Makalah Tanaman Nagasari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KIMIA FARMASI ANALISIS BUNGA NAGASARI Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kimia Farmasi Analisis yang Diampu Oleh Fitri Zakiah, S.Si., M.Farm., Apt



Disusun Oleh : Morien Ayu Widya Pangestika 01018018



SEKOLAH TINGGI FARMASI (STF) CIREBON YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL SEMESTER 3A 2019



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di anugerahi kekayaan alam yang berlimpah, salah satunya adalah tumbuhnya beragam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan berbagai penyakit. Nagasari (Mesua ferrea) adalah salah satu jenis yang dikenal dalam pengobatan tradisional. Jenis tanaman dari famili Gutiferaceaini tersebar di India, Sri Lanka, Nepal, Indochina, Peninsular Malaysia, Burma, Thailand,Indonesia, hingga Papua Nugini (Chahar et al., 2012). Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari India dan dikenal dengan nama Nagakesara. Persebaran tanaman ini di India ditemukan di pegunungan Himalaya Timur, Bengal dan Assam. Nama lain yang digunakan untuk Nagasari adalah Ironwood of Assam, Ceylon Ironwood, Cobra`s Saffron (Inggris), dan Penaga (Malaysia). Di Sri Lanka, Nagasari ditetapkan sebagai flora identitas negara tersebut (Wikipedia, 2017). Di Indonesia, pohon Nagasari ditemukan tumbuh secara liar maupun sengaja ditanam di Jawa dan Bali. Pohonnya yang rindang dan memiliki bunga beraroma harum. Pohon Nagasari termasuk jenis yang tidak mudah dijumpai, umumnya ditanam di area pemakaman. Di Jawa, Nagasari dijumpai di Daerah Istimewa Yogyakarta, tumbuh di pemakaman Raja Raja Kotagede dan Imogiri. Sementara di Malang ditemukan di kompleks makam Ki Ageng Gribig di Madyopuro, Kedungkandang (Aminudin, 2017). Selama ini pemanfaatan Nagasari di Indonesia masih cukup terbatas, terutama terkait dengan mitos yang berkembang di tengah masyarakat, yaitu sebagai jenis kayu yang ‘bertuah’ atau pohon keramat. Nagasari juga dipercaya untuk keselamatan, menjaga kewibawaan, perlindungan dari gangguan, maupun anti tenung. Karena kepercayaan tersebut, kayu



3



Nagasari dimanfaatkan sebagai warangka keris maupun butiran tasbih (Aminudin, 2017). Nagasari termasuk pohon yang lambat pertumbuhannya dan memiliki kayu teras yang kuat, di India kayunya digunakan untuk bantalan kereta api, furniture, lantai maupun balok. Bagian bunga, buah dan biji Nagasari dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan dan kosmetik. Minyak yang berasal dari biji digunakan sebagai obat penyakit kulit. Bunga Nagasari dimanfaatkan sebagai campuran kosmetik, bahan pewarna, dan obat obatan, diantaranya sebagai jamu bagi Ibu-bu yang baru melahirkan. (Purwaning, et al., 2007).



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang penulis paparkan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana morfologi dan klasifikasi bunga nagasari ? 2. Apa kandungan zat kimia dalam bunga nagasari (Mesua ferrea L.) ? 3. Bagaimana cara mengidentifikasi bunga nagasari? 4. Apa saja manfaat bunga nagasari?



1.3 Tujuan Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah memenuhi salah satu tugas kimia farmasi analisis, untuk mengetahui Kandungan zat kimia dari bunga nagasari, bagaimana cara mengidentifikasi dan manfaatnya.



1.4 Manfaat Manfaat penyusunan makalah bagi penyusun adalah menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai bunga nagasari yang berguna bagi kehidupan dan kesehatan masyarakat.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Bunga Nagasari



2.1.1



Klasifikasi



a. Klasifikasi Ilmiah Taksonomi tanaman Nagasari secara klasifikasi ilmiah adalah sebagai berikut :



Gambar 1.



Mesua ferrea L Kingdom



:



Plantae



Divisi



:



Magnoliophyta



Kelas



:



Magnoliopsida



Ordo



:



Malpighiales



Family



:



Clusiaceae



Genus



:



Mesua



Spesies



:



Mesua ferrea



Tanaman nagasari di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan beberapa nama yang berbeda seperti : -



Balam Bakulo (Palembang) 4



5



-



Nyatoh Darat (Bangka)



-



Nyatoh Pisang (Bangka Belitung)



-



Pulai Pipit (Minangkabau)



-



Nyatoh Terung (Lampung)



-



Nagasari (Jawa)



Selama ini pemanfaatan Nagasari di Indonesia masih cukup terbatas, terutama terkait dengan mitos yang berkembang di tengah masyarakat, yaitu sebagai jenis kayu yang ‘bertuah’ atau pohon keramat (Wikipedia, 2017). Nagasari juga dipercaya untuk keselamatan, menjaga kewibawaan, perlindungan dari gangguan, maupun anti tenung (Rachma, 2015). Karena kepercayaan tersebut, kayu Nagasari dimanfaatkan sebagai warangka keris maupun butiran tasbih. Buah Nagasari juga digunakan dalam upacara Ngaben di Bali. Selain itu, kayunya yang keras juga dimanfaatkan untuk gagang tombak maupun tongkat (Heyne, 1987).



2.1.2



Morfologi Ciri - ciri dan karakteristik umum tanaman nagasari menurut (Purwaning,2007) adalah sebagai berikut :



a. Akar Memiliki akar papan pada bagian pangkal batang. b. Batang Nagasari merupakan tanaman yang selalu hijau, dapat tumbuh hingga setinggi 18-45 m, bahkan lebih. Batang umumnya monopodial dengan kulit berwarna kemerahan, cokelat pudar hingga keabuan. Kayu teras berwarna merah gelap, berat dan sangat keras. Daun berbentuk jorong, berukuran 4,512,5 cm x 1-4 cm, berwarna putih pada bagian permukaan bawah, pertulangan daun tidak tampak jelas, panjang tangkai daun 4-8 mm.. c. Daun Daun berbentuk lancet dengan pangkal daun runcing. Duduk daun bersilangan dan berwarna kemerahan ketika masih muda. Daun berbentuk jorong, berukuran 4,5-12,5 cm x 1-4 cm, berwarna putih pada bagian



6



permukaan bawah, pertulangan daun tidak tampak jelas, panjang tangkai daun 4-8 mm. d. Buah dan Biji Buah bertipe kapsul dengan bentuk bulat hingga lonjong dengan diameter bisa mencapai 2,5 cm. Di dalam setiap buah terdapat 1-4 buah biji. Buah yang sudah masak berwarna cokelat.



Gambar 2. Buah Nagasari



Gambar 3. Biji Nagasari



7



e. Bunga Bunganya berbau harum, berwarna putih kekuningan..



Gambar 4. Bunga Nagasari



2.2 Kandungan Zat Kimia Nagasari Kandungan kimia daun nagasari hasil uji pendahuluan adalah saponin, polifenol, alkaloid dan terpenoid. 2.2.1. Saponin Saponin merupakan glikosida tumbuhan baik dari triterpen maupun sterol. Saponin merupakan glikosida tumbuhan yang dapat membentuk busa dalam air. Saponin berdasarkan golongan sapogeninnya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu saponin steroid dan saponin triterpen. Adanya saponin dalam sampel dapat dilihat dari terbentunya busa yang stabil. Salah satu contoh saponin dapat dilihat pada Gambar 2.1. Saponin bersifat racun masuk ke dalam pembuluh darah akan mengalami hemolisis karena bereaksi dengan kolesterol pada membran sel darah merah.



8



Saponin yang memberikan aktivitas antikanker adalah Saponin ginsenosides, dengan menghambat penyebaran melalui pembuluh darah dengan mekanisme supresi inducer dalam sel endotel sehingga mencegah pelekatan (adhering), invasi, dan metastasis. Tubeimoside II mempunyai aktivitas anti kanker lebih besar



Hederagenin Gambar 2.1 Struktur Sapogenin



2.2.2. Polifenol Senyawa fenolik merupakan senyawa yang memiliki inti aromatik yang terikat dengan satu atau lebih substituen hidroksil. Beribu-ribu senyawa fenol alam telah diketahui strukturnya dan senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan alkohol. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa polifenol. Beberapa golongan primer yang termasuk senyawa polifenol adalah lignin, melanin, dan tanin. Tanin merupakan salah satu golongan senyawa polifenol yang tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh khususnya dalam jaringan kayu. Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk polimer yang



9



stabil yang tak larut dalam air, Contoh senyawa polifenol tertera pada Gambar 2.2



Gambar 2.2 Struktur senyawa melanin 2.2.3. Alkaloid Alkaloid adalah senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dengan struktur lingkar (siklik). Pada umumnya alkaloid ditemukan dalam tumbuhan, tetapi tidak semua senyawa alkaloid.



yang



Klasifikasi



heterosikliknya piperidin,



mengandung



terdiri



isokuinolin,



cincin



alkaloid atas indol,



:



pirol, dan



heterosiklik



nitrogen



adalah



berdasarkan



jenis



cincin



piridin, indolizidin.



kuinolin, Struktur



dapat dilihat pada Gambar 2.3.



Gambar 2.3 Kerangka penyusun alkaloid



2.3 Manfaat Bunga Nagasari



a. Obat anti diare



pirolidin, alkaloid



10



b. Aromatic c. Ekspektoran / batuk d. Gangguan jiwa e. Meningkatkan profil darah f. Obat koreng g. Encok



2.4 Uji identifikasi Identifikasi suatu senyawa hasil isolasi (isolat) dilakukan dengan uji fitokimia dan analisis data fisikokimia dilakukan dengan mengukur spektrumspektrum yang khas dengan menggunakan spektrofotometer. 2.4.1 Identifikasi dengan uji fitokimia Uji fitokimia terhadap isolat aktif dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik terhadap suatu golongan senyawa. Pengerjaannya dapat dilakukan pada plat tetes atau tabung pereaksi yaitu dengan mereaksikan sedikit isolat dengan pereaksi golongan senyawa



tertentu. Perubahan warna yang terjadi tergantung dari pereaksi yang digunakan dan golongan senyawa apa yang terkandung didalamnya. Adapun pereaksi yang digunakan yaitu : a. Pereaksi untuk golongan senyawa flavonoid. -



Pereaksi Wilstater, reaksi positif jika terjadi perubahan warna dari orange menjadi merah atau merah krimsom dan atau krimsom menjadi magenta tergantung jenis flavonoidnya.



-



Peraksi Bate Smith-Metacalfe, reaksi positif jika terjadi perubahan warna merah yang konsisten.



b. Pereaksi untuk golongan saponin dilakukan dengan uji busa



11



-



Positif saponin ditunjukkan dengan timbulnya busa yang stabil setelah pengocokkan dengan air panas dan penambahan HCL pekat.



c. Pereaksi untuk golongan senyawa fenolik -



Pereaksi FeCl3, reaksi positif jika terjadi perubahan warna dari hijau sampai biru.



d. Pereaksi untuk golongan senyawa alkaloid -



Pereaksi Dragendorff, reaksi positif jika terbentuk endapan merah pada plat tetes atau tabung reaksi.



-



Pereaksi Meyer, reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna putih pada plat tetes atau tabung reaksi.



-



Pereaksi Wagner, reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna coklat pada plat tetes atau tabung reaksi.



12



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Uji fitokimia menunjukkan ekstrak air bunga nagasari mengandung flavonoid, saponin dan senyawa fenolat yang ditunjukkan pada tabel 1. Hal ini sesuai dengan pengujian sebelumnya pada ekstrak metanol bunga nagasari yang mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid, saponin dan fenolat Ekstrak air bunga nagasari konsentrasi 1,6% memiliki efek antidiare paling efektif ditunjukkan dengan penurunan indeks diare yang paling tinggi.. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan potensialnya nagasari untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. Oleh karena itu perlu dilakukan studi lanjut untuk memahami etno botani nagasari secara lebih mendalam dana komprehensif aspek budidaya hingga pemanfaatannya oleh masyarakat. Perlu dilakukan riset yang terukur untuk memperoleh informasi mendalam nagasari sebagai tanaman obat dengan melibatkan industri terkait



13



LAMPIRAN JURNAL 1



Efek Antidiare Ekstrak Air Bunga Nagasari (Mesua Ferrea L.) Dari Jurnal Penelitian Putu Monik Ananta, Iman Surya Pratama, Bambang Fajar. Universitas Mataram



Nagasari (Mesua ferrea L.) merupakan salah satu tumbuhan tradisional yang digunakan sebagai antidiare. Hal ini tertulis dalam Lontar Dharma Usadha Kuranta Bolong, menyatakan bahwa bagian tumbuhan nagasari dapat digunakan sebagai obat mencret. Kajian ilmiah ekstrak air bunga nagasari sebagai antidiare secara in vivo masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antidiare ekstrak air bunga nagasari.  Uji Fitokimia Uji fitokimia dilakukan pada senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tannin, dan saponin. 



Kesimpulan Uji fitokimia menunjukkan ekstrak air bunga nagasari mengandung flavonoid, saponin dan senyawa fenolat yang ditunjukkan pada tabel 1. Hal ini sesuai dengan pengujian sebelumnya pada ekstrak metanol bunga nagasari yang mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid, saponin dan fenolat. Efek antidiare ekstrak air bunga nagasari secara in vivo ditentukan melalui tiga parameter yaitu ALSG, LSIR dan DI. Ekstrak air bunga nagasari konsentrasi 1,6% memiliki efek antidiare paling efektif ditunjukkan dengan penurunan indeks diare yang paling tinggi.



14



15



JURNAL 2



Nagasari (Mesua ferrea): Budidaya dan Potensinya sebagai Tanaman Obat Dari Jurnal Penelitian Yuliah, Lukman Hakim, Yayan Hadiyan. Universitas Negeri Surakarta



METODE PENEITIAN : Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2018 dengan me-review berbagai artikel di media cetak maupun elektronik seperti jurnal, prosiding, buku, laporan kegiatan maupun tulisan popular. Observasi lapangan dilakukan di Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede, Yogyakarta dan sentra kerajinan keris di Bantul.. 1. Budidaya Nagasari merupakan tanaman yang selalu hijau, dapat tumbuh hingga setinggi 18-45 m, bahkan lebih. Batang umumnya monopodial dengan kulit berwarna kemerahan, cokelat pudar hingga keabuan. Kayu teras berwarna merah gelap, berat dan sangat keras. Daun berbentuk lancet dengan pangkal daun runcing. Duduk daun bersilangan dan berwarna kemerahan ketika masih muda. Bunganya berbau harum, berwarna putih kekuningan. Buah bertipe kapsul dengan bentuk bulat hingga lonjong dengan diameter bisa mencapai 2,5 cm. Di dalam setiap buah terdapat 1-4 buah biji. Buah yang sudah masak berwrna cokelat. 2. Penanaman dan Pemeliharaan Penanaman dan Pemeliharaan Bibit yang siap ditanam umumnya ditandai oleh batang yang sudah berkayu. Sebagai jenis slow growing, kesiapan bibit Nagasari untuk ditanam membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu satu hingga dua tahun (Orwa et al, 2009), dengan tinggi bibit mencapai 40-75 cm. 



Kesimpulan Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan potensialnya nagasari untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. Oleh karena itu perlu dilakukan studi lanjut untuk memahami etno botani nagasari secara lebih mendalam dana komprehensif aspek budidaya hingga pemanfaatannya oleh masyarakat. Perlu



16



dilakukan riset yang terukur untuk memperoleh informasi mendalam nagasari sebagai tanaman obat dengan melibatkan industri terkait.



JURNAL 3



Skrining aktivitas antibakteri dari beberapa tanaman suku Guttiferae dan isolasi senyawa aktifiiya Dari Sri Banarti. Univeritas Airlangga



Telah dilakukan skrining aktivitas antibakteri dari beberapa tanaman suku guttiferae yaitu CalophyUum inophyllum Linn., Garcinia dulcis Kurs.,Garcinia mangostana Linn. fan. Messua ferrea Linn., masing-masing dari bagian daun, batang dan akar kecuali akar Messua ferrea. Serbuk kering dari masing-masing bagian tanaman diekstraksi dengan metanol secara maserasi dan disertai dengan ultrasonic



Metode Penelitian Uji kemurnian kristal isolat dari masing-masing fraksi yang aktif dilakukan dengan kromatografi lapisan tipis menggunakan fasa diam silika gel 60 GF dan berbagai fasa gerak yaitu:a) n-metanol: asam asetat:air (4:1:5) etil asetat:piridin:asam asetat:air (3:1:1 ) serta kromatografi lapisan tipis dua arah dengan fasa gerak n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) dan asam asetat:air (15:85) , diperoleh hasil semua kristal isolat dari fraksi yang aktif menunjukkan bercak tunggal berwarna kuning dengan penampak bercak uap ammonia atau asam sitrat-borat/metanol. Pada uji kemurnian isolat menggunakan HPLC dengan kolom RP-18 (E. Merck) dan fasa gerak metanol-air (55-45) isokratik serta diukur pada panjang gelombang 254 nm.



17



DAFTAR PUSTAKA Chahar, M., J., Kumar, S.D.S., Geetha L., Lokesh T. and Manohara K. P. 2012. Mesua ferrea L.: A review of the medical evidence for its phytochemistry and pharmacological actions. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 7(6), pp. 211-219, 15 February, 2013. Available online at http://www.academicjournals.org/AJPP Wikipedia,2017.dewadaru.reterived from https://id.wikipedia.org/wiki/Dewadaru. 01082018 Aminudin, M. 2017. Pohon Nagasari di Makam Ki Ageng Gribig Ini Dikenal Berkhasiat. https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d3734372/pohonnagasari-di-makam-ki-agenggribig-ini-dikenal-berkhasiat Purwaning, D., P., Nurwanto, I., danWidyani, N. 2007. Mesua ferrea L. Informasi Singkat Benih.No. 73 Desember 2007. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Bali Dan Nusa Tenggara. Denpasar Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Cetakan ke-1. 1987 Rachma, N., A. 2015. Dewadaru atau Nagasari. https://www.biodiversitywarriors.org/isikatalog.php?idk=3800&judul=Dew adaru-atauNagasari. Diunduh pada 23 Juli 2018.