14 0 211 KB
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Manajemen Pelayanan Kesehatan adalah suatu proses atau kemampuan dalam mengelola jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat mulai dari permintaan untuk dilayani sampai pelayanan jasa di bidang kesehatan itu diterima oleh masyarakat untuk digunakan. Manajemen pelayan adalah Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu : Puncak, Menengah, Bawah. Tingkat Manajerial Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orangorang yang memimpin dalam tiap level manajerial tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah : kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.
Manajemen Asuhan Keperawatan adalah suatu proses keperawatan yg menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti : perencanaan, pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien. Proses Keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yg menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu : pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Selanjutnya mari Anda pahami tentang tujuan manajemen keperawatan Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Rumah sakit umum daerah Dr.H. Abdul Moeloek adalah sebuah rumah sakit yang terletak di Bandar Lampung Provinsi Lampung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan rumah sakit Ondermening Pemerintahan Hindia belanda yang didirikan pada tahun 1914 untuk buruh perkebunan. Seiring berjalanya waktu perkembangan terahir menjadi RSUD Tipe B pendidikan tepatanya pada tanggal 23 Juli 2008 dan RSUD-PPKBLUD dengan status penuh melalui Pergup Lampung nomor : 605 G/V/HK 2009, pada tanggal 24 September 2009. Ruang Kemuning merupakan bagian dari instalasi Rawat Inap di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek yang menangani pasien anak dengan kasus bedah orthopedic, traumologi, vulvus, cidera kepala dan kasus kecelakaan lainya. Berdasarkan dari hasil pengkajian pada tanggal 26 Januari 2021 didapatkan data bahwa terdapat 7 masalah yang ditemukan di ruangan bedah anak ( kemuning ) RSUD Abdoel Meoloek Bandar Lampung.
1.2. TUJUAN 1.2.1.
Tujuan Umum
Memberikan pembaharuan melalui pengelolaan manajemen keperawatan yang profesional dan sesuai dengan teori-teori manajemen keperawatan di ruang kemuning Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Melakukan Pengkajian Masalah 2. Mengidentifikasi Masalah Yang Ada Diruang Kemuning 3. Menganalisa Analisis SWOT Berdasarkan Analisa Situasi Diruangan 4. Menetapkan Masalah Dan Melakukan Prioritas Masalah Ditemukan Diruangan Kemuning 5. Menyusun POA 6. Mengorganisasikan Kegiatan Berdasarkan Perencanaan Yang Telah Ditetapkan 7. Melakukan Pengarahan Dalam Upaya Pencapaian Yang Telah Ditetapkan 8. Melakukan Pengawasaan, Pengendalian Dan Penilaian Dalam Upaya Pencapaian Hasil Yang Optimal 9. Memberikan Alternatif Usulan Dan Saran Sebagai Upaya Tindak Lanjut Untuk Perbaikan. 1.3. MANFAAT
1.3.1. Rumah Sakit Meningkatkan
standar
manajemen
baik
manajemen
pelayanan
maupun
manajemen asuhan pada RSUD Abdoel Moeloek Bandar LAmpung 1.3.2. Ruang Kemuning Dapat meningkatkan standar mutu pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan profesioanal melalui pengelolaan manajemen keperawatan dalam peran dan fungsi manajemen di ruang kemuning. 1.3.3. Mahasiswa Dapat pembelajaran dari praktik klinik manajemen keperawatan di ruang kemuning Rumah Sakit Abdul Moeleoek Provinsi Lampung. Dan mampu mengelola suatu ruangan dengan pendektan proses managemen yang baik.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1.
Pengertian Manajemen Keperawatan Managemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumbersumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen unuk mencapai tujuan dan obyektifitas dan pelayan keperawatan. Kelly dan Nassam (2014) menyatakan bahwa managemen keperawatan dapat di definisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses managemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan pengorganisasian, kepersonalian, pengarahan dan pengendalian. Swanburg (2000) menyatakan bahwa managemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.
2.1.1. Manajemen Pelayanan Managemen pelayanan keperawatan yaitu pelayanan dirumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menengah (kepala unit pelayanan dan supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruangan keperawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien. 2.1.2. Managemen Asuhan Keperawatan Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam
menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge & Cumming, 1996 ). 2.2.
Mutu Pelayanan a. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan : 1) Gambaran apa yang akan dicapai 2) Persiapan pencapaian tujuan 3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai 4) Persiapan tindakan – tindakan 5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja 6) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas. c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval. d. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki. e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen. Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material, methode, machine, minute dan market.
2.3.
Prinsip – Prinsip Manajemen Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol (2014) adalah : a. Division of work (pembagian pekerjaan) b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab) c. Dicipline (disiplin) d. Unity of command (kesatuan komando) e. Unity of direction (kesatuan arah) f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum) g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai) h. Centralization (sentralisasi) i. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki) j. Order (ketertiban) k. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai) l. Equity (keadilan) m. Inisiative (prakarsa) n. Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)
2.4.
Proses Manajemen Keperawatan Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat. 2.5.
Standar Asuhan Keperawatan Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dari upaya kesehatan secara keseluruhan. Selain itu
pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik dan buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan secara optimal. Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : 1) Memenuhi standar profesi yang diterapkan 2) Sumber daya untuk pelayanan askep di manfaatkan secara wajar,efisien &efektif 3) Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan 4) Memuaskan bagi pasien & tenaga keperawatan serta 5) Aspek sosial, ekonnomi, budaya, agama, etika& tata nilai masyarakat diperhatikdan dihormati Disamping itu persyaratan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan antara lain : 1) Pimpinan yang peduli dan mendukung 2) Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan 3) Tenaga keperawatan disiapkan melalui upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampian dengan cara diadakan program diklat 4) Sarana & perlengkapan dan lingkungan yang mendukung 5) Tersedia dan diterapkan standar Asuhan keperawatan Berdasarkan kerangka berfikir seperti tersebbut di atas, Direktorat jendral pelayanan medic. Depkes RI bersama dengan Organisasi profesi keperawatan diberlakukan untuk diterapkan diseluruh Rumah sakit, melalui SK Direktur Jendral pelayanan Medik,no. YM. 00.03.2.6.7637 Thun 1993 tentang berlakunya Standar Askep di Rumah Sakit”. Ini berarti bahwa seluruh tenaga keperawatan dirumah sakit , Dalam memberikan Askep harus berpedoman pada Standar Askep yang dimaksud. UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dalam penjelasan tentang pasal 53 ayat 2 mendifinisikan standar profesi sebagai
pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunnjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Atau secara singkat dikatakan standar adalah pedoman kerja agar pekerjan berhasil dan bermutu. Berdasarkan alasan ini maka kehadiran standar Askep yang identik dengan standar profesi keperawatan ,berguna sebagaikriteria untuk mengkur keberhasilan& mutu Askep. Standar-standar yang ditetapkan dalam Askep terdiri dari : 1) Pengkajian keperawatan 2) Diagnosa keperawatan 3) Perencanaan keperawatan 4) Intervensi keperawatan 5) Evaluasi keperawatan 6) Catatan asuhan keperawatan Dalam standar- standar dimaksud mencantumkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pemberian Askep . Apabila kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi diangap mutu askep dapat dipertanggung jawabkan secara profesional . Dengan memahami dan mematuhi kriteria dalam standar askep, maka bukan hanyakeprofesian dijaga dan ditingkatkan, tetapi juga meliputi aspek-aspek kemanan dan kenyamanan pasien. Dalam standar Askep aspek keamanan pasien mendapat perhatian dengan ketentuan tentang pencegahan terjadinya kecelakaan dan hal-hal tidak diinginkan seperti: 1) Menjaga keselamatan pasien 2) Mencegah infeksi nonsokomial 3) Mencegah terjadinya kecelakaan penggunaan alat elektronika 4) Mencegah terjadinya kecelakaan alat yang mudah meledak 5) Mencegah kekeliruan memberi obat Aspek kenyamanan & kepuasan pasien dijaga dengan baik apabila falsafah keperawatan & tujuan keperawatan serta kriteria-kriteria dalam standar intervensi
keperawatan,
khususnya dalam memenuhi kebutuhan pasien ,dipatuhi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Adapun yang dimaksd dengan falsafah keperawatan dalam standar asuhan keperawatan ini adalah tenaga berkeyakinan, bahwa : 1) Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psikososial spiritual yang unik 2) Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semu yang membuuhkan dengan tidak membedakan bangsa ,suku,agama, dan statusnya disetiap tempat pelayanan kesehatan 3) Tujuan
Askep dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota team
kesehatan dan pasien / keluarga. 4) Dalam memberikan Askep,perawat menggunakan proses keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien /keluarga 5) Perawat bertanggug jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang melakukan Askep secara utuh berdasarkan Standar askep 6) Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan sifat dan pelayanan Selanjutnya yag dimaksud dengan tujuan keperawatan dalam standar asuhan keperawatan disini adalah sebagai berikut : 1) Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan Nasional 2) Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan. 3) Mengembangkan standar askep yang ada 4) Memberi kesempatan semua tenaga keperawatan utuk mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya 5) Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan 6) Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksana pelayanan 7) Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga keperawatan 8) Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi tenaga keperawatan
2.6.
Standar 1 Pengkajian Keperawatan Askep paripurna menerus,tentang
memerlukan data lengkap dan dikumpulkan secara terus keadaannya untuk menentukannya untuk menentukan kebutuhan
askep.Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tea kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi: 1. Pengumpulan data Kriteria: a. Menggunakan format yang baku b. Sistematis c. Diisi sesuai item yang tersis d. Actual ( Baru ) e. Absah ( valid ) 2. Pengelompokan data Kriteria: a. Data biologis b. Data psikologis c. Data sosial d. Data spiritual 3. Perumusan masalah Kriteria: a. Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan b. Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan. 2.7.
Standar 2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan di bandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien. Kriteria: 1. Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien. 2. Dibuat sesuai dengan wewenang perawat. 3. Komponennya terdiri dari masalah,penyebab dan gejala/ tanda (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE) 4. Bersifat Actual apabila masalah kesehatan pasien sdah nyata terjadi. 5. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien, kemungkinan besar akan terjadi 6. Dapat ditanggulangi oleh perawat
2.8.
Standar 3: Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan disusun brdasarkan Diagnosa keperawatan. Komponen perencanaaan keperawatan meliputi: 1. Prioritas masalah Kriteria : a. Masalah-masalah yang mengancam kehidupan prioritas pertama. b. Masalah-masalah ang mengancam kesehatan seseorang : Prioritas ke-2 c. Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku : Prioritas ke-3 2. Tujuan askep Kriteria: a. Spesifik b. Bisa diukur c. Bisa dicapai d. Realistik e. Ada batas waktu 3. Rencana tindakan Kriteria: a. Disusun berdasarkan tujuan askep b. Melibatkan pasien / Keluarga c. Mempertimbangkan latar belakang pasien / keluarga d. Menentukan alternatif tindakan yang tepat e. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang bberlaku,lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada f. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien g. Kalimat instruksi, ringkas,tegas dengan bahasanya mudah dipahami 2.9.
Standar 4: Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebuthan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan serta dengan mengikut seratakan pasien dan keluarga. Kriteria: 1. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan 2. Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien. 3. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kpada pasien/Keluarga.
4. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 5. Menggunakan sumber daya 6. Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptic 7. Menerapkan prinsip aman,nyaman,ekonomis privacy dan mengiutamakan keselamatan pasien 8. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien. 9. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien 10. Mencatat semua tindakan pasien yang telah dilaksanakan. 11. Merapikan pasien dan alat setiap melaksanakan tindakan 12. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan
BAB III ANALISA SITUASI 3.1. Analisa Situasi Ruangan Kemuning A. MANAJEMEN PELAYANAN 1. PLANNING
a. Visi Ruangan Uraian Apakah terdapat visi dalam Ruangan? Jika jawaban “Ya” Uraikan Visi tersebut :
Apakah visi sudah sesuai dengan kegiatan pelayanan?
ceklist Ya
Tidak
√ Visi : Ruang rawat inap bedah anak unggulan.
√
b. Misi Ruangan : Menyelenggarakan perawatan bedah anak yangb sesuai dengan standart perumahsakitan yang berlaku. c. Motto Ruangan Uraian
ceklist Ya
Tidak
Apakah terdapat motto dalam Ruangan? Jika jawaban “Ya” Uraikan Motto tersebut :
√
Apakah Motto sudah sesuai dengan kegiatan pelayanan?
√
d. Program Kerja Uraian Apakah terdapat Program Kerja dalam Ruangan? Jika jawaban “Ya” Uraikan Program Kerja tersebut :
Ceklist Ya
√ Terdapat program kerja dalam ruangan : 1. Program kerja dinas pagi a) Mengisi daftar hadir b) Membaca laporan sore dan malam c) Menerbitkan dan membatasi penunggu pasien d) Visite keperawatan e) Menyiapkan obat injeksi f) Melaksanakan kerja keperawatan g) Mengkaji ulang pada pasien yang dalam perhatian sebagai bahan acuan h) Memberikan makan pasien dan minum obat i) Menyiapkan obat-obatan dan alat kesehatan untuk dioverkan ke dinas sore j) Timbang terima dengan dinas sore 2. Program kerja dinas sore a) Mengisi daftar hadir b) Timbang terima dengan dinas pagi c) Mengerjakan keperawatan (lanjutan) d) Menerima konsultasi keluarga pasien dengan petugas e) Memberikan makan pasien dengan dietnya f) Menertibkan pengunjungan pasien g) Istirahat petugas h) Mengkaji ulang pada list pasien untuk persiapan membuat laporan sore terutama bagi pasien yang dalam perhatian i) Membuat laporan sore j) Timbang terima dengan dinas malam. 3. Program kerja dinas malam a) Mengisi daftar hadir b) Timbang terima dengan dinas sore c) Menertibkan penunggu pasien
Tidak
(pintu bangsal di tutup) d) Melaksanakan injeksi berkala e) Menulis rencana kerja keperawatan dan pengobatan f) Melaksanakan perawatan lanjutan g) Istirahat petugas h) Merekap kerja perawatan pada MR 58 i) Memberikan makan pasien sesuai dietnya j) Menyiapkan alat kesehatan dan obat-obatan untuk di timbang terima dengan petugas dinas pagi k) Timbang terima dengan dinas pagi beserta kepala ruangan dan Wa Ka Ru. 4. Standart operasional prosedur/SAK Jenis SOP/SAK : 1) Ganti balutan 2) Pemasangan infuse 3) Pemasangan NGT 4) Pemasangan Kateter 5) Pemberian makan melalui NGT 6) Pengambilan darah vena 7) Perawatan luka kolostomy 8) Pemasangan GIPS 9) Prosedur injeksi 10) Prosedur injeksi 11) Prosedur skin test 12) Pemasangan cateter anak. 5. Kebijakan di Ruangan 1) Kebijakan memberikan pelatihan kesehatan setiap bulan kepada perawat ruangan. 2) Kebijakan memberikan kelanjutan study bagi perawat SPK ke jenjang D3 dan S1 ke profesi Ners. Apakah Program Kerja sudah sesuai dengan kegiatan pelayanan?
√
e. Standar Operasional Prosedur/SAK Uraian
Ceklis Ya
Apakah terdapat Standar Operasional Prosedur kegiatan dalam ruangan ? Jika jawaban “ya”, uraikan SOP/SAK Tersebut dan lampirkan:
Apakah SOP/SAK digunakan sesuai dengan kegiatan pelayanan?
Tidak
√ Jenis SOP/SAK: 1. Ganti Balutan 2. Pemasangan Infuse 3. Pemasangan NGT 4. Pemasangan Kateter 5. Pemberian makan melalui NGT 6. Pengambilan Darah Vena 7. Perawatan Luka Kolostomy 8. Pemasangan GIPS 9. Pemasangan Bidai 10. Prosedur Injeksi 11. Prosedur Skin Test 12. Pemasangan Cateter Anak
√
f. Kebijakan Uraian
Ceklis Ya
Apakah terdapat kebijakan dalam rumah sakit/ ruangan ? Misal : kebijakan pelatihan pendidikan keperawatan / pemberian beasiswa Jika jawaban “ya”, uraikan kebijakan tersebut
Tidak
√ Bentuk kebijakan Rumah Sakit/ Ruangan : 1. Kebijakan memberikan pelatihan kesehatan setiap bulan kepada perawat ruangan. 2. Kebijakan memberikan kelanjutan study bagi perawat SPK ke jenjang D3 dan S1 ke Profesi Ners.
2. ORGANIZING a. Struktur Organisasi Uraian
Ceklist Ya
Tidak
Apakah terdapat Struktur Organisasi dalam Ruangan rawat? Jika
√
ya, gambarkan....
Struktur Organisasi Kepala Ruangan (Ns. Kiston Riyadi, S. Kep) Koordinator (Ns. Dian Yulianti, S. Kep) Tim 1
Tim 2
(Surati, S. ST)
(Ns. Desna Annisa, S.Kep)
Perawat Pelaksana:
Perawat Pelaksana:
1. Yudi Putra, Amd. Kep
1. Uminah, S.ST
2. Mister Mahmud, Amd. Kep
2. Reni Juwita, S.Kep
3. Fresilia D, Amd. Kep
3. Rina Ella P, Amd. Kep
4. Emma Rahmi, S. Kep
4. Reni Muslimah, Amd. Kep
5. Milzan F, Amd. Kep
5. Siti Choiroh, Amd. Kep
b. Uraian Kerja / Job Disk Karyawan 1. Uraian Kerja /Job Disk Karyawan a. Karu Merumuskan Metode Penugasan Membuat Rincian Tugas Ketua Tim Dan Anggota Tim Mengatur Dan Mengendalikan Logistik Ruangan Mengatur Dan Mengondisikan Situasi Lahan Praktek Mendelegasikan Tugas Kepada Katim
Menilai Kinerja Anggota Mengevaluasi Pelaksanaan Yang Telah Di Lakukan Perawat Pelaksana b. Katim Mengkaji Pasien Dan Menerapkan Tindakan Keperawatan Yang Tepat Mengkoordinasikan Rencana Kegiatan Pada Tim Mencatat Tindakan Keperawatan Yang Telah Di Lakukan Menilai Kemajuan Pasien Mendokumentasikan Tindakan Dan Hasil Yang Telah Di Laksanakan Perawat Pelaksana Melaksanakan Tindakan Keperawatan Yang Telah Di Susun Mengevaluasi Tindakan Keperawatan Yang Telah Di Berikan Mencatat Dan Melaporkan Semua Tindakan Keperawatan Dan Respon Pasien Dan Catatan Keperawatan. c. Pembentukan Kelompok Kerja Uraian
Ceklist Ya
Apakah terdapat Pembentukan
Tidak
√
Kelompok Jika jawaban ”Ya”, tuliskan
Bentuk Kelompok Kerja :
Pembentukan Kelompok Kerja
Sistem pembagian shif (pagi, sore, malam)
tersebut : d. Rincian Tugas Kepala Ruangan, Peraway Primer, dan Perawat Asosiat secara jelas Peran Kepala Ruangan
Rincian Tugas 1. Melaksanakan tugas perencanaan a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan. b. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan
perawatan
yang
perlukan. 2. Melaksanakan fungsi pengorganisasian 3. Melaksanakan fungsi pelaksanaan
di
4. Melaksanakan pengawasan 1. Mengadakan serah terima tugas kepada
Peran Katim (Perawat Primer)
perawat pelaksana. 2. Melakukan pembagian tugas kepada perawat pelaksana. 3. Memberikan pengarahan tentang tugas Perawat Pelaksana (Perawat Asosiat)
setiap anggota. 1. Memberikan perawatan
langsung
berdasarkan proses keperawatan. 2. Melaksanakan program medic dengan penuh tanggung jawab. 3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik. 4. Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental. 5. Mengatur dan mempersiapkan alat. e. Uraian Evaluasi Kerja Karyawan (Penilaian Kinerja) Uraian
Ceklist Ya
Apakah terdapat Evaluasi karyawan dalam Ruangan? Jika jawaban ”Ya”, tuliskan
kerja
Tidak
√
Bentuk evaluasi kerja karyawan berupa penilaian kinerja harian dan akan dievaluasi
Pembentukan Evaluasi Kerja
tiap minggu oleh karu. Bentuk penghargaan
karyawan tersebut :
berupa pujian dan kenaikan jenjang jabatan.
3. ACTUATING
No
Kegiatan
Ceklist Ya
Tidak
Bentuk Tindakan/
1
Pemberian Motivasi Kerja Oleh Pimpinan
√
Sebelum Melakukan Kegiatan, Karu Selalu Memberikan Semangat Dan Selalu Berdoa Bersama
2
√
Pembagian Shift
3
Pengaturan Waktu kerja / Manajemen Waktu Komunikasi Efekrif
√
Selalu Melakukan Overan Sebelum Pertukaran Shift
4
Manajemen Konflik
√
5
Manajer Melaksanakan Supervisi Keperawatan kepada bawahan
√
Menyelesaikan Masalah Dengan Musyawarah Mengevaluasi Langsung Tindakan Keperawatan Yang Diberikan
4. CONTROLING No
Kegiatan
Ceklist Ya
1
Kegiatan Audit terhadap suatu kejadian
Mekanisme Penjaminan Mutu Asuhan
Tidak
√
Menggunakan SOP pada setiap tindakan keperawatan untuk menghindari kesalahan
√
Melakukan tindakan praktik keperawatan yang bisa diteliti
Atau masalah keperawatan 2
Bentuk Tindakan
keperawatan di ruangan 3
Kedisiplinan Tenaga yang ada (punisment dan reward)
√
1. Memberikan pujian pada perawat yang melakukan tugas dengan baik 2. Memberi peringatan pada yang melakukan kesalahan
4
Kebijakan tentang Mekanisme Informasi/
√
Selalu berkoordinasi tim kesehatan yang lain
√
Memberi izin staf untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
Hubungan kerja antar staf 5
Mekanisme pengembangan Jenjang Karir Perawat.
B. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN 1. Sumber daya manusia (M1- Man) a. Keterangan b. Jumlah Tenaga Yang Ada Diruang Rawat
N o 1 2 3
Keperawatan Kualifikasi
Jumlah
Jenis
S1 +Profesi S1 D4
2 Orang 3 Orang 2 Orang
D3
7orang
PNS PNS PNS 4 PNS
Kualifikasi
Jumlah
Jenis
SMA SMA
1 5
PNS TKS
4
N o 1 2
3 TKS
Non Keperawatan
c. Kebutuhan Tenaga
-
Kebutuhan Tenaga Keperawatan Menurut Douglas disuatu ruangan ada 9 orang klien, 3 orang ketergantungan minimal, 4 orang dengan ketergantungan parsial, 2 orang ketergantungan parsial Klasifikasi Klien X Jumlah Klien, Pada Shift Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0,27 x 4 = 1,08 0,36 x 2 = 0,72 0,51 + 1,08 + 0,72 = 2,31 ( 2 orang perawat sift pagi) Pada Shift Siang 0,14 x3 = 0,42 0,15 x 4 = 0,6 0,30 x 2 = 0,6 0,42 + 0,6+ 0,6 = 1,62 (2 orang perawat sift siang) Pada Shift Malam 0,07 x 3 = 0,21
0,10 x 4 =0,4 0,20 x 2 = 0,4 0,21 + 0,4 +0,4 = 1,01 ( 1 orang perawat shift malam)
jadi kebutuhan perawat menurut rumus diatas pada sift pagi 2 orang perawat, sift siang 2 orang perawat sift malam 1 orang perawat jadi perawat yang dibutuhkan 5 orang perhari. Penghitungan kebutuhan perawat menurut Gillies TTP =
A X 52 ( MINGGU ) X 7 Hr (TTXBOR) + 25% HKE ( 41 MG ) X JK (40) /MG
Ket : TTP : Tenaga medis perawat A : Jumlah jam perawatan pasien selama 24 jam TT : Tempat tidur BOR : Bed Occupancy Rate HKE : Hari kerja efektif JK : jam efektif kerja perhari TTA =
8 x 52 x 7(23 x 12) + 25% 41 x 40
TTA =
7.728 + 25% 1.640
TTa = 5, 86 ( 6 orang perawat perhari yang menangani di ruangan).
2. Sarana Prasarana ( M2 –Material)
a. Fasilitas Untuk Pasien No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Nama Barang Set GB Tabung Oksigen Stetoskop Nebulizer Suction Tabung Drain Timbangan Bed Pasien Penlight Spygnomanometer Loker obat Bengkok Bak Instrumen
Jumlah
Kondisi
3 10 3 1 1 3 1 23 1 3 1 3 3
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
b. Fasilitas untuk tenaga kesehatan No
1 2 3 4 5 6
Nama
3 ruang rawat Selasar Kamar mandi Wastfel Kipas angin TV
Standar Jumlah Dalam 1 Bangsal
Realita Di Ruangan
23 set tempat tidur
23 set tempat tidur @
2 3 3
ruang kelas I,II, III 2 @5 ruang kelas III Tidak ada di uang rawat 2 buah (di ruang tindakan
1 3
dan di nurse station) 1 dalam satu ruangan 3 di (di ruang perawatan dan ruang pasien
c. Alat Kesehatan Yang Ada Diruangan No
1 2 3 4 5 6 7
Nama Barang
GB Tabung oksigen Stetoskop Nebulizer Suction Tabung Drain Timbangan
Jumlah
Kondisi
3 10 3 1 1 3 1
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
8 9 10 11 12 13 14
Bed Pasien Penlight spygnomanometer Loker obat Bengkok Bak Instrumen Bed pasien
23 1 3 1 3 3 23
Baik Baik Baik Baik Baik Baik 18 (baik)
d. Consumable (Obat-Obatan Dan Bahan Habis Pakai) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama barang IVFD RL, NACL, KaN3B, Glucose 5% Ranitidine Ceftazidine Ceftriaxone Paracetamol Tramadol infus Cetorolac Asam tranexamat Kassa, plester, kapas alcohol Hand crub Aquabidest Salep gentamicin
e. Administrasi Penunjang – RM 1. Lembar observasi 2. Lembar dokumentasi 3. List pasien 4. Buku timbang terima 5. SOP (standar operasional prosedur) 6. SAK (standar asuhan keperawatan) 7. SPM (standar pelayanan minimal) 8. Buku (injeksi, TTV, makanan, obat, investaris, penerimaan darah, pasien pulang, registrasi, laboratorium dan rincian pasien pindah) 3. Metode Asuhan Keperawatan Profesional (M3-Method) No 1
Metode Penerapan MAKP
Data Fokus Yang Dinilai 1) Dalam daftar dinas Ruang Kemuning Terbagi menjadi 2 tim. Tim kanan terdiri dari karim 1 orang dan anggota
tim 2 orang, dan tim kiri katim 1 orang dan anggota tim 5 orang 2) Pembagian pasien untuk tim 1 bertanggung jawab untuk kamar Bayi, kelas II dan Conbustio, sedangkan tim II bertanggung jawab untuk kamar bangsal kelas II. Tersedia buku laporan pasien untuk 2 tim yang di isi lengkap
tiap
shif
yang
berisi
keadaan
umum,
pemenuhan KDM, terapi tindakan yang sudah dan akan dilakukan pada shif berikutnya. Buku terapi dan buku visite untuk 2 tim. 3) Operan shif dan pengaturan shif tiap hari terbagi mnjadi 3 shif, yaitu shif pagi jam 07.30 WIB – 14.00 WIB, shif sore dari jam 14.00 WIB – 21.00 WIB dan shif malam daei 21.00 WIB – 07.15 WIB. 2
Timbang terima
Timbang terima diruang dilakukan setiap pergantan shif yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masingmasing shif. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang trima diruang kemuning adalah isi timbang terima meliput nama dan ruangan pasien, diagnosis medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang telah dilakukan dan blum dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicactac dalam buku timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima. Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke pasin, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan berdinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan diruang kemuning selalu didampingi oleh kepala ruangan terutama pada pergantian shif malam ke pagi, dan pagi kesiang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur dan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern.
3
Ronde
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
Keperawatan
4 5 6
Penerimaan pasien baru Discharge planning Supervisi
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan timkeperawatan ,kepala ruangan ,dokter , ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan .berdasarkan observasi pada tanggal 24 november 2018 didapatkan 100% perawat ronde kepearawatan beum dilakuakan diruang kemuning. Sudah dilakuakan namun belum maksimal Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ,pada saat kepala ruangan berhalangan hadir , kepala ruangan mendelegasikan tugas kepada kepala tim. Namun pendelegasian tugas dilakukan tanpa dokumen tertulis.
4. Dokumentasi Keperawatan Uraian
Ceklist
Apakah terdapat metode Ya Tidak pendokumentasian dalam rumah √ sakit/ruangan? Jika jawaban ya tuliskan bentuk Ada format pendokumentasian format pendokumentasian yang dalam bentuk buku laporan. digunakan. Apakah terdapat metode penyimpanan dokumentasi dalam rumah sakit/ruangan ?
Ya
Tidak
Gambarkan Pelaksanaan Dokmentasi Keperawatan yang digunakan: Untuk pendokumentasian dalam ruang kemuning masih belum rapi seperti misalnya dalam implementasi saat pendokumentasian tidak diisi dengan lengkap atau tidak sesuai dengan keadaan pasien banyak yang kosong dan saat intervensi terdapat lanjutkan intervensi tapi tidak dicantumkan intervensi apa saja yang dilanjutkan .
3.2. Analisa SWOT No Keterangan 1. Managemen
Faktor Internal STRENGHT
Sudah adanya SOP pre dan post
Adanya pembagian
conference.
sruktur dalam
Dari hasil observasi diperoleh
ruangan yaitu
tidak dilakukan
bahwa sudah adanya jadwal
katim dan perawat
sama sekali
harian
asosiasi yang telah
diruangan
conference.
membuat jadwal
kemuning RS
Ketenaga kerjaan yang sudah
harian untuk pre
AM
tercukupi.
dan post
Pelayanan
Faktor Eksternal OPPORTUNITY
Pelaksanaan post conference
untuk
predan
post
conference.
WEAKNESS
Berdasarkan hasil
observasi THREATENED
tanggal 24 november didapatkan 100%
perawat
ronde
keperawatan belum dilakukan
Kurang berjalannya penugasan tim
diruang kemuning.
Berdasarkan dengan
karena tidak
hasil
katim
adanya pren
wawancara sudah
ada
dan
dan
post
conference.
penjadwalan
pre
conference
namun
belum
terlaksana. Berdasarkan hassil wawancara dengan karu pre dan post conference bisa dilakukan dimana saja meskipun tidak 2.
Managemen
secara formal. STRENGHT
OPPORTUNITY
asuhan
Terdapat 2-3 tempat tidur
keperawatan
Terdapat ruang kelas I, II, III
M2 (Material)
Adanya wastavel 2 buah
Pada ruangan
Adanya 1 kipas angin dalam 1
Kemuning terdapat 3
ruangan perawat Terdapat 3 tv diruang perawat
Diruang kemuning terdapat ruang kelas I, II, III. Tersedia tv diruang perawat dan ruang pasien Adanya 5 selasar diruang kelas III
ruang rawat
dari ruang pasien terdapat 2 THREATENED
dan 23 set
sklaser.
tempat tidur
WEAKNESS
dan tidak
Berdasarkan
terdapat kamar mandi pada ruang rawat.
tangal
24
didapatkan
Kurang optimal pemenuhan sarana
hasil
observasi
november tidak
ada
2018 kamar
mandi diruang rawat. Berdasarkan hasil wawancara
dan prasarana diruang kemuning RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
dengan kepala ruangan kamar mandi hanya ada untuk pegawai saja.
3..
Kurangnya alat
STRENGHT
OPPORTUNITY
medis yang memadai
4.
Supervisi tidak dilakukan secara rutin Masalah : pendelegasian tugas dilakukan tanpa dokumentasi tertulis.
1. Terdapat 23 bed pasien diruangan kelas 1,2 dan 3 2. Terdapat 3 TV diruang perawat dan pasien 3. Terdapat 1 Kipas Angin diruangan Perawat
1. Diruang kemuning terdapat kelas 1,2 dan 3 2. Tersedia 3 TV diruang perawat dan pasien 3. Tersedia 18 Bed WEAKNESS Pasien kondisi baik 4. Tersedia 1 kipas 1. Berdasarkan hasil observasi angin dalam tanggal 24 November 2020 di ruangan perawat dapat 5 bed pasien kurang baik dan tidak tersedia penomoran pada bed pasien 2. Berdasarkan hasil observasi tanggal 24 November 2020 tidak ada daftar papan nama THREATENED DPJP(Dokter Penanggung Kurang optimal Jawab Pasien) dan tidak terdapat Sarana penkes pada pemenuhan sarana dan ruangan terkait manajemen prasarana di ruangan resiko jatuh 3. Berdasarkan hasil wawancara Kemuning RSUD didapatkan westafel 2 diruang DR.H ABDOEL perawat pasien. Dan tidak ada kamar mandi diruang rawat MOELOEK STRENGHT 1. Melaksanakan tugas perencanaan 2. Melaksanakan fungsi
OPPORTUNITY Mampu menerapkan kegiatan supervisi secara optimal
pengorganisasian 3. Melaksanakan fungsi pelaksanaan 4. Melaksanakan pengawasan
TREATHENED Kurangnya kegiatan/tidak rutin dilakukan, kegiatan
WEAKNESS
dilakukan 2 kali setiap
Sebagai perawat masih kurang
bulan kepada pp.
sesuai dengan peran dan fungsi kepala ruangan dan perawat 5.
Ronde keperawatan belum pernah
pelaksana STRENGTH Adanya kelompok program ronde
OPPORTUNITY 1. Ronde
dilakukan di ruang kemuning
keperawatan.
keperawatan merupakan
WEAKNESS
metode untuk
Berdasarkan hasil observasi pada
menggali dan
tanggal
membahas secara
24
November
2018
didapatkan 100% perawat ronde
mendalam
keperawatan
masalah
belum
dilakukan
diruang kemuning.
keperawatan yg terjadi pada pasien. 2. Masalah klien teratasi dengan baik sehingga kebutuhan dasar klien terpenuhi. TRETHEDNED 1. Masalah pasien tidak teratasi, membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh dari penyakitnya 2. Komunikasi/inter ksi antara perawat dengan pasien
6.
menjadi lemah. OPPORTUNITY
Masalah belum
STENGTH
adanya papan
Dokter dan perawat sudah
Tugas shift dapat
nama dokter
mengetahui siapa nanti dokter dan
digantikan oleh
penangung
perawat nanti yang akan berganti
dokter atau
jawab pasien
sift pada saat overan
perawat
dan perawat
penangung jawab
penangung
WEAKNESS
yang lain.
jawab pasien.
Jika dokter atau perawat tidak ada
TRETHENED
diruangan sulit dihubungi karena
dokter atau perawat
tidak jelas siapa dokter dan perawat
penangung jawab bisa
penangung jawab yang hari ini
saja tidak hadir tanpa
bertugas.
diketahui karena nama tidak tertulis dengan
7.
Pelaksanaan discharge planning belum maksimal dan tidak tersedia leaflet terkait menajemen resiko jatuh.
STRENGTH
jelas. OPPORTUNITY
adanya kemauan memberikan
Belum disediakan
discharge planning pada pasien
anggaran khusus
sebagian perawat sudah memahami
dalam pelaksanaan
discharge planning
discharge planning
WEAKNESS
TRETHENED
1. Discharge planning sudah dilaksnakan namun belum maksimal 2. Tidak tersedianya leaflet saat
Adanya tuntutan masyarakat yang lebih tinggi dalam
melakukan discharge planning
menerima pendidikan
terkait manajemen resiko jatuh.
kesehatan
3.3.
IDENTIFIKASI MASALAH No
1.
Identifikasi Masalah Managemen Pelayanan a. Dari hasil observasi didapatkan data bahwa Pelaksanaan post conference tidak dilakukan sama sekali diruangan kemuning RS AM b. Dari hasil observasi diruangan kemuning didapatkan data bahwa Ronde keperawatan belum pernah dilakukan di ruang kemuning
2
Managemen Asuhan Keperawatan a. Dari hasil observasi didapatkan bahwa Pelaksanaan discharge planning belum maksimal dan tidak tersedia leaflet terkait menajemen resiko jatuh. b. Dari hasil observasi Pada ruangan Kemuning tidak terdapat kamar mandi pada ruang rawat. c. Dari
hasil
observasi
diruangan
kemuning didapatkan bahwa masih Kurangnya alat medis yang memadai d. Supervisi tidak dilakukan secara rutin
Penyebab
Masalah : pendelegasian tugas dilakukan tanpa dokumentasi tertulis. e. Masalah belum adanya papan nama dokter
penangung jawab pasien dan
perawat penangung jawab pasien dibed pasien
3.4. NO 1
PRIORITAS MASALAH MASALAH MANAJEMEN
A 4
Pelaksanaan Post Confrence Tidak
B 5
C 4
D 2
E 4
F 3
G 4
H 4
I 4
J
JUMLAH
5 39
Dilakukan Sama Sekali Diruangan Kemuning
2
Ronde keperawatan belum pernah
3
4
3
2
3
3
3
3
3
4
Pelaksanaan discharge planning belum 3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
dilakukan di ruang kemuning 3
dilakukan secara maksimal serta tidak
31
29
tersedia leaflet terkait manajemen resiko jatuh diruang kemuning 4
Tidak terdapat kamar mandi pada ruang 3
2
3
1
2
3
1
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
rawat diruangan kemuning 5
Peralatan medis yang kurang meamadai 3 diruangan kemuning
6
Suprevisi tidak dilakukan secara rutin dan 3 pendelegasian
tugas
dilakukan
tanpa
21
23
28
dokumentasian tertulis 7
Belum terdapat papan nama DPJP dan 3
2
3
1
3
PPJP dimasing-masing bed pasien diruang
3
3
2
2 25
kemuning
Keterangan :
3
Keterangan Bobot :
A = Resiko Terjadi
1. Sangat Rendah
B = Resiko Pernah
2. Rendah
C = Potensial Untuk Terjadi
3. Cukup
D = Minat Perawat
4. Tinggi
E = Mungkin Diatasi
5. Sangat Tinggi
F = Sesuai Program G = Tempat H = Fasilitas Kesehatan I = Sumber Daya J = Sesuai Dengan Peran Perawat Prioritas Masalah 1. Pelaksanaan Post Confrence Tidak Dilakukan Sama Sekali Diruangan Kemuning
2. Ronde Keperawatan Belum Pernah Dilakukan Di Ruang Kemuning 3. Pelaksanaan Discharge Planning Belum Dilakukan Secara Maksimal Serta Tidak Tersedia Leaflet Terkait Manajemen Resiko Jatuh Diruang Kemuning 4. Suprevisi Tidak Dilakukan Secara Rutin Dan Pendelegasian Tugas Dilakukan Tanpa Dokumentasian Tertulis 5. Belum Terdapat Papan Nama DPJP Dan PPJP Dimasing-Masing Bed Pasien Diruang Kemuning 6. Peralatan Medis Yang Kurang Memadai Diruangan Kemuning 7. Tidak Terdapat Kamar Mandi Pada Ruang Rawat Diruangan Kemuning PLANNING OF ACTION (POA) PROJECT PE MBAHARUAN RUANG BEDAH ANAK (KEMUNING) RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2021 No 1
Masalah
Program/Kegiatan
Tujuan
Indikator/target
1. Mengadakan
penyelesaian Perawatan ruangan
Kepala ruangan tentang
Confrence Tidak
untuk adanya
melaksanakan post
penyebab tidak
Dilakukan Sama
post confrence
confrence dan
terlaksananya post
Sekali Diruangan
diruangan
adanya
confrence diruangan
Kemuning
kemuning secara formal
Pelaksanaan Post
1. Mendiskusikan dengan
dan sesuai SAK 2. Mendiskusikan dengan karu/katim mengenai jadwal pelaksanakan post confrence 3. Membuat jadwal post
2. Membuat
dokumentasi
jadwal post
asuhan
confrence
keparawatan post confrence
PJ - KD Yunita Astari - Retno Wulandari
Waktu
confrence dipapan harian 4. Membuat dokumentasi post
confrence
2
Ronde Keperawatan Belum Pernah Dilakukan Di Ruang Kemuning
1. Menentukan penderita
Diharapkan setelah
Pasien ikut terlibat
yang akan dilakuakan
dilakukan praktik
langsung perawat
ronde keperawatan
manajemen
primer, perawat
berdasarkan kriteria
keperawatan ronde
asosiet, dan
ronde keparawatan
keperawatan dapat
konselor
2. Menentetukan strategi
dilaksanakan sesuai
memfasilitasi
ronde keperawatan
dengan kriteria yang
kreatifitas PA dan
yang akan digunakan
optimal sehingga
PP mampu
menghasilkan cara
membuat solusi
dalam pelaksanakan
penyelesaian masalah
terhadap masalah
ronde keperawatan
pasien meningkatkan
yang ada
3. Menentukan materi
4. Membentuk tim ronde keperawatan
pengambilan keputusan, meningkatkan dalam befikir kritis dan sistematis, meningkatkan kemampuan komunikasi, serta
-
Mira Ariatama
-
Made Dodi Hermawan
meningkatkan kemampuan melakukan asuhan keperawatan
3
1)
Pelaksanaan Discharge
Koordinasi dengan petugas
Pembuatan leaflet
Pasien, keluarga
terkait
discharge
mendapatkan
Planning
informasi setelah
2) Melakukan
Planning Belum
pengadaaan leaflet
Ketut Windayani
-
pulang kerumah
discharge planning
Dilakukan
-
Syafira Putri Yerza
Secara Maksimal Serta
Tidak
Tersedia Leaflet Terkait Manajemen Resiko
Jatuh
Diruang Kemuning 4
Suprevisi Tidak Dilakukan
1. Sosialisasikan dan diskusikan dengan
Terciptanya rencana kerja dalam
1. Supervisi dilakukan
kepala ruangan tentang pelaksanaan supervisi
sesuai dengan
pentingnya pembuatan
jadwal minimal
tersedia format super
-
Ria Cindy Untari
-
Niscaya Fana
Secara
Rutin
Dan Pendelegasian Tugas Dilakukan Tanpa Dokumentasian Tertulis
5
buku/form
yang baku sesuai
2 kali dalam 1
perencanaan supervisi
standar
bulan
2. Buat buku
2. Adanya format
perencanaan supervisi
supervisi yang
yang akan dilakukan
baku diruangan
tiap minggu
tindakan
3. Memasukan kegiatan
keperawatan
supervisi, dalam
3. Adanya
rencana kegiatan
dokumentasi
bulanan diruangan
kegiatan
tersebut
supervisi
Membuat Papan Nama DPJP
memudahkan petugas
Tersedianya papan
dan PPJP
lain untuk melihat atau
nama DPJP dan
mengetahui DPJP dan
PPJP disetiap bed
DPJP Dan PPJP
PPJP siapa yang
pasien diruang
Dimasing-Masing
bertugas dan
rawat ruangan
Bed Pasien
bertanggungjawab
kenanga
Diruang
terhadap pasien tersebut
Belum
Terdapat
Papan Nama
Kemuning
Asmara
-
Ariq Fayyadah
6
Peralatan
Medis
Yang Kurang Memadai Diruangan Kemuning
1. Mengevaluasi alat apa
Diharapkan setelah
Dengan
saja yang dibutuhkan
dilakukan pengajuan
diadakannya
Ayu
dan belum ada
atal medis terpenuhi
fasilitas alat
Wulandari
diruangan
tindakan alat,
medis yang
2. Pengajuan dalam
-
Aprilia
lengkap akan
penyediaan alat
tercapainya
medis / alat kesehatan
intervensi yang
yang kurang dan
maksimal
belum ada diruangan 7
Tidak
Terdapat
Kamar Mandi Pada Ruang
kemuning Mendiskusikan dengan
1. Memenuhi
dengan adanya
kepala keruangan tentang
kebutuhan diri
kamar mandi
pengandaan kamar mandi
sendiri
diruangan rawat
diruang rawat pasien
2. Mencegah klien
inap klien tidak
Rawat Diruangan
tidak berjalan
kejauhan dan akan
Kemuning
jauh supaya
mudah melakukan
pasienntidak
perawatan diri atau
kelelahan
kegiatan toileting
3. Mencegah keluarnya darah yang dapat menyumbat
-
Jefri Afrian Perdana
aliran infus pasien