KLP 6 Askep Tumor Ocular [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................................2 DAFTAR ISI.....................................................................................................................3 BAB 1................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.............................................................................................................4 1. 1



Latar Belakang....................................................................................................4



1. 2



Rumusan Masalah...............................................................................................5



1. 3



Tujuan Penulisan.................................................................................................5



BAB II...............................................................................................................................6 PEMBAHASAN................................................................................................................6 2. 1



Tumor Ocular Benigna.......................................................................................6



2. 2



Tumor Ocular Maligna.....................................................................................13



2. 3



Asuhan Keperawatan........................................................................................25



BAB III............................................................................................................................30 PENUTUP.......................................................................................................................30 3. 1



Kesimpulan.......................................................................................................30



3. 2



Saran.................................................................................................................30



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31



1



BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1



Latar Belakang Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam karena alam sangat penting untuk kelangsungan hidup. Karena itu setiap makhluk hidup khususnya manusa harus daapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Tuhan memberikan indra kepada setiap makhluk hidup. Indra berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreptor dan eksoreseptor, eksoreseptor adalah kebaikan dari intereseptor, eksoresepsor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi diluar tubuh. Yang temasuk eksoreseptor salah satunya yaitu; indra penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya. Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian tubuh yang lain, sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata alat vital yang pengobatannya terkadang sulit sehingga harus mengorbankan pengelihatan. Karena itu sering terjadi tawar-menawar antara dokter dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap pengangkatan tumor ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dan sel-sel tumor, artinya sayatan harus dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan tumor. Bisa bayangkan, betapa sulinya mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa harus mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan



2



matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian, hal inilah yang enimbulkan kekambuhan dan menyebabkan kematian. 1. 2



Rumusan Masalah 1. Apa Definisi Tumor Ocular Benigna? 2. Apa Klasifikasi Tumor Ocular Benigna? 3. Apa Etiologi Tumor Ocular Benigna ? 4. Bagaimana Manifestasi klinis Tumor Ocular Benigna? 5. Bagaimana Penatalaksanaan Tumor Ocular Benigna? 6. Bagaimana Asuhan keperawatan Tumor Ocular ? 7. Apa Definisi Tumor Ocular Maligna ? 8. Apa Klasifikasi Tumor Ocular Maligna ? 9. Apa Etiologi Tumor Ocular Maligna ? 10. Bagaimana Manifestasi klinis Tumor Ocular Maligna ? 11. Bagaimana Komplikasi Tumor Ocular Maligna ? 12. Bagaimana Penatalaksanaan Tumor Ocular Maligna ?



1. 3



Tujuan Penulisan 1. Mengidentifikasi Defenisi dari Tumor Ocular Benigna dan Maligna 2. Mengidentifikasi Menifestasi Klinis Tumor Ocular Benigna dan Maligna 3. Mengidentifikasi Penatalaksanaan Tumor Ocular Benigna dan Maligna 4. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Tumor Ocular



3



BAB II PEMBAHASAN 2. 1



Tumor Ocular Benigna A. Definisi Tumor adalah kumpulan sel yang tumbuh tidak normal, dan dapat bersifat ganas (kanker) atau jinak (non-kanker).Tumor Ocular Benigna adalah sejenis tumor yang berkembang di dalam atau sekitar mata yang bersifat tidak menyerang jaringan di dekatnya atau menyebar ke bagian lain. Tumor Ocular Benigna dapat muncul dibagian kelopak mata atau di dalam dinding mata. Ini disebut choroidal nevi, yang merupakan lesi berpigmen yang ditemukan di dalam mata. Tumor Ocular Benigna juga dapat berkembang dari pertumbuhan abnormal pembuluh darah di dalam atau di sekitar mata, yang disebut hemangioma.  Dalam kebanyakan kasus, tumor ocular benigna tidak terlalu berbahaya dibanding dengan tumor ocular maligna, tapi bisa menjadi serius jika tumor ocular benigna menekan struktur vital seperti pembuluh darah atau saraf, misalnya saraf optik. B. Klasifikasi 1. Choroidal hemangioma Definisi Choroidal hemangioma adalah benjolan atau tumor jinak yang muncul karena terdapat pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal yang tumbuh di dalam lapisan pembuluh darah di bawah retina yang disebut koroid. Tumor ini dapat mempengaruhi ketajaman visual jika terletak di makula (pusat penglihatan) atau cairan bocor (yang 4



menyebabkan ablasi retina atau perubahan kistik di retina). Namun, banyak hemangioma koroid tidak pernah tumbuh atau mengeluarkan cairan dan dapat diamati tanpa pengobatan. Hemangioma koroid bukanlah kanker dan tidak pernah bermetastasis. Choroidal hemangioma memiliki 2 bentuk yaitu dalam bentuk terbatas soliter (Circumcribed Choroidal Hemangioma) dan bentuk difus (Diffuse Choroidal Hemangioma). Penyebab dan patogenesis hemangioma koroidal terbatas (CCH) masih belum jelas, sedangkan hemangioma koroid difus (DCH) bersifat bawaan dan berhubungan dengan sindrom Sturge-Weber . Sindrom Sturge-Weber adalah kelainan neurokutan sporadis yang ditandai dengan malformasi kapiler wajah, angioma leptomeningial, dan kelainan okular vaskular. Baik DCH dan CCH paling sering muncul pada populasi kulit putih, dan usia saat diagnosis masing-masing adalah 8 tahun dan 39 tahun . Tidak ada kecenderungan berdasarkan jenis kelamin atau lateralitas. Manifestasi Klinis Biasanya, Choroidal Hemangioma berwarna kemerahan hingga oranye. Sulit dibedakan dengan Choroidal Melanoma karena adanya peningkatan pigmentasi. Dengan mengangkat retina diatasnya, Choroidal Hemangioma dapat menyebabkan rabun jauh (hyperopia), penglihatan menyimpang (metamorfopsia), lampu berkedip, atau penglihatan kabur. Hemangioma koroid yang tidak menimbulkan gejala sama sekali, biasanya ditemukan pada pemeriksaan mata dilatasi rutin (oftalmoskopi) 2. Cavernous hemangioma Definisi Sinus cavernous adalah area berlubang yang terdapat dibelakang mata. Cavernous hemangioma terjadi ketika kapiler - pembuluh darah kecil yang menghubungkan arteri dan vena - membengkak dan membentuk massa nonkanker yang disebut angioma. Cavernous hemangioma menyumbang antara 3 - 7 persen lesi massa dan paling sering terjadi pada wanita paruh baya. 5



Biasanya, tumor ini terjadi di ruang intrakonal: pada sekitar 20 persen, mereka berada di lokasi intra dan ekstrakonal atau seluruhnya ekstrakonal, lebih jarang, tumor ini melibatkan apeks orbital, kanal saraf optik, atau keduanya dan mungkin muncul dengan gejala yang dalam. Cavernous hemangioma lebih sering ditemukan antara usia 20-40 disebabkan karena semakin bertambah usia maka akan menurun sistem imun dalam tubuh. Manifestasi Klinis Pada beberapa pasien dengan Cavernous hemangioma ini dapat ditandai dengan penglihatan berkurang, cacat pupil aferen, cacat bidang visual, kelopak mata bengkak, massa teraba, dan diplopia dapat terjadi. 3. Orbital pseudotumor



Definisi Pada tahun 1905, Birch-Hirschfield pertama kali mengemukakan mengenai ‘idiopathic orbital inflammatory syndrome’, yang dikenal juga sebagai orbital pseudotumor sebuah proses inflamasi orbital yang nonspesifik, non-neoplastik. Kondisi ini juga dikenal dengan beberapa nama lain,



seperti



:



idiophatic



orbital



inflammation,



idiopathic



orbital



inflammatory syndrome (IOIS) dan inflamasi orbital nonspesifik. Orbital Pseudotumor adalah pembengkakan jaringan di belakang mata yang seringkali menyakitkan, yang terjadi di ruang hampa tempat mata berada (orbit). Kondisi ini tidak menyebar ke jaringan atau tempat lain di tubuh, tetapi pembengkakan dapat berdampak pada jaringan lain di sekitar mata. Pembengkakan dapat membuat gerakan mata menjadi sulit atau



6



menyebabkan



mata



menonjol



keluar.



Pseudotumor



orbital



dapat



memengaruhi satu atau kedua mata. Manifestasi Klinis Orbital pseudotumor memiliki berbagai gejala klinis antara lain yaitu : penonjolan pada bola mata, diikuti oleh pembengkakan kelopak mata dan pembatasan pada motilitas. Hal ini disebabkan karena kakunya struktur tulang orbita menyebabkan setiap penambahan isi orbita yang terjadi di samping atau di belakang bola mata yang akan mendorong organ tersebut ke depan 4. Benign Lymphoid Hyperplasia (LH) Definisi Lymphoid hyperplasia merupakan lesi tunggal yang dapat muncul di konjungtiva yang bersifat jinak ( tidak menyebar dan menyerang organ organ lain). Secara umum benign lymphoid hyperplasia terbagi menjadi 2, yaitu : 



Reactiv Lymphoid Hyperplasia







Atypical Lymphoid Hyperplasia



Biasanya sangat sulit untuk membedakan benign lymphoid hyperplasia dengan malignant lymphoid hyperplasia. oleh karena itu perlu dilakukan biopsi untuk menegakkan diagnosis dan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya keterlibatan sistemik Manifestasi Klinis Berbentuk lesi sedikit meninggi terletak di conjungtiva atau bulbar. C. Etiologi



7



Etiologi dari Tumor Benigna belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, Tumoor Ocular Benigna yang tumbuh pada kelopak mata atau selaput mata diduga bisa disebabkan oleh : 



Sinar Ultraviolet dari Matahari Saat sinar ultraviolet dari matahari mencapai mata, banyaknya proporsi sinar ultraviolet yang diserap oleh mata berbeda tergantung dengan panjang gelombangnya. Semakin panjang gelombang sinar ultraviolet, maka semakin tinggi proporsi yang melewati struktur mata kornea untuk mencapai lensa dan retina. Bukan hanya dalam intensitas tinggi, paparan radiasi UV sehari-hari yang berlebihan dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan berbagai kelainan pada mata, bahkan juga meningkatkan risiko terjadinya katarak dan tumor mata baik yang jinak maupun ganas (kanker mata)







Paparan Angin







Infeksi Virus







Faktor Usia







Faktor Genetik Faktor keturunan juga menjadi pemicu terjadinya tumor mata. Tumor tersebut muncul karena adanya mutasi genetik.







Ras Orang kulit putih juga punya risiko penyakit lebih tinggi dibandingkan orang berkulit hitam karena kurangnya melanin pada kulit.



D. Manifestasi Klinis Gejala Klinis yang dapat muncul yaitu : 1. Kelainan pada kelopak mata atau konjunctiva 2. Adanya lesi pada mata



8



3. Peradangan pada lesi 4. Perubahan penampilan bola mata 5. Gangguan penglihatan E. Pathway



9



F. Penatalaksanaan a. Farmakologi 1) Terapi Steroid Dosis Tinggi Steroid medis adalah obat-obatan yang meniru steroid alami yang diproduksi dalam tubuh oleh kelenjer adrenal anda. Steroid mengurangi peradangan dalam tubuh dan juga menghentikan beberapa sel berkembang baik. Obat steroid datang dalam bentuk oral (pil) atau diberikan secara intravena ( dengan jarum) melalui pembuluh darah. Steroid tropikal lainnya termasuk krim dan tetes. Kortikosteroid adalah steroid yang umum digunakan untuk mata dan ocular growth. 2) Terapi radiasi Terapi radiasi diberikan ke kondisi mata dengan dua cara: terapi sinar eksternal dan brachytherapy plak. Jika sesuai, blachtherapy dapat memberikan pengobatan pada tumor tanpa terpapar sel sehat di



10



sekitarnya. Suatu jenis radiasi “benih” (seukuran beras) melekat pada tumor. 3) Kemoterapi (terapi medis sistemik) Jika terapi steroid tidak berhasil, beberapa pasien menerima obat kemoterapi



untuk



membantu



mengurangi



peradangan



dan



mengecilkan tumor. Kemo dapat diberikan sebagai pil oral atau secara intravena. 4) Bedah Minimal Invasif 5) Jika diperlukan, tumor orbital (mata) dapat diangkat menggunakan operasi tradisional atau bedah endoskopi invasif minimal. Operasi invasif minimal dilakukan melalui hidung anda menggunakan endoskopi, instrumen fleksibel seperti tabung dengan kamera kecil dan ringan. Endoskopi juga memiliki alat pemotong berukuran mikro untuk mengangkat jarigan atau tumor yang terlihat. Manfaat dari opeerasi endoskopi adalah sayatan yang lebih kecil, biasanya waktu penyembuhan lebih cepat, dan rawat inap di rumah sakit lebih singkat. Pilihan bedah kosmetik dan rekonstruktif tersedia setelah pembedahan jika diperlukan. 2. 2



Tumor Ocular Maligna A. Definisi Tumor maligna atau yang biasa disebut dengan kanker adalah kondisi dimana sel tumbuh di luar kendali dan mengeluarkan sel normal. Hal ini membuat tubuh sulit untuk bekerja sebagaimana mestinya. Kanker ini dapat berkembang di mana saja di tubuh. Tumor ocular maligna atau kanker mata dapat merujuk pada kanker apa pun yang dimulai di mata. Jenis kanker mata yang paling umum adalah melanoma. Tetapi ada jenis kanker lain yang mempengaruhi berbagai jenis sel di mata.



11



Mata memiliki 3 bagian utama: 



Bola mata (globe) yang sebagian besar berisi bahan seperti jeli yang disebut vitreous humor dan memiliki 3 lapisan utama (sklera, uvea, dan retina)







Orbit (jaringan yang mengelilingi bola mata)







Struktur adneksa (aksesori) seperti kelopak mata dan kelenjar air mata. Berbagai jenis kanker dimulai di masing-masing area ini.



B. Klasifikasi Kanker yang mempengaruhi mata itu sendiri disebut kanker intraokular (di dalam mata). Kanker yang dimulai di mata disebut kanker intraokular primer, dan kanker intraokuler sekunder jika bermula di tempat lain dan menyebar ke mata. a) Kanker Intraokular Primer Pada orang dewasa, kanker intraokular primer yang paling umum adalah melanoma intraokular dan limfoma intraokular. Sedangkan pada anak-anak, kanker intraokular primer yang paling umum adalah retinoblastoma dan medulloepithelioma. Berikut urainnya : 1. Melanoma Intraokuler



12



Melanoma okuler biasanya dimulai di tengah tiga lapisan mata. Lapisan luar mata adalah sklera, lapisan paling dalam adalah retina, lapisan tengah antara sklera dan retina disebut uvea. Melanoma intraokular merupakan kanker mata di mana sel-sel ganas muncul di bagian mata yang disebut uvea. Uvea meliputi iris (bagian mata yang berwarna), badan siliaris (otot di mata), dan koroid (lapisan jaringan di bagian belakang mata). Uvea mengandung sel penghasil pigmen yang disebut melanosit. Ketika sel-sel ini menjadi kanker, kanker itu disebut melanoma. Melanoma intraokular paling sering terjadi pada orang yang berusia paruh baya.



Kebanyakan melanoma mata



awalnya asimtomatik



sama



sekali. Namun, saat tumor membesar,



hal itu dapat menyebabkan distorsi pupil (melanoma iris), penglihatan kabur (melanoma tubuh siliaris), atau penurunan tajam penglihatan karena ablasi retina sekunder (melanoma koroid). Detasemen retina serosa seringkali mempersulit pertumbuhan tumor. Jika ablasi retina ekstensif terjadi, glaukoma sudut tertutup sekunder kadang-kadang berkembang. Ada 3 jenis melanoma intraokukalar, yaitu : 



Melanoma Iris 13



Melanoma intraokular pada iris biasanya merupakan tumor kecil yang tumbuh perlahan dan jarang menyebar ke bagian tubuh lainnya 



Melanoma Tubuh Siliaris Melanoma intraokular tubuh siliaris seringkali lebih besar dan lebih mungkin menyebar ke bagian tubuh lain daripada melanoma intraokular pada iris.







Melanoma Koroid Kebanyakan melanoma intraokular dimulai di koroid. Melanoma intraokular koroid seringkali lebih besar dan lebih mungkin menyebar ke bagian lain tubuh daripada melanoma intraokular pada iris.



2. Limfoma Intraokuler Limfoma intraokular merupakan jenis kanker mata yang berasal dari sel-sel di kelenjar getah bening di dalam mata. Limfoma intraokular termasuk ke dalam



golongan limfoma



non-Hodgkin. Limfoma



intraokular dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi (retinal atau uveal) dan apakah tumornya primer atau sekunder akibat penyakit sistemik. Limfoma vitreoretinal primer (PVRL) adalah bagian dari limfoma sistem saraf pusat primer (PCNSL). Metastasis limfoma sistemik ke retina 14



sangat jarang. Limfoma intraokular metastatik sekunder akibat metastasis biasanya terbatas pada koroid. Limfoma uveal primer dapat timbul di koroid, iris, dan badan siliaris. 3. Retinoblastoma Retinoblastoma adalah kanker yang dimulai di retina, bagian paling belakang mata.



Ini



adalah jenis kanker mata yang paling umum terjadi pada anak-anak. Retinoblasma ini muncul akibat terjadinya mutasi gen pada retina yang menyebabkan sel-sel retina membelah dengan cepat dan menyebar ke jaringan mata serta bagian tubuh lainnya. Berdasrkan kapan dan di mana perubahan gen RB1 terjadi, retinoblasma di klasifikasikan menjadi 2, yaitu : 



Retinoblasma Bawaan (Diwariskan) Pada sekitar 1 dari 3 anak dengan retinoblastoma, kelainan pada gen RB1 bersifat bawaan (hadir saat lahir) dan ada di semua sel tubuh, termasuk semua sel dari kedua retina. Ini dikenal sebagai mutasi germline. Anak-anak yang lahir dengan mutasi pada gen RB1 biasanya mengembangkan retinoblastoma di kedua mata (dikenal sebagai retinoblastoma bilateral), dan seringkali terdapat beberapa tumor di dalam mata (dikenal sebagai retinoblastoma multifokal).







Retinoblasma Sporadis (Tidak Diwariskan) Pada sekitar 2 dari 3 anak dengan retinoblastoma, kelainan pada gen RB1 berkembang hanya pada satu sel di satu



15



mata. Tidak diketahui apa yang menyebabkan perubahan ini. Seorang anak yang menderita retinoblastoma sporadis (tidak diturunkan) hanya mengembangkan satu tumor di satu mata. Retinoblastoma jenis ini sering ditemukan pada usia anak sedikit lebih tua dibandingkan dengan mereka yang memiliki bentuk yang diturunkan. Anak-anak dengan retinoblastoma jenis ini tidak memiliki peningkatan risiko kanker lain yang sama seperti anakanak dengan retinoblastoma kongenital. 4. Medulloepithelioma Medulloepithelioma adalah jenis tumor yang sangat langka yang dapat dimulai di mata. Ini bukan jenis retinoblastoma, tetapi disebutkan di sini karena biasanya juga terjadi pada anak kecil. Medulloepitheliomas



dimulai di badan siliaris, yang berada di dekat bagian depan mata. Sebagian besar tumor ini ganas (bersifat kanker), tetapi jarang menyebar ke luar mata. Mereka biasanya menyebabkan sakit mata dan kehilangan penglihatan. b) Kanker Intraokular Sekunder



16



Kanker intraokular sekunder adalah kanker yang bermula di tempat lain di tubuh dan kemudian menyebar ke mata, sebenarnya bukan "kanker mata", tetapi sebenarnya lebih umum daripada kanker intraokular primer. Kanker paling umum yang menyebar ke mata adalah kanker payudara dan paru paru . Paling sering kanker ini menyebar ke bagian bola mata yang disebut uvea. C. Etiologi Penyebab pasti dari sebagian besar kanker mata tidak diketahui. Tetapi para ilmuwan telah menemukan bahwa penyakit ini terkait dengan beberapa kondisi lain. Kanker dapat disebabkan oleh perubahan DNA yang mengaktifkan onkogen atau mematikan gen penekan tumor. Beberapa orang dengan kanker mengalami perubahan DNA yang mereka warisi dari orang tua yang meningkatkan risiko penyakit tersebut. Meski belum diketahui penyebabnya, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mata, yaitu: 



Ras/ etnis Risiko melanoma mata jauh lebih tinggi pada orang kulit putih daripada orang Amerika Afrika, Hispanik atau Asia Amerika.







Warna mata Orang



dengan



mata



berwarna



terang



agak



lebih



mungkin



mengembangkan melanoma uveal mata daripada orang dengan warna mata dan kulit yang lebih gelap. 



Usia dan jenis kelamin Melanoma mata dapat terjadi pada semua usia, tetapi risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Melanoma mata sedikit lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita.







Kondisi warisan tertentu 17



Orang dengan sindrom nevus displastik , yang memiliki banyak tahi lalat abnormal pada kulit, berisiko lebih tinggi mengalami melanoma kulit. Mereka juga tampaknya memiliki risiko lebih tinggi terkena melanoma mata. Orang dengan bintik-bintik coklat abnormal pada uvea (dikenal sebagai melanositosis okulodermal juga memiliki peningkatan risiko mengembangkan melanoma mata uveal. 



Tahi lalat Berbagai jenis tahi lalat (nevi) di mata atau di kulit telah dikaitkan dengan peningkatan risiko melanoma mata uveal. Di mata, ini termasuk koroid, koroidal raksasa, dan iris nevi; pada kulit, nevi atipikal, nevi umum pada kulit, dan bintik-bintik. Kondisi mata, yang dikenal sebagai melanosis didapat primer (PAM), di mana melanosit di mata tumbuh terlalu banyak, merupakan faktor risiko melanoma konjungtiva.







Sejarah keluarga Melanoma mata uveal dapat terjadi di beberapa keluarga, tetapi ini sangat jarang terjadi dan alasan genetik untuk hal ini masih diselidiki.



D. Manifestasi Klinis Sebagian besar pasien asimtomatik kecuali tumor mengenai makula atau mengakibatkan ablasi retina sekunder, edema makula, astigmatisme lentikuler, katarak, atau glaukoma. Gejala yang paling umum, ketika terjadi, termasuk penglihatan kabur (38%), fotopsia (9%), floaters (7%), kehilangan lapang pandang (6%), tumor tampak (3%), nyeri (2%), dan metamorfopsia (2%). E. Pathway Pathway nya bisa dilihat di pathway sebelumnya, keduanya bergabung menjadi satu pathway. F. Komplikasi



18



Komplikasi mencakup penyebaran ke otak dan mata yang berlawanan, dan juga bermetastasis ke nodus limfe, tulang, sumsum tulang, dan hati. Tumor sekunder, paling sering sarcoma, dapat juga terjadi pada yang telah menjalani terapi untuk retinoblastoma. Komplikasi lain yang dapat menyebabksan morbiditas pada anak yang dapat dijumpai adalah katarak, optic neuropati, vitreous dan hypoplasia tulang temporal dan faisal. Deformitas pada tulang faisal diatasi dengan rekontruksi pada saat pertumbuhan tersebut. G. Penatalaksanaan Pengobatan tumor mata tergantung pada jenis, lokasi, dan ukurannya. Tumor ganas umumnya memerlukan pengangkatan melalui operasi sayatan mikro, yang dapat didukung dengan kemoterapi atau radioterapi lokal dalam koordinasi dengan ahli onkologi dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk melanoma koroid, terapi pilihan biasanya brachytherapy, yang terdiri dari rutenium radioaktif atau plat yodium yang terletak di daerah tumor selama beberapa hari. Mengingat sifatnya lokal, ini menghindari radiasi eksternal dan mengurangi efek samping, menjadikannya pilihan invasif minimal. Lebih lanjut, hemangioma koroid sering diobati dengan terapi fotodinamik dan retinoblastoma dengan kombinasi kemoterapi laser dan krioterapi. 



Enuclation Enuclation adalah pengangkatan total bola mata. Saat ini, enukleasi paling sering digunakan untuk menghilangkan mata dengan tumor berukuran ekstra besar dan mereka dengan glaukoma parah. Namun, pada tahun 2012, sebagian besar tumor ocular yang didiagnosis di negara maju dapat diobati dengan teknik radiasi dan vision sparing radiation (plak dan berkas proton).



19







Laser in intraocular tumors Laser pada dasarnya diterapkan dalam dua cara. Metode pertama adalah termoterapi transpupillary, yang melibatkan pemanasan massa tumor selama beberapa menit untuk merusak kromosom dalam sel tumor dan akhirnya menyebabkan atrofi. Yang lainnya adalah fotokoagulasi di atas 60º, yang melibatkan pembakaran vaskularisasi tumor untuk mencegah massa tumor mencapai aliran darah dengan menyebabkan atrofi karena kekurangan suplai darah. Pertama, laser diterapkan pada arteri yang membawa darah ke basis tumor, kemudian, ke basis tumor, yang berhenti berkembang, dan, terakhir, ke vena, yang mengembalikan darah dari basis tumor ke aliran darah.



20



Tumor vaskular adalah tumor yang paling umum dirawat dengan laser, karena tumor tersebut membutuhkan lebih banyak suplai darah dan, oleh karena itu, sangat cocok untuk perawatan laser. 



Photodynamic therapy Terapi fotodinamik adalah perawatan yang melibatkan suntikan intravena obat fotosensitif, yang kemudian diaktifkan di retina dengan menerapkan cahaya khusus ke area yang terkena. Saat ini, terapi ini tidak digunakan secara ekstensif seperti suntikan antiangiogenik untuk pengobatan AMD basah. Ini digunakan dalam beberapa subtipe spesifik AMD basah dan, kadang-kadang, dalam kombinasi dengan obat anti-angiogenik untuk mengobati bentuk AMD neovaskular yang resisten.







Ruthenium plaque brachytherapy Brachytherapy adalah pengobatan radioterapi jarak dekat. Ini melibatkan penempatan sumber radioaktif dalam kontak dengan permukaan bola mata dengan ruthenium-106 atau iodine-125, yang merupakan isotop radioaktif. Perawatan digunakan untuk tumor intraokular ganas, seperti melanoma koroidal, retinoblastoma dan metastasis intraokular. Brakiterapi juga dapat



21



diindikasikan untuk kasus tumor vaskular, seperti angioma kapiler retina dan angioma kavernosa.







Scleral surgery intraocular tumor Perawatan ini melibatkan penghancuran tumor intraokular dari permukaan mata tanpa menyerang bola mata. Pada prinsipnya, teknik bedah skleral digunakan terutama pada tumor tipe melanin, seperti melanoma koroid dan, dalam beberapa kasus, tumor vaskular atau metastasis. Teknik ini melibatkan penggunaan, dalam banyak kasus, rutenium-106 radioaktif, atau kadang-kadang plak yodium-125. Plak ini ditempatkan di permukaan mata, berdekatan dengan tumor. Tumor yang dirawat dalam banyak kasus adalah melanoma koroid dan tumor metastasis dan vaskular.







Resection of tumors Reseksi tumor adalah pengangkatan tumor melalui sayatan kecil. Itu dilakukan dengan vitrektomi. Teknik ini biasanya dilakukan untuk tumor yang terletak di dekat saraf optik, tetapi juga dapat digunakan untuk jenis tumor lain. (Institut De Microcirugia Ocular, 2018).







Eye exam Mata akan diperiksa secara menyeluruh, baik di luar maupun di dalam. Pembuluh darah yang membesar di bagian luar mata biasanya merupakan tanda adanya tumor di dalam mata. Kemudian dapat melihat jauh ke dalam



22



mata dengan bantuan ophthalmoscope tidak langsung binokular (BIO). Instrumen ini menggunakan lensa dan cahaya terang untuk melihat ke dalam mata. Slit-lamp juga dapat digunakan untuk melihat struktur interior mata. 



Eye ultrasound Ultrasonografi mata dapat digunakan untuk menghasilkan gambar bagian dalam mata. Transduser ultrasound ditempatkan di kelopak mata tertutup atau di dekat permukaan depan mata.







Optical Coherence Tomography (OCT) Optical koherence tomography (OCT) adalah tes pencitraan non-invasif. OCT menggunakan gelombang cahaya untuk mengambil gambar penampang retina. Dengan OCT, dapat di melihat setiap lapisan khas retina. Ini memungkinkan untuk memetakan dan mengukur ketebalannya. Pengukuran ini membantu diagnosis. OCT juga sering digunakan untuk mengevaluasi gangguan pada saraf optik. OCT membantu untuk melihat perubahan pada serat saraf optik. Misalnya, dapat mendeteksi perubahan yang disebabkan oleh glaucoma.







Fluorescein Angiography Fluorescein angiography (FA) menggunakan kamera khusus untuk mengambil gambar retina. Gambar-gambar ini membantu melihat pembuluh darah dan struktur lain di bagian belakang mata dengan lebih baik.



2. 3



Asuhan Keperawatan A. Pengkajian a) Pengkajian Identitas



23



Data klien berisi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan , agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit. b) Pengakajian Riwayat Kesehatan 



Keluhan Utama Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian. Apakah pasien megalami gangguan penglihatan atau adanya benjolan pada mata.







Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Apakah ada benjolan pada daerah sekitar mata/dahi, ada perasaan yang tidak nyaman akibat adanya benjolan, nyeri, takut. Tampak benjolan pada daerah orbita, kaji ukuran benjolan, jenis benjolan (keras,lunak,mobile/tidak).







Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah riwayat penyakit yang sama diserita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak). Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah terkena penyakit tumor mata, tumor lain, atau penyakit degeneratif lainnya.



c) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan mata secara umum dan secara eksternal serta pemeriksaan orbita secara lebih detail ke bagian orbita. Pemeriksaan mata secara umum di antaranya adalah: 1.



Pemeriksaan visual (visus/visual acuity);



2.



Pemeriksaan daerah kelopak mata dan konjungtiva;



3.



Pemeriksaan daerah kornea, pupil, iris, dan fundus; serta



24



4.



Pemeriksaan otot ekstraokuler.



Pemeriksaan visual dapat dilakukan dengan menggunakan Snellen Chart. Pemeriksaan visual dilakukan untuk melihat apakah penderita mengalami penurunan visus atau tidak dan melihat derajat variasi penurunannya. Gangguan tajam penglihatan tersebut biasanya disebabkan oleh adanya disfungsi saraf optik yang terjadi akibat meningkatnya tekanan intraorbita karena ada sesuatu hal di dalam intraorbita tersebut, seperti tumor atau hal yang lain. Penurunan tajam penglihatan ini dapat terjadi jika saraf optik penderita mengalami penekanan hingga terjadi kebutaan yang permanen jika penekanan saraf optik tersebut tidak segera dihilangkan. Secara fungsi, pemeriksaan visual ini dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lapang pandang (visual field). Penderita yang saraf optiknya mengalami penekanan sebelum kebutaan terjadi biasanya mengalami penurunan lapang pandang. Penurunan lapang pandang ini dapat diperiksa menggunakan alat Ocular Coherence Tomography (OCT), Humphrey Visual Field Analyzer (HVF), atau Perimeter/Goldmann Perimetry.



Slit Lamp (lampu celah biomikroskopi) adalah suatu instrumen yang bekerja dengan sumber cahaya intensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke mata pasien, seperti biomikroskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui



keadaan



segmen



anterior,



seperti



kelopak



mata, 25



konjungtiva, kornea, iris, dan pupil. Pemeriksaan slit lamp ini memberikan pandangan yang diperbesar secara stereoskopik struktur mata secara rinci, sehingga memungkinkan diagnosis anatomi secara detail. Slit lamp ini juga dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya defek kornea, fistula kornea, dan kedalaman sudut bilik mata depan.



Pemeriksaan



daerah



segmen



posterior



dilakukan



dengan



menggunakan direct oftalmoskopi (funduskopi) atau foto fundus. Dengan menggunakan metode tersebut, dapat dilihat kelainan-kelainan pada segmen posterior dan gambaran retina secara detail, termasuk pembuluh darah (arteri dan vena sentralis), makula, dan saraf retina (n. optik). Pemeriksaan otot ekstraokuler digunakan untuk melihat adanya penurunan pergerakan bola mata (ocular motility test). Pemeriksaan ini menggunakan pemeriksaan 6 atau 9 arah kardinal (six/nine cardinal of gaze). Pemeriksaan orbita di antaranya adalah: 1.



Pemeriksaan pengukuran penonjolan bola mata



2.



Palpasi;



3.



Inspeksi; dan



4.



Auskultasi.



Proptosis atau penonjolan bola mata atau juga sering disebut dengan eksoftalmos ini terjadi pada gejala klinis kanker mata dan ratarata terjadi pada kasus jenis kanker mata intraokuler dan retrobarbital. Proptosis muncul karena adanya penambahan volume intraokuler yang



26



mendesak bola mata maju dan ke arah luar. Pengukuran eksoftalmos proptosis ini dilakukan dengan alat eksoftalmometer. Ada 2 (dua) tipe eksoftalmometer, yaitu eksoftalmometer hertel atau eksoftalmometer naugle. Eksoftalmometer hertel ini digunakan untuk mengukur proptosis



secara



unilateral,



sedangkan



eksoftalmometer



naugle



digunakan untuk mengukur proptosis secara relatif dari sisi rima orbital superior dan inferior. Ukuran penonjolan mata orang normal adalah sekitar 12-20mm. Apabila terdapat perbedaan pengukuran lebih dari 2mm di antara kedua mata dan penonjolan mata lebih dari 20mm, maka penderita dinyatakan proptosis. Selain itu, hal yang penting dalam pemeriksaan dasar orbita adalah palpasi, inspeksi, dan auskultasi tumor. Palpasi atau perabaan pada tumor memiliki hal penting yang dapat dinilai, di antaranya: 1) tumor atau benjolan yang teraba dapat dinilai konsistensinya; 2) benjolan tersebut mudah digerakkan atau lekat pada dasar; 3) apakah terdapat nyeri saat ditekan atau tidak; dan 4) permukaan benjolan tersebut rata atau tidak.



Pada inspeksi, terdapat dua hal dasar yang harus diperhatikan, yaitu: 1) inspeksi terhadap gerakan bola mata (ocular motility test) yang telah dibahas sebelumnya, dan 2) pemeriksaan adanya pulsasi tanda dari



27



fistula arteri-vena atau defek dari atap orbita. Pemeriksaan adanya pulsasi ini biasanya secara auskultasi atau menggunakan stetoskop untuk mendengar adanya aliran darah fistula arteri-vena atau biasa disebut “bruit”. Selain itu, biasanya juga muncul berupa gejala “corkscrew”, yaitu adanya pelebaran pembuluh darah episklera dengan dasar konjungtiva. (Soebagjo, 2019) d) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang Tumor Ocular Benigna Selama pemeriksaan mata, pemeriksaan akan menanyakakan gejala



dan



memeriksa



penglihatan



dan



gerakan



mata



dengan



ophthalmoscope tidak langsung (instrumen dengan lampu dan lensa pembesar kecil). Setelah ini, tes pencitraan dapat meliputi : 



USG Pemeriksaan ultrasonologi membantu kami menentukan ukuran bentuk, dan loksi tumor. Mereeka sangat membantu saat bagian belakang mata tidak dapat dilihat selama pemeriksaan mata. Sylvester memiliki pasien ultrasound muktahir dengan teknisi ultrasound yang sangat terlatih dan berdedikasi. Bekerja sama dengan ahli mata Bascom Palmer, kami memberikan hasil diagnostik yang cepat dan akurat.







Pemindahan pencitraan rasonansi Magnetik (MRI) MRI menggunakan kombinasi magnet dan gelombang radio, bersama dengan komputer untuk membuat serangkaian gambar yang mendalam. MRI kepala memungkinkan kita untuk melihat mata dan soket dengan lebih baik dan mencari kemungkinan penyakit.







Pemindahan Tomografi Terkomputerisasi (CT)



28



CT scan melibatkan pencitraan sinar-X – mengambil gambar bagian dalam mata anda dan juga struktur mata di sekitarnya. Gambar-gaambar tersebut digabungkan dengan komputer, memberikan gambaran 3D rinci dari are tersebut. 



Biopsi Tumor orbital dapat didagnosis menggunakan biopsi (stempel jaringan) yang disebut orbitotomi atau dengan vitrektomi (stempel gelvitreous dari dalam mata) dengan anestesi lokal atau umum.







Tes darah dan cairan tulang belakang Pengujian sistematik (darah dan cairan tulang belakang) mungkin



menunjukkan



tanda-tanda



peradangan



atau



sel



abnormal. Tes tersebut melihat jumlah sel darah lengkap, tingkat sedimentasi, kadar asam urat, dan banyak lagi.



Pemeriksaan Penunjang Tumor Ocular Maligna 



Eye exam Mata akan diperiksa secara menyeluruh, baik di luar maupun di dalam. Pembuluh darah yang membesar di bagian luar mata biasanya merupakan tanda adanya tumor di dalam mata. Kemudian dapat melihat jauh ke dalam mata dengan bantuan ophthalmoscope tidak langsung binokular (BIO). Instrumen ini menggunakan lensa dan cahaya terang untuk melihat ke dalam mata. Slit-lamp juga dapat digunakan untuk melihat struktur interior mata







Eye ultrasound



29



Ultrasonografi mata dapat digunakan untuk menghasilkan gambar bagian dalam mata. Transduser ultrasound ditempatkan di kelopak mata tertutup atau di dekat permukaan depan mata. 



Optical Coherence Tomography (OCT) Optical koherence tomography (OCT) adalah tes pencitraan noninvasif. OCT menggunakan gelombang cahaya untuk mengambil gambar penampang retina.Dengan OCT, dapat di melihat setiap lapisan khas retina. Ini memungkinkan untuk memetakan dan mengukur ketebalannya. Pengukuran ini membantu diagnosis. OCT juga sering digunakan untuk mengevaluasi gangguan pada saraf optik. OCT membantu untuk melihat perubahan pada serat saraf optik. Misalnya, dapat mendeteksi perubahan yang disebabkan oleh glaukoma.







Fluorescein Angiography Fluorescein angiography (FA) menggunakan kamera khusus untuk mengambil gambar retina. Gambar-gambar ini membantu melihat pembuluh darah dan struktur lain di bagian belakang mata dengan lebih baik.



B. Diagnosis Keperawatan 1. Gangguan Persepsi Sensori b.d proses penyakit tumor ocular 2. Gangguan citra tubuh b.d pembesaran sel-sel tumor 3. Risiko cedera b.d lapang pandang yang menurun



Diagnosis keperawatan pre dan post operasi 1. Nyeri akut b.d kondisi pembedahan 2. Ansietas b.d rencana operasi



30



3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif 4. Defisien pengetahuan b.d prosedur tindakan C. Intervensi Keperawatan Diagnosa Gangguan persepsi sensori



Kriteria Hasil Setelah dilakukan tindakan



Intervensi Minimalisasi Rangsangan



berhubungan dengan



keperawatan



Observasi:



proses penyakit tumor



selama … x 24 jam







ocular



diharapkan masalah



dan tingkat



Definisi :



keperawatan gangguan



kenyamanan (mis.



Perubahan persepsi



persepsi sensori dapat



nyeri, kelelahan)



terhadap stimulus baik



teratasi dengan



Terapeutik:



internal maupun eksternal



kriteria hasil:







yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebih atau terdistorsi.



Periksa status sensori



Diskusikan tingkat toleransi terhadap



Persepsi Sensori 



Batasan Karakteristik:



beban sensori (mis.



Verbalisasi melihat bayangan meningkat



terlalu terang) 



Batasi stimulus







Respon tidak sesuai







Konsentrasi membaik



lingkungan (mis.







Bersikap seolah







Orientasi membaik



cahaya, aktivitas)



melihat 







Jadwalkan aktivitas



Konsentrasi



harian dan waktu



memburuk



istirahat Edukasi: 



Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur pencahayaan ruangan, membatasi kunjungan



Kolaborasi: 



Kolaborasi dalam 31



meminimalkan prosedur/tindakan 



Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi proses



Gangguan citra tubuh



Setelah dilakukan tindakan



stimulus Promosi Citra Tubuh



berhubungan dengan



keperawatan



Observasi :



pembesaran sel-sel tumor



selama … x 24 jam







Identifikasi harapan



diharapkan masalah



citra tubuh



Definisi :



keperawatan gangguan



berdasarkan tahap



Perubahan persepsi tentang



citra tubuh dapat teratasi



perkembangan



penampilan, struktur dan



dengan



fungsi fisik individu.



kriteria hasil:



pernyataan kritik



Citra Tubuh



terhadap diri sendiri



Batasan Karakteristik :    







Verbalisasi kecacatan







Monitor frekuensi



Terapeutik :



Perubahan fungsi



bagian tubuh



tubuh



meningkat



stres yang



Respon nonverbal pada



mempengaruhi citra



tubuh



perubahan dalam



tubuh



Perasaan negatif



bagian tubuh cukup



tentang tubuh



baik



mengembangkan



Hubungan sosial cukup



harapan citra tubuh



baik



secara realistis



Perubahan struktur



Menolak menerima perubahan























Diskusikan kondisi



Diskusikan cara



Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh



Edukasi : 



Anjurkan menggunakan alat 32



bantu 



Latihan peningkatan



Risiko cedera berhubungan



Setelah dilakukan tindakan



penampilan diri Pencegahan Cedera



dengan lapang pandang



keperawatan



Observasi :



yang menurun



selama … x 24 jam







Identifikasi



diharapkan masalah



lingkungan yang



Definisi :



keperawatan risiko jatuh



berpotensi



Berisiko mengalami



dapat teratasi dengan



menyababkan



kerusakan dan gangguan



kriteria hasil:



cedera



kesehatan akibat terjatuh



 Tingkat Jatuh



Faktor Risiko : 







Identifikasi kesesuaian alas kaki



Kejadian jatuh dari



pada ekstremitas



Gangguan



tempat tidur



bawah



penglihatan



menurun  



Kejadian jatuh saat







Sediakan



berdiri menurun



pencahayaan yang



Kejadian jatuh saat



memadai



duduk menurun 



Terapeutik :







Gunakan lampu



Kejadian jatuh saat



tidur selama jam



dikamar mandi



tidur



menurun







Sediakan alas kaki anti slip







Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi di tempat tidur jika perlu







Patikan barangbarang pribadi mudah dijangkau







Pertahankan posisi 33



tempat tidur diposisi terendah saat digunakan 



Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam kondisi terkunci







Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan







Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien



Edukasi : 



Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga







Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri



Intervensi Keperawatan Pre dan Post Operasi



34



NO. DIAGNOSA NOC 1. Nyeri Akut (Domain 12. Setelah



NIC dilakukan Manajemen Nyeri



Kelas 1. Kode diagnosis perawatan selama …x 24 000132)



jam



pasien



dapat Observasi :



mengontrol nyeri dengan Definisi



:



-



pengalaman kriteria hasil :



sensori dan emosional tidak



nyeri



komprehensif



Mampu



yang meliputi lokasi,



mengenali kapan



karakteristik,



nyeri terjadi



onset/durasi,



Mampu



frekuensi,



kualitas,



yang digambarkan sebagai



menggunakan



intensitas



atau



kerusakan



tindakan



beratnya nyeri dan



pencegahan



factor pencetus



menyenangkan



-



Lakukan pengkajian



berkaitan



dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau (



-



International



Association for the Study of Pain); awitan yang tiba -



-



Mampu



-



Pastikan



perawatan



tiba atau lambat dengan



menggunakan



analgesic bagi pasien



intensitas



tindakan



dilakukan



berat, dengan berakhirnya



pengurangan



pemantauan



dapat



[nyeri]



ketat



ringan



hingga



diantisipasi



atau



diprediksi, dengan durasi kurang dari 3 bulan.



analgesic -



Batasan Karakteristik :



tanpa -



dengan yang



Gali bersama pasien



Mampu



factor – factor yang



menggunakan



dapat



analgesic



factor – factor yang



yang



menurunkan



-



Perilaku ekspresif



direkomendasika



dapat



menurunkan



-



Sikap



n



atau



memperberat



tubuh



melindungi -



Sikap



nyeri



melindungi



area nyeri



Terapeutik :



-



Perilaku protektif



-



Focus



pada



diri



sendiri



-



Pilih



dan



implementasikan tindakan



yang



beragam ( misalnya Faktor yang berhubungan -



Agens cedera fisik



farmakologi,



non-



farmakologi, interpersonal) untuk 35



memfasilitasi penurunan



nyeri



sesuai



dengan



kebutuhan -



Berikan



klien



penurunan



nyeri



yang optimal dengan peresepan analgesic Edukasi : -



Ajarkan penggunaan teknik



non-



farmakologi



pada



klien



untuk



menurunkan nyeri -



Ajarkan



metode



farmakologi



untuk



menurunkan nyeri Kolaborasi : -



Kolaborasi



dengan



pasien, terdekat



orang dan



kesehatan



tim



lainnya



untuk memilih dan mengimplementasika n tindakan penuruna nyeri farmakologi,



nonsesuai



kebutuhan



2. Ansietas ( domain 9. Kelas 2. Kode diagnosis 00146)



Setelah



dilakukan Pengurangan Kecemasan



perawatan selama …x 24 36



jam



klien



Definisi : perasaan tidak mengontrol



dapat Observasi kecemasan



-



Kaji



untuk



tanda



dan



non-



nyaman atau kekhawatiran diri dengan hasil yang



verbal



yang samar disertai respons



verbal kecemasan



otonom ( sumber sering kali



diharapkan -



Mampu



Terapeutik :



tidak spesifik atau tidak



mengurangi



diketahui



individu);



penyebab



yang



yang



kecemasa



meyakinkan



oleh



perasaan



takut



disebabkan oleh antisipasi



-



-



Mampu



-



Gunakan pendekatan tenang



dan



Berada disisi klien



terhadap bahaya. Hal ini



menggunakan



untuk meningkatkan



merupakan



strategi



rasa



isyarat



kewaspadaan memperingatkan



yang individu



-



koping



aman



yang efektif



mengurangi



Mampu



ketakutan



akan adanya bahaya dan



menggunakan



memampukan



individu



teknik



untuk bertindak menghadapi ancaman.



-



relaksasi



Lakukan



dan



usapan



pada



punggung



untuk



leher



dengan



mengurangi



yang tepat



/



cara



kecemasan Batasan Karakteristik :



-



Perilaku



Mampu



Edukasi :



mempertahankan



-



semua



prosedur



termasuk



-



Gerakan ekstra



tidur



-



Insomnia



adekuat



sensasi yang akan



-



Gelisah



Mampu



dirasakan



yang



-



Khawatir



tentang



memantau



mungkin



akan



perubahan



dalam



manifestasi fisik



dialami oleh klien



peristiwa kehidupan



dan perilaku dari



selama



kecemasan



[dilakukan]



-



Afektif



yang



Jelaskan



-



Gelisah



-



Berikan



-



Sangat khawatir



factual



-



Gugup



diagnosis,



-



Ragu



perawatan,



prosedur informasi terkait dan



prognosis Fisiologis -



Wajah tegang



Terapi Relaksasi 37



-



Peningkatan keringat



Observasi -



Tentukan apakah ada intervensi dimasa



relaksasi lalu



sudah



yang



memberikan



manfaat -



Identifiksi



dan



temukan yang



perilaku



menunjukkan



terjadinya relaksasi , misalnya



bernafas



dalam,



menguap,



pernafasan



perut,



atau bayangan yang menenankan Terapeutik -



Gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat untuk setiap kata



-



Dorong klien untuk mengulang



praktik



teknik relaksasi , jika memungkinkan Edukasi : -



Berikan



deskripsi



detail



terkait



intervensi dimasa sudah



relaksasi lalu



yang



memberikan



manfaat -



Tunjukkan



dan 38



praktikkan



teknik



relaksasi pada klien 3. Risiko Infeksi ( domain 11.



Setelah



dilakukan Kontrol Infeksi



Kelas 1. Kode diagnosis perawatan selama …x 24 00004)



jam



klien



melakukan Definisi



:



mengalami



invasi



multiplikasi patogenik



-



organisme yang



-



dapat



factor risiko mengembangkan



perawatan pasien



kulit



efektif



dalam



-



Gunakan yang



risiko



dianjurkan



Mampu



aturan



melakukan



ditetapkan -



risiko Mampu menghindari



sarung



tangan sebagaimana



mengontrol



control terhadap -



Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan



yang



-



Terapeutik :



Mampu strategi



Prosedur invasif



tepat



-



Gangguan integritas



Kondisi Terkait :



teknik



Mampu mengidentifikasi



Faktor Risiko :



Pastikan



perawatan luka yang



dan hasil yang diharapkan :



-



-



control



Rentan terhadap risiko dengan



mengganggu kesehatan



-



dapat Observasi :



telah sesuai



yang



Batasi



telah jumlah



pengunjung Edukasi : -



Anjurkan



pasien



ancaman paparan



mengenai



teknik



kesehatan



mencuci



tangan



dengan tepat -



Anjurkan pengunjung



untuk



mencuci tangan pada saat memasuki atau meninggalkan ruangan pasien Kolaborasi : 39



-



Berikan



terapi



anntibiotik



yang



sesuai



4. Defisien



Pengetahuan Setelah



dilakukan Peningkatan



Kesadaran



( domain 5. Kelas 4. Kode perawatan selama …x 24 Kesehatan diagnosis 00126)



jam klien dapat memiliki pengetahuan



Definisi : Ketiadaan atau manajemen



terkait Observasi : penyakit



-



Pertimbangkan



defisien informasi kognitif kronik dengan hasil yang



pengalaman



yang berkaitan denagn topic



terkait



dengan



Mampu



system



perawatan



mengetahui



kesehatan, termasuk



factor – factor



promosi



Ketidakakuratan



penyebab



perlindungan



mengikuti perintah



tumor ocular ini



kesehatan,



Mampu



pencegahan



tertentu atau kemahiran



diharapkan -



Batasan Karakteristik : -



-



dari



pasien



kesehatan,



-



Perilaku tidak tepat



-



Kurang



mengetahui tanda



penyakit, perawatan



pengetahuan



dan gejala tumor



kseshatan



ocular



pemeliharaan



Mampu



system



mengetahui



perawatan kesehatan



-



strategi



-



untuk



-



dan serta



navigasi



Pertimbangkan



mengelola nyeri



yang



yang



mungkin



ketahui



ditimbulkan dari



kondisi



tumor ocular



kesehatannya



atau



Mampu



risikonya



dan



mengetahui



menghubungkan



kapan



untuk



mendapatkan bantuan



pasien tentang



informasi dengan



dari



telah



hal



baru apa



yang



pasien sudah ketahui



seorang 40



professional kesehatan



Terapeutik : -



Gunakan



strategi



untuk meningkatkan pemahaman klien -



Dorong penggunaan langkah – langkah efektif [memiliki] terhadap



untuk koping gangguan



kesadaran kesehatan Edukasi : -



Berikan pendidikan kesehatan satu per satu atau konseling juga memungkinkan



BAB III PENUTUP 3. 1



Kesimpulan Tumor adalah kumpulan sel yang tumbuh tidak normal, dan dapat bersifat ganas (kanker) atau jinak (non-kanker). Tumor ocular benigna adalah sejenis tumor yang berkembang di dalam atau sekitar mata yang bersifat tidak menyerang jaringan di dekatnya atau menyebar ke bagian lain. Tumor Ocular Benigna juga dapat berkembang dari pertumbuhan abnormal pembuluh darah di dalam atau di sekitar mata, yang disebut hemangioma. Tumor maligna atau yang biasa disebut dengan kanker adalah kondisi dimana sel tumbuh di luar kendali dan mengeluarkan sel normal. Hal ini membuat tubuh sulit untuk bekerja sebagaimana mestinya. Kanker ini dapat berkembang di mana saja di tubuh. Tumor ocular maligna atau kanker mata dapat merujuk pada kanker apa pun yang dimulai di mata. Kanker yang



41



mempengaruhi mata itu sendiri disebut kanker intraokular (di dalam mata). Kanker yang dimulai di mata disebut kanker intraokular primer , dan kanker intraokuler sekunder jika bermula di tempat lain dan menyebar ke mata. 3. 2



Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah yang dibuat dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggungjawabkan.



Evidence Based Practice :



42



Dalam Indian Journal of Clinical and Experimental Ophthalmology tahun 2020 yang ditulis oleh Rajendra P Maurya MS, Ph.D berjudul Ocular oncology practice during SARS-CoV-19 related lockdown, dijelaskan bahwa selama pandemi SARSCovid 19 terjadi, proses pengobatan tumor ocular di rumah sakit turut mengalami perubahan. Untuk meminimalisir penyebaran virus covid 19, proses pengobatan dilakukan dengan memprioritaskan tumor ocular yang bersifat darurat atau emergensi. Di dalam jurnal ditampilkan tabel daftar prioritas tumor ocular yang menjadi acuan dalam penatalaksanaan tumor okular. Dalam situasi pandemi COVID-19, tumor ganas dapat menyebabkan kematian atau kecacatan seperti retinoblastoma, melanoma uveal, dan rhabdomyosarcoma, dll lebih diprioritaskan daripada tumor jinak yang keganasannya kurang agresif seperti karsinoma sel basal (BCC) dan tumor jinak lainnya. Pasien yang berisiko rendah, tumor jinak dan tidak mendesak diberikan pilihan konsultasi telemedicine atau untuk menunda kunjungan dan pengobatan mereka. Survei umum dengan mengacu pada pasien di India melaporkan bahwa 77,5% dokter mata dapat menggunakan beberapa bentuk telemedicine yang bisa dalam bentuk panggilan telepon sederhana atau video-call, layanan pesan singkat (SMS) dan obrolan whatsup untuk melakukan konsultasi. Intervensi seperti pemeriksaan retinoblasma di anestesi umum dimana intubasi diperlukan atau prosedur pembedahan dimana kemungkinan aerosolisasi virus membawa resiko cukup tinggi untuk penularan SARS-CoV-2 yang membutuhkan kewaspadaan khusus dan cukup tinggi sehingga dibutuhkan penggunaan perangkat APD yang lengkap



43



DAFTAR PUSTAKA



Bedinghaus, T. (2020). An Overview of Eye Tumors. Dipetik November 1, 2020, dari https://www.verywellhealth.com Char, H. D. (2001). Tumors of the Eye and Ocular Adnexa. London: American Cancer Society Duran, Brenda Pagan. (2020). What conditions can OCT help to diagnose?. American Academy



of



Ophtalmology.



Retrieved



from



https://www.aao.org/eye-



health/treatments/what-does-optical-coherence-tomography-diagnose (diakses 1 November 2020) Finger, P. T. (n.d.). Choroidal Hemangioma. New York Eye Cancer Center. Retrieved from



https://eyecancer.com/eye-cancer/conditions/choroidal-tumors/choroidal-



hemangioma/ ( diakses 28 oktober 2020) Haryono, F. T., Ibrahim, & Kusumastuti, E. (2014, Oktober). Penilaian Penonjolan Bola Mata (Proptosis) pada Penderita Orbital Pseudotumor. FK UNSRI(4) Institut De Microcirugia Ocular. (2018). Ocular Tumours. Retrieved from https://www.imo.es/en/ocular-tumours (diakses 29 oktober 2020) Jaafar, M., & Madigan, W. (2020). Pediatric Orbital and Ocular Tumor. Children's National Hospital. Retrieved from https://childrensnational.org/visit/conditionsand-treatments/eye-conditions/orbital-and-ocular-tumors (diakses 27 oktober 2020) Porter, D., & Mendoza, O. (2020). American Academi of Ophthalmology. Dipetik Oktober 31, 2020, dari American Academi of Ophthalmology ; What is Ocular Melanoma: https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-ocular-melanoma Porter, Daniel. (2018). What Is Fluorescein Angiography?. American Academy of Opthalmology. Retrieved from https://www.aao.org/eye-health/treatments/whatis-fluorescein-angiography (diakses 1 November 2020 44



PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, ed.1. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, ed. 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan. PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, ed. 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan. Shiel Jr, W. C. (2018, Desember 21). MedicineNet. Diakses Oktober 2020, 2020, dari Medical



Definition



of



Intraocular



Melanoma:



https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=40565 Soebagjo, H. D. (2019). Ongkologi Mata. Surabaya: Airlanggga University Press. The American Cancer Society medical and editorial content team. (2018, November 30). American Cancer Society. Diakses Oktober 31, 2020, dari American Cancer Society; What Is Eye Cancer?: https://www.cancer.org/cancer/eye-cancer.html The American Cancer Society medical and editorial content team. (2018, Desember 4). American Cancer Society. Diakses Oktober 31, 2020, dari American Cancer Society



;



Retinoblastoma:



https://www.cancer.org/cancer/retinoblastoma/about.html The American Cancer Society medical and editorial content team. (2018, November 30). The American Cancer Society. Diakses Oktober 31, 2020, dari The American Cancer Society ; Cause Risk: https://www.cancer.org/cancer/eyecancer/causes-risks-prevention/what-causes.html The American Cancer Society medical and editorial content team. (t.thn.). American Cancer Society . Diakses Oktober 31, 2020, dari American Cancer Society : What is Eye Cancer: https://www.cancer.org/cancer/eye-cancer.html Uslyvester Comprehensive Cancer Centre. (2018). Benign Eye Diseases. Dipetik Oktober



30,



2020,



dari



https://umiamihealth.org/:



45



https://umiamihealth.org/en/sylvester-comprehensive-cancer-center/treatmentsand-services/eye-and-ocular-cancer/benign-eye-diseases Yam, J. C., & Kwok, A. K. (2014). Ultraviolet Light adn Ocular Diseases. International Ophthalmology,



34(2).



Retrieved



from



https://www.researchgate.net/publication/267033393_Ultraviolet_light_and_ocu lar_diseases ( diakses 27 oktober 2020



46