan digunakan dalam proses fisiologisnya. Perlu diperhatikan juga bahwa terkadang ketika dilakukan pengujian terhadap hasil pertanian organik, ternyata produk pangan tersebut mengandung salah satu unsur yang berlebihan contohnya adalah unsur nitrogen yang melebihi batas aman untuk dikonsumsi. Adanya kandungan unsur yang berlebihan pada hasil tanaman organik ini dimungkinkan terjadi karena penggunaan pupuk organik yang berlebihan sehingga unsur tersebut terserap tanaman dalam jumlah yang cukup banyak pula. Produk seperti ini meskipun ditanam dengan sistem organik, tidak dapat di kategorikan dan diberi label organik. Kondisi kandungan unsur berlebihan pada produk pertanian sangat kecil terjadi apabila kita menggunakan sistem hidroponik sebab jumlah unsur yang diberikan dapat kita modifikasi dan dihitung secara tepat agar tidak berlebihan. Selain itu terdapat contoh kasus pada tahun 1995 di daratan Amerika sempat terjadi wabah salmonella yang cukup berbahaya dimana setelah teliti ternyata berasal dari tanaman organik yang menggunakan pupuk kandang ayam segar. Hasil dari tanaman tersebut ternyata terkontaminasi bakteri yang menyebabkan sakit perut parah pada konsumen yang mengkonsumsinya. Dari segi kandungan gizi pada produk pertanian, pada tahun 1994 sebuah tes pernah dilakukan oleh kelompok investigasi dari Laboratorium Teknologi Tanaman Universitas San Jose California, untuk mengetahui kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam hasil tanaman hidroponik dibandingkan dengan hasil tanaman organik dan juga hasil tanaman yang dibudidayakan secara konvensional. Kelompok tersebut melakukan penelitian terhadap tomat dan paprika yang ditumbuhkan dalam ketiga kondisi tersebut, dan hasilnya menunjukkan bahwa tanaman hasil hidroponik memiliki vitamin dan mineral yang secara signifikan lebih tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dibanding dengan pola konvensional maupun organik. Hal ini menunjukkan bahwa kalibrasi dan ketepatan penggunaan unsur hara pada tanaman sangat menentukan tingkat optimalisasi kandungan nutrisi pada hasil tanaman tersebut, bahkan disebutkan dalam penelitian tersebut rasanyapun lebih enak. Ketepatan pemberian hara pada tanaman adalah kunci dalam sistem hidroponik. Di Amerika sendiri penggunaan sistem hidroponik secara komersial semakin meluas guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Satu hal yang harus kita ketahui adalah bahwa sistem pertanian hidroponik juga memungkinkan kita untuk tetap dapat menumbuhkan makanan kita meski dalam kondisi terbatasnya lahan yang ada dan ini tidak dapat dilakukan dalam pertanian organik. Disamping itu meskipun secara ekonomis pada awalnya investasi yang dibutuhkan dalam penggunaan sistem hidroponik cukup besar namun selanjutnya justru akan lebih murah, sebab tenaga kerjanyapun tidak perlu terlalu banyak. Kerusakan tanaman juga dapat lebih minimalkan dan tentu memiliki bentuk visual yang lebih menarik dan bersih baik tanamannya maupun lingkungan, sehingga cukup baik dari segi estetika.



Namun demikian masih ada pemahaman dari beberapa kalangan bahwa sistem pertanian hidroponik masih dianggap kurang ramah lingkungan karena dalam skala komersial masih banyak menggunakan bahan-bahan yang tidak dapat didaur ulang seperti paralon, besi, dan bahkan terkadang sisa air nutrisi hidroponik yang belum dikelola dengan baik malah dapat menyebabkan pencemaran air apabila di lakukan dalam sekala besar. Penggunaan unsurunsur teknis kimia dalam perakitan nutrisi hidroponik menjadi isu besar tersendiri yang menurunkan nilai jual produk hidroponik bila dibanding dengan produk organik meski dari hasil penelitian kandungan gizi dari hasil produk hidroponik tidak lebih buruk dari produk organik. Saat ini mulai banyak percobaan penggunaan mineral-mineral organik yang digunakan untuk perakitan nutrisi hidroponik sehingga diharapkan nantinya label organik juga dapat diterapkan pada produk pertanian hidroponik. Isu utama dalam hal ini adalah bagaimana kemudian produk pertanian hidroponik dapat di sejajarkan dengan tren pertanian organik yang ada saat ini. Tentu semua produsen dan konsumen sangat paham bahwa trend organik ini akan terus terjadi. Pada dasarnya kedua cara penanaman baik organik maupun hidroponik sama-sama baik, dan apabila kemudian ditemukan perbaikan dalam penggunaan peralatan dan perlakuan pada sistem pertanian hidroponik yang lebih ramah lingkungan dan nutrisi yang lebih ‘organik’ tentu diharapkan hasil produksinya dapat memiliki ‘image’ yang dapat disamakan dengan produk organik.