KONEKSI Antar materi-TOPIK 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

K



ONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 4 – KERANGKA STRATEGI Nama Prodi MK



: Novila Edza Putri : Matematika : Perkembangan Peserta Didik



1. Teori pendekatan pembelajaran berdiferensiasi a. Pengertian pendekatan pembelajaran berdiferensiasi Butler dan Lowe (2008) menyatakan pendekatan pembelajaran berdifferensiasi adalah suatu pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi setiap siswa. Suatu pembelajaran tersebut dirancang untuk memaksimalkan pertumbuhan belajar para siswa dengan mencari informasi. Adapun cara mencari informasi agar kita mengetahui sudah ditingkat mana kemampuan belajar siswa tersebut. Lalu membantunya untuk lebih berkembang dan lebih maju lagi. Dengan demikian pendekatan pembelajaran berdifferensiasi dapat diartikan sebagai resep dokter, kenapa demikian karena dokter akan memberi resep kepada pasiennya sesuai dengan dosis yang diperlukan oleh pasien tersebut. Dosis yang sesuai tentu dapat menyembuhkan penyakit yang ada pada pasien tersebut. Dengan kata lain pendekatan pembelajaran berdifferensiasi dirancang agar semua siswa dapat belajar dengan cara yang mereka inginkan. Jadi tanpa adanya paksaan siswa dapat memilih minat mereka sendiri. Bao (2010) menyatakan “If children do not learn the way we teach them, then we must teach them the way they learn”. Ada tiga perspektif yang dapat menjawab pertanyaan ini yaitu perbedaan dalam perkembangan kognitif dan kemampuan, intelegensi ganda, serta gaya dan preferensi belajar. Seperti yang telah diketahui, bahwa perkembangan kognitif anak melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dengan keterampilan sensorik dan motorik kasar, berpikir konkret, dan operasi abstrak. Walaupun



tahapan



yang



dilalui



oleh



setiap



anak



sama,



namun



prosesperkembangannya dilalui dalam kecepatan yang berbeda-beda. Guru bertanggung jawab untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan



tahapan perkembangan kognitif siswa. Selain itu, guru juga harus mengetahui zona perkembangan proksimal siswa, yaitu perbedaan antara perkembangan aktual siswa dan apa yang dapat dilakukannya secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial siswa dan apa yang dapat dicapainya dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sejawat yang lebih mahir. Guru juga harus menyadari, bahwa setiap anak terlahir dengan kecerdasan ganda (multiple intelligence), yaitu matematis-logis, linguistik, musik, ruang (spasial).



b. Penerapan pendekatan pembelajaran berdifferensiasi Pendekatan pembelajaran berdifferensiasi adalah cara untuk menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa. Sehingga, untuk menerapan pendekatan pembelajaran ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu : 1. Mengumpulkan informasi tentang siswa, informasi yang harus dikumpulkan tentang siswa meliputi interest (minat), learning profil (profil belajar), readiness (kesiapan belajar siswa). 2. Merancang pendekatan pembelajaran berdifferensiasi, pembelajaran di dirancang dengan membedakan isi, proses, dan produk berdasarkan perbedaan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. 3. Menerapkan pendekatan pembelajaran berdifferensiasi pada pembelajaran : a) Penilaian yang dilakukan secara terus menerus (on going) dan saling berkaitan erat. b) Guru harus bekerja keras untuk bisa memberikan penghargaan kepada semua siswa. Karena setiap karya harus dihargai sama, bagaimanapun hasildan bentuk karya tersebut. Semua sama-sama menarik dan sama-samaberfokus pada esensial dan keterampilan yang ingin dicapai. c) Fleksibel adalah ciri khas kelas pengelompokan, dasar pengelompokansiswa tidak monoton. Dapat diubah sesuai kebutuhan, misalnya pada dua pertemuan awal pengelompokan siswa berdasarkan gaya belajar, maka pada pertemuan selanjutnya dapat diubah berdasarkan kesiapan siswa. d) Menggunakan soal terbuka. e) Guru sebagai pencari informasi tentang siswa dan bagaimana siswa belajar dalam kondisi tertentu. Hasil yang didapatkan guru tentang kesiapan siswa,



minat, dan pola belajar siswa dapat membantu guru merencanakan langkah selanjutnya dalam membuat instruksi. f) Guru merencanakan sehingga semua siswa belajar dengan berbagai rekannya selama pembelajaran.



c. Karakteristik Karakteristik pendekatan pembelajaran berdiferensiasi Menurut Mukti dan Sayekti (2003:37) menyatakan pembelajaran berdifferensiasi memiliki 4 karakteristik, yaitu : 1. Pengajaran yang dilakukan berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi pelajaran. 2. Ada pengelelompokan siswa secara fleksibel. 3. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi ke dalam kurikulum. 4. Siswa secara aktif bereksplorasi di bawah bimbingan dan arahan guru. Berdasarkan penjelasan karakteristik di atas, pembelajaran literasi seharusnya dilaksanakan berdasarkan kondisi awal siswa, bukan seharusnya apa yang dicapai oleh siswa. Dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdifferensiasi, guru harus memahami secara mendalam tentang siswanya, baik dalam kesiapan belajar, minat, maupun gaya atau profile belajar siswa tersebut.



2. Culturally Responsive Teaching a. Pengertian culturally responsive teaching College (dalam Musanna, 2012) menyatakan bahwa Culturally Responsive Teaching adalah rasa saling menghormati terhadap latar belakang dan keadaan peserta didik tanpa memandang status individu dan kekuasaan, dan ketika ada perencanaan pembelajaran yang mencakup berbagai kebutuhan, kepentingan, danorientasi di ruang kelas. Pengajaran yang responsif secara budaya adalah pedagogi yang mengakui pentingnya memasukkan referensi budaya siswa dalam semua aspek pembelajaran. Budaya adalah pusat pembelajaran. Ia berperan tidak hanya dalam mengkomunikasikan dan menerima informasi, tetapi juga dalam membentuk proses berpikir kelompok dan individu. Pedagogi yang mengakui, menanggapi, dan merayakan budaya fundamental menawarkan akses penuh dan setara ke pendidikan



bagi siswa dari semua budaya.



Understood teacher fellow menyatakan pengajaran yang responsif secara budaya (CRT) adalah pendekatan berbasis penelitian yang membuat hubungan bermakna antara apa yang dipelajari siswa di sekolah dan budaya, bahasa, dan pengalaman hidup mereka. Hubungan ini membantu siswa mengakses kurikulumyang ketat, mengembangkan keterampilan akademik tingkat tinggi, dan melihat relevansi antara apa yang mereka pelajari di sekolah dan kehidupan mereka. Pengajaran yang responsif secara budaya (CRT) membantu menciptakan lingkungan, kurikulum, dan metode pengajaran yang memvalidasi dan mencerminkan keragaman, identitas, dan pengalaman semua siswa. Saat kami melakukannya, kami meningkatkan tingkat ketelitian akademis untuk semua pelajar. Ini juga mengirimkan pesan bahwa pendidik menghargai semua siswa dan bahwa multikulturalisme adalah aset. Konsep pengajaran yang responsive secara budaya memperlihatkan bagaimana cara untuk memaksimalkan prestasi akademik siswa dengan mengintegrasikan referensi budaya mereka sejak di kelas di sekolah dasar. Di zaman sekarang banayk sekolah yang menggunakan culturally responsive teaching untuk mengajar dengan siswa yang beragam. Menurut sekolah culturally responsive teaching sangat ampuh untuk menjangkau semua siswa. Alasan culturally ini banyak dipilih karena culturally responsive teaching dapat meningkat harapan siswa. Culturally responsive teaching menjauhkan sekolah dari pembelajaran yang deficit. Pola pikir defisit akan fokus pada apa yang siswa tidak dapat lakukan. Jadi siswa tidak bias menyesuaikan minat dan bakatnya dalam pembelajaran yang ada. Sebaliknya culturallyresponsive teaching ini berpusat pada anak terutama pada siswa dari kelompok yang kurang terlayani yang keterampilannya sering diremehkan. Aikenhead (2000) menyatakan bahwa tahapan-tahapan untuk menciptakan pembelajaran bermakna adalah dengan mengaitkan pembelajaran berbasis budaya. Pendidik harus menyadari bahwa kimia memiliki kaitan erat dengan budaya siswa, yang sangat mempengaruhi cara berpikirnya. Ladson & Billings (1995) mengemukakan pandangannya terhadap pengajaran kepada siswa berlatar belakang budaya yang berbeda. Culturally Responsive Teaching merupakan pedagogi yang menyadari bahwa melibatkan latar belakangkebudayaan



siswa dalam semua aspek pembelajaran merupakan hal yang penting.



b. Karakteristik culturally responsive teaching Karakteristik pendekatan pembelajaran culturally responsive teaching, yaitu: 1. Mengakui adanya warisan budaya dari berbagai kelompok etnis yang berbeda. 2. Membangun hubungan yang bermakna antar peserta didik. 3. Menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang terkait dengan berbagai macam gaya belajar yang berbeda. 4. Mengajarkan peserta didik untuk mengetahui dan mencintai warisan budaya mereka sendiri serta menghargai kebudayaan orang lain, 5. Menggabungkan informasi multikultural, sumber daya, serta keterampilan untuk diajarkan di sekolah.



3. Pengajaran Sesuai Level (Teaching at the Right Level (TaRL)) Teaching at right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik . Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya. Teaching at right level (TaRL) dapat menjadi jawaban dari persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas. Untuk menerapkan pendekatan ini, tentunya seorang pendidik harus melakukan beberapa tahapan, sbb: 1. Pahami Peserta Didik. Pahami peserta didik, dengan apa yang mereka sukai, tipe gaya belajar apa yang membuat mereka nyaman, serta bagaimana karakteristik setiap peserta didik. Dan selalu ingat bahwa setiap peserta didik itu unik dan memiliki kemampuannya masing- masing. 2. Rancang Perencanaan Pembelajaran. Rancang perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil identifikasi peserta didik serta pengelompokkan peserta didik dalam tingkat yang sama. 3. Mengikuti Ragam Pelatihan. Sebagai seorang pendidik, pentingnya untuk mengikuti berbagai ragam pelatihan guna memahami konsep pendekatan serta teknik yang sesuai agar TaRL dapat diimplementasikan dengan baik.