Kti Desi Mulya Utami [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019



Karya Tulis Ilmiah



Oleh : DESI MULYA UTAMI 144012016053



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2019



ii



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019



Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keperawatan



Oleh : DESI MULYA UTAMI 144012016053



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2019



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



iii



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019 Desi mulya utami 57 Halaman + 8 Lampiran + 17 Tabel + 1 Bagan ABSTRAK Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah gagal jantung kongestif dengan masalah intoleransi Aktivitas, Gagal Jantung Kongestif merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Resiko Gagal Jantung Kongestif akan meningkatkan pada orang lanjut usia karena fungsi ventrikel akibat penuaan, bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gagal jantung kongestif dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas, penelitian bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan dan melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus partisipan dalam penelitian menggunakan 2 partisipan dengan masalah gagal jantung kongestif dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Hasil yang didapatkan dalam penelitian pada pasien 1 Tn.S yaitu pasien sesak nafas, sesak nafas dirasakan seperti terkekan benda berat, pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, berkurang saat sakit dalam posisi rileks atau (Semi Fowler), dan kaki bengkak, sianosis, terdapat distensi vena jugularis, pasien terlihat lemah, pasien tidak dapat beraktivitas seacara mandiri, aktivitas pasien dibantu keluarga dan perawat, pasien hanya berbaring ditempat tidur, sedangkan pasien 2 yaitu Ny.Z pasien sesak nafas, sesak yang dirasakan seperti tertekan, pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, frekuensi tidak menentu, pasien mengatakan sesak terasa saat beraktivitas berat, sianosis, terdapat distensi vena jugularis, pasien terlihat lemah, pasien tidak dapat beraktivitas seacara mandiri, aktivitas pasien dibantu keluarga, pasien berbaring ditempat tidur. Kesimpulan yang didapat dari kedua subyek penelitian di temukan 2 diagnosa untuk pasien 1 dan 2 yaitu: Intoleransi Aktivitas b.d Ketidak Seimbangan Antara Suplai Dan Kebutuhan Oksigen. Kata Kunci Referensi



: Gagal Jantung Kongestif, Intoleransi Aktivitas : 21 (2010-2019)



iii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



iv



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019 Desi mulya utami 57 Page + 8 attachments + 17 tables + 1 chart Abstract Nursing care to clients with congestive heart failure problems with activity intolerance problems, congestive heart failure is the inability of the heart to pump blood throughout the body. The risk of congestive heart failure will increase in the elderly due to the ventricular function due to aging, how the nursing care of clients experiencing congestive heart failure with the concern of intolerance activity, research aims to implement nursing care and conduct assessment, diagnosis, drafting planning, carrying out actions, conducting evaluations. The design of the research used is the case study of participants in the study using 2 participants with congestive heart failure problems with the problem of nursing intolerance activity. Results obtained in the study in patients 1 Mr. S ie shortness of breath, shortness of breath felt like heavy objects, patients say the perceived tightness is lost, reduced when sick in a relaxed position or (Semi Fowler), and legs Swelling, cyanosis, there are jugular vein distention, the patient looks weak, the patient can not activity a self-service, patient activities assisted by families and nurses, patients only lying in bed, while patients 2 are Ny. Z patients congested Breath, tightness is felt like depressed, the patient said the perceived tightness is lost, the frequency is erratic, the patient said tightness felt during heavy activity, cyanosis, there is a jugular vein distention, patients look weak, patients Can not do a selfservice, family-assisted patient activity, the patient is lying in bed. Conclusions gained from both subjects of research in the find 2 diagnoses for patients 1 and 2 namely: intolerance activity b. d inbalance between supply and oxygen needs. Keywords: Congestive Heart Failure, Intolerance Activity Reference:21(2010-2019)



iv STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



v



LEMBAR PERSETUJUAN



Karya Tulis Ilmiah



Telah diperiksan dan disetujui untuk di uji dihadapan TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah



Judul Proposal



: “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Diruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”.



Nama Mahasiswa : Desi Mulya Utami NIM



: 144012016053



MENYETUJUI



Pembimbing I



Pembimbing II



Ns. Apri Budianto, M.Kep NBM. 1017460



Ns. Heru Supriyatno, S.Kep., M.Kes NBM. 927026



v STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



vi



LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019 Karya Tulis Ilmiah oleh Desi Mulya Utami ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus Pada tanggal 08 Juli 2019 MENGESAHKAN Tim penguji Penguji Utama



: Ns. Devi Ashari, S.Kep.,M.Kes NIP. 19721221 199703 1 005



Penguji Anggota I : Ns. Apri Budianto, M.Kep NBM. 1017460



(…………………….)



(…………………….)



Penguji Anggota II : Ns. Heru Supriyono, S.Kep.,M.Kep NBM. 927026 (…………………….) Ketua Program Studi



(Ns, Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.,J) NBM. 1152420 Mengetahui, Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu



(Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp,Kep.J) NBM. 965246



vi STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



vii



HALAMAN PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NIM Program studi Jenis karya Judul KTI



: Desi Mulya Utami : 144012016053 : Diploma III Keperawatan : Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul.Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.



Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui meberikan kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”. STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini berhak menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.



Dibuat Di : Pringsewu Pada Tanggal : 03 Juli 2019 Yang Menyatakan



Desi Mulya Utami



vii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



viii



MOTTO



Jangan pernah berburuk sangka dengan allah swt atas masalah yang allah swt berikan kepada kita, karna bisa saja masalah itu adalah pelajaran untuk kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam menjalani hidup didunia ini ” Because Allah SWT will not give problems beyond the ability of his own people so live, thankful and pray to God for what Allah swt give to us”.



viii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



ix



PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua saya Bapak Taslim Solmas. A.md (Alm) dan Ibu Asmiwati (Almh) yang menjadi motivasi dalam hidup saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dan kepada Kak Hengky, Kak Heru, Kak Ronal Dan Ayuk Yuni yang saya sayangi karna berkat doa, semangat, dorongan, nasehat, dan kasih sayang kalian yang telah mendidik saya menjadi wanita yang lebih kuat dalam menjalani setiap rintangan yang ada didepan saya. Terimakasih untuk kalian semua bukti kecil ini sebagai kado keseriusan untuk membalas semua pengorbanan kalian semua. 2. Dosen pembimbing Ns. Apri Budianto, M.Kep selaku pembiming pertama, Ns. Heru Supriyatno, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing kedua dan Ns. Devi Ashari, S.Kep., M.Kes, selaku penguji. Yang telah membimbing dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Untuk Hendrik Setiawan yang telah mensuport dan memberi semangat kepada penulis. 4. Sahabat-sahabat ku tersayang Geng Ngempros Ani, Devi, Ria, Vedya, Anggun, Dewi, Kak Reni, Kak Silvi dan sahabat SMA ku MTF Bang Kevin, Bang Bayu, Mia, Dewi, Putri, Susan, Yaya. Dan sahabat masa kecil ku Syeren dan Diana. 5. Kosan Datuk ku yang aku sayang dan aku cintai dari kamar 2 Fiki, Resi, Dira, Rana, Dina, Sinta, Anggun, Nur, Dan Syifa sampai dengan kamar 6, dan teman sekamar ku Ani Fiberti Iriani. 6. Teman-teman mahasiswa seperjuangan angkatan 21 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 7. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 8. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang penulis cintai. 9. Almamater Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 10. Kepada Om Remo dan Kak Reki yang sudah sangat membantu Karya Tulis Ilmiah ini karna kreatifitas yang dimiliki sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa selesai sesuai dengan target penulis.



ix STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



x



RIWAYAT PENULIS



Desi Mulya Utami dilahirkan pada tanggal 11 Desember 1997 di Negeri Agung Talangpadang, putri kedua dari pasangan Bapak Taslim Solmas A.Md (Alm) dan Ibu Asmiwati (Almh). Penulis memulai pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Aisyah ditamatkan tahun 2005, Sekolah Dasar di SDN 1 Sinar Semendo ditamat pada tahun 2010, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Talangpadang ditamat pada tahun 2013, Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Talangpadang ditamat pada tahun 2016, Kemudian pada tahun yang sama melanjutkan studi di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII Keperawatan sampai dengan sekarang.



x STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



xi



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan waktu yang di tentukan. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Diruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”. Penulis Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir dalam menempuh pendidikan Diploma III di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mendapat banyak petunjuk dan bantuan baik moril maupun materil, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ns.Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu. 2. Ns.Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan. 3. Ns. Apri Budianto, M.Kep., selaku pembimbing I. 4. Heru Supriyatno, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing II. 5. Ns. Devi Ashari, S.Kep.,M.Kes., selaku penguji III. 6. Kepada semua pihak RSUD Dr.H.Abdul.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 7. Kepada kedua orang tua dan keluarga besar yang saya sayang dan saya cintai. 8. Kepada Hendrik Setiawan yang telah mensuport penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI). 9. Kepada tema`n satu angkatan 21 keperawatan yang saya sayang. 10. Kepada teman-teman almamater merah marun IMM. Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah sudah berusaha sebaik mungkin dengan kemampuan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi sempurna.Kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini jauh lebih baik lagi.Semoga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada dunia keperawatan pada khususnya. Wassalamualaikum Wr.Wb. Pringsewu, 03 April 2019



Penulis



xi STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



xii



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ................................................................................



i



HALAMAN JUDUL ...................................................................................



ii



ABSTRAK...................................................................................................



iii



LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................



v



HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................



vi



HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii RIWAYAT HIDUP .....................................................................................



ix



MOTTO ......................................................................................................



x



KATA PENGANTAR .................................................................................



xi



DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.....................................................................................



1



B. Rumusan masalah ................................................................................



6



C. Tujuan .................................................................................................



6



D. Manfaat ..............................................................................................



7



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Penyakit Gagal Jantung Kongestif .................................



9



1. Definisi ...........................................................................................



9



2. Etiologi ........................................................................................... 10 3. Patofisiologi .................................................................................... 12 4. Manifestasi klinis ............................................................................ 17 5. Pemeriksaan diagnostik ................................................................... 18 6. Komplikasi ...................................................................................... 20 7. Penatalaksanaan .............................................................................. 21 xii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



xiii



B. Konsep Intoleransi Aktivitas ................................................................ 22 1. Definisi ........................................................................................... 22 2. Penyebab Intoleransi aktivitas ......................................................... 22 3. Gejala dan tanda minor .................................................................... 23 4. Kondisi klinis terkait ....................................................................... 23 C. Konsep Asuhan Keperawatan .............................................................. 24 1. Pengkajian....................................................................................... 24 2. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 35 3. Rencana Keperawatan ..................................................................... 36 4. Implementasi Keperawatan ............................................................. 39 5. Evaluasi .......................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ................................................................................. 41 B. Batasan Istilah (Definisi Operasional) .................................................. 41 C. Partisipan ............................................................................................. 42 D. Lokasi Dan Waktu ............................................................................... 42 E. Pengumpulan Data ............................................................................... 42 F. Analisa data ......................................................................................... 43 G. Etik penelitian...................................................................................... 44 H. Jalannya penelitian .............................................................................. 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .................................................................................................. 47 B. Pembahasan....................................................................................... 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 80 B. Saran ................................................................................................. 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN



xiii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



xiv



DAFTAR TABEL



2.1 Rencana tindakan keperawatan ................................................................ 36 3.1 Definisi Operasional................................................................................ 41 4.1 Identitas Pasien ....................................................................................... 49 4.2 Riwayat Penyakit .................................................................................... 49 4.3 Riwayat Psikososial – Spiritual ............................................................... 53 4.4 Pendidikan Dan Pengajaran ..................................................................... 54 4.5 Lingkungan ............................................................................................. 54 4.6 Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit............................... 55 4.7 Pemeriksaan Fisik ................................................................................... 58 4.8 Hasil Pengkajian Dignosa........................................................................ 61 4.9 Penatalaksanaan ...................................................................................... 63 4.10 Data Fokus ............................................................................................ 64 4.11 Analisa Data.......................................................................................... 64 4.12 Rencana Keperawatan ........................................................................... 66 4.13 Pelaksanaan Dan Evaluasi ..................................................................... 68 4.14 Pengkajian ............................................................................................ 75 4.15 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 75 4.16 Perencanaan ......................................................................................... 76 4.17 Implementasi......................................................................................... 77 4.18 Evaluasi Keperawatan ........................................................................... 79



xiv STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



xv



DAFTAR BAGAN 2.1 Pathway CHF .......................................................................................... 16 4.1 Genogram Klien 1 ................................................................................... 51 4.1 Genogram Klien 2 ................................................................................... 52



xv STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



xvi



DAFTAR LAMPIRAN



1 Informed Consent Klien 1 2 Informed Consent Klien 2 3 Pengajuan Judul 4 Surat Permohonan izin Pra Survey 5 Surat Balasan Izin Pra Survey 6 Surat Balasan Izin Pengambilan Data 7 Lembar Persetujuan Responden 8 Lembar Konsul



xvi STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Gagal Jantung Kongestif



merupakan



ketidakmampuan jantung



untuk



memompa darah ke seluruh tubuh. Resiko Gagal Jantung Kongestif akan meningkatkan pada orang lanjut usia (lansia) karena fungsi ventrikel akibat penuaan. disertai



Gagal Jantung Kongestif dengan



ini



dapat



menjadi



kronik apabila



penyakit-penyakit seperti : hipertensi karena penyakit



hipertensi akan menyebabkan tertutup nya katup peredaran darah, dan hipertensi dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti penyakit katup jantung, kardiopati,



dan



lain-lain.



Gagal Jantung Kongestif juga dapat



menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark. Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030. (Nadiah, dkk 2019).



Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan bahwa prevalensi pada tahun 2008 terdapat 17.5 juta atau sekitar (48%) dari total kematian disebabkan oleh Gagal Jantung Kongestif. Sedangkan di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil selama dekade terakhir yaitu sekitar >650.000 kasus baru di diagnosa setiap tahunnya yang disebabkan oleh Gagal Jantung Kongestif. (Dicky Ardianta, 2017). 1 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



2



Sedangkan dari hasil data yang diperoleh dari (RISKESDAS, 2013) untuk penyakit Gagal Jantung Kongestif di Indonesia pada tahun 2013 prevalensi menunjukan sebesar (0,13%) atau diperkirakan sekitar 22.696. Gagal Jantung Kongestif di Indonesia



menjadi masalah yang menyebabkan banyak nya



angka kesakitan maupun kematian, karena itu perlu adanya penanganan yang khusus pada pasien Gagal Jantung Kongestif agar pada orang-orang yang mengalami Gagal Jantung Kongestif mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan ketika Gagal Jantung Kongestif ini terjadi pada orang-orang yang mengalami Gagal Jantung Kongestif.



Berdasarkan



data



yang



diperoleh



pada



tahun



2013



(RISKESDAS,2013) prevalensi Gagal Jantung Kongestif



menurut



berdasarkan



terdiagnosis dokter tertinggi di Yogyakarta yaitu sebesar (0,25%), disusul Jawa Timur yaitu sebesar (0,19%), dan Jawa Tengah yaitu sebesar (0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar (0,8%), di ikuti Sulawesi Tengah yaitu sebesar (0,7%), Sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar yaitu sebesar (0,5%), Sedangkan prevalensi penyakit Gagal Jantung Kongestif di Lampung yaitu sebesar (0,08%).



Berdasarkan data yang di peroleh Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2018 Gagal Jantung Kongestif merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak dengan jumlah pasien selama periode bulan januari sampai desember tahun 2018 sebanyak 1346 dengan



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



3



rincian laki-laki sebanyak 672 sedangkan perempuan sebanyak 674. Sedagkan pada tahun 2019 periode bulan januari – februari sebanyak 129 dengan rincian 58 laki-laki dan 71 perempuan. Pada tahun 2018 jumlah pasien terbanyak dengan usia 45-65 tahun sekitar 1049. Hal ini mengalami kenaikan ditahun sebelumnya tahun 2017 yang hanya berjumlah 1279 orang.(Rekam Medic Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2018). Pada penderita penyakit Gagal Jantung Kongestif biasanya mengalami berbagai dampak yang dirasakan tubuh pada penderita penyakit Gagal Jantung Kongestif, dampak yang dialami penderita Gagal Jantung Kongestif yaitu edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri, kemudian syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, Kongestif akibat dari penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan otak), kemudian episode trombolitik yaitu trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah. Selanjutnya efusi perikardial dan tamponade jantung yaitu masuknya cairan kekantung perikardium, cairan dapat



meregangkan



perikardium sampai ukuran maksimal. Cardiac Out Put (COP) menurun dan aliran balik vena kejantung menjadi tamponade jantung. (Wijaya Saferi A dkk,2013).



Masalah keperawatan yang biasa muncul pada penderita Gagal Jantung Kongestif adalah gangguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan iskemia jaringan jantung, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



4



nekrotik dan iskemia pada miokard, resiko terjadinya penurunan Cardioc OutPut (COP) berhubungan dalam rate, irama konduksi jantung, menurunnya preload atau peningkatan Systemic Vascular Resistance (SVR), miokardial infark, resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemik, dan resiko terjadinya ketidak seimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein (Wijaya Saferi A dkk, 2013). Pada pasien Gagal Jantung Kongestif dengan masalah intoleransi aktivitas terjadi karena ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. (PPNI,2016).



Intoleransi aktivitas itu sendiri merupakan intoleransi aktivitas terjadi karena ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Biasanya penderita yang mengalami intoleransi aktivitas akan mengalami gejala-gejala yang biasa terjadi yaitu mengeluh kelemahan, sesak nafas atau pucat, kesulitan dalam pergerakan, nadi dan tekanan darah terhadap respon aktivitas yang abnormal. dispneu saat atau sesudah melakukan aktivitas, merasa tidak nyaman setelah aktivitas, merasa lemah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG menunjukkan aritmia saat atau setelah aktivitas, gambaran EKG menunjukkan iskemia, dan sianosis. (PPNI,2016).



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



5



Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah Gagal Jantung Kongestif yang berhubungan dengan intoleransi aktivitas yaitu melakukan periksaa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien melakukan vasodilator, diuretik, penyekat beta. Kemudian catat repons kardiopolmunal terhadap aktivitas, catat takikardi, distrimia, dispnea, berkeringat, pucat. Kemudian kaji presipitator atau penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat. Kemudian evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas. Selanjutnya berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi tetapi selingi periode aktivitas dengan periode istirahat. Selanjutnya implementasikan program rehabilitasi jantung atau aktivitas. (Donges Mariyan E. dkk,2002)



Dicky Ardianta 2017 pernah melakukan penelitian dengan pendekatan study kasus yaitu ”Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Congestive Hearth Failure (CHF) Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas di RS Soeratno Gemolong. Penelitian melakukan tindakan keperawatan dengan memonitor EKG, mengkaji pola nafas, ajarkan tirah baring atau miring kanan dan miring kiri yang melakukan penelitian studi kasus dengan responden 2 klien yang mengalami gagal jantung dengan masalah intololeransi aktivitas dengan dilakukan selama 3 hari dengan hasil yang diperoleh pasien terlihat sudah tidak kesusahan dalam bernafas, pernafasaan kusmaul dan pernafasannya selama 1 menit adalah 19 kali dan tekanan darah 135/86 mmHg, suhu 36C, serta nadi 83 kali/menit. Dalam bernafas pasien sudah tidak menggunakan otot



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



6



bantu untuk bernafas dan pasien sudah bias melakukan tirah baring sudah bias sendiri. (Dicky Ardianta, 2017).



Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di Ruang Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.



B. Rumusan masalah Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip di Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.



C. Tujuan 1. Tujuan umum Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Gagal Jantung Kongestif



Dengan Masalah



Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



7



2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019. b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019. c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019. d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019. e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



8



D. Manfaat Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara akademik bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang paliatif khususnya dibidang keperawatan keluarga, maupun secara praktik bagi pelaksanaannya. Manfaat tersebut penulis uraikan sebagai berikut : 1. Bagi perawat Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komperenshif terutama pada Asuahan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Diruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019. 2. Rumah sakit Penelitian ini dapat dilakukan untuk menjadikan acuan dalam melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas. 3. Institusi pendidikan Dapat dijadikian sebagai referensi bagi institusi pendidikkan dalam mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan secara komperenshif terutama pada Asuahan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



9



4. Klien Agar klien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang perawatan yang benar bagi klien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas. 5. Penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti dengan tema yang berbeda.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



10



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Konsep Dasar Penyakit Gagal Jantung Kongestif 1. Definisi Gagal Jantung Kongestif adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh. (Wijaya Saferi A dkk,2013).



Kegagalan Jantung Kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan dimana Cardioc Out Put (COP)tidakmencukupi kebutuhan tubuh, hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai organ. (Padilah, 2012).



Gagal serambi kiri dan atau kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongestif pulmonal dan sistemik.Karenanya diagnostik dan terapetik berlanjut. Gagal Jantung Kongestif selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan mortilitas. (Donges Mariyan E. dkk,2011).



10 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



11



2. Etiologi Secara umum Gagal Jantung Kongestif dapat disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi : a. Disfungsi miokard 1) Iskemia miokard. 2) Infark mikard. 3) Miokarditis. 4) Kardiomiopati. b. Beban tekanan berlebihan pada sistolik (sistolik overload) 1) Stenosis aorta. 2) Hipertensi. 3) Koartasio aorta. c. Beban volume berlebihan pada diastolik (diastolik overload) 1) Insufisiensi katup mitral dan trikuspidalis. 2) Transfuse berlebihan. d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload) 1) Anemia. 2) Tirotoksikosis. 3) Biri-biri. 4) Penyakit paget. e. Gangguan pengisian ventrikel 1) Primer (gagal distensi sistolik). 2) Pericarditis restriktif.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



12



3) Tamponade jantung. (Wijaya Saferi A dkk, 2013). Faktor-faktor perkembangan Gagal Jantung Kongestif adalah : a) Aritmia Aritmia akan mengganggu fungsi mekanisme jantung dengan mengubah rangsangan listrik yang melalui respon mekanis. b) Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru Respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa jantung untuk memenuhi



kebutuhan



tubuh



akan



metabolisme



yang



meningkat. c) Emboli paru Emboli paru secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap reaksi ventrikel kanan, pemicu terjadinya Gagal Jantung Kanan. (Wijaya Saferi A dkk, 2013).



Klasifikasi yang terjadi pada penderita penyakit Gagal Jantung Kongestif yaitu: 1. Klasifikasi I a. Gejala 1) Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea. Palpitasi, tidak ada kongesti pulmonal atau hipotensi perifer. 2) Asimptomatik. 3) Kegiatan sehari-hari tidak terbatas.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



13



b. Prognosa : baik 2. Klasifikasi II a. Gejala 1) Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas. 2) Gejala tidak ada saat istirahat. 3) Ada bailer (krekels dan S3 murmur). b. Prognosa : baik



3. Klasifikasi III a. Gejala 1) Kegiatan sehari-hari terbatas. 2) Klien merasa nyaman saat istirahat. b. Prognosa : baik 4. Klasifikasi IV a. Gejala 1) Gejala insufisiensi jantung ada saat istirahat. b. Prognosa : buruk (Wijaya Saferi A dkk, 2013).



3. Patofisiologi a. Mekanisme dasar Kelainan



kontraktilitis



pada



Gagal



Jantung



Kongestif



mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel.



akan



Kontraktilitas



ventrikel kiri yang menurun mengurangi Cardiac Out Put (COP)dan



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



14



meningkatkan volume ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolik ventrikel) maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik kiri (LEDV). Dengan meningkatnya LEDV maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan



langsung



kedalam



anyaman



vaskuler



paru-paru



meningkatkan tekanan kapiler dan pena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan osmotik vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intersitial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembas kealveoli dan terjadi lah edema paru-paru. b. Respon kompensentorik 1) Meningkatkan aktivitas adrenergik simpatik Menurunnya



cardiac



output



akan



meningkatkan



aktivitas



adrenergik simpatik yang dengan merangsang pengeluaran katekolamin dan saraf-saraf adrenergik jantung dan medula adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraktil akan meningkat untuk



menambah



Cardiac



Out



Put



(COP),



juga



terjadi



vasokontriksil arteri perifer unruk menstabilkan tekanan arteri dan retibusi volume darah dengan mengurangi aliran darah keorganorgan yang rendah metabolismenya, seperti kulit dan ginjal agar perfusi kejantung dan keotak dapat dipertahankan. Vasokontriksi



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



15



akan meningkatkan aliran balik vena kesisi kanan jantung yang selanjutnya akan menambah kekuatan kontriksi. 2) Meningkatnya



beban



awal



akibat



aktivitas



sistem



Renin



Angiotensin Aldosteron (RAA), aktvitas RAA menyebabkan retensi Na dan air oleh ginjal, meningkatan volume ventrikelventrikel tegangan tersebut.peningkatan beban awal ini akan menambah kontrakbilitas miokardium. 3) Atropi ventrikel Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hidrotropi miokardium akan bertambah tebalnya dinding. 4) Efek negatif dari respon kompensantorik Pada awal respon kompensantorik menguntungkan namun pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai gejala, meningkatkan laju jantung dan memperburuk tingkat gagal jantung. Resistensi jantung yang dimaksudkan untuk meningkatkatkan kekuatan kontraktilitas dini mengakibatkan bendungan paru-paru dann vena sistemik dan edema, fase kontruksi arteti dan retribusi aliran darah mengganggu perfusi jaringan pada pada anyaman vaskuler yang terkena menimbulkan tanda serta gejala, misalnya berkurangnya jumlah air kemih yang dikeluarkan dan kelemahan tubuh, vasokontriksi arteri juga menyebabkan beban akhir dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi ventrikel, beban akhir juga meningkat kalau dilatasi ruang jantung. Akhibat kerja jantung dan kebutuhan miokard akan



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



16



oksigen juga meningkat, yang juga ditambah lagi adanya hipertensi mikard dan perangsangan simpatik lebih lanjut. Jika kebutuhan miokard akan oksigen tidak terpenuhi maka akan terjadi iskemia miokard akhirnya dapat timbul beban miokard yang tinggal dan serangan gagal jantung yang berulang. (Wijaya Saferi A dkk, 2013).



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



17



Pathway Bagan 2.1 Pathway CHF Hipervolemia



Stenosis katup



Hipertensi



Kerusakan miokardium



Katup inkompetent pe↑an Afterload



pe↑an Preload



pe↑an kerja jantung



pe↓an kekuatan kontraksi ventr kiri



Depan



pe↓an kekuatan kontraksi ventr kanan



MK : Penurunan Curah Jantung



pe↑an RA preload



Belakang



pe↑an perfusi organ sistemik



Pe↑an LVEDV



pe↑an TD sistemik



MK : Intoleransi aktivitas



pe↑an ADH



pe↑an renal blood



Aktivitas renninangiotensin – aldosteron



pe↑an aliran balik sistemik pe↓an venous retum



Pe↑an preload Mendesak lobus hepar



Pe↑an RV preload Pe↑an LA preload



Pe↑an tek kapiler pulmoner



Kematian sel hepar, fibrosis, sirosis



Pe↑an Tekanan vena porta



Edema ekstremitas



MK : Resiko Tinggi gangguan integritas kulit



MK : Kelebihan volume cairan



Retensi Na & air



Edema



MK : Resiko Tinggi gangguan integritas kulit



Edema pulmoner



Akumulasi cairan di sirkulasi mesenteriks



Ansietas



MK : Gangguan pertukaran gas Gangguan pola tidur



(Wijaya Saferi A dkk, 2013). STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



18



4. Manifestasi klinis a. Gagal jantung kiri Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme kontrol pernafasan. Gejala : 1) Dispnes. 2) Orthopnes. 3) Paroksimal nocturnal dyspnea. 4) Batuk. 5) Mudah lelah. 6) Ronchi. 7) Gelisah. 8) Cemas. b. Gagal jantung kanan Menyebabkan peningkatan vena sistemik Gejala : 1) Oedom perifer. 2) Peningkatan BB. 3) Distensi vena jugularis. 4) Hepatomegaly. 5) Asitesis. 6) Pitting edema. 7) Anorexia.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



19



8) Mual. c. Secara luas peningkatan Cardiac Out Put (COP)dapat menyebabkan perfusi oksigen kejaringan rendah, sehingga menimbulkan gejala : 1) Pusing. 2) Kelelahan. 3) Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas. 4) Ekstremitas dingin. d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi aldosterone dan retensi cairan dan antrium yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. (Wijaya Saferi A dkk, 2013).



5. Pemeriksaan Diagnostik a. EKG : Hipertropi atrial atau ventrikular, penyimpangan aksis, iskemia, dan kerusakan pola mungkin terlihat. Distrimia, misalkan takikardia, fibrilasi atrial, mungkin sering terdapat KVP, kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya aneurisme ventrikular (dapat menyebebabkan gagal/disfungsi jantung). b. Sonogram



(ekokardiogram,



menunjukkan



dimensi



ekokardiogram



perbesaran



bilik,



doppler) perubahan



:



Dapat dalam



fungsi/struktural katup, atau area penuruan kontraktilitis ventrikular. c. Skan jantung : (Multigated Acquisition [MUGA]) : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



20



d. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri, dan stenosis katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontraktilitas. e. Rontgen dada : Dapat menunjukkan perbesaran jantungn, bayangan mencerminkan dilatasi/hipetrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan peningkatan tekanan pulmonal. Kontur abnormal misalkan bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat menunjukkan aneurisme ventrikel. f. Enzim Hepar : Meningkat dalam gagal/kongestif hepar. g. Elektrolit : Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik. h. Oksimetri nadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika Gagal Jantung Kongestif akut memperburuk PPOM atau Gagal Jantung Kongestif Kronik. i.



Analisa Gas Darah (AGD) : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis



respiratorik



ringan



(dini)



atau



hipoksemia



dengan



peningkatan PCO2 (akhir). j.



BUN, kreatinin : Pengkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



21



k. Albumin/transferin serum : Mungkin menurut sebagian akibat penurunan masukan protein atau penurunan sistesis protein dalam hepar yang mengalami kongestif. l.



Artial Septal Defect (ASD) : Mungkin menunjukkan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan retensi air, SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/akut, perikarditis, atau status inflamasi atau infeksius lain.



m. Kecepatan sedimentasi (ESR) : Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut. n. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-pencetus Gagal Jantung Kongestif. (Donges Mariyan E. dkk,2011).



6. Komplikasi a. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri. b. Syok kardiogemik : Stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat dari penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan otak). c. Episode trombolitik Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



22



d. Efusi perikardial dan tamponade jantung Masuknya cairan ke kantung perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukuran maksimal. COP menurun dan aliran balik vena kejantung menjadi tamponade jantung. (Wijaya Saferi A dkk, 2013).



7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita Gagal Jantung Kongestif bertujuan untuk : a. Mengurangi beban kerja jantung 1) Melalui pembatasan aktivitas fisik yang ketat tanpa menimbulkan kelemahan otot-otot rangka. b. Mengurangi beban awal 1) Pembatasan garam. 2) Pemberian diuretik oral. c. Meningkatkan kontraktilitas 1) Dengan pemberian obat inotropik. d. Mengurangi beban akhir Pemberian vasodilator seperti hidralazine dan nitrat yang menimbulkan dilatasi anyaman vaskular memalalui 2 cara yaitu : 1) Dilatasi langsung otot polos pembuluh darah. 2) Menghambat enzim konversi angiotensin. (Wijaya Saferi A dkk, 2013).



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



23



B. Konsep Intoleransi Aktivitas 1. Definisi Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. (PPNI,2016). Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan fisikologi dan psikologi untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Tarwoto Dan Wartona,2010). Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologi atau fisiologi untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan seharihari yang harus atau yang ingin dilakukan. (NANDA,2018).



2. Penyebab Intoleransi aktivitas a. Ketidak keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. b. Tirah baring. c. Kelemahan. d. Imobilitas. e. Gaya hidup. f. Monoton. Subjektif : Mengeluh lelah Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



24



3. Gejala Dan Tanda Gejala : a. Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari. b. Insomnia. c. Nyeri dada dengan aktivitas. d. Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga. Tanda : Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada aktivitas. (Wijaya AS, 2013).



4. Kondisi klinis terkait a. Anemia. b. Gagal Jantung Kongestif. c. Penyakit jantung coroner. d. Penyakit katup jantung. e. Anemia. f. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). g. Gangguan Muskuloskeletal. (PPNI, 2016).



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



25



C. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; Kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan Ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto Wartonah, 2010). a. Riwayat Kesehatan 1) Kondisi : a) Menurunnya kontraktilitas miokard, MCI, kardiomiopati, gangguan konduksi. b) Meningkatnya beban miokard, penyakit katup jantung, anemia, hipertermia. 2) Keluhan : a) Sesak nafas bekerja, dispnea nokturnal paroksismal, otopnea. b) Lelah, pusing. c) Nyeri dada. d) Bengkak pada kaki, sepatu/sendal terasa sempit. e) Nafsu makan menurun, nausea (mual), distensi abdomen. f) Urine menurun. (Aspiani, 2014 dalam Pujianto A, 2017).



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



26



b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik terdiri atas keadaan umum dan pengkajian B1-B6 1) Keadaan Umum Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya didapatkan kesadaran yang baik atau composmentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi sistem saraf pusat. 2) B1 (Breathing) Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda kongesti vaskular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, batuk, dan edema pulmonal akut.Crackles atau ronki basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru.Hal ini dikenali sebagai bukti gagal ventrikel kiri. 3) B2 (Bleeding) Berikut ini adalah pengkajian yang dilakukan pada pemeriksaan jantung dan pembuluh darah.



Inspeksi 1) Lihat adanya dampak penurunan curah jantung seperti dispnea, ortopnea. Selain gejala-gejala yang diakibatkan dari penurunan curah jantung dan kongesti vaskular pulmonal, klien dapat mengeluh lemah, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi dan penurunan toleransi latihan.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



27



2) Distensi Vena Jugularis Bila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi, maka akan terjadi dilatasi ruang, peningkatan volume dan tekanan pada diastolik akhir ventrikel kanan. Peningkatan tekanan ini sebaliknya memantulkan ke hulu vena kava dan dapat diketahui dengan peningkatan pada tekanan vena jugularis.Distensi vena jugularis dapat dievaluasi dengan melihat pada vena-vena di leher dengan posisi klien 30º dan 60º. 3) Edema Edema yang berhubungan dengan kegagalan di ventrikel kanan, bergantung pada lokasinya.Bila klien berdiri atau bangun, perhatikan pergelangan kakinya dan tinggikan kakinya bila kegagalan makin buruk. Bila klien berbaring di tempat tidur, bagian yang bergesekan dengan tempat tidur adalah dibagian area sakrum.



Manifestasi



klinis



yang



tampak



meliputi



edema



ekstremitas bawah, yang biasanya merupakan edema pitting. Edema pitting adalah edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung jari. Penilaian pitting edema : Derajat I



: kedalamannya 1-3 mm dengan waktu kembali 3 detik.



Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik. Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik. Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali



7 detik.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



28



Palpasi Irama lain yang berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi : kontraksi atrium prematur, takikardia atrium paroksimal dan denyut ventrikel premature, perubahan nadi, pemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung menunjukkan denyut yang cepat dan lemah. Denyut jantung yang cepat atau takikardia, mencerminkan respon terhadap perangsangan saraf simpatis.



Auskultasi Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat dikenali dengan mudah di bagian yang meliputi: bunyi jantung ketiga dan ke empat (S3,S4) atau gallop atrium serta crackles pada paru-paru. S3 atau gallop ventrikel adalah tanda penting dari gagal ventrikel kiri dan diindikasikan terhadap gagal kongestif. Murmur jantung juga kadang terjadi.



Perkusi Batas jantung ada pergeseran yang menandakan adanya hipertrofi jantung (kardiomegali). 1) B3 (Brain) Kesadaran biasanya compos mentis, didapatkan sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien : wajah meringis, merintih, meregang, dan menggeliat. 2) B4 (Bladder)



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



29



Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan cairan, karena itu diperlukan pemantauan adanya oiguria karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik. Adanya edema ekstremitas menandakan adanya retensi cairan yang parah. 3) B5 (Bowel) Biasanya didapatkan mual dan muntah, penurunan nafsu makan akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen, serta penurunan berat badan. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar merupakan manifestasi dari kegagalan jantung. Bila proses ini berkembang maka tekanan dalam pembuluh portal akan meningkat, sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen, yaitu suatu kondisi yang dinamakan asites. 4) B6 (Bone) Hal – hal yang biasanya terjadi dan ditemukan pada pengkajian B6 adalah sebagai berikut : a) Kulit Dingin Kulit yang pucat dan dingin diakibatkan oleh vasokontriksi perifer, penurunan lebih lanjut dari curah jantung dan meningkatnya kadar hemoglobin tereduksi mengakibatkan sianosis. Vasokontriksi kulit menghambat kemampuan tubuh untuk melepaskan panas. Oleh karena itu, demam ringan dan keringat yang berlebihan dapat ditemukan.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



30



b) Mudah Lelah Terjadi



akibat



curah



jantung



yang



kurang,



sehingga



menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Perfusi yang kurang pada otot – otot rangka menyebabkan kelemahan dan keletihan. (Muttaqin, A., 2012).



c. Data Dasar Pengkajian Data dasar pengkajian fisik : 1) Aktivitas / istirahat Gejala : a) Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari. b) Insomnia. c) Nyeri dada dengan aktivitas. d) Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga. Tanda : Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada aktivitas.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



31



2) Sirkulasi Gejala : a) Riwayat hipeertensi, MCI, episode gagal jantung kanan sebelumnya. b) Penyakit katup jantung, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok septik, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen, sabuk terlalu kuat (pada gagal jantung kanan). Tanda : a) TD mungkin menurun (gagal pemompaan), normal GJK ringan/kronis



atau



tinggi



(kelebihan



volume



cairan



/



peningkatan TD). b) Tekanan nadi menunjukkan peningkatan volume sekuncup. c) Frekuensi jantung takikardia (gagal jantung kiri). d) Irama jantung : sistemik, misalnya: fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel prematur / takikardia blok jantung. e) Nadi apikal disritmia, misal : PMI mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior kiri. f) Bunyi jantung S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi, S1 dan S2 mungkin lemah. g) Murmur sistolik dan diastolikdapat menandakan adanya katup atau inufisiensi.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



32



h) Nadi: nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan denyutan dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat, misal: nadi jugularis coatis abdominal terlihat. i) Warna kulit : kebiruan, pucat, keabu-abuan, sianotik. j) Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat. k) Hepar : pembesaran / dapat teraba, reflek hepato jugularis. l) Bunyi napas : krekels, ronkhi. m) Edema : mungkin dependen, umum atau pitting, khususnya pada ekstremitas. n) DVJ. 3) Integritas Ego Gejala : a) Ansietas, khawatir, takut. b) Stress yang b.d penyakit / finansial. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, misal : ansietas, marah, ketakutan. 4) Eliminasi Gejala : Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari (nokturia), diare / konstipasi.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



33



5) Makanan / cairan. Gejala : a) Kehilangan nafsu makan. b) Mual / muntah. c) Penambahan BB signifikan. d) Pembengkakan pada ekstremitas bawah. e) Pakaian / sepatu terasa sesak. f) Diet tinggi garam / makanan yang telah diproses, lemak gula dan kafein. g) Penggunaan diuretik. Tanda : a) Penambahan BB cepat. b) Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, atau pitting). 6) Hygiene Gejala : Keletihan, kelemahan, kelelahan, selama aktivitas perawatan diri. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal. 7) Neurosensori Gejala : Kelemahan, peningkatan episode pingsan.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



34



Tanda : Letargi, kuat fikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung. 8) Nyeri / kenyamanan Gejala : a) Nyeri dada, angina akut atau kronis. b) Nyeri abdomen kanan atas. Tanda : a) Tidak tenang, gelisah. b) Fokus menyempit (menarik diri). c) Perilaku melindungi diri. 9) Pernapasan Gejala : a) Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal. b) Batuk dengan / tanpa sputum. c) Riwayat penyakit paru kronis. d) Pengguanaan bantuan pernapasan, misal oksigen atau medikasi. Tanda : a) Pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan laboral, penggunaan otot aksesori. b) Pernapasan nasal faring.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



35



c) Batuk kering / nyaring / non produktif atau mungkin batukterus menerus dengan/ tanpa sputum. d) Sputum : mungkin bercampur darah, merah muda / berbuih, edema pulmonal. e) Bunyi napas : mungkin tidak terdengar dengan krakels banner dan mengi. f) Fungsi mental : mungkin menurun, letargik, kegelisahan, warna kulit pucat / sianosis. 10) Pemeriksaan penunjang a) Radiogram dada. (1) Kongesti vena paru. (2) Redistribusi vaskular pada lobus-lobus atas paru. (3) Kardiomegali. b) Kimia darah (1) Hiponatremia. (2) Hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal jantung. (3) BUN dan kreatinin meningkat. c) Urine (1) Lebih pekat. (2) BJ meningkat. (3) Na meningkat.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



36



d) Fungsi hati (1) Pemanjangan masa protombin. (2) Peningkatan bilirubin dan enzim hati (SGOT dan SGPT meningkat). (Wijaya AS, 2013).



2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah penyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau



masalah



rangka mengidentifikasi keperawatan masalah



dan



actual



atau



resiko



menentukan



dalam intervensi



untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah



kesehatan



klien yang ada pada tanggung jawabnya



(Tarwoto,2011). Menurut (Dongoes, 2002) Masalah keperawatan yang lazim muncul pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) yaitu : a. Penurunan Curah Jantung berhubungaan dengan perubahan frekuensi jantung. b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksigen. c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi. d. Kelebihan Volume Cairan (hipervolemia) berhubungan dengan gangguan aliran balik vena.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



37



e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan kurang terpapar informasi.



3. Rencana Keperawatan Rencana Keperawatan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana pada tahap ini ada empat tahap yaittu menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil, merupakan intervensi dan aktivitas perawatan. (Tarwoto,2010). Tabel 2.1 Rencana tindakan keperawatan No. 1.



Diagnosa Keperawatan Penurunan Curah Jantung Definisi: Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Tanda dan gejala mayor : Perubahan irama jantung Bradikardi/takikardi Gambaran EKG aritmia Perubahan preload Edema Distensi vena jugularis Hepatomegali. Perubahan afterload Tekanan darah meningkat atau menurun Nadi perifer lemah Oliguria Warna kulit pucat Perubahan kontraktilitas Terdengar suara jantungS3/S4 Ejection fraction Tanda gejala dan minor: Perubahan preload Murmur jantung Bb bertambah Perubahan afterload Pulmonaly vasculer resistance (PVR)meningkat/menurun



Tujuan dan Kriteria Hasil Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites Tidak ada penurunan kesadaran



Intervensi Observasi tanda gejala primer penurunan curah jantung mis.( dispnea,kelelahan,oedema, ortopnea,peningkatan CVP). Identifikasi tanda gejala sekunder mis.(peningkatan BB,hepatomegali,ronkhi basah,oliguria) Monitpor tekanan darah Monitor BB setiap hari di waktu yang sama. Monitor saturasi oksigen Monitor intake output Monitor keluhan nyeri dada Monitor EKG Monitor aritmia ( kelainan irama dan frekuensi). Periksa tekanan darah dan frekuensi setelah dan sesudah aktivitas. Periksa tekanan darah dan frekuensi sebelum dan sesudah pemberian obat. Posisikan pasien semi fowler dan posisi kaki yang nyaman. Berikan diet jantung yang



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



38



Sistemic vasculer resistance (SVR)meningkat/menurun. Perubahan kontraktilitas Cardiac index (CI) menurun Stroke volume index (SVI) menurun. Perilaku emosional(tidak tersedia).



2.



Intoleransi Aktivitas Definisi: Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda gejala : Gejala : a. Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari b. Insomnia c. Nyeri dada dengan aktivitas d. Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga Tanda : Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada aktivitas



Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri Tanda-tanda vital normal Energy psikomotor Level kelemahan Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat Status kardiopulmunari adekuat Sirkulasi status baik Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat



3.



Gangguan Pertukaran Gas Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.



Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda



tepat Gunakan stoking elastis sesuai dengan indikasi Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat. Berikan relaksasi untuk mengurangi stres jika perlu Berikan okisgen untuk mmperthankan saturasi oksigen> 94% Ajarkan aktivitas fisik sesuai dengan Toleransi Ajarkan aktivitas secara bertahap Ajarkan pasien dan keluarag untuk mengukur BB harian. Ajarkan untuk mengukur intake output harian. Kolaborasi pemberian atiaritmia jika perluRujuk ke program rehabilitasi jantung. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan. Monitor kelelahan fisik dan emosional. Monitor pola dan jam tidur Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus mis. Cahaya bising, kunjungan. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, Anjurkan tirah baring. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi dengan ahli gizi tentang meningkatkan asupan makanan. monitor kecepatan aliran okisgen Meonitor posisi alat oksigen Monitor aliran oksigen secara periodik



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



39



4.



Tanda dan gejala mayor : 1. PCO2 Meningkat atau menurun 2. PO2 Menurun 3. Takikardi 4. pH arteri meningkat atau menurun 5. bunyi napas tambahan. Tanda gejala dan minor: 1. Sianosis 2. Diaforesis 3. Gelissah 4. Napas cuping hidung 5. Pola napas abnormal (cepat/lambat, reguler/ireguler,dala/dangk al). Warna kulit abnormal (pucat/kebiruan) Kelebihan Volume Cairan (Hipervolimia) Definisi :peningkatan volume cairan intravaskuker,intertistial, dan atau intraseluler. Tanda dan gejala mayor : Edema anasarka/edema perifer Berat badan meningkat dalam waktu singkat. Hepatomegali. Jugular venous pressure(JVP) Meningkat Tanda dan gejala minor : Distensi vena jugularis. Terdengar suara napas tambahan Hepatomegali Oliguria Intake lebih banyak dari output Kongesti paru.



tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Tanda tanda vital dalam rentang normal



Kriteria Hasil : Terbebas dari edema, efusi, anaskara Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+) Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal Terbebas dan kelelahan, kecemasan atau kebingungan Menjelaskan indikator kelebihan cairan



Monitor efektifitas terapi oksigen Monitor kemampuan melepas oksigen Monitor tanda tanda hipoventilasi Monitor tanda gejala toksikasi oksigen Bersihkan sekret pada hidung mulut trakea jika perlu Pertahankan kepatenan jalan napas Berikan oksigen tambahan jika perlu Gunakan perngkat oksigen yang sesuai Kolaborasi penentuan dosis oksigen. Periksa tanda dan gejala hipervolemia(mis:Ortpnea, dipsnea,edema,JVP/CVP meningkat, suara napas tambahan). Identivikasi penybebab hipervolemia Monitor status hemodinamik(mis.( Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP,CVP,OP,PCWP) jika tersedia. Monitor intake dan output cairan. Monitor tanda hemokonsentrasi mis.( kadar natrium meningkat, BUN, hematokrit, BB urin). Monitor tanda peningkatan tekanan ontotrik plasma mis.( kadar protein dan albumin meningkat). Monitor kecepatan infus secara ketat. Monitor efek samping diuretik Timbang bb setiap hari pada waktu yang sama Batasi asupan cairan dan natrium Tinggikan posisi kepala 30-40 derajat. Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1kg dalam



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



40



5.



Defisit pengetahuan Definisi: keadaan atau kurangnya informasi yang berkaitan dengan penyakit. Tanda dan gejala mayor : Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran. Menunjukan persepsi keliru terhadap maslah.



Kriteria Hasil : 1. pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,prognosis,kondisi, dan program pengobatan. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat atau tim kesehatan lainnya.



Tanda dan gejala minor : Menjalani pemeriksaanyang tidak tepat Menunjukan perilaku berlebihan misal. Apatis, histeria, bermusuhan.



sehari. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan cairan. Ajarkan cara membatasi cairan. Kolaborasi pemberian diuretik. Kolaborasi penggantian kalium akibat diuretik. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih sehat. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepakatan. Berikan kesempatan untuk bertanya. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan. Ajarkan perilakau hidup bersih sehat.



(PPNI, 2016). 4. Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



41



implementasi, diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan operasional. (Tarwoto Wartonah, 2010).



5. Evaluasi Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah – langkah evaluasi adalah sebagai berikut : a. Daftar tujuan – tujuan pasien b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak (Tarwoto Wartonah, 2010).



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



42



BAB III METODE PENELITIAN



A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan penelitian untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. (Dharma,2011). Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah / fenomena dengan batas terperinci, memilik pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi ini untuk mengeksporasi masalah asuhan keperawatan pasein mengalami Gagal Jantung Kongestif dengan masalah intoleransi aktivitas.



B. Batasan Istilah (Definisi Operasional) Asuhan keperawatan pada pasienyang mengalami Gagal Jantung Kongestif dengan masalah intoleransi aktivitas. Table 3.1 Definisi Operasional Variable



Batasan Istilah



Cara Ukur



Jantung



Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah keseleuruh tubuh.



Wawancara, observasi, rekam medik,pemeriksaan fisik



Intoleransi Aktfitias



Ketidak cukupanenergy untuk melakukan aktivitas sehari-hari



Wawancara, observasi,skala kekuatan otot



Gagal Kongestif



41 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



43



C. Partisipan Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien dan melibatkan keluarga dari masing-masing yang mengalami Gagal Jantung Kongestif dengan masalah Intoleransi Aktivitas.



D. Lokasi Dan Waktu Karya tulis ilmiah ini dilakukan Di Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Diruang Tulip sejak bulan April atau klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home care.



E. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah 1. Wawancara Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga.Sumber data didapatkan dari klien, keluarga, atau rekam medik dari rumah sakit. 2. Observasi dan pemeriksaan fisik Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi pada sistem tubuh klien. Observasi akan dilakukan 2 klien dengan kriteria yang sama. 3. Hasil dokumentasi



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



44



Hasil penelitian diagnostik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EKG. F. Analisa data Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fisik, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada kemudian dituangkan dengan opini pembahasan.



Analisa data dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data Data dikumpulkan melalui wawancara,



observasi, dokumentasi. Hasil



penelitian ditulis dalam bentuk catatan lapangan dan dibuat transkip. 2. Mereduksi data Data dari hasil wawancara dibuat



dalam bentuk transkip dan



dikelompokan menjadi dua subjek dan objek, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan . 3. Pengkajian data Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel dan teks naratif. Kerahasian klien dijaga dengan membuat inisial dalam identitas klien. 4. Kesimpulan Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada hasil penelitian terdahulu secara teori dengan prilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



45



G. Etik penelitian Etika dalam penelitian ini adalah : 1. Informent consend Sebelum dilakukan pengambilan data, calon responden akan diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, apabila calon responden bersedia untuk diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Bebas dari eksploitasi Partisipasi subjek dalam penelitian, harus di hindari dari keadaan yang tidak menguntungkan. 3. Right to full disclousure Seorang peneliti harus menjelaskan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi ada subjek. 4. Right to justice Subjek mampunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan. 5. Right in fair treatment Hak untuk mendapat pengobatan yang adil dari kedua pasien yang diberikan intervensi. 6. Anonimty Selain kegiatan penelitian nama subjek tidak akan di cantumkan, peneliti akan menggunakan nomer atau kode responden pada lembar pengumpulan data.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



46



7. Confidentiality Peneliti akan menjaga kerahasian data subjek selama pengumpulan data dan melakukan asuhan keperawatan, dan memberi penjelasan kepada responden akan di jamin kerahasianya, dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. (Nursalam,2013).



H. Jalannya penelitian Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian 1. Langkah persiapan a. Pengajuan judul. b. Mencari literatur atau sumber untuk peneliti melihat fenomena. c. Melakukan prasurvey atau mencari data dari rumah sakit yang angkat dalam penelitian. d. Menyusun proposal dan melakukan proses bimbingan. e. Ujian seminar proposal kemudian perbaikan sesuai dengan hasil seminar. f. Setelah proposal di uji dan di setujui peneliti mengajukan perizinan ketempat penelitian melaalui instansi pendidikan. 2. Langkah pelaksanaan a. Menyerahkan surat izin dan tanggal penelitian. b. Memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi lalu menjelaskan tujuan penelitian.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



47



c. Pengumpulan data berlangsung selama 3 hari, kelengkapan hasil observasi diperiksa kembali. d. Melakukan pengkajian terhadap pasien yang mengalami gagal jantung kongestif. 3. Langkah akhir a. Hasil penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing akan disajikan dala presentasi. b. Melakukan sidang dan disetujui oleh pembimbing dan penguji. c. Dilakukan uji hasil penelitian lalu hasil akan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. d.



Kemudian melakukan pengumpulan data, pengambilan data, pengeduksi data, dan kesimpulan data.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



48



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pengkajian, analisa, data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi dan akan dilakukan pembahasan dari kedua subjek penelitian dari mengenai asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019. A. Hasil 1. Gambaran Lokasi dan pengambil data Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Tulip/Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang beralamat di Jalan Dr. Rivai no. 6, Penengahan Bandar Lampung, Telepon: 0721-703312. Dengan luas tana81.486 m2 dan luas bangunan 39043 m2. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek merupakan rumah sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukah seluruh kabupaten yang berada di Lampung dan merupakan satu-satunya rumah sakit bertipe B. Rumah Sakit Abdul Moeloek memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pelayanan rumah pembantuan



tugas



dekonsentrasi



dan



tugas



yang diberikan oleh pemerintah kepada gubernur serta



tugas lain sesuai dengan gubernur



sakit,



kebijakan



berdasarkan peraturan



yang



ditetapkan



perundang-undangan



yang



oleh berlaku



48 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



49



(Perda



Provinsi Lampung No. 12 Tahun 2009 pasal 29 ayat 1). Rumah



Sakit Abdul Moeloek memiliki kapasitas tempat tidur 600 unit, yang terdiri atas 52 tempat tidur kelas utama, 72 tempat tidur kelas satu, 130 tempat tidurkelas dua, 28 tempat tidur kelas khusus, dan 318 tempat tidur kelas tiga. Sedangkan



di



Ruang Tulip



memiliki



2



kelasyaitu kelas II dan kelas III, setiap kelas terdiri dari kelas Adan Kelas B. Kelas II Aberisi 4 bed, kelas II B berisi 3 bed dan kelas III A yang berisi 4 bed, kelas III B yang berisi 3 bed jadi jumlah yang berada diruang berjumlah 14 bed. Ruang Tulip terdapat 1 ruang perawat, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang dokter, 1 ruang konsul, 1 ruang tindakan, 1 ruang dapur, dan 1 ruang gudang. (Profil RSUD Dr.H Abdul Moeloek Provinsi Lampung).



2. Karakteristik partisipan (identitas klien) Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien dan melibatkan keluarga dari masing-masing yang mengalami Gagal Jantung Kongestif dengan masalah Intoleransi Aktivitas.



3. Data Asuhan Keperawatan a. Pengkajian Pada sub bab ini peneliti akan melakukan pengkajian kepada kedua subjek penelitian dengan mengumpulkan data dasar, data subjek sesuai informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien di dapati saat pengkajian sebagai berikut :



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



50



1). Identitas pasien Table 4.1 Identitas Pasien Identitas pasien A. Identitas Pasien Nama : Usia : Status Perkawinan : Pekerjaan : Agama: Pendidikan : Suku : Bahasa Yang Digunakan : Alamat Rumah : Sumber Biaya : Tanggal Masuk Rs : Diagnosa Medis Saat Pengkajian : B. Sumber Informasi (Penanggung Jawab) Nama : Umur : Hubungan Dengan Pasien : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat :



Pasien 1



Pasien 2



Tn. S 78 Tahun Menikah Petani Islam Tidak Tamat Sd Jawa



Tn. Z 54 Tahun Menikah Wiraswasta Islam SMA Palembang



Jawa Bernung BPJS 11 Juni 2019 Gagal Jantung Kongestif



Palembang Natar BPJS 12 Juni 2019 Gagal Jantung Kongestif



Ny. S 68 Tahun Istri



Ny. S 45 Tahun Anak



Tidak Tamat Sd Petani Bernung



SMA Wiraswasta Natar



2). Riwayat Penyakit Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Riwayat penyakit Keluhan Utama :



Pasien 1 Sesak nafas



Pasien 2 Sesak nafas



Riwayat Kesehatan Masuk Rs :



Pasien datang Ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung melalui IGD dengan diantar oleh keluarga pada tanggal 11-juni-2019 pukul 06:00 WIB. Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, sesak nafas makin terasa saat melakukan aktivitas berat dan kaki bengkak sesak dirasakan terus menerus. GCS : E4



Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung melalui IGD dengan diantar oleh keluarga pada tanggal 12-juni-2019 pukul 10:00 WIB. Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak sehari yang lalu , sesak dirasakan terus menerus. GCS : E4 M5 V6 (composmentis) TD : 120/80mmHg RR : 28 kali/menit



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



51



M5 V6 (composmentis) TD : 130/90mmHg RR : 30 kali/menit N : 93 kali/menit S : 37,5 Derajat Celcius



N : 86 kali/menit S : 36,5 Derajat Celcius



Riwayat Saat Pengkajian :



Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12-Juni2019 pukul 09:00 WIB. Pasien mengatakan sesak nafas, pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, pasien mengatakan sesak makin terasa berat saat melakukan aktivitas, kemudian berkurang pada saat keadaan sedang rilekas atau posisi setengah duduk, pasien mengatakan badannya terasa lemah, pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri, dan kaki pasien bengkak, sesak yang dirasakan seperti tertekan benda berat, sesak dirasakan hingga seluruh bagian dada, sesak dirasakan hinggal 510 menit, sesak dirasakan sebanyak 4-5 kali/hari. TD : 130/90mmHg RR : 30 Kali/Menit N : 93 Kali/Menit S : 37,5 Derajar Celcius



Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13-Juni-2019 pukul 09:00 WIB. Pasien mengatakan sesak nafas, pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul dengan frekuensi yang tidak menentu, pasien mengatakan sesak makin terasa berat saat melakukan aktivitas, kemudian berkurang pada saat keadaan sedang rilekas atau posisi setengah duduk (Semi Fowler), pasien mengatakan badannya terasa lemah, pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri, sesak yang dirasakan seperti tertekan benda berat, sesak dirasakan di dada sebelah kiri hingga seluruh dada, sesak hilang timbul, dirasakan hingga 5-7 menitan sesak dirasakan sebanyak 3-4 kali/hari TD : 120/80mmHg RR : 28 Kali/Menit N : 86 Kali/Menit S : 36,5 Derajar Celcius



Riwayat Penyakit Dahulu :



Pasien mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan, pasien mengatakan tidak ada riwayat operasi, pasien mengatakan memiliki penyakit kronik yaitu hipertensi dan riwayat pengobatan.



Pasien mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan, pasien mengatakan tidak ada riwayat operasi pasien mengatakan memiliki penyakit kronik yaitu hipertensi dan riwayat pengobatan.



Riwayat Keluarga :



Pasien anak ke-2 dari 5 bersaudara orang tua pasien sudah tidak ada, istri pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara pasien mempuyai 3 anak yang pertama laki-laki yang



Pasien anak ke-1 dari 3 bersaudara orang tua pasien sudah tidak ada, istri pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara pasien mempuyai 2 anak yang pertama laki-laki yang kedua laki-laki yang ketiga



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



52



kedua perempuan, pasien tinggal bersama istri, dalam keluarga pasien tidak mempuyai penyakit menular tetapi mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi.



perempuan, pasien tinggal bersama istri dan anak nya, dalam keluarga pasien tidak mempuyai penyakit menular, tetapi mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi.



Bagan 4.1 Genogram Pasien 1



Keterangan : Laki-laki



Garis Menikah



Perempuan



Garis Keturunan



Meninggal



Tinggal Serumah



Pasien



Berdasarkan dari genogram diatas pasien anak ke-2 dari 5 bersaudara orang tua pasien sudah tidak ada, istri pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara pasien mempuyai 3 anak yang pertama laki-laki yang kedua perempuan, pasien tinggal bersama istri, dalam keluarga pasien tidak mempuyai penyakit menular tetapi mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



53



Bagan 4.2 Genogram Pasien 2



Keterangan : Laki-laki



Garis Menikah



Perempuan



Garis Keturunan



Meninggal



Tinggal Serumah



Pasien



Berdasarkan dari genogram di atas pasien anak ke-1 dari 3 bersaudara orang tua pasien sudah tidak ada, istri pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara pasien mempuyai 2 anak yang pertama laki-laki yang kedua laki-laki yang ketiga perempuan, pasien tinggal bersama istri dan anak nya, dalam keluarga pasien tidak mempuyai penyakit menular, tetapi mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



54



3). Riwayat Psikososial – Spiritual Tabel 4.3 Riwayat Psikososial – Spiritual Psikososial – spiritual 1.



2.



Psikososial a. Gambaran diri



Pasien 2



Pasien mengatakan senang dengan semua bagian anggota tubuh nya.



Pasien mengatakan senang dengan semua bagian anggota tubuh nya.



b.



Peran diri



Pasien mengatakan diri nya sebagai kepala keluarga untuk istri dan anak-anak nya.



Pasien mengatakan diri nya sebagai kepala rumah tangga, bagi istri dan ibu dari anak-anak nya.



c.



Harga diri



Pasien mengatakan tidak malu dengan kondisi yang sedang pasien alami saat ini.



Pasien mengatakan tidak malu dengan kondisi yang sedang pasien alami saat ini.



d.



Ideal diri



Pasien mengatakan ingin cepat sembuh seperti biasa lagi.



Pasien mengatakan ingin cepat sembuh seperti biasa lagi.



e.



Identitas diri



Pasien mengatakan masih mengetahui identitas diri nya.



Pasien mengatakan masih mengetahui identitas diri nya.



f.



Kecemasan



Pasien mengatakan cemas jika penyakit nya semakin parah



Pasien mengatakan cemas jika penyakit nya semakin parah.



Keluarga selalu memberikan dukungan dan selalu membantu pasien dalam melakukan aktivitas.



Keluarga selalu memberikan dukungan dan selalu membantu pasien dalam melakukan aktivitas.



Sebelum sakit : pasien mengatakan komunikasi pasien normal.



Sebelum sakit : pasien mengatakan komunikasi pasien normal.



Saat sakit :pasien mengatakan komunikasi pasien terganggu karena rasa sakit yang dirasakan.



Saat sakit :pasien mengatakan komunikasi pasien terganggu karena rasa sakit yang dirasakan.



Sebelum sakit : pasien lancar dalam



Sebelum sakit : pasien lancar dalam



Sosial a. Sport sistem



b.



3.



Pasien 1



Komunikasi



Spiritual



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



55



melakukan beribadah solat 5 waktu nya.



melakukan beribadah solat 5 waktu nya.



Saat sakit : pasien mengatakan solat 5 waktu nya terganggu karena kondisi sakit saat ini.



Saat sakit : pasien mengatakan solat 5 waktu nya terganggu karena kondisi sakit saat ini.



4). Pendidikan Dan Pengajaran Tabel 4.4 Pendidikan Dan Pengajaran Pendidikan dan pengajaran



Pasien 1



Pasien 2



Pendidikan Dan Pengajaran



Pasien mengatakan mengetahui penyakit yang sedang dialami pasien yaitu sesak nafas dan penyakit jantung.



Pasien mengatakan mengetahui penyakit yang sedang dialami pasien yaitu sesak nafas dan penyakit jantung.



5). Lingkungan Tabel 4.5 Lingkungan Lingkungan



Pasien 1



Pasien 2



1.



Rumah



Pasien mengatakan kebersihan rumah nya cukup terjaga, pasien mengatakan lingkungan rumah nya bebas dari polusi maupun bahaya.



Pasien mengatakan kebersihan rumah nya cukup terjaga, pasien mengatakan lingkungan rumah nya bebas dari polusi maupun bahaya.



2.



Pekerjaan



Pasien mengatakan tidak bekerja lagi karena keadaan fisik yang semakin lemah dan pasien hanya dirumah bersama istrinya.



Pasien mengatakan bekerjsa sebagai ibu rumah tangga, selama sakit pasien tidak bekerja hanya duduk dan bermain bersama cucunya.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



56



6). Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit Tebel 4.6 Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit Pola Kebiasaan SehariHari Sebelum Dan Saat Sakit 1. Pola Nutrisi



2.



3.



Pola Cairan



Pola Eliminasi (BAK-BAB)



Pasien 1



Pasien 2



Sebelum sakit : pasien mengatakan makan sampai 2-3 kali setiap sehari dengan nafsu makan baik, jenis makan nasi, sayur, lauk pauk seperti ikan dan terkadang juga buah, pasien tidak ada alergi ataupun pantangan makanan, BB 60 kg.



Sebelum sakit : pasien mengatakan makan sampai 2-3 kali setiap sehari dengan nafsu makan baik, jenis makan nasi, sayur, lauk pauk seperti ikan dan terkadang juga buah, pasien tidak ada alergi ataupun pantangan makanan, BB 53 kg.



Saat sakit : pasien mengatakan makan hanya mengkonsumsi makanan dari rumah sakit yaitu bubur dan buah, pasien tidak mengabiskan makan nya karena mual, BB 58kg, pasien tidak terpasang NGT.



Saat sakit : pasien mengatakan makan hanya mengkonsumsi makanan dari rumah sakit yaitu bubur dan buah, pasien tidak mengabiskan makan nya karena mual, BB 52kg, pasien tidak terpasang NGT.



Sebelum sakit :pasien mengatakan minum air putih 7 gelas /hari (1750 cc).



Sebelum sakit : pasien mengatakan minum air putih 7 gelas /hari (1750 cc).



Saat sakit : pasien mengatakan hanya minum 4 gelas/hari (1000 cc), pasien dibatasi dalam pemberian minum maupun cairan yang lain.



Saat sakit : pasien mengatakan hanya minum 4 gelas/hari (1000 cc), pasien dibatasi dalam pemberian minum maupun cairan yang lain.



Sebelum sakit : pasien mengatakan BAK 3 kali/hari (1500 liter), karakteristik urin berwarna kuning berbau khas konsistensi padat lunak, dan tidak ada keluhan dalam BAB serta tidak menggunakan obat pencahar.



Sebelum sakit : pasien mengatakan BAK 3 kali/hari (1500 liter), karakteristik urin berwarna kuning berbau khas konsistensi padat lunak, dan tidak ada keluhan dalam BAB serta tidak menggunakan obat pencahar.



Saat sakit : pasien mengatakan BAK 3 kali/hari (1500 liter), dengan karakteristik urin berwarna kuning jernih



Saat sakit : pasien mengatakan BAK3 kali/hari (1500 liter), dengan karakteristik urin berwarna kuning jernih



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



57



4.



5.



6.



7.



IWL



Pola Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman



Pola Personal Hygine



Pola Istirahat Dan Tidur



serta berbau khas, dan tidak ada keluhan dalam BAK serta tidak terpasang kateter. BAB 1 kali/hari (100 gram) dalam waktu yang tidak menentu berwarna kuning berbau khas dengan konsistensi padat lunak, dan tidak ada keluhan dalam BAB.



serta berbau khas, dan tidak ada keluhan dalam BAK serta tidak terpasang kateter. BAB 1 kali/hari (100 gram) dalam waktu yang tidak menentu berwarna kuning berbau khas dengan konsistensi padat lunak, dan tidak ada keluhan dalam BAB.



IWL=BB x 10 58kg x 10= 580cc



IWL=BB x 10 52kg x 10= 520cc



Intake=minum+infuse 1000cc + 500= 1500cc



Intake=minum+infuse 1000cc + 500= 1500cc



Output=IWL + URINE+ BAB 580+ 1500 + 100 = 2180cc



Output=IWL + URINE+ BAB 520+ 1500 + 100 = 2120cc



Intake–output 1500 –2180 = -680 cc



Intake–output 1500 –2120 = -620 cc



Sebelum sakit : pasien mengatakan saat sebelum sakit tidak ada keluhan.



Sebelum sakit : pasien mengatakan saat sebelum sakit tidak ada keluhan.



Saat sakit : pasien mengatakan nyeri, nyeri seperti tertimpa benda berat, pasien mengatakan nyeri dibagian dada, pasien mengatakan nyeri terasa jika banyak melakukan aktivitas berat, pasien mengatakan nyeri terjadi sebanyak 5-10 kali/menit, pasien mengatakan nyeri terjadi secara mendadak.



Saat sakit : pasien mengatakan nyeri, nyeri seperti tertimpa benda berat, pasien mengatakan nyeri dibagian dada kanan dan menjalar keseluruh bagian tubuh, pasien mengatkan nyeri teras ajika melakukan aktivitas, pasien mengatakan nyeri terjadi secara mendadak dengan waktu kurang lebih 5-7 kali/menit.



Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari, pasien meggunakan sabun, menggosok gigi 2 kali/hari mengunakan pasta gigi seta membersihkan rambutnya dengan mengunakan shampo.



Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari, pasien meggunakan sabun, menggosok gigi 2 kali/hari mengunakan pasta gigi seta membersihkan rambutnya dengan mengunakan shampo.



Saat sakit : keluarga pasien mengatakan selama



Saat sakit : keluarga pasien mengatakan selama



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



58



8.



Pola Aktivitas Dan Latihan



dirawat diumah sakit pasien belum pernah dimandikan, pasien hanya dilap dengan mengunakan air hangat pada pagi dan sore hari, pasien jarang mengosok gigi hanya berkumur-kumur dengan air, keadan pasien saat ini kusam, rambut kurang bersih, gigi kurang bersih, dan penampilan terlihat kusut.



dirawat diumah sakit pasien belum pernah dimandikan, pasien hanya dilap dengan mengunakan air hangat pada pagi dan sore hari, pasien jarang mengosok gigi hanya berkumur-kumur dengan air, keadan pasien saat ini kusam, rambut kurang bersih, gigi kurang bersih, dan penampilan terlihat kusut.



Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur 7-8 jam/hari pasien mengatakan sebelum tidur menonton TV dan pasien tidak ada kesuliatan dalam tidurnya.



Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur 7-8 jam/hari pasien mengatakan sebelum tidur menonton TV dan pasien tidak ada kesuliatan dalam tidurnya.



Saat sakit : pasien mengatakan tidur 4-5 jam/hari, pasien tidak dapat tidur dengan nyenyak karena suasana lingkungan yang cukup ramai.



Saat sakit : pasien mengatakan tidur 4-5 jam/hari, pasien tidak dapat tidur dengan nyenyak karena suasana lingkungan yang cukup ramai.



Sebelum sakit : pasien mengatakan hanya beraktivitas sebagai petani, pasien mengatakan mudah lelah dalam melakukan aktivitas, pasien mengatakan lebih banyak tidur dan duduk, pasien mengatakan tidak pernah olahraga, pasien mengalami kesulitan beraktivitas fisik karena rasa sesak yang dirasakan setelah melakukan aktivitas, pasien mengatakan badan nya terasa lemah, pasien mengatakan tidak bias melakukan aktivitas sehari-hari dan pasien hanya berbaring ditempat tidur dengan posisi tidur Semi Fowler.



Sebelum sakit : pasien mengatakan hanya beraktivitas sebagai wiraswasta, pasien mengatakan mudah lelah dalam melakukan aktivitas, pasien mengatakan lebih banyak tidur dan duduk, pasien mengatakan tidak pernah olahraga, pasien mengalami kesulitan beraktivitas fisik karena rasa sesak yang dirasakan setelah melakukan aktivitas, Pasien mengatakan badan nya terasa lemah, pasien mengatakan tidak bias melakukan aktivitas secara mandiridan pasien hanya berbaring ditempat tidur dengan posisi tidur Semi Fowler.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



59



9.



Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan



Saat sakit : pasien mengatakan sebagian besar aktivitas hanya ditempat tidur, pasien tidak melakukan aktivitas karena sesak dan mudah leleh, pasien dibantu perawat dan keluraga dalam beraktivitas, aktivitas pasien sebagian besar hanya tidur ditempat tidur.



Saat sakit : pasien mengatakan sebagian besar aktivitas hanya ditempat tidur, pasien tidak melakukan aktivitas karena sesak dan mudah leleh, pasien dibantu perawat dan keluraga dalam beraktivitas, aktivitas pasien sebagian besar hanya tidur ditempat tidur.



Pasien mengatakan tidak merokok, tidak mengkonsumsi minumanminuman keras serat tidak ketergantungan obatobatan.



Pasien mengatakan merokok tetapi selam dirumah sakit tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi minumanminuman keras serat tidak ketergantungan obatobatan.



7). Pemeriksaan Fisik Tabel 4.7 Pemeriksaan Fisik Observasi



Pasien 1



Pasien 2



1. TD : 2. RR : 3. N : 4. S : 5. GCS : 6. TB : 7. BB : Pemeriksaan Fisik Persistem 1. Sistem Penglihatan



130/90mmHg 30 Kali/Menit 90 Kali/Menit 37,5 Derajat Celcius E4 M5 V6 (Composmentis) 156 Cm 58 Kg Pasien 1



120/80mmHg 28Kali/Menit 86 Kali/Menit 36,5 Derajat Celcius E4 M5 V6 (Composmentis) 154 Cm 52 Kg Pasien 2



Posisi mata pasien simetris antara kanan dan kiri, kelopak mata baik, pergerakan bola mata baik, konjungtiva anemis, sclera an ikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan cahaya, dan membesar saat dijauhkan cahaya dan pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.



Posisi mata pasien simetris antara kanan dan kiri, kelopak mata baik, pergerakan bola mata baik, konjungtiva anemis, sclera an ikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan cahaya, dan membesar saat dijauhkan cahaya dan pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.



2.



Bentuk telinga pasien simetris, tidak terdapat serumen, kondisi telingabersih tidak ada lesi, fungsi pendengaran pasien bermasalah, tetapi tidak



Bentuk telinga pasien simetris, tidak terdapat serumen, kondisi telinga bersih tidak ada lesi, fungsi pendengaran pasien bermasalah, tetapi tidak



Sistem Pendengeran



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



60



menggunakan alat bantu.



menggunakan alat bantu.



3.



Sistem Wicara



Pasien tidak mengalami kesulitan atau gangguan dalam berbicara.



Pasien tidak mengalami kesulitan atau gangguan dalam berbicara.



4.



Sistem Pernafasan



Jalan nafas pasien paten, pasien terlihat sedikit sesak, pasien terlihat sesak saat dan setelahmelakukan aktivitas RR 30 kali/menit, irama tidak teratur, kedalam dangkal, suara nafas wheezing, pasien menggunakan alat bantu pernafasan oksigen nasal kanul 5 liter.



Jalan nafas pasien paten, pasien terlihat sedikit sesak, pasien terlihat sesak saat dan setelah melakukan aktivitas RR 28 kali/menit, irama tidak teratur, kedalam dangkal, suara nafas ronchi,pasien menggunakan alat bantu pernafasan oksigen nasal kanul 5 liter.



5.



Sistem Kardiovaskuler a. Sirkulasi Nadi



Nadi teraba 90 kali/menit irama teratur, denyut teraba lemah, terdapat distensi vena jugularis, temperatur kulit teraba hangat, warna kulit pucat, pengisian kapiler baik, CRT>3 detil.



Nadi teraba 86 kali/menit irama teratur, denyut teraba lemah, terdapat distensi vena jugularis, temperatur kulit teraba hangat, warna kulit pucat, pengisian kapiler baik, CRT>3 detil.



Kecepatan denyut apical 90 kali/menit irama tidak teratur, bunyi jantung murmur pasien mengeluh lemah dan lelah.



Kecepatan denyut apical 86kali/menit irama tidak teratur, bunyi jantung murmur pasien mengeluh lemah dan lelah.



b.



Sirkulasi Jantung



6.



Sistem Neorologi



GCS : E4 M5 V6 (composmentis), tidak terdapat tanda-tanda intracranial, tidak mengalami saraf neurologis, refleks patologis dan biologis ada, tidak terdapat tanda-tanda infeksi meningen.



GCS : E4 M5 V6 (composmentis), tidak terdapat tanda-tanda intracranial, tidak mengalami saraf neurologis, refleks patologis dan biologis ada, tidak terdapat tanda-tanda infeksi meningen.



7.



Sistem Pencernaan



Keadaan mulut pasien cukup bersih, tidak ada lesi dan stomatitis, pasien tidak mengalami kesulitan dalam menelan, tidak ada keluhan nyeri dalam perut, bising usus 6 kali/menit, tidak ada keluhan nyeri pada abdomen saat palpasi, tidak terdapat distensi abdomen, pasien tidak terpasang colostomy.



Keadaan mulut pasien cukup bersih, tidak ada lesi dan stomatitis, pasien tidak mengalami kesulitan dalam menelan, ada keluhan nyeri dalam perut, bising usus 10 kali/menit, ada keluhan nyeri pada abdomen saat palpasi, tidak terdapat distensi abdomen, pasien tidak terpasang colostomy.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



61



8.



Sistem Imunologi



Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.



Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.



9.



Sistem Endokrin



Nafas pasien tidak berbau keton, tidak terdapat gangreng, tidak tremor, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat tanda-tanda peningkatan gula darah.



Nafas pasien tidak berbau keton, tidak terdapat gangreng, tidak tremor, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat tanda-tanda peningkatan gula darah.



10. Sistem Urogenital



Pasien tidak mengalami distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan dan pasien tidak terpasang kateter.



Pasien tidak mengalami distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan dan pasien tidak terpasang kateter.



11. Sistem Integumen



Keadaan rambut pasien baik, berawarna kelabu, kebersihannya cukup terjaga, keadaan kuku sedikit kotor, kulit pasien berwarna coklat keadaan kulit cukup bersih, dan tidak ada tandatanda radang pada kulit pasien.



Keadaan rambut pasien baik, berawarna kelabu, kebersihannya cukup terjaga, keadaan kuku sedikit kotor, kulit pasien berwarna kecoklatan keadaan kulit cukup bersih, dan tidak ada tanda-tanda radang pada kulit pasien.



12. Sistem Muskuluskeletal



Pasien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, namun pasien mengalami kelelahan dan sesak nafas saat beraktivitas, tidak ada keluhan sakit ataupun nyeri pada tulang maupun sendi, tonus otot pasien kuat dan tidak ada kelainan pada tulang otot, skala otot



Pasien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, namun pasien mengalami kelelahan dan sesak nafas saat beraktivitas, tidak ada keluhan sakit ataupun nyeri pada tulang maupun sendi, tonus otot pasien kuat dan tidak ada kelainan pada tulang otot, skala otot



55555 55555



55555 55555



55555 55555



55555 55555



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



62



8). Hasil Pengkajian Dignosa Tabel 4.8 Hasil Pengkajian Dignosa Tanggal Pemeriksaan : 13 Juni 2019 Nama



Jam : 12:45 WIB



: Tn.S



Parameter



Hasil



Nilai rujukan



Satuan



HEMATOLOGI Hemoglobin



12,9



L : 13,8 – 18,0 P : 12,0 - 16,0



g/dl



Leukosit Eritrosit



10,200 3,6



/ul Juta/ul



Hematocrit



39



4.500 – 11.000 L : 4,5 – 6,5 P : 4,2 – 5,4 L : 40 – 52 P : 37 – 47



Trombosit



180.000



150.000 – 450.00



/ul



MCV



86



Nilai tidak normal Terdapat nilai tidak normal yaitu eritrosit, hematokrit, segmen, CKNac, CK-MB dan klorida







Fl 76 – 96



MCH



30



g/dl 27 – 32



MCHC



35



g/dl 30 – 35



Hitung jenis Basofil Esinofil Batang Segmen Limfosit Monosit LED Kimia SGOT SGPT CK-Nac CK-MB Natrium Kalium Kalsium Clorida Pemeriksaan lain : EKG



0 2 0 75 24 8 5



0–1 2–4 3–5 50 – 70 25 – 40 2–8 0 – 10



∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ Mm/jam



35 40 250 34 138 5,0 8,7 94