Makalah KLP 6 Pengolahan Skor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASSESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI “PENGOLAHAN SKOR”



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 NURHIKMAH. HR ERNI SYAHTAR



PENDIDIKAN BIOLOGI 2018 C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2020



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran Biologi. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang berintelektual seperti sekarang ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai materi “Pengolahan Skor”. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, tidak menutup kesempatan bagi pembaca yang hendak memberi kritik dan saran berkenaan dengan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Makassar, November 2020



Kelompok VII



i



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i KATA PENGANTAR........................................................................................ii DAFTAR ISI.......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................1 C. Tujuan.....................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Pengolahan Data Hasil Evaluasi.................................................3 B. Pengolahan Skor Mentah Dalam PAP....................................................4 C. Pengolahan Skor Mentah Dalam PAN....................................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................13 B. Saran........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar, hal ini menjadi penting sebab dengan adanya evaluasi dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan serta perkembangan proses belajar mengajar dan masih banyak hal lain yang berhubungan dengan pentingnya dan tujuan evaluasi. Dapat dikatakan bahwa semakin baik atau semakin buruknya sebuah pembelajaran sangat ditentukan oleh proses pengevaluasiannya. Kebanyakan pengajar tidak begitu memperdulikan teknikteknik yang baik dalam    menyelenggarakan suatu instrumen dan ilmu-ilmu yang ada dalam evaluasi pembelajaran. Penilaian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. Penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik dengan memiliki beberapa tujuan. Penilaian atau assesmen merupakan



kegiatan



informasi



hasil



belajar



peserta



didik



secara



berkesinambungan menetapkan apakah peserta didik telah menguasai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum. Berdasarkan data informasi yang telah diproses. Nilai dalam proses pembelajaran tidak begitu saja dapat digunakan sebagai acuan atau tolak ukur penilaian guru terhadap kemampuan siswanya, maupun tolak ukur siswa itu sendiri terhadap kemampuannya sendiri. Sangat penting bagi guru untuk mengolah data hasil penilaian yang sudah dilakukan. Manfaat dari pengolahan nilai akan sangat membantu guru dan siswa dalam pemahaman kemampuan seorang siswa. Patut untuk diperhatikaan oleh para pengajar tentang pentingnya menguasai ilmu pengolahan hasil evaluasi. Dengan ilmu ini maka tidak dikhawatirkan terjadi ketidak adilan dalam pemberian nilai pada peserta didik.



1



B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Teknik pengolahan data hasil evaluasi 2. Bagaimana   Pengolahan skor mentah dalam PAP 3. Bagaimana Pengolahan skor mentah dalam PAN C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah yaitu : 1.



Untuk mengetahui Teknik pengolahan data hasil evaluasi



2.



Pengolahan skor mentah dalam PAP



3.



Pengolahan skor mentah dalam PAN



2



BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Pengolahan Data Hasil Evaluasi Banyak guru yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari peserta didiknya, tetapi tidak memperhatikan cara mengolahnya sehingga data tersebut menjadi mubazir (data tanpa makna). Sebaliknya, jika hanya ada data yang relative sedikit, tetapi sudah mengetahui cara pengolahannya, maka data tersebut akan mempunyai makna. Pada umumnya, pengolahan data hasil tes menggunakan bantuan statistic. Analisis statistic digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu datadata yang berbentuk angka, sedangkan untuk data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata-kata, tidak dapat diolah dengan statistic. Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada 4 (empat) langkah pokok yang harus ditempuh, yaitu: 1. Menskor, yaitu memberi skor terhadap hasil tes yang dapat diperoleh oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman konversi. 2. Mengubah skor mentah menjadi skor standard sesuai dengan norma tertentu. 3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai baik berupa huruf maupun angka. 4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda. Bila semua jawaban siswa dalam suatu tes sudah diperiksa dan diberikan skor, maka kita akan memperoleh skor akhir untuk setiap siswa. Skor inilah yang disebut dengan skor mentah. Kegiatan ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena menjadi dasar bagi pengolahan hasil tes menjadi nilai prestasi. Kita tidak dapat menjadikan skor mentah ini sebagai nilai akhir untuk siswa, kita harus mengubah dan mengolahnya terlebih dahulu menjadi skor terjabar. Dalam mengolah skor mentah (raw score) menjadi nilai huruf dan skor standart dengan urutan uraian sebagai berikut: 1. Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf



3



2. Mengolah skor mentah menjadi skor standart 1-10 3. Mengolah skor mentah menjadi skor standart Z dan T



B. Pengolahan Skor Mentah Dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) Pada pendekatan Ini, lebih memfokuskan atau menitikberatkan pada hal apa saja yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Artinya, kemampuankemampuan apa yang telah dicapai oleh peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari keseluruhan program. Jadi, penilaian acuan patokan meneliti apa yang bisa dikerjakan oleh peserta didik, dan bukan membandingkan antara peserta didik yang satu dengan yang lain dalam kelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau dengan patokan yang spesifik. Patokan yang dimaksud yakni merupakan suatu tingkatan dalam pengalaman belajar yang diharapkan tercapai seusai kegiatan belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah diterapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya kriteria yang digunakan adalah 75% , bagi peserta didik yang kemampuannya di bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan pengulangan atau remedial. Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar dari para peserta didik, karena dalam penilaian tersebut peserta didik diusahakan mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. Dalam menentukan batas kelulusan (passing grade) dalam pendekatan ini, maka setiap skor peserta didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya, dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik yang memperoleh skor 85 sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0 – 10, dan demikian seterusnya. 1. Pengolahan Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Sebelum membahas pengelolaan skor kita buat perumpamaan terlebih dahulu. Terdapat 60 item soal pilihan ganda pelajaran bahasa Arab, tiap item



4



yang benar berbobot 1. Skor mentah yang diperoleh 20 siswa adalah 32, 36, 27, 50, 22, 34, 35, 37, 43, 17, 21, 42, 46, 32, 31, 28, 57, 57, 54, 51. Prosedur yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai jika semua item dapat dijawab dengan benar. Skor ideal diperoleh dengan jalan menghitung jumlah item yang diberikan serta bobot dari tiap-tiap item. Dari contoh diatas diketahui skor idealnya adalah 60 b. Mencari rata-rata ideal (id) dengan rumus: = ½ x skor ideal      =  ½  x  60  =  30 c. Mencari deviasi (SD) ideal dengan cara: SD =  1/3  x    SD =  1/3  x  30 = 10 d. Menyusun kebutuhan konversi sesuai dengan yang dibutuhkan.  Adapun pedoman konversi dengan adalah: + 1,5  (SD)     = 30 + 1,5 x 10 =  45 = A + 0,5  (SD)     = 30 + 0,5 x 10 =  35 = B -  0,5  (SD)     = 30 -  0,5 x 10 =  25 = C -  1,5  (SD)     = 30 -  1,5 x 10 =  15 = D Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa siswa yang mendapat skor 45 – 60 mendapat nilai A, 35 – 44 = B, 25 – 34 = C, 15 – 24 = D, 0 – 14 = E. Pemberian nilai dengan menggunakan huruf disesuaikan dengan huruf yang terdapat dalam urutan abjad. Huruf tidak hanya menunjukkan kuantitas, tetapi dapat juga digunakan sebagai simbol untuk menggambar kualitas. Skala angka 50



Nilai huruf A



Predikat Sangat baik



37



B



Baik



33



C



Cukup



22



D



Kurang



5



E



Sangat kurang



5



2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi Skor 1-10 Untuk mengubah skor mentah menjadi skor terjabar dalam skala 1 – 10 dapat digunakan ketentuan-ketentuan berikut: +  2,25 (SD) = 10  = 30 + 2,25 x 10 = 53 = 10 +  1,75 (SD) = 9    = 30 + 1,75 x 10 = 48 = 9 +  1,25 (SD) = 8    = 30 + 1,25 x 10 = 43 = 8 +  0,75 (SD) = 7    = 30 + 0,75 x 10 = 38 = 7 +  0,25 (SD) = 6    = 30 + 0,25 x 10 = 33 = 6 - 0,25 (SD) = 5      = 30 -  0,25 x 10 = 28 = 5 - 0,75 (SD) = 4      = 30 -  0,75 x 10 = 23 = 4 - 1,25 (SD) = 3      = 30 -  1,25 x 10 = 18 = 3 - 1,75 (SD) = 2      = 30 -  1,75 x 10 = 13 = 2 - 2,25 (SD) = 1      = 30 -  2,25 x 10 =  8  = 1 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang mendapat skor 53 – 60 mendapat nilai 10, 48 – 52 = 9, 43 – 47 = 8, 38 – 42 = 7, 33 – 37 = 6, 28 – 32 = 5, 23 – 27 = 4, 18 – 22 = 3, 13 – 17 = 2, 8 – 12 = 1, dan skor dibawahnya 0. Bila kita ingin agar skala tersebut lebih halus yakni ada nilai diantara nilai-nilai tersebut, seperti 9,5; 8,5; 7,5 dan seterusnya, kita bisa memperkecil jarak antar skala-skala itu. Diantara 2,25 (SD) dan 1,75 (SD) dapat ditempatkan 2,00 (SD) yang ekuivalen dengan nilai 9,5. Diantara 1,75 (SD) dan 1,25 (SD) dapat ditempatkan 1,50 (SD) yang ekuivalen dengan nilai 8,5 dan begitu seterusnya. 3. Pengolahan Skor Mentah Menjadi Skor Standar Z dan T 



Skor Z Pengolahan skor mentah menjadi skor Z ini sering kali dirasakan perlunya karena dengan hanya melihat skor mentah saja kita belum dapat memberikan tafsiran yang baik dan tepat. Dengan menggunakan ratarata  dan SD kita dapat menjabarkan atau mengubah skor-skor yang diperoleh menjadi skor Z dengan menggunakan rumus dibawah ini. 6



´



( X −S X )



Z = Z=



Contoh: Diketahui: skor ( X ) = 35; rata-rata ( X´ ) = 60; simpangan baku (S) = 20, jadi Z = 



= -1,25 ( 35−60 20 )



Skor T       Sedangkan T- Score disebut juga skala 0-100. Rumus T- Score adalah: T – Score =50 +



(



X − X´ 10 S



)



Keterangan: 50 dan 10 = Bilangan tetap X = Skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik X´ = rata-rata s = simpangan baku Contoh: Peserta didik A memperoleh skor Mentah 35, rata-rata = 60 dan simpangan baku = 2. Dengan demikian, nilai yang diperoleh peserta didik A dalam skala nilai 0 – 100 adalah: 50 +



10 = 37,5 ( 35−60 20 )



C. Pengolahan Skor Mentah Dalam Penilaian Acuan Norma (PAN) Pada pendekatan Penilaian Acuan Norma, makna dari angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam kelompok/kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relatif seorang peserta didik dibandingkan dengan teman sekelasnya. Tujuan penilaian acuan norma adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok dari tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam suatu kelompok menggambarkan suatu kurva normal.



7



Pada umumnya, PAN digunakan dalam seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini dikembangkan dari materi yang dianggap guru penting sebagai sampel dari materi yang telah disampaikan. Guru memiliki kewenangan untuk menentukan bagian mana yang dianggap penting, karena itu guru harus bisa membatasi jumlah soal yang diperlukan. Tidak semua materi yang telah disampaikan kepada peserta didik akan dimunculkan soalsoalnya secara lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi, mulai dari yang mudah sampai pada yang sukar sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan pada penilaian acuan norma lebih banyak mendorong pada kompetisi daripada membangun semangat kerja sama. Dengan kata lain, keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. PAN biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil belajar peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan PAN sama dengan PAP. Perbedaannya hanya terletak dalam menghitung rata-rata dan simpangan baku. 16 Dalam pendekatan PAN, rata-rata dan simpangan baku dihitung dengan rumus statistik sesuai dengan skor mentah yang diperoleh peserta didik. Langkah-langkah pengolahan data dengan Pendekatan Penilaian Acuan Normal (PAN) adalah sebagai berikut: a. Mencari skor mentah tiap peserta didik b. Menghitung rata-rata ( X´ ) aktual dengan rumus: X aktual = Md + (



∑ fd )i n



Keterangan: Md = Mean duga f = frekuensi d = deviasi fd = frekuensi kali deviasi n = jumlah sampel i = interval



8



c. Menghitung simpangan baku ( s ) aktual dengan rumus:                              s=



√ i



n ( ∑ fd 2 )−( ∑ fd 2) n ( n−1 )



d. Menyusun pedoman konversi Langkah-langkah penyelesaian: a. Menyusun skor terkecil sampai dengan skor terbesar seperti berikut: 17 25 30 34 37 42 50 17 27 31 34 37 42 50 20 27 31 35 37 43 50 21 27 31 35 38 43 50 21 28 32 36 38 44 22 29 32 36 38 46 22 29 32 36 39 47 24 30 33 36 40 50 Selanjutnya data ini ditabulasikan dalam daftar distribusi frekuensi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kelas interval. Untuk membuat kelas interval dapat digunakan rumus Sturges, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Mencari Rentang (Range), yakni skor terbesar dikurangi skor terkecil. 50-17 =33 Ket :Skor terbesar = 50 Skor terkecil = 17 Rentang = 33 2) Mencari banyak kelas interval Banyak kelas



= 1 + (3,3) log n = 1 + (3,3) log 50



                            



= 1 + (3,3) (1,7160)



                           



= 1 + 5,6628



                           



= 6,6628 = 7 (dibulatkan)



3) Mencari interval kelas i=



Rentang 33 = 33 6,6628 = 4,9529 ≈ 5 Banyak kelas 6,6628



4) Menyusun daftar distribusi frekuensi Kelas Interval 47 – 51



Frekuensi 6



42 – 46



6



9



37 – 41



8



32 – 36



12



27 – 31



11



22 – 26



4



17 – 21 Jumlah



5 52



b. Menghitung rata-rata actual Kelas



F



D



Fd



F



Interval 47 – 51



6



+3



18



54



42 – 46



6



+2



12



24



37 – 41



8



+1



8



8



32 – 36



12



0



0



0



27 – 31



11



-1



-11



11



22 – 26



4



-2



-8



16



17 – 21 5 Jumlah 52 Rumus rata-rata actual



-3



-15 4



45 158



∑ fd 4 ) 𝑖 = 34 + ( ) 5 = 34,38 X´ = Md + ( n 52 c. Menghitung simpangan baku aktual 52 ( 158 )−(4 2) 52 (52−1 )



S =







n ( ∑ fd 2 )−( ∑ fd 2)



=







8216−16 5 = √ 3,092006 = 8,79 2652



i



5



n ( n−1 )



=



√ 5



d. Menyusun pedoman konversi Pedoman konversi yang digunakan sama dengan PAP, hanya berbeda pada penghitungan rata-rata (x) dan simpangan baku (SD). Dalam menafsirkan pendekatan PAP, maka dapat digunakan langkahlangkah sebagai berikut: Misal, 1) Skala Lima: 10



A X´ + 1,5 (s) = 34,38 + 1,5 (8,79) = 47,57 B X´ + 0,5 (s) = 34,38 + 1,5 (8,79) = 38,78 C X - 0,5 (s) = 34,38 - 1,5 (8,79) = 29,99 D X - 1,5 (s) = 34,38 - 1,5 (8,79) = 21,20 Dengan demikian, skor 32 nilainya C, skor 20 nilainya E, skor 35 nilainya C, skor 24 nilainya D, dan Skor 17 nilainya D. 2) Skala Sepuluh: 10 X´ + 2,25 (s) = 34,38 + 2,25 (8,79) = 54,16 9 X + 1,75 (s) = 34,38 + 1,75 (8,79) = 49,76 8 X + 1,25 (s) = 34,38 + 1,25 (8,79) = 45,37 7 X + 0,75 (s) = 34,38 + 0,75 (8,79) = 40,97 6 X + 0,25 (s) = 34,38 + 0,25 (8,79) = 36,58 5 X - 0,25 (s) = 34,38 - 0,25 (8,79) = 32,18 4 X - 0,75 (s) = 34,38 - 0,75 (8,79) = 27,79 3 X - 1,25 (s) = 34,38 - 1,25 (8,79) = 23,39 2 X - 1,75 (s) = 34,38 - 1,75 (8,79) = 19,00 1 11



X - 2,25 (s) = 34,38 - 2,25 (8,79) = 14,60 Dengan demikian, skor 32 nilainya 4, skor 20 nilainya 2, skor 35 nilainya 5, skor 24 nilainya 3, dan skor 17 nilainya 1. Secara teoritik, pendekatan penilaian terdiri atas 2 pendekatan yakni PAP dan PAN. Akan tetapi biasanya dalam praktiknya, kita dapat menggabungkan pendekatan PAP dan PAN. Pendekatan gabungan digunakan dengan asumsi bahwa kedua pendekatan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pedoman konversi yang digunakan dalam PAP dan PAN sama, tapi perbedaannya adalah hanya terletak pada perhitungan rata-rata dan simpangan baku.



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, terdapat 2 metode pendekatan dalam mengolah hasil evaluasi tersebut, yakni metode Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN). Keduanya memiliki kesamaan, yang berbeda hanya pada penghitungan Standar deviasinya. Pengolahan hasil penilaian dalam bentuk peringkat atau ranking merupakan suatu teknik mengolah data hasil pembelajaran siswa menjadi suatu bentuk apresiasi berupa angka, huruf, atau deskripsi selama waktu pembelajaran yg telah dilaluinya. Peringkat dapat menjadi motivasi maupun teguran bagi siswa itu sendiri, walaupun sejatinya ranking bukanlah tolak ukur yg scr pasti dapat menilai seseorang itu pandai atau tidak. Pemberian ranking membutuhkan beberapa teknik statistika dibagi menjadi, Simple Rank, Percentile Rank, dan Standar Deviasi yg terdiri dari 5 bentuk yaitu penyusunan urutan kedudukan atas 3 Ranking, 5 Ranking, 11 Ranking, serta penggunaan Z – Score, dan T – Score. B. Saran Hendaknya seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan karena dengan adanya evaluasi ini akan dapat menunjang kualitas dan mutu pendidikan kita. Sebagaimana evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas sangatlah penting karena dengan adanya hal tersebut kita dapat belajar bagaimana cara mengevaluasi dari



13



kegiatan belajar mengajar apakah sudah dapat mencapai tujuan yang diinginkan.



DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2006. Konsep Guru tentang Evaluasi dan Aplikasinya dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Program Pascasarjana UPI. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Persada. Sukardi. 2008. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip dan Operasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara



14