KLP 6 Makalah Industri Detergen.. [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ita
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “INDUSTRI DETERJEN”



OLEH: KELOMPOK VI : Theresia Avelina Agung Mirnawati sofyaun Ita faramita Mardiana M. Iqbal



PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belekang Kata ”detergen” yang berarti membersihkan sesuatu, berasal dari kata Latin adalah detergeneyang berarti menghapus. Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Kemampundeterjen yang membersihkan lebih baik menyebabkan deterjen mulai dilirik oleh sebagian orang untuk dikembangkan kemampuannya untuk membersihkan selain itu pula kebutuhan manuuia sehari-hari yang sangat membutuhkan deterjen untuk membersihkan menjadikan deterjen sebagai salah satu komoditas yang cukup baik pejualannyadipasaran. Berbagai macam brand deterjen dipasaraan saling mengklaim bahwa produk merekalah yang terbaik dalam membersihkan segala macam noda. Namun masyarakatlah yang menentukan produk mana yang terbaik untuk mereka. Disisi lain harga deterjen dengan kualitas yang cukup baik dalam membersihkan ternyata harganya sangat mahal sehingga hanya sebagian saja yang bisa yang bisa menikmatinya, tentuya orang-orang yang memeilki kelebihan materi. Oleh karena itu sebagai mahasiswa khususnya kita mahasiswa yang mempunyai basic ilmu kimia harus mengetahui bagaimana cara membuat deterjen, apalagi jika itu deterjen dengan mutu yang baik. B. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pebuatan detergen.



BAB II PEMBAHASAN II.1. Penggolongan Deterjen Dilihat Bentuk Fisiknya II.1.1 Berdasarkan bentuk fisiknya, deterjen dibedakan atas: a. Deterjen Cair secara umum deterjen cair hampir sama dengan deterjen bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya deterjen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih. Deterjen krim, bentuk deterjen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan baku keduanya berbeda. Deterjen bubuk, jenis deterjen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, deterjen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu deterjen bubuk berongga dan deterjen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya. b. Deterjen bubuk berongga. Deterjen bubuk berongga mempunyai ciri butirannya berongga seperti bola sepak yang didalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini dihasilkan oleh proses spraydrying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan proses pengeringan). Kelebihan deterjen bubuk berongga dengan deterjen bubuk padat adalah deterjen bubuk berongga tampak volumenya lebih besar. c. Deterjen bubuk padat. Bentuk butiran deterjen bubuk padat bentuknya seperti bola tolak peluru, yaitu semua bagian butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga. Butiran deterjen yang padat ini merupakan hasil olahan dari



proses pencampuran kering (drymixing). Kekurangan deterjen bubuk padat ini tampak volumenya tidak besar sehingga kelihatan sedikit. II.I.2. Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut: a. Surfaktan Surfaktan (surfaceactiveagent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. b. Builder Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. c. Filler Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat. d. Aditif Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih



untuk



maksud



komersialisasi



produk.



Contoh



Boraks,Sodium klorida, CarboxyMethylCellulose (CMC).



II.1.3. Bahan Baku untuk Pembuatan Deterjen 1.



Bahan Aktif



:



Enzim,



Bahan aktif ini merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus ada dalam pembuatan deterjen. Secara kimia bahan kimia ini dapat berupa sodium laurylsulfonate. Sodium laurylsulfonate dengan beberapa nama dagang dengan nama texapone, Emal, luthensol, dan neopelex. Secara fungsional bahan mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif ini mempunyai busa banyak dan bentuknya jel (pasta). 2.



Bahan pengisi Bahan ini berfungsi sebagai bahan pengisi dari keseluruhan bahan baku. Pemberian bahan pengisi ini dimaksudkan untuk memperbesar atau memperbanyak volume. Keberadaan bahan ini dalam deterjen sematamata dilihat dari aspek ekonomis. Bahan pengisi deterjendisini menggunakan sodium sulfat (Na2SO4). Bahan lain sebagai pengisi deterjen dapat mengguanakan tetra sodium pyroposphate dan sodium sitrat. Bahan ini berbentuk serbuk, berwarna putih dan mudah larut dalam air.



3.



Bahan penunjang Salah satu contoh bahan penunjang deterjen adalah soda abu (Na2CO3) yang berbentuk serbuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi sebagai meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam deterjen tidak boleh terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan efek panas pada tangan saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lainnya adalah STPP (sodium tripolyposphate) yang juga penyubur tanaman. Ini dapat dibuktikan air bekas cucian disiramkan ke tanaman akan menjadi subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yng merupakan salah satu unsur dalam jenis pupuk tertentu.



4.



Bahan Tambahan (aditif) Bahan tambahan ini sebenarnya tidak harus ada didalam pembuatan deterjen. Namun demikian, produsen mencari hal-hal baru untuk



mengangkat nilai dari deterjen itu sendiri. Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah CMC (Carboxylmethylcellulose). Bahan ini berbentuk serbuk putih yang berfungsi mencegah kotoran kembali ke pakaian. 5.



Bahan Wangi Keberadaan bahan wangi ini sangat penting keberadaannya, sebab suatu deterjen dengan kualitas baik bila menberi parfum salah akan berakibat fatal dalam penjualan. Parfum untuk deterjen bentuknya cair kekuning-kuningan. II.1.4.



Komposisi Pembuatan Deterjen



a. Texapon b. Na2SO4 secukupnya c. NaHCO3 25% d. NaCO3 7% e. STPP / CMC secukupnya f. Parfum secukupnya II.1.5. a.



Peralatan Dan Cara Membuat



Peralatan yang dibutuhkan : 1. Wadah 2. pengaduk kayu 3. saringan deterjen



b.



Cara Membuat Deterjen 1. Texapon + NaHCO3 aduk rata 2. (1) + Na2CO3 aduk rata 3. (2) + Na2SO4 aduk rata 4. (3) + STPP/CMC aduk rata 5. Diayak dan keringkan 6. Parfum



7. Siap dipasarkan c.



Kelebihan Deterjen



1. Daya bersihnya kuat atau membersihkan kotoran yang membandel. 2. Direndam berhari-hari baju tidak akan menimbulkan bau. 3. Hemat air karena hanya sekali bilas d.



Bahan-bahan yang diperlukan:



1. Caustik soda (soda api) 45 gr 2. Air dingin 150 cc 3. STTP 45 gr 4. Air dingin 150 cc 5. Soda Ash 105 gr (di tambah air dingin) 300 cc (ditambah CMC) 30 gr 6. ABS 300 gr 7. Parfume 3 cc 8. Sepuhan warna 1 cc II.1.6. Proses Pembuatan Deterjen 1. Caostik soda, air dingin, bahan pewarna dicampur dan diaduk-aduk sampai merata. 2. Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran pertama tadi. Pengadukan agak lama karena STTP sulit larut. 3. Campuran ketiga sadalah Soda Ash dan air diaduk sampai larut kemudian bubuhkan CMC sambil terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-agar. 4. Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga merata, setelah merata masukkan campuran ketiga dan aduk terus. 5. Tuangkan ABS pada campuran tersebut lalu diaduk, pengadukkan harus tekun,teliti, dan sempurna. Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi cream. 6. Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar wanginya merata ke seluruh cream yang di buat.



7. Sabun Deterjen siap untuk dikemas dan dipakai.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan dapat diatas dapat disimpulkan bahwa deterjen dapat dibuat dengan bahan yang sederhana seperti caustic soda, STTP, CMC, ABS, dengna cara mencampurkan bahan-bahan ini. B. Saran Kami menyarankan agar dalam mata kuliah kimia industry ada praktek, sehingga ada suatu materi yang menjadi bekal mahasiswa di masyarakat nanti.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. Resep Dan Cara Membuat Deterjen Bubuk. http://yukitakelaundry.blogspot.com/ 2009/11 /resep-dan-cara -membuat-deterjen-bubuk.html [diakses 25 April 2010]



Anonim. Deterjen.http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen. [diakses 25 April 2010]



Anonim. Peluang Usaha Produksi Deterjen Skala Rumahan. http://bisnisukm.com/peluangusahaproduksi-deterjen-skala-rumahan.html. [diakses 25 April 2010]



Anonim. Mau Deterjen. http://iwanmalik.wordpress.com/2008/05/14/mau-deterjen/#more-6. [diakses 25 April 2010]



DIAGRAM ALIR PEMBUATAN DETERJEN Caostik soda + air dingin + bahan pewarna



STTP + air dingin



Soda Ash + Air



Diaduk



Diaduk



Diaduk



+ CMC Diaduk Dicampur



Diaduk



Dicampur



Terbentuk cream



+ Parfum Di bungkus