Laporan Amilum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI UJI IDENTIFIKASI AMILUM



OLEH :



Nadya Paramita Rahayu (17010138)



S-1 FARMASI REGULER DOSEN PENGAMPU Lilik Sulastri M.Farm SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR OKTOBER 2018



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan tentang Pembuatan Simplisia ini dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam Mata Kuliah Farmakognosi.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik atau saran untuk perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan praktikum dan juga dapat



berguna



ini dapat dipahami bagi setiap orang yang membacanya



bagi kami



sendiri maupun bagi



orang yang membacanya.



Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan



Penulis



Bogor ,Oktober 2018



2



Daftar isi KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3 BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 Latar belakang .................................................................................................................. 4 2 Tujuan............................................................................................................................... 5 BAB 2 TINJAUNA PUSTAKA ......................................................................................... 6 BAB 3 METODE KERJA .................................................................................................... 1.Alat dan bahan ................................................................................................................ 12 2.Prosedur kerja ................................................................................................................. 12 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 1.Hasil pengamatan ........................................................................................................... 13 2.Pembahasan ....................................................................................................................... 14 BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................. Kesimpulan........................................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17 LAMPIRAN ...................................................................................................................... 18



3



BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang melimpah akan sumber daya alamnya salah satunya adalah bahan makanan. Kebutuhan manusia akan hidup itu bergantung dengan apa yang dimakan untuk keberlangsungan hidupnya. Di Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu amilum. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin



4



ini akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna. Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Karena itu, pada praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis amilum pada tumbuhan, seperti amilum pada kentang (Solanum tuberosum), amilum pada beras (Oryza sativa), amilum pada lerut (Maranta arudinaceae), amilum pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), amilum pada jagung (Zea mays), dan amilum pada singkong (Manihot utilissima). A. TUJUAN 1.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan dapat membedakan macammacam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi. 2.Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidetifikasi amylum dan simplisia dengan mikroskop sehingga mahasiswa dapat membedakan macam-macam amylum dan simplisia secara mikroskopik.



5



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian(Poedjiadi, 2009). Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum jugatersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman,dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan keringumbi kentang (Gunawan, 2004). Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009). Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004). Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.



Amilosa



: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan



α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin



: Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai



ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6- glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).



6



Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa, dan amilopektin, dalam kondisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).



7



1. Klasifikasi a. Amilum Oryzae (Pati Beras) Regnum : Plantae Devisio : Spermatophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Poales Familia : Poaceae Genus : Oryza Species : Oryza sativa b. Amilum Maydis (Pati Jagung) Regnum : Plantae Devisio : Spermatophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Poales Familia : Poaceae Genus : Zea Species :Zea mays



c. Amilum Manihot (Pati Tapioca) Regnum : Plantae Devisio : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Familia : euphorbiaceae Genus : Manihot Species : Manihot utilissima d. Amilum Solani (Pati Kentang) Regnum : Plantae Devisio : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Familia : Solanaceae Genus : Solanum Species : Solanum tuberosum e. Amilum Sago (Pati Sagu) Regnum : Plantae 8



Devisio Class Ordo Familia Genus Species



: Spermatophyta : Dicotyledoneae : Arecales : Areceae : Metroxylon : Metroxylon sago



2. Deskripsi tanaman a. Amilum Oryzae (Pati Beras) Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50cm – 1,5 m. batang tegak, lunak, bertuas, berongga, kasar warna hijau. daun tunggal berbentuk pita yang panjangnnya15-30 cm, lebar mencapai 2 cm, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. bungan majemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah (Dalimartha, 1999). b. Amilum Maydis (Pati Jagung) Rumput berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari akar serabut. Batang biasanya tunggal. Daun tumbuh berseling pada sisi yang berlainan pada buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih, aurikel diatas; helaian daun memita-memanjang. Perbungaan jantan dan betina terpisah pada satu tumbuhan yang sama; bunga jantan merupakan malai terminal. Perbuahan yang masak dalam bentuk tongkol.Bijinya biasanya lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning, merah atau keunguan hingga hitam. c.



Amilum Manihot (Pati Tapioca)



Tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbiakar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuningkuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia. Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber 9



protein yang bagus justru terdapat pada daunsingkong karena mengandung asam amino metionina. d. Amilum Solani (Pati Kentang) Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk membulat hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik atau halus, biasanya terdapat beberapa mata tunas.Batang biasanya berongga, bersayap. Daun berseling, bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak daun samping berhadapan atau berseling, membundar telur hingga menjorong-membundar telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk membundar telur hingga agak membundar, pinak daun ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau gelap, berurat daun menyirip. Perbungaan malai.Bunga putih atau putih ditutupi dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu. Buah buni agak membulat, berwarna hijaukuning, berbiji banyak, beracun.Biji pipih, berbentuk agak membundar hingga membundar telur, berwarna kuning pucat kecoklatan. e.



Amilum Sagu (Pati Sagu)



Sagu tumbuh dalam bentuk rumpun. Setiap rumpun terdiri dari 1-8 batang sagu, pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan. Pada kondisi liar rumpun sagu akan melebar dengan jumlah anakan yang banyak dalam berbagai tingkat pertumbuhan. Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun sirip dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 817 meter tergantung dari jenis dan tempat tumbuhnya (Harsanto, 1986). Perbungaan malai di pucuk, bercabang-cabang sehingga menyerupai payung, bunga muncul dari percabangan berwarna coklat pada waktu masih muda, gelap dan lebih merah pada waktu dewasa; bunga berpasangan tersusun secara spiral, masing-masing pasangan berisi 1 bunga jantan dan 1 bunga hermafrodit, biasanya sebagian besar bunga jantan gugur sebelum mencapai antesis. Buah pelok membulat-merapat turun sampai mengerucut sungsang, tertutup dengan sisik, mengetupat, kuning kehijauan, berubah menjadi bewarna kuning jerami atau sesudah buah jatuh; bagian dalamnya dengan suatu lapisan bunga karang berwarna putih.Biji setengah membulat, selaput biji merah tua.



10



3. Deskripsi simplisia a. Amylum manihot Amylum manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 kami dapat melihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit. b. Amylum maydis Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk amylum maydis ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah. c. Amylum solani Di dalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas. d. Amylum oryzae Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. e. Amylum sago Amilum sago yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X 10, dapat dilihat anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati tunggal.



11



BAB 3 METODE KERJA A. Alat dan Bahan Alat : 1. Gelas obyek 2. Gelas penutup 3. Mikroskop 4. Beaker glass 5. Pipet tetes 6. Tabung reaksi 7. Bunsen spirtus Bahan : 1. Aquadest 2. Larutan Iodium



B. Cara Kerja 1. Pemeriksaan amilum dengan larutan iodium - Buat larutan amilum 2%, panaskan 5 menit (mendidih) lalu dinginkan. - Ditimbang, dimasukan kedalam beaker glass tambahkan air panas kocok ad homogen. - Ambil larutan kedalam tabung reaksi (tidak ditambah apa – apa) - Ambil larutan kedalam tabung reaksi (sambil di panaskan diatas bunsen + Iodium 1 tetes)



2. Pemeriksaan amilum secara mikroskopi Ambil sedikit amilum ( secukupnya ). Letakan diatas obyek glass, tetesi dengan sedikit air, tutup dengan glass penutup. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Analisis bentuk amilum dari masing – masing spesies tanaman



12



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN 



Identifikasi Amilum secara kimiawi



PATI



WARNA SESAAT



DIPANASKAN



DIDINGINKAN



(+) Iod



Beras



Putih



Bening



Bening



Biru tua



Jagung



Putih



Bening



Bening



Biru dongker



Gandum



Krem



Bening dengan busa di atas



Bening dengan endapan putih



Biru dongker



Singkong



Putih



Bening



Bening dengan endapan putih kekuningan



Biru tua



Identifikasi amilum secara ikroskopis No.



1.



2.



Bahan Uji



Keterangan



Amilum



Butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir



oryzae



telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.



Amilum



Berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat



maydis



butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela. Berupa butir, bentuk cakram besar atau seperti ginjal ukuran 10µm sampai 45µm, bentuk bulat telur,terbelah sepanjang poros utama, butir bersegi banyak atau bulatan kecil, ukuran 2 µm sampai 10µm. Jarang diketemukan butiran



3.



Amilum



dengan ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar terlihat. Amati di bawah cahaya



gandum



terpolarisasi,tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus Berupa butir tunggal, butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir



4.



Amilum



pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak



Manihot



jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.



13



2. PEMBAHASAN Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu tidak akan bisa dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika. Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan



oleh tumbuhan untuk



menyimpan



kelebihan glukosa (sebagai



produkfotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amylum manihot (pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya. Identifikasi kimiawi yaitu dengan Iodium dimana akan terjadi biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan. Amylum maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot. Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu 14



berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Amylum gandum adalah pati yang diperoleh dari gandum (familia poaceae).Yang berupa serbuk sedikit kasar dan krem . Secara mikroskopik yaitu Berupa butir, bentuk cakram besar atau seperti ginjal ukuran 10µm sampai 45µm, bentuk bulat telur,terbelah sepanjang poros utama, butir bersegi banyak atau bulatan kecil, ukuran 2 µm sampai 10µm. Jarang diketemukan butiran dengan ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar terlihat. Amati di bawah cahaya terpolarisasi,tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus Pada tes iodium, akan terjadi perubahan warna setelah sampel ditambahkan dengan iodium. Perubahan ini akan menghasilkan warna biru tua dan akan hilang pada saat proses pemanasan. Ikatan yang terbentuk antara larutan iodium dengan amilum merupakan ikatan-ikatan semu. Dikatakan sebagai ikatan semu karena dapat putus saat di panaskan dan terbentuk kembali saat diinginkan. Pada saat di panaskan, terjadi perubahan warna dikarenakan rantai amilum memanjang pada ikatan antara 1,4 glikosidik dan 1,6 glikosidik sehingga iodium medah lepas, sedangkan ketika sampel didinginkan, rantai pada amilum akan mengkerut kembali sehingga iod akan kembali terikat pada amilum. Hal ini terjadi karena kemampuan menghidrolisis sehingga amilum berubah menjadi glukosa Hasil yang diperoleh pada praktikum ini disediakan 4 macam larutan amilum, yaitu : pati jagung, pati beras, pati gandum, pati sagu dan pati singkong.Kelimalarutan pati tersebut masing-masing diambil beberapa tetes dengan pipet dan masing-masing tabung reaksi pati diberi dengan satutetes larutan iodium. Tujuan dari penambahan larutan iodium adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan tersebut yang dapat diketahui dengan adanya perubahan warna. Kondisi larutan setelah ditetesi iodium yaitu terdapat perubahan warna pada kelimasampel dari sebelumnya yang tidak berwarna atau jernih. Pati jagung berubah menjadi warna biru tua.Pati beras berubah menjadi biru, dan setelah. Pati singkong berubah menjadi warna biru keunguan, Sedangkan, pada pati gandum berubah menjadi biru tua, Pada industri farmasi 15



amilum mempunyai banyak bermanfaat, diantaranya amilum biasa digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria.



16



BAB 5 PENUTUP



1. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil yaitu untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji secara mikroskopis dapat diamati perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan secara secara kimiawi yaitu mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan warna sampel menjadi biru keunguan setelah ditetesi dengan iodine.



DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trubus agriwidya, Jakarta Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. http://asmanfarmasi.blogspot.com/2016/11/laporan-praktikum-farmakognosi.html diakses pada 27 oktober 2018 http://icuk-sugiarto.blogspot.com/2012/10/makalah-pembahasan-mengenaiamilum.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gandum diakses pada 26 oktober 2018 http://ndrasendana.blogspot.com/2014/05/identifikasi-amilum-secara-kimiawi-dan.html diakses pada 26 oktober 2018



17



LAMPIRAN Pati Jagung perbesaran lemah



pati jagung perbesaran kuat



Pati gandum perbesaran 10 x



Pati gandum perbesaran 4 x



Pati beras perbesaran lemah



Pati beras perbesaran kuat



18



Pati singkong perbesaran lemah



pati singkong perbesaran kuat



Uji identifikasi amilum secara kimiawi Pati gandum



Pati jagung



19



Pati beras



Pati singkong



20