Klasifikasi Stasiun [PDF]

  • Author / Uploaded
  • daris
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KLASIFIKASI STASIUN DI INDONESIA



Berikut adalah jenis-jenis stasiun yang dijelaskan pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2003 yang dibedakan berdasarkan kedudukannya terhadap perjalanan suatu rangkaian kereta api, antara lain :



a. Stasiun Awal Perjalanan Kereta Api, Stasiun asal perjalanan kereta api dan juga sebagai tempat untuk menyiapkan rangkaian kereta api dan memberangkatkan kereta api. b. Stasiun Antara Perjalanan Kereta Api, Stasiun tujuan terdekat dalam setiap perjalanan kereta api yang berfungsi juga untuk menerima kedatangan dan memberangkatkan kembali kereta api atau dilewati oleh kereta api yang berjalan langsung. c. Stasiun Akhir Perjalanan Kereta Api, Stasiun tujuan akhir perjalanan kereta api yang menerima kedatangan kereta api. d. Stasiun Pemeriksaan Perjalanan Kereta Api, Stasiun awal perjalanan kereta api dan stasiun antara tertentu yang ditetapkan sebagai stasiun pemeriksa dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka). Di stasiun pemeriksa wajib dilakukan kegiatan pencatatan mengenai persilangan luar biasa dengan kereta api fakultatif atau kereta api luar biasa. e. Stasiun Batas, Stasiun sebagai pembatas perjalanan kereta api dikarenakan adanya stasiun yang ditutup.



A. Stasiun menurut bentuknya



Menurut Imam Subarkah (1981), stasiun sendiri memiliki jenisnya masing-masing dengan rincian sebagai berikut: a.



Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut. Maksud pembuatan stasiun siku-siku supaya jalan rel dapat mencapai suatu daerah sampai sedalam-dalamnya, misalnya daerah industri, perdagangan, dan pelabuhan.



b. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan. Pada stasiun pertemuan atau junction, dapat pula gedung stasiunnya dibuat sebagai suatu kombinasi dari stasiun paralel dan stasiun siku-siku. c. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengahtengah antara sepur. d. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.



B. Stasiun menurut jangkauan pelayanan a. Stasiun jarak dekat (Commuter Station). b. Stasiun jarak sedang (Medium Distance Station). c. Stasiun jarak Jauh (Long Distance Station)



C. Stasiun menurut letak a. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan. b. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan. c. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan. d. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.



D. Stasiun Menurut Ukuran. a. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api. Seperti:  Stasiun Arjasa  Stasiun Gembong  Stasiun Ciawi  Stasiun Bowerno  Stasiun Brambanan  Stasiun Brumbung  Stasiun Bukit Putus



 Stasiun Bulakamba  Stasiun Bumiwaluya  Stasiun Bungkaih



b. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh Seperti :  Stasiun Cianjur  Stasiun Cibatu  Stasiun Cibungur (Purwakarta)  Stasiun Cicalengka  Stasiun Cigading  Stasiun Ciledug  Stasiun Cilegon  Stasiun Lebuk Pakam  Stasiun Serang  Stasiun Kebayoran  Stasiun Pasuruan



c. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks. Seperti :  Stasiun Gambir, Jakarta Selatan  Stasiun Bandung  Stasiun Yogyakarta  Stasiun Ambarawa, Jawa tengah  Stasiun Surabaya Gubeng  Stasiun Solo Balapan  Stasiun Semarang Tawang  Stasiun Cirebon



E. Stasiun menurut posisi a. Ground level station, bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan platform / peron diatas tanah. b. Over track station, letak bangunan stasiunnya diatas platform / peron. c. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron.



F. Stasiun terpadu Stasiun kereta api terpadu yaitu stasiun yang memberi kemudahan untuk melakukan pergantian antar moda, intra moda, maupun antar jurusan baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional dengan menggunakan lebih dari satu moda transportasi tanpa terputus. Dalam bentuk yang ideal, orang dan atau barang pada stasiun terpadu dapat langsung berpindah moda transportasi, misalnya dari angkutan jalan rel ke jalan raya atau ke moda angkutan udara atau laut dan sebaliknya, sehingga akan lebih banyak memberikan manfaat bagi pengguna terutama dari segi efisiensi perjalanan yang mudah, murah, dan cepat.



CONTOH STASIUN DI INDONESIA



1.



STASIUN BESAR



A. Stasiun Gambir (GMR)



Stasiun Gambir (GMR) adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Gambir, Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya di sebelah timur Monumen Nasional (Monas) serta terhubung akses jalan menuju Monas. Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dengan nama Stasiun Koningsplein dan direnovasi secara besar-besaran menjadi stasiun jalur layang pada 1990-an. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 meter ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 sebagai sepur lurus. Stasiun ini melayani transportasi kereta api kelas eksekutif dan campuran dari dan menuju kota-kota penting dan utama di Pulau Jawa. KRL Commuter Line tidak berhenti melayani naik turun penumpang di stasiun ini sejak pertengahan 1990-an; sedangkan untuk kereta



api



kelas



ekonomi,



bisnis,



serta



sebagian



perjalanan KRL ditambah KA



Gumarang dan KA Senja Utama Solodilayani di Stasiun Pasar Senen. Di Stasiun Gambir tersedia pula bus DAMRI yang salah satu rutenya menuju Bandara Soekarno-Hatta.



B. Stasiun Bandung



Stasiun Bandung (BD) atau Stasiun Hall adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kebonjeruk, Andir, Kota Bandung, tepatnya di perbatasan antara Kelurahan Pasirkaliki dan Kebonjeruk. Stasiun yang terletak pada ketinggian +709 meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api IndonesiaDaerah Operasi II Bandung. Stasiun ini sebelumnya hanya memiliki satu buah bangunan stasiun. Setelah ada renovasi oleh Pemerintah Kota Bandung, maka stasiun ini sekarang terbagi menjadi dua bagian walaupun tetap bersatu. Stasiun ini berlokasi di Jalan Stasiun Timur No. 1 (pintu selatan) dan Jalan Kebon Kawung No. 43 (pintu utara), Kota Bandung. Stasiun ini sendiri juga terkenal sebagai terminal angkutan kota karena banyaknya angkot yang menuju stasiun ini sehingga secara otomatis ia menjadi terkenal di Kota Bandung



dengan predikat "terminal angkot". Stasiun ini adalah stasiun kereta api terbesar di Kota Bandung dan Jawa Barat. Sejak tahun 2014 KA Lokal Bandung Raya dan KA Lokal Cibatu tidak dilayani di pintu utara Stasiun Bandung, melainkan hanya dilayani di pintu selatan. Hal ini guna untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang dan calon penumpang di stasiun ini. Stasiun ini adalah stasiun kereta api di Indonesia yang pertama kali menerapkan sistem check-in dan boarding pass seperti yang berlaku di bandara.



C. Stasiun Yogyakarta



Stasiun



Yogyakarta



(YK) atau



disebut Stasiun



Jogjakarta juga



dikenal



sebagai Stasiun Tugu — merupakan stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Kota Yogyakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +113 meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta, Kota Yogyakarta, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun ini beserta rel KA yang membujur dari barat ke timur berada di Kecamatan Gedongtengen. Stasiun ini melayani pemberangkatan dan kedatangan hampir semua kelas kereta api (KA), kecuali KA kelas ekonomi subsidi. Stasiun besar lainnya di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Lempuyangan, khusus hanya melayani kelas ekonomi dan KA lokal/komuter. Stasiun Yogyakarta terbagi menjadi dua emplasemen, yaitu emplasemen utara dan selatan. Emplasemen utara memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 5 sebagai sepur lurus pertama dan emplasemen selatan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 3 sebagai sepur lurus kedua.



D. Stasiun Surabaya Gubeng



Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) atau yang lebih populer dengan nama Stasiun Gubeng adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya. Meski bernama Gubeng, secara administratif stasiun ini tidak terletak di Kecamatan Gubeng, melainkan terletak agak sedikit ke sebelah utara wilayah Gubeng itu sendiri. Stasiun yang terletak pada ketinggian +5 meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Surabaya dan Jawa Timur serta merupakan stasiun keberangkatan dan kedatangan utama KA dari Kota Surabaya, khususnya yang melalui jalur selatan dan timur Pulau Jawa. Untuk KA yang melalui jalur utara, seperti KA jurusan Jakarta via Semarang, sebagian besar keberangkatan dan kedatangannya dilayani di Stasiun Surabaya Pasarturi.



E. Stasiun Cirebon



Stasiun



Cirebon



(CN)—atau



disebut



juga



sebagai Cirebon



Kejaksan atau Kejaksan saja—merupakan sebuah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Kebonbaru, Kejaksan, Kota Cirebon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 m ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi III Cirebon. Saat ini stasiun ini melayani pemberhentian kereta api kelas eksekutif, kelas bisnis, dan kelas campuran yang melewati Kota Cirebon, ditambah KA Singasari. Untuk kereta api kelas ekonomi, sebagian besar dilayani pemberhentiannya di Stasiun Cirebon Prujakan.



2. STASIUN SEDANG



A. Stasiun Cilegon



Stasiun Cilegon (CLG) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang Wetan, Jombang, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini mulai dibuka pada tanggal 1 Desember 1899[2], dengan petak jalan Stasiun Serang-Stasiun Anyer Kidul sepanjang 27 km. Bangunannya terdiri dari dua buah ruangan: ruangan pertama adalah ruangan kontrol perjalanan kereta api dan ruang kepala stasiun, sedangkan ruang kedua merupakan loket dan administrasi. Bangunan stasiun ini merupakan salah satu dari lima bangunan cagar budaya yang ada di Kota Cilegon



B. Stasiun Ciledug



Stasiun Ciledug (CLD) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Ciledug Lor, Ciledug, Cirebon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk ke dalam Daerah Operasi III Cirebon serta merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Provinsi Jawa Barat lintas Cirebon–Prupuk serta paling tenggara di Kabupaten Cirebon. Ke



arah



barat



stasiun



ini,



sebelum Stasiun



Sindanglaut,



terdapat Stasiun



Karangsuwung yang sudah tidak aktif semenjak jalur ganda Cirebon–Prupuk beroperasi. Sementara ke arah timur stasiun ini terdapat Stasiun Ketanggungan Barat yang juga sudah tidak aktif dengan alasan yang sama.



C. Stasiun Pasuruan



Stasiun Pasuruan (PS) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Trajeng, Panggungrejo, Pasuruan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini merupakan stasiun aktif yang lokasinya paling barat di Daerah Operasi IX Jember. Dengan letak ketinggiannya tersebut, stasiun ini merupakan stasiun aktif yang terletak pada ketinggian terendah di Daop



IX. Stasiun ini termasuk stasiun berperon sisi serta memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ditambah satu jalur badug menuju gudang. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun kereta api tertua di Jawa Timur; diresmikan oleh Staatsspoorwegen pada tanggal 16 Mei 1878 sebagai titik akhir jalur kereta api Surabaya– Pasuruan.[2] Mengingat kepentingannya, stasiun ini dibangun tak jauh dari Jalan Raya Pos (kini menjadi Jalan Soekarno-Hatta) dan dihubungkan dengan Jalan Stasiun yang di sekitarnya terdapat Pasar Besar Kota Pasuruan. Bangunan stasiun ini telah direnovasi terakhir pada tahun 2014. Stasiun ini terhubung dengan jalur trem milik PsSM (Pasoeroean Stoomtram Maatscappij) yang bercabang dari jalur 1 melewati Pecinan (Jalan Niaga) menuju Sengon yang sekarang sudah dinonaktifkan. Selain itu, terdapat juga bekas jalur kereta api menuju Wonorejo dan Winongan yang dahulu juga dikelola oleh PsSM. Ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Bangil, terdapat Stasiun Kraton yang merupakan stasiun paling barat di Daop IX. Stasiun Kraton tersebut kini sudah tidak aktif karena letaknya yang kurang strategis dan jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Pasuruan. Bangunan stasiun masih ada. Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah KA Mutiara Timur



3. STASIUN KECIL



A. Stasiun Bumiwaluya



Stasiun Bumiwaluya (BMW) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Citeras, Malangbong, Garut. Stasiun ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Dahulu nama stasiun ini adalah Malangbong (MB) karena berada di Kecamatan Malangbong. Stasiun ini memiliki tiga jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Saat ini stasiun ini hanya melayani persilangan dan persusulan antarkereta api saja, bukan untuk menaikturunkan penumpang. Persilangan dan persusulan yang dilayani secara resmi berdasarkan Gapeka 1 April 2017 adalah: 



KA Serayu tujuan Kroya bersambung Purwokerto (KA 220/221) bersilang dengan KA Lodaya tujuan Bandung (KA 81) yang melintas langsung







KA Serayu tujuan Kroya bersambung Purwokerto (KA 216/217) bersilang dengan KA Kutojaya Selatan tujuan Bandung (KA 203) yang melintas langsung







KA



Malabar tujuan Malang (KA



92)



bersilang



dengan KA



Argo



Wilis tujuan Bandung (KA 5) yang melintas langsung



B. Stasiun Brumbung



Stasiun Brumbung (BBG) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kembangarum, Mranggen, Demak. Stasiun yang terletak pada ketinggian +18 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang serta merupakan satu-satunya stasiun kereta api yang sampai saat ini masih beroperasi dan aktif melayani penumpang di Kabupaten Demak. Stasiun ini terletak tak jauh dari jalan raya Semarang-Purwodadi. Di timur stasiun ini terdapat Pasar Ganefo.



Dari arah Semarang (barat laut), stasiun ini merupakan tempat percabangan bagi jalur rel ke Surabaya (timur) dan Solo(tenggara). Dengan posisi demikian, peron stasiun ini berbentuk pulau. Stasiun ini memiliki tujuh jalur yang terbagi menjadi dua emplasemen. Emplasemen selatan memiliki tiga jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Solo, sedangkan emplasemen utara memiliki empat jalur dengan jalur 5 sebagai sepur lurus jalur ganda arah hilir (Surabaya) dan jalur 6 sebagai sepur lurus jalur ganda arah hulu (Semarang-Jakarta). Dahulu terdapat juga jalur cabang ke Perhutani. Keunikan stasiun ini adalah diputarnya lagu instrumental Gambang Semarang saat datangannya kereta api penumpang.



C. Stasiun Ciawi Stasiun Ciawi (CAW) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak Ciawi, Ciawi, Tasikmalaya. Stasiun yang terletak pada ketinggian +510 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini mempunyai tiga jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Saat ini stasiun ini hanya melayani persilangan dan persusulan antarkereta api saja, bukan untuk menaikturunkan penumpang. Persilangan dan persusulan yang dilayani secara resmi berdasarkan Gapeka 1 April 2017 adalah: 



KA



Serayu tujuan Jakarta (KA



218/215)



bersilang



dengan KA



Argo



Wilis tujuan Surabaya (KA 6) yang melintas langsung 



KA



Pasundan tujuan Bandung (KA



179)



bersilang



dengan KA



Kahuripan tujuan Blitar (KA 182) yang melintas langsung 



KA Serayu tujuan Jakarta (KA 222/219) bersilang dengan KA Lodaya tujuan Solo (KA 82) dan juga KA Turangga tujuan Surabaya (KA 50) yang keduanya melintas langsung