Makalah Tanaman Pakcoy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Indonesia



merupakan



negara



agraris



yang



sebagian



besar



penduduknyabermata perncarian sebagai petani. Otomatis sebagian besar di Indonesia banyak lahan yhang digunakan untuk proses produksi pertanian. Namun pada zaman sekarang ini, lahan pertanian di Indonesia semakin sempit untuk pertanian, karena dialih fungsikan untuk pembangunan yang bersifat industri seperti permbuatan pusatpusat perbelanjaan seperti mall-mall, keramaian maupun untuk pelebaran jalan atau pembuatan jalan tol. Oleh dikarenakan masalah ini. Maka munculah berbagai macam metode tanam yang hanya membutuhkan lahan sempit akan tetapi masih bisa memproduksi kebutuhan masyarakat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan lainnyauntuk mencukupi kebutuhan. Banyaknya permintaan sayuran khususnya pakcoy tidak diimbangi dengan produksi yang dihasilkan. Lahan pertanian produktif semakin sempit dan jumlah penduduk semakin meningkat. Menjadi permasalahan utama sehingga perlu ada media tanam yang dapat menggantikan atau meminimalisasi penggunaan tanah sebagai media tanam. Salah satu solusinya melalui sistem hidroponik, yang merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah melainkan menggunakan air sebagai medianya. Pada sistem ini, unsur hara mineral yang dibutuhkan bagi tanaman berasal dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air dalam sistem hidroponik Sawi huma atau dikenal dengan Pakcoy (Brassica rapa L) merupakan salah satu sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah (Haryanto et al, 1995). Di Kalimantan, pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama pakcoy masih tergolong



1



sangat rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu teknik budidaya yang dilakukan petani yang belum intensif, faktor iklim dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman pakcoy salah satunya adalah dengan pemberian pupuk. Pemupukan dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsure hara bagi tanaman, sehingga dapat memberikan hasil yang tinggi. 1.2



Tujuan Untuk mengetahui pengertian tanaman pakcoy dan beberapa teknik budidaya



yang tepat untuk meningkatkan nilai ekonomi. 1.3



Manfaat Mengetahui pengertian tanaman pakcoy dan beberapa teknik budidaya yang



tepat untuk meningkatkan nilai ekonomi.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Definisi dan Konsep Definisi Definisi merupakan suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai kata, frasa,



atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau cirri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Tanaman Pakcoy Sawi huma atau dikenal dengan Pakcoy (Brassica rapa L) merupakan salah satu sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah (Haryanto et al, 1995). Berdasarkan data BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2015), produksi tanaman pakcoy menurun sekitar 5,23% yaitu dari 635,728 ton/tahun pada tahun 2013 menjadi 602,468 ton/tahun pada tahun 2014 dengan menurun produktivitas sebesar 1,89%. Di sisi lain, permintaan sayuran pakcoy sangat tinggi tidak hanya untuk keperluan rumah tangga tetapi juga untuk industri benih. Tanaman pakcoy (Brassica rapa L) mengandung serat, vitamin A, B, B2, B6, dan C, kalsium, fosfor, tembaga, magnesium, zat besi, dan protein. Sayuran pakcoy memiliki manfaat untuk mencegah kanker, hipertensi, dan penyakit jantung sehingga membantu kesehatan pada sistem pencernaan dan mencegah anemia bagi ibu hamil dan menyusui (Tania et al, 2012). Konsep Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “The Classical Theory Of Concepts”, menyatakan bahwa konsep merupakan penyusunan utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat dalam pemikiran manusia.



3



Soedjadi menyatakan bahwa konsep merupakan sebuah ide abstrak yang dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi atau penggolongan. Pada umumnya konsep dinyatakan sebagai suatu istilah atau rangkaian kata yang dapat dipahami. Banyaknya permintaan sayuran khususnya pakcoy tidak diimbangi dengan produksi yang dihasilkan. Lahan pertanian produktif semakin sempit dan jumlah penduduk semakin meningkat. Menjadi permasalahan utama sehingga perlu ada media tanam yang dapat menggantikan atau meminimalisasi penggunaan tanah sebagai media tanam. Salah satu solusinya melalui sistem hidroponik, yang merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah melainkan menggunakan air sebagai medianya. Pada sistem ini, unsur hara mineral yang dibutuhkan bagi tanaman berasal dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air dalam sistem hidroponik (Istiqomah, 2006). Faktor produksi lahan, sanagat penting bagi petani dala meningkatkan hasil produksi (output). Bustanul Arifin, menjelaskan bahwa dampak berantai cenderung dapat terjadi apabila petani tidak memiliki akses lahan pertanian sebagai faktor produksi terpenting dalam suatu budidaya pertanian (agriculture). Konsep Revitalisasi Pertanian Dalam teori ekonomi pembangunan (Klasik), Bustanul Arifin, menegaskan pembangunan pertanian merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja, penghasil produk pangan, pemacu industrilisasi, penyumbang devisa negara, dan pasar bagi produk dan jasa sektor pertanian. Dalam konteks ketahanan pangan, pembangunan pertanian dapat meningkatkan jumlah ketersedian pangan dan dan perbaikan akses atau daya beli terhadap produk-produk pangan. Peningkatan produksi tanaman melalui varietas unggul, peningkatan produksi peternakan dan perikanan (budi daya dan ikan laut). Telah terbukti mengatasi kelaparan (Ibid., hlm. 87.88).



4



Konsep “Revolusi Hijau” Konsep revolusi hijau adalah salah satu cara memanfaatkan



ilmu



pengetahuan



dan



teknologi



untu mengembangkan dan (pertanian)



modern



guna



meningkatkan produksi dan mengatasi ancaman kelaparan (pangan), dengan mengembangkan varietas tanaman unggul, (Syamsuddin Abbas, 1997). 2.2



Kebijakan Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan



dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Kebijakan pertanian ke depan adalah bagaimana agar produksi pertanian tidak hanya fokus pada pasar dalam negeri, tetapi juga ekspor. Indonesia sudah lama mengekspor produk pertanian, termasuk perkebunan, tetapi dengan kuantitas yang terbatas. Tidak mungkin Indonesia menjadi negara swasembada dan surplus pangan, apabila tidak bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pertanian. Kebijakan pendukung seperti riset dan pengembangan, penemuan varietas unggul, dukungan anggaran pertanian, peningkatan SDM, dan sebagainya perlu dilakukan dan dikembangkan, sehingga surplus produksi dapat di ekspor. Dengan meningkatnya berbagai ekspor produk pertanian, baik raw material maupun produk olahan ke pasar global maka diharapkan mimpi negara pertanian berkelas dunia akan terwujud. Pasar produk pertanian masih cukup menjanjikan di pasar internasional, walaupun negara maju masih menerapkan proteksi dan subsidi atas produk pertanian dalam negerinya. Perbedan jenis produk yang diperdagangkan dipasar global menjadi peluang untuk penetrasi pasar internasional dan sangat menguntungkan petani Indonesia. Dengan demikian produk pertanian Indonesia akan semakin dikenal oleh beragai negara importir.



5



Kebijakan produksi dan ditribusi benih terdiri dari dari lima hal, yaitu sebagai berikut : 1.



Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang akan memproduksi benih pada skala usaha tertentu harus mendapatkan izin dari Menteri Pertanian (Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1017 Tahun 1998).



2.



Apabila persediaan benih dalam negeri tidak mencukupi, dapat dilakukan pemasukan benih dari luar negeri ini dapat dilakukan baik untuk kepentingan penelitian, termasuk pemuliaan tanaman maupun untuk kepentingan nonpenelitian.



3.



Dengan berkembangnya industri benih didalam negeri, benih hortikultura dapat diekspor ke berbagai negara dengan mengikuti aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.



4.



Distribusi benih antar daerah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Khususnya benih yang dapat menimbulkan kerusakan tanaman di daerah setempat, misalnya terinfeksi penyakit, diatur dengan Keputusan Menteri Pertanian.



5.



Penerintah daerah dengan alasan yang kuat dapat melarang masuknya benih dari provinsi atau kabupaten lain yang dapat menghancurkan pertanaman petani setempat.



2.3



Kelembagaan Kelembagaan berasal dari kata lembaga yang berarti aturan dalam organisasi



atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuanyang diinginkan. Selain itu lembaga juga dapat diartikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok sosial yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial politik dan ekonomi.



6



Kelembagaan produksi dan distribusi benih yang berlaku saat ini mencerminkan subsistem yang terlibat dalam perbenihan serta tanggung jawab lembaga yang terkait dalam produksi dan distribusi benih dengan revolving system memberikan dampak bagi penyesuaian sistem kelembagaan produksi dan distribusi benih yang berlaku, tanpa harus membatalkannya. Lembaga yang mengayomi tanaman hortikultura adalah Balai Benih Hortikultura, BUMN/Sang Hyang Seri, Patra Tani. 2.4



Prospek Prospek menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) prospek/pros·pek/



/prospék/ n kemungkinan; harapan: dalam kongres akan dibicarakan juga masalah -pemakaian obat untuk mempertinggi kecerdasan; masa depan minyak Indonesia mempunyai -- yang baik. Sehingga dapat disimpulkan suatu upaya/peluang yang dilakukan untuk masa depan yang memiliki hasil yang baik. Sawi huma atau dikenal dengan Pakcoy (Brassica rapa L) merupakan salah satu sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah (Haryanto et al, 1995). Di Kalimantan, pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama pakcoy masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu teknik budidaya yang dilakukan petani yang belum intensif, faktor iklim dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman pakcoy salah satunya adalah dengan pemberian pupuk. Pemupukan dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsure hara bagi tanaman, sehingga dapat memberikan hasil yang tinggi.



7



Untuk menghasilkan budidaya tanaman sawi pakcoy yang maksimal sebaiknya sawi ditanam pada suhu daerah yang memiliki suhu sekitar 15-30°C serta memiliki curah hujan lebih dari 200mm/bulan. Berikut beberapa tahapan budidaya tanaman sawi pakcoy : Memilih Benih Sawi Pemilihan benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam usaha budidaya tanaman sawi pakcoy. Ciri dan benih dengan kualitas terbaik adalah mempunyai bentuk yang bulat dan kecil, permukaannya licin serta mengkilap dan agak keras serta warna dari kulit bibit berwarna coklat kehitaman. Pembibitan Tanaman Sawi Pembibitan bisa dimulai dengan menyiapkan media tanam yang berupa bedengan. Siapkan bedengan dengan ukuran satu meter persegi. Kemudian berikan pupuk pada bedengan. Dosis pupuknya yakni pupuk kandang 10 kg, pupuk urea 20 gram, pupuk TSP 20 gram serta pupuk KCL 7,5 gram. Dengan cara menaburkan benih sawi pakcoy keseluruh media tanam dengan secukupnya kemudian tutup. Mempersiapkan Bedengan (Lahan Pindah Tanam) Setelah proses pembibitan maka proses selanjutnya adalah penanaman tanaman. Pilihlah bibit yang sehat dengan ciri-ciri batang yang tumbuh dengan tegak, memiliki daun yang berwarna hijau segar, dan bibit yang tidak terserang penyakit gulma dan hama. Bibit ini nantinya akan di pindah ke bedengan utama. Untuk cara penanamannya wajib Anda perhatikan ketika memindah bibit ke bedengan utama. Pertama buatlah lubang tanam dengan ukuran 4 x 6 cm. Jika bibit sudah memiliki ukuran cukup besar maka buat lubang tanam yang berukuran 8 x 10 cm. Lalu pindahkan bibit dari polybag atau bedengan cadangan secara hati-hati. Pastikan tanah yang melekat ke akar tidak pecah dan tutuplah lubang tanam yang sudah berisi bibit dengan tanah hingga rapi.



8



Pemeliharaan Tanaman Sawi Pakcoy Sesudah melewati proses pemilihan bibit dan penanaman pakcoy maka kita lanjutkan ke perawatan pakcoy. Hal ini bertujuan agar tanaman pakcoy tetap terawat pertumbuhannya hingga masa panen. Perawatan tanaman pakcoy sangat berbeda dengan cara merawat tanaman anggrek. Perawatan tanaman pakcoy dapat di lakukan dengan beberapa cara yakni: Penyiraman, tanaman pakcoy adalah tanaman yang sangat bergantung dengan air. Oleh karena itu usahakan secara rutin untuk proses penyiraman ini. Sedangkan kalau di musim kemarau lakukan penyiraman dua kali lebih banyak daripada saat musim hujan. Penyiangan tanaman dapat di lakukan 2 sampai 4 kali selama masa tanam pakcoy. Lakukan penjarangan tanaman setelah tanaman pakcoy memasuki 2 minggu masa tanam. Proses pemupukan adalah proses yang sangat penting bagi tanaman. Karena pupuk adalah vitamin yang membantu pertumbuhan tanaman secara baik. Untuk tanaman pakcoy lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis 300 kg/Ha. Selain pupuk NPK, Anda dapat menggunakan jenis pupuk lain yakni pupuk Urea dengan dosis 50 kg/Ha. Pemberian pupuk untuk pakcoy dapat di lakukan dengan cara di tabur atau dengan cara otomatis melalui larutan air yang di siramkan ke tanaman. Proses selanjutnya adalah pencegahan hama atau gulma tanaman. Hama atau gulma ini dapat sangat mengganggu proses pertumbuhan tanaman pakcoy. Hama yang biasanya terdapat di tanaman pakcoy seperti siput, ulat, tritip, dan cacing bulu. Sementara untuk jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman ini adalah bakteri dan jamur. Proses pemberantasan hama atau gulma dan penyakit dapat di lakukan dengan cara penyemprotan pestisida ke tanaman dan tetap menjaga kebersihan lahan tanaman secara berkala.



9



Masa Panen Tanaman Pakcoy Pakcoy merupakan tanaman yang memiliki masa hidup atau masa panen yang sangat singkat, yaitu selama 30-45 hari atau sekitar dua bulan setelah masa semai. Untuk cara memanen Pakcoy dapat kita lakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman atau mencabut batangnya satu persatu. 2.5



Tantangan Dalam Pembangunan Industri Perbenihan Banyak permasalahan teknis dan non-teknis yang dihadapi dalam usaha



perbenihan, baik pada pengusahan benih ortodoks maupun benih rekalsitran. Permasalahan non-teknis antara lain kondisi lingkungan masyarakat dan kebijakan tentang perbenihan yang kurang mendukung. Permasalah teknis pada umumnya banyak dijumpai pada faktor pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Dalam pemeliharaan tanaman pada umumnya terkendala oleh keterbatasan pupuk dan kelebihan atau kekurangan air. Sedangkan dalam hal panen dan pascapanen sering terkendala oleh keterbatasan peralatan panen processing benih. Kadangkala terkendala dengan hujan yang tiba-tiba turun pada saat benih sudah kering dilapangan atau justru pada saat penjemuran. Kasus ini sebenarnya dapat ditangani dengan penggunaan mesin pengering benih (seed driver). Selain itu informasi teknologi benih untuk berbagai komoditas pertanian/perkebunan yang masih terbatas, sehingga menyediakan benih bermutu dalam jumlah yang cukup sering tidak dapat terpenuhi. Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam kemasyarakatan atau menyosialisikan teknologi benih di masyarakat antara lain : Banyak yang menganggap bahwa benih sama dengan biji, masih rendahnya minat masyarakat untuk memahami manfaat benih bermutu, belum membudayakan institusi yang mengelola benih. Sistem perbenihan di Indonesia belum sepenuhnya mengacu pada sistem yang standar. Mungkin hanya beberapa komoditas saja yang sudah memiliki standar. Memang disadari bahwa banyak sekali macam komoditas pertanian/perkebunan dan



10



masing-masing komoditas memiliki cirri dan syarat yang spesifik, sehingga memang tidak mudah untuk membuat standar perbenihan secara umum (generalized). Meskipun demikian, adanya dukungan dan kesungguhan pemerintah dalam mengatur kelembagaan sistem perbenihan di Indonesia. Sistem perbenihan adalah sangat kompleks dengan berbagai subsistem yang masing-masing memiliki peluang resiko yang sangat besar. Sehingga dalam usaha mengadakan indutri perbenihan harus didukung oleh : pendanaan, sumber daya manusia, teknologi budidaya, teknologi panen dan processing benih, penyimpanan, pengemasan, transportasi dan legalisasi benih (sertifikasi benih). Selain pengadaan benih



bermutu melalui industri



perbenihan, benih juga dapat diperoleh melalui introduksi dari luar negeri dengan izin Menteri Pertanian. 2.6



Pemecahan Masalah Mengingat perbenihan dalam pertanian/perkebunan merupakan hal yang



sangat penting, maka diharapkan kebijakan pemerintah untuk lebih fokus dalam memperhatikan masalah benih untuk mengembangkan suatu komoditas. Yang dimaksudkan



lebih



fokus



adalah



pemerintah



mampu



menciptakan



sistem



kelembagaan perbenihan yang dapat digunakan sebagai pegangan dalam setiap langkah untuk mengadakan pengembangan/perluasan suatu komoditi. Disamping itu kebijakan subsidi harga benih rasanya tidak popular dan tidak menguntung petani, tetapi lebih menguntungkan pengusaha benih. Justru yang diharpkan petani adalah subsidi harga produksi seperti serat kapas, serat kenaf, karet rami, serat abaka, biji jharak pager dan lain-lain.



11



BAB III KESIMPULAN 3.1



Kesimpulan Sawi huma atau dikenal dengan Pakcoy (Brassica rapa L) merupakan salah



satu sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah (Haryanto et al, 1995). Di Kalimantan, pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama pakcoy masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu teknik budidaya yang dilakukan petani yang belum intensif, faktor iklim dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman pakcoy salah satunya adalah dengan pemberian pupuk. Pemupukan dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsure hara bagi tanaman, sehingga dapat memberikan hasil yang tinggi. Mengingat perbenihan dalam pertanian/perkebunan merupakan hal yang sangat penting, maka diharapkan kebijakan pemerintah untuk lebih fokus dalam memperhatikan masalah benih untuk mengembangkan suatu komoditas. Yang dimaksudkan



lebih



fokus



adalah



pemerintah



mampu



menciptakan



sistem



kelembagaan perbenihan yang dapat digunakan sebagai pegangan dalam setiap langkah untuk mengadakan pengembangan/perluasan suatu komoditi. Disamping itu kebijakan subsidi harga benih rasanya tidak popular dan tidak menguntung petani, tetapi lebih menguntungkan pengusaha benih. Justru yang diharpkan petani adalah subsidi harga produksi seperti serat kapas, serat kenaf, karet rami, serat abaka, biji jharak pager dan lain-lain.



12



DAFTAR PUSTAKA Abbas, Syamsuddin.1997. Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan Jagung. Jakarta: Penerbit Sekretariat Badan Pengendali Bimas Departemen Pertanian. Direktur Jendral Tanaman Hortikultura. 2005. Kebijakan Perbenihan Tanaman Hortikultura. Makalah dalam Seminar Nasional Peran Perbenihan dalam Revitalisasi Pertanian. Bogor, 23 November. Haryanto, Eko, Tina Suhartini, Estu Rahayu, dan Hendro Sunarjono. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. Nugraha, U.S. 2004. Legislasi, Kebijakan, dan Kelembagaan Pembangunan Perbenihan. Perkembangan Teknologi Benih. TRO 16. Purnomo, S. A. E., Supriyanto, A., dan Purnobasuki, H. (n.d). Terhadap Produktivitas Tanaman Pakcoy Pada Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Lemhanas, Direktorat Kajian Bidang Ekonomi. 2013. Meningkatkan Produktivitas Pertanian Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jurnal Kajian Lemhanas RI. 15, 12-19. Sadjad,S. 1989. Membangun industri benih dalam era agribisnis Indonesia. PT Gramedia Wediasarana Indonesia. Jakarta. Tania N., Astina dan Budi S. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian. 1(1), 10-15. Untung, O. 2000. Hidroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technuque). Jakarta . Penebar Swadaya.s



13