Kosmetika - 6K - Formulasi Sediaan Sabun Pembersih Wajah - Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORMULASI SEDIAAN SABUN PEMBERSIH WAJAH (FACIAL WASH)



Dosen Pengampu : Apt. Yudi Srifiana, M.Farm Disusun oleh : Kelompok 4 1. Annisa Putri Sulistiawati



( 1904015071 )



2. Dina Faiza Ellyana



( 1904015007 )



3. Qonita Lutfiah



( 1904015279 )



4. Tasha Asyari



(1904015145 )



5. Devi Agna Sulistyaningsih



( 1904015201 )



PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2022



BAB I LATAR BELAKANG Kosmetik ialah sediaan atau bahan yang diperuntukkan pada bagian luar manusia (epidermis, bibir, kuku, rambut dan organ l bagian luar genetikal atau mulut mukosa dan gigi, terutama untuk membersihkan, memberikan parfum, memperbaiki bau badan mengubah penampilan, melindungi, dan/atau memelihara dalam kondisi baik. Setiap wanita memiliki kecenderungan ingin tampak mmmpesona cantik dan menyenangkan untuk dipandang sehingga produk kosmetik menjadi keperluan utama bagi dirinya. Proses penuaan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada semua organ tubuh manusia, termasuk kulit. Penuaan kulit terjadi oleh beberapa faktor salah satunya yang paling mendasar yakni radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak memiliki pasangan (Winarsih, 2007). Pembersihan wajah menggunakan facial wash merupakan salah satu cara untuk membersihkan sel kulit mati, kotoran, minyak, dan kosmetik. Facial wash juga dapat dijadikan langkah awal dalam perawatan kulit sehari-hari. Facial wash adalah sabun pembersih wajah yang bertujuan untuk memurnikan, melembabkan, dan menenangkan kulit. Teksturnya krem, susu, gel, atau bahkan berair. Meski fungsinya sama untuk membersihkan wajah, perbedaan facial wash dan facial foam, yakni ia memiliki kandungan yang mampu menjaga kelembapan kulit. Facial wash terdiri dari dua bentuk, yaitu gel dan krim. Sabun merupakan tipe surfaktan yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan tegangan antarmuka, serta memiliki sifat penyabunan, dispersibilitas, emulsifikasi, dan pembersih (Mitsui, 1997). Kemampuan sabun tersebut dapat dimanfaatkan untuk membersihkan wajah dari paparan debu, polusi, kotoran, serta minyak di wajah yang dapat menginisiasi timbulnya jerawat. Kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin (Jaafar et al., 2009). Menurut penelitian Wu, et al., keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya polifenol dan merupakan sumber antioksidan. Kulit buah naga akan diformulasikan menjadi bentuk sediaan facial wash gel sehingga mempermudah penggunaannya (Wu et al., 2006). Berbagai jenis bentuk sediaan telah dikembangkan untuk facial wash, salah satu jenis bentuk sediaan yang umum digunakan adalah gel. Sediaan gel harus diformulasikan dengan baik agar memenuhi persyaratan aman, efektif, dan stabil. Kompleksitas pemilihan bahanbahan penyusun produk gel facial wash baik bahan aktif maupun eksipien membuat produkproduk tersebut bersaing di pasaran dari segi efektivitas dan harga yang tawarkan. Untuk itu, diperlukan penelitian terkait pengembangan formula sediaan gel facial wash yang dapat memenuhi karakteristik aman, efektif, dan stabil. Carbopol merupakan gel hidrofilik, sehingga mudah terdispersi dalam air dan dalam konsentrasi kecil dapat berfungsi sebagai basis gel dengan kekentalan yang cukup pada pH 611 (Rowe et al, 2009). Keuntungan pemakaian carbopol dibandingkan dengan bahan lain adalah sifatnya yang mudah didispersikan oleh air dan dengan konsentrasi kecil yaitu 0,0502,00% mempunyai kekentalan yang cukup sebagai basis gel (Melani et al, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan optimasi yang bertujuan untuk mengetahui komposisi gelling agent yang optimum yaitu menghasilkan gel dengan stabilitas terbaik. Pada penelitian ini digunakan carbopol sebagai gelling agent untuk facial wash gel dari ekstrak kulit buah naga merah (H. polyrhizus).



BAB II MONOGRAFI BAHAN



I.



Monografi Bahan Sifat fisika dan kimia bahan – bahan dari rancangan formula dan konsentrasi yang digunakan sebagai berikut : a. Zat aktif 1. Ekstrak Kulit Buah Naga Kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin (Jaafar et al., 2009). Menurut penelitian Wu, et al., keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya polifenol dan merupakan sumber antioksidan. Kulit buah naga akan diformulasikan menjadi bentuk sediaan facial wash gel sehingga mempermudah penggunaannya (Wu et al., 2006) b. Zat Tambahan 1. Beras Merah Beras merah (Oryza nivara L.) mengandung banyak senyawa polifenol (Setyowati & Gani, 2018) antara lain antosianin, yaitu pigmen yang memberikan warna merah pada beras tersebut. Antosianin dapat ditemukan di perikarp dan tegmen (lapisan kulit) beras. Antosianin memiliki potensi dalam mencegah penyakit seperti kardiovaskular serta diabetes melitus (Arifin et al., 2019). beras merah merupakan bahan yang aman untuk digunakan untuk perawatan kulit. Beras juga dapat digunakan sebagai bahan alami dalam perawatan wajah secara tradisional (Setyowati & Gani, 2018) antara lain masker, scrub dan bedak dingin (Batubara et al., 2016)  Kelarutan : larut dalam pelarut etanol, etanol aman dalam mengekstraksi bahan alam yang akan digunakan dalam pembuatan kosmetik (Setyowati & Gani, 2018) 2. EDTA – 4Na / tetrasodium edetate (HOPE 6th Hal 249)  Pemerian : bubuk kristal putih  Kelarutan : larut dalam 1 bagian air (mudah larut)  Titik leleh : > 300◦C  pH : 11.3  Kegunaan : chelating agent / agen pengkelat



3. Gliserin (HOPE 6th Hal 283)



   



Pemerian Kelarutan Titik leleh Kegunaan



: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis : larut dalam air, etanol 95%, methanol : 17.8◦C : wetting agent / agen pembasah



4. SLS / Sodium Lauryl Sulfate (HOPE 6th Hal 651)



    



Pemerian : Sodium lauryl sulfat terdiri dari kristal, serpihan atau bubuk berwarna putih/krem hingga kuning pucat, memiliki rasa halus, rasa pahit Kelarutan : bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter Titik leleh : 204 – 207◦C pH : 7.0 – 9.5 kegunaan : Foaming agent / agen pembusa



5. propilen glikol (HOPE 6th Hal 593)



   



pemerian manis kerlarutan titik leleh kegunaan



: bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair, rasa : larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air : -59◦C : pelarut dan pengawet



6. nipagin / propil paraben (HOPE 6th Hal 596)







pemerian : kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa



  



kelarutan : bebas larut dalam aseton dan ether, sangat sukar larut dalam air pH :3–6 kegunaan : pengawet



7. carbophol (HOPE 6th Hal 110)



   



pemerian kelarutan pH kegunaan



: bubuk higroskopis, berwarna putih, sedikit berbau khas : mudah larut dalam air dan gliserin : 2.5 – 4.0 : gelling agent



8. TEA / tetraethylammonium (HOPE 6th Hal 754)



   



Pemerian : kental, berwarna bening, tidak berwarna hingga kuning pucat cairan berbau amoniak Kelarutan : larut dalam air, methanol, aseton dan carbon tetrachloride pH : 10.5 kegunaan : alkalizing agent



9. asam sitrat (FI VI Hal 195)



   



pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus; putih kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter. pH : 2.2 kegunaan : buffering agent / agen penyangga