Lapak Pasta Zinc Oxide [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA PASTA ZINC OXIDE 25%



Disusun oleh:



Rika Nuraeni P17335113038



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JURUSAN D-III FARMASI 2014



PASTA ZINC OXIDE 25% I.



TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan pasta Zinc Oxide 25% 2. Mengetahui permasalahan pada sediaan dan menentukan penyelesaian yang diambil untuk sediaan. 3. Mengetahui efek farmakologi dan kegunaan dari bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi. 4. Melakukan uji evaluasi sediaan pasta Zinc Oxide 25% 5. Mengetahui hasil uji evaluasi sediaan pasta Zinc Oxide 25%



II.



PENDAHULUAN Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. (Departemen Kesehatan RI, 1995)



1



III.



FORMULASI 1. Bahan Aktif 1.1 Zinc Oxide [BM 81.4] [British Pharmacopoea hal 6448] Zat



Zinc Oxide



Sinonim



Zinci Oxydum



Pemerian



Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, lambat laun menerap karbon dioksida dari udara



Kelarutan



Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam encer



Stabilitas



Jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan hilang pada pendinginan. Ketika kontak dengan udara ZnO perlahan akan menyerap uap lembab dan CO2.



Inkompabilitas



Zinci Oxide inkompatibel dengan benzil penisilin. Zinci oxide bereaksi lambat dengan asam lemak dalam minyak dan lemak untuk membuat ester asam lemak.



Keterangan lain



Kegunaannya sebagai antiseptik lokal [FI IV hal]



Penyimpanan



Dalam wadah tertutup dan terhindar dari paparan suhu diatas 30o C pada penggunaan jangka panjang.



Kadar penggunaan



Sebagai pasta 24-26%



2



2



Eksipien 2.1 Amylum Tritici [HOPE 6th, p : 685 - 690]



Zat



Amylum Tritici



Sinonim



Tritici amylum



Struktur



Rumus Molekul



(C6H10O5)n dimana n = 300-1000



Pemerian



Tidak berbau, tidak berasa, serbuk putih. Terdiri dari serbuk granul atau butiran yang sangat kecil.



Kelarutan



Praktis tidak larut dalam dingin.



Amylum



etanol (95%) dan dalam air



mengembag



dalam



air



dengan



o



konsentrasi 5-10% pada suhu 37 C. amylum menjadi larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelanisasi. Amylum praktis



tidak



larut



dalam



dimetilsulfoksida



dan



dimetilformamide. Stabilitas



Amylum



Inkompatibilitas



Petrolatum



adalah



bahan



inert



dengan



sedikit



inkompatibel. Penyimpanan



Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.



Kegunaan



Basis salep



Kadar kegunaan



Sampai 100%



3



2.2 Methylparaben [HOPE 6th : 442] Nama Zat



Methylparaben



Sinonim



Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; metagin; Methyl Chemosept; methylis parahydroxybenzoas; methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol M; Tegosept M; Uniphen P-23.



Struktur



Rumus molekul



C8H8O3



Pemerian



Kristal tidak berwarna atau kristal putih bubuk. Tidak berbau atau berbau khas lemah. Mempunyai sedikit rasa terbakar.



Kelarutan



Sukar larut dalam air, dalam benzena, dan dalam karbon tetrachlorida, mudah larut dalam ethanol dan dalam eter. [FI IV Hal 551]



Stabilitas



Stabil pada pH larutan 3-6 [kurang dari 10% terdekomposisi]. Larutan air pada pH 8 terjadi hidrolisis secara cepat.



Inkompabilitas



Aktivitas antimikroba methylparaben sangat berkurang dengan adanya surfaktan no-ionik, seperti tween 80. Namun, propylenglycol [10%] telah ditunjukkan untuk mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben. Inkompatible dengan bahan lain, seperti bentonit, Na. Alginat, minyak essensial, sorbitol,= dan atropin. Juga



4



bereaksi dengan berbagai gula. Methylparaben berubah warna dengan adanya besi, dan akan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. pH



4-8



Penyimpanan



Disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering.



Kegunaan



Antimicrobial preservative



Kadar penggunaan



0,18%



2.3 Propylparaben [BM 180.20] [HOPE 6th hal 596] Zat



Propylparaben



Sinonim



Aseptoform P, CoSept P, E216, 4-hydroxybenzoic acid propylester, Nipagin P, Nipasol M, propagin, Propyl Aseptoform, propylbutex, Propyl Chemosept, propylis parahydroxybenzoas, propyl phydroxybenzoate, Propyl Parasept, Solbrol P, Tegosept P, Uniphen P-23.



Struktur



Rumus molekul



C10H12O3



BM 180.20



Titik lebur



295oC



Pemerian



Bubuk putih, Kristal, tidak berbau, dan tidak berasa.



Kelarutan



Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam ethanol 95% dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih.



5



Stabilitas



Pada pH 3-6 stabil dalam larutan berair, [kurang dari 10% dekomposisi]. Terjadi hidrolisis cepat pada pH 8 [10% atau lebih, setelah sekitar 60 hari pada suhu kamar]



Inkompabilitas



Aktivitas mikroba berkurang apabila ada surfraktan nonionic. Zat yang mengurangi aktivitas propylparaben yaitu, magnesium alumunium silicat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, propylparaben berubah warna dengan adanya besi dan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.



Keterangan lain



Kegunaan untuk pengawet atau antimicrobial preservative dengan



Penyimpanan



Harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering.



Kadar penggunaan



konsentrasi 0.01-0.02 %.



2.5 BHT (Butylated Hydroxytoluene ) [ FI IV hal 157] [HOPE 6th hal 73] Zat



BHT (Hydroxytoluene Butylated)



Sinonim



Agidol, 2,6-bis(1,1-dymethylethyl)-4-methylphenol, Dalpac, Dybutylated Hidroxytoluene, 2,6-tert-butylpcresol.



Struktur



Rumus molekul



C15H24O



Titik leleh



70 º C



Pemerian



Butylated Hydroxytoluene merupakan serbuk atau zat 6



padat kristalin kuning pucat atau putih dengan bau karakteristik Kelarutan



BHT tidak dapat larut di dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali hidroksi, dan cairan asam mineral encer. Sangat mudah dapat larut di dalam aseton, benzen, etanol (95%), eter, metanol, toluena-toluena, minyak lemak, dan obat cuci perut.



Stabilitas



Tidak stabil, panas menyebabkan pelunturan dan hilangnya aktivitas.



Penyimpanan hydroxy ha



Disimpan dengan baik tertutup kontainer, terlindung dari cahaya, dalam suatu tempat kering, dan dingin.



Inkompatibilitas



Butylated hydroxytoluene adalah phenolic dan mengalami karakteristik reaksi-reaksi dari zat asam karbol. Itu adalah yang tidak cocok atau bertentangan dengan bahan pengoksida kuat seperti permanganat-permanganat dan peroksida-peroksida.



Menghubungi



dengan



bahan



pengoksid boleh menyebabkan pembakaran sertamerta. Besi/ setrika menggarami pelunturan penyebab dengan hilangnya aktivitas. Memanaskan dengan sejumlah katalitis dari penyebab-penyebab asam pembusukan cepat dengan pelepasan(release gas mudah terbakar isobutene Titik didih



26.5 º C



Kegunaan



Sebagai anti oksidan



Kadar kegunaan



Topical formulations 0.0075–0.1%



2.3 Vaselinum Album [HOPE 6th, p : 481 - 483] Zat



Vaselin Album



Sinonim



Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White; Soft White; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow petroleum jelly.



Titik lebur



38º-60ºC



Pemerian



Berwarna kuning muda sampai kuning, transparan, massa 7



lembut. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak lebih dari sedikit berpendar di siang hari, bahkan ketika meleleh. Kelarutan



Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etanol (95%) panas atau dingin, gliserin dan air. Larut dalam benzene, karbon disulfide, kloroform, eter heksan, dan banyak dari campuran minyak dan minyak atsiri.



Stabilitas



Petrolatum



merupakan



bahan



dasar



yang



stabil



dikarenakan sifat komponen hidrokarbonnya. Masalah stabilitas kebanyakan terjadi karena adanya sejumlah kecil kotoran. Petrolatum harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering. Inkompatibilitas



Petrolatum



adalah



bahan



inert



dengan



sedikit



inkompatibel. Penyimpanan



Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.



Kegunaan



Basis salep



Kadar kegunaan



Sampai 100%



2.6 Ethanol [HOPE 6th; Hal. 17] Zat



Ethanol



Sinonim



Alcohol; Aethanolum.



Struktur



Rumus molekul



C2H6O



Titik lebur



-112oC



Pemerian



Cairan tak berwarna; Jernih; Mudah menguap dan mudah bergerak; Bau khas; Rassa panas; Mudah terbakar dengan memberika nyala biru yang tak berasap.



8



Kelarutan



Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P.



Stabilita



Mudah terbakar dengan adanya nyala biru tak berasap.



Inkompabilitas



Dalam kondisi asam, larutan ethanol bereaksi keras dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi dengan jumlah sisa aldehid. Garam oraganik atau akasia dapat diendapkan dari larutan atau disperse. Larutan ethanol juga kompatibel dengan alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat.



Keterangan lain



Pelarut



Penyimpanan



Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.



Kadar penggunaan



Secukupnya.



9



IV.



PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN No. 1.



2.



Permasalahan



Penyelesaian



Sediaan dibuat pasta berlemak,



Maka digunakan Vasellin album



agar menghasilkann efek yang



sebagai basis



lebih lama di kulit.



[HOPE 6 , p 822]



Karena sediaan pasta harus



Maka digunakan Amylum Tritici.



mengandung bahan padat >50%



[USP hal 3500]



th



sehingga diperlukan bahan peningkat kekentalan. 3.



4.



Sediaan mengandung basis



Ditambahkan Butylated



berlemak yang mudah



Hydroxytoluene sebagai antioksidan.



teroksidasi.



[FI IV hal 157, HOPE 6 , p 73]



Pada penyimpanan, untuk



Maka ditambahkan Methylparaben



mencegah pertumbuhan mikroba



dan propylparaben sebagai



karena digunakan dalam



pengawet.



multipledose.



[HOPE 6 , p 596]



th



th



10



V.



PENDEKATAN FORMULA No



VI.



Bahan



Jumlah



Fungsi



1.



Zinc Oxide



25% b/b



Zat Aktif [antiseptik lokal]



2.



Amylum Tritici



25% b/b



Pengental [USP p 3500]



3.



Methylparaben



0.18% b/b



Pengawet [HOPE 6 p 596]



4.



Propylparaben



0.02% b/b



Pengawet [HOPE 6 p 596]



5.



BHT



0.1% b/b



Antioksidan [HOPE 6 p75]



6.



Ethanol



Qs



7.



Vaselin Album



Pelarut [HOPE 6 p75] Basis Hidrokarbon [FI IV p 822]



th th th th



Ad 100% b/b



PENIMBANGAN BAHAN Jumlah sediaan yang dibuat sebanyak 100 gram No



Bahan



Jumlah



1.



Zinc Oxide



25 gram



2.



Amylum Tritici



25 gram



3.



Methylparaben



0.18 gram



4.



Propylparaben



0.02 gram



5.



BHT



0.1 gram



6.



Ethanol



Qs



7.



Vaselin Album



Ad 100 gram 25 gram



11



VII.



PROSEDUR PEMBUATAN Pembuatan Sediaan 100 gram 1. Dicuci alat menggunakan air kran, kemudian dibilas dengan aquadest dan dikeringkan. 2. Menimbang semua bahan, satu per satu di neraca analitik Zinc oxide (yang sudah diayak dengan ayakan nomer 100) = 25 gram menggunakan kertas perkamen Amylum tritici sebanyak 25 gram menggunakan kertas perkamen Methylparaben sebanyak 0.18 gram menggunakan kertas perkamen Propylparaben sebanyak 0.02 gram menggunakan kertas perkamen BHT sebanyak 0.1 gram menggunakan kaca arloji Ethanol sebanyak Vaselin album sebanyak 49.7 gram menggunakan kertas perkamen 3. Dimasukan 0.2 gram vaselin album ke dalam mortir, digerus 4. Dilarutkan propylparaben sebanyak 0.02 beserta methylparaben sebanyak 0.18 gram dengan menggunakan ethanol 96% di dalam



kaca arloji, setelah larut



dimasukan kedalam mortir, gerus halus homogen. 5. Dimasukan Amylum tritici sebanyak 25 gram kedalam mortir, gerus ad halus, Tambahkan sebagian vaselin album sebanyak 25.2 gram gerus halus homogen 6. Didalam kaca arloji yang sudah berisi BHT sebanyak 0.1 gram, ditetesi dengan ethanol aduk ad larut, kemudian dimasukan kedalam mortir, digerus ad homogen, Ditambahkan zinc oxide yang telah diayak sebelumnya sebanyak 25 gram, tambahkan sisa vaselin album, gerus halus homogen. 7. Sediaan yang telah jadi, ditimbang masing-masing sebanyak 10 gram dalam 8 wadah (pot salep). 8. Dikemas dan diberi etiket.



12



VIII.



DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN No



Jenis evaluasi



Prinsip evaluasi



Jumlah sampel



1.



Isi Minimum



Ditimbang wadah beserta isi obat



3



didalamnya dan tutup wadahnya,



wadah



sebelum



ditimbang



diberi



label



terlebih dahulu. Kemudian dicatat



Hasil pengamatan



Syarat



Wadah 1



Volume rata-tidak lebih



W1= 14.178 gram



dari satu dari 30 wadah



Wo= 4.183 gram



volume



W1-Wo = 9.995 gram



95%,



volume awal dari wadah tersebut.



kurang tetapi



dari tidak



kurang dari 90% seperti



Setelah itu isi wadah yang sama



Wadah 2



yang tertera pada etiket.



dikeluarkan dan wadah dicuci bersih,



W1= 14.195 gram



[FI IV hal 1089]



dikeringkan, lalu ditimbang kembali,



Wo= 4.167 gram



kemudian



W1-Wo = 10.028 gram



dicatat



hasil



volume



kosongnya. Dan dihitung volume isi dari



wadah



tersebut



dengan



Wadah 3



mengurangkan volume awal dengan



W1= 14.377 gram



volume akhir.FI 997



Wo= 4.304 gram W1-Wo = 10.073 gram



Rata-rata uji volum terpindahkan adalah 10.023 gram 13



3.



Organoleptik



Dilakukan pengujian bau, warna dan penampilan.



3 wadah



Tidak berbau, terdispersi Kondisi



organoleptik



secara merata, berwarna sebelum dan sesudah putih



penyimpanan sama.



harus



Tidak



berbau



tengik. 4.



Uji pH



Dilakukan menggunakan indikator universal



dengan



mencelupkan



3



Dari ketiga wadah yang Perbedaan rentang pH



wadah



diuji dengan menggunakan dari setiap botol tidak



indikator ke dalam larutan dan hasil



pH universal menghasil- boleh lebih dari ± 1.



yang didapatkan dicocokan dengan



kan nilai pH 7.



trayek pH. 5.



Uji



Dilakukan



dengan



mengambil



Homogenitas



sampel sediaan kemudian dioleskan



3 wadah



Sediaan memiliki partikel Jika yang terdispersi homogen.



dioleskan



sekeping



kaca



pada atau



tipis pada kaca arloji, kemudian



bahan transparan lain



diamati menggunakan indra peraba.



yang



cocok,



menunjukan yang



harus susunan



homogen



tidak



terdapat butiran-butiran yang tidak terdispersi. (Syamsuni,2007)



14



IX.



PEMBAHASAN Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. (Departemen Kesehatan RI, 1995) Karena sediaan mengandung minyak yang mudah teroksidasi dan terhidrolisis, sehingga akan menghasilkan massa pasta yang bau tengik, oleh karena itu kami menambahkan antioksidan BHT, untuk mencegah minyak mengalami oksidasi dengan agen bebas di udara. Selanjutnya, karena dikhawatirkan akan terjadi kontak dengan udara yang mengandung berbagai macam mikroorganisme bebas dan juga terjadinya kontak dengan jari pengguna ketika mengambil sediaan untuk mengoles sehingga akan memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba yang akan mengubah penampilan dan homogenitas dari sediaan,



maka kami menambahkan methylparaben dan



propilparaben sebagai zat antimikroba atau pengawet. Methylparaben dan propilparaben merupakan kombinasi pengawet yang efektif bekerja pada pH basa sesuai dengan bahan aktif kami. Sediaan disimpan diwadah tertutup baik, dan terhindar dari kontak cahaya atau sinar matahari langsung. Agar menghindari terjadinya perubahan konsistensi massa pasta dan terhindar dari penurunan efektifitas zat aktif. Setelah satu minggu, dilakukan



uji evaluasi sediaan, yaitu uji



organoleptik, uji pH, isi minimum, dan uji homogenitas. Pada uji organoleptik sediaan masih menunjukan penampilan yang sama yaitu memiliki warna putih, tidak berbau. Kemudian ketika diuji pH ternyata sediaan masih menunjukan pH yang sama dengan sebelumnya yaitu dengan nilai pH 7. Pada uji isi minimum sediaan memiliki rata-rata volum dalam tiga kali replikasi yaitu 10.023 hasil ini menunjukan bahwa sediaan pasta ZnO 25% ini memenuhi syarat



15



X.



KESIMPULAN Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut : No



Bahan



Jumlah



Fungsi



1.



Zinc Oxide



25% b/b



Zat Aktif [antiseptik lokal]



2.



Amylum Tritici



25% b/b



Pengental [USP p 3500]



3.



Methylparaben



0.18% b/b



Pengawet [HOPE 6 p 596]



4.



Propylparaben



0.02% b/b



Pengawet [HOPE 6 p 596]



5.



BHT



0.1% b/b



Antioksidan [HOPE 6 p75]



6.



Ethanol



qs



7.



Vaselin Album



Pelarut [HOPE 6 p75] Basis Hidrokarbon [FI IV p 822]



Ad 100% b/b



th th th th



Menurut hasil evaluasi, sediaan pasta ZnO 25% baik dan stabil. Secara organoleptika, sediaan berwarna warna putih, tidak berbau. dan tidak ditemukannya bau tengik akibat proses oksidasi pada sediaan, dan homogenitasnya pada sediaan terlihat homogen, sediaan terdispersi secara merata. Dalam sediaan tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme. Pada uji pH sediaan, masih tetap memberikan pH yang sama dengan proses pembuatannya yaitu nilai pH 7. kemudian pada uji Isi minimum, sudah dapat dikatakan lolos uji.



16



XI.



DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi II. Jakarta: Departemen Kesehatan. Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed. London : Pharmaceutical Press. Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Langley, Chris & D.Belcher. 2008. Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London : Pharmaceutical Press Aulton, M.E. 2002. Pharmaceutic The Science of Dosage from Design. Elsevier Ltd.. The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan : Ministry of Health Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.



17



LAMPIRAN



Kemasan Sekunder



Etiket



18



BROSUR SEDIAAN Tetrasikin



KOMPOSISI Tetrasiklin ………………………………….... 3% Setara dengan 3 gram Tetrasiklin HCl FARMAKOLOGI Tetrasiklin HCl adalah antibiotik bakteriostatik dengan aktivitas terhadap sejumlah besar bakteri gram positif dan gram negatif, aerob dan anaerob. Obat ini secara intrinsik lebih aktif terhadap mikroorganisme gram positif dari pada gram negatif, tetapi juga melawan mikroorganisme seperti Rickettsia, Coxiella burnetti, Mycoplasma pneumoniae, Clamydia sp. Beberapa mikobakteria atipikal yang resisten terhadap senyawa antimikroba aktif dinding sel. Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan pada ribosom bakteri 30S dan mencegah akses aminoasil t RNA ke tempat akseptor (A) pada kompleks ribosom mRNA. Merupakan obat pilihan terhadap infeksi-infeksi yang diakibatkan oleh organisme intraseluler karena dapat menembus makrofag dengan baik. INDIKASI Infeksi serangan bakteri Infeksi luka sayatan Luka bakar Abrasi kulit Pengobatan Akne vulgaris KONTRAINDIKASI Hipersensitif terhadap tetrasiklin atau komponen apapun; Penggunaan Kedokteranmerupakan kontraindikasi pada herpes simpleks keratitis epitel, penyakit jamurstruktur okular dan setelah penghapusan senyawa kornea. PERHATIAN digunakan berkepanjangan dapat menyebabkan bakteri atau jamur berlebih. CARA PAKAI 2 sampai 3 jam sekali, oleskan pada bagian yang terinfeksi atau pada bagian yang sakit. HINDARKAN DARI CAHAYA MATAHARI LANGSUNG. SIMPAN DALAM SUHU 25oC TUTUP KEMASAN RAPAT-RAPAT DAN JAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK.



No. Batch B05140509 No. Reg. DKL 13B0193339A1 Mfg Date 5 Mei 2014 Exp Date 5 Mei 2017 PT. BOUMPOUKI FARMA Tbk. BANDUNG – INDONESIA



19



20