14 0 513 KB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan konseling adalah suatu upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang mempunyai masalah secara berkelanjutan supaya individu tersebut dapat mengatasi masalahnya sendiri sehingga ada perubahan tingkah laku pada individu tersebut. Teori piaget mengklasifikasikan bahwa anak usia 7-11 tahun masuk kedalam kelompok operasional kongkrit artinya cara berpikir anak sudah mampu berpikir secara logis. Anak mulai berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah yang konkrit. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap siswa memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang berbeda dengan siswa lainnya. Dengan adanya perbedaan ini maka masalah yang dimiliki setiap siswa pun berbeda juga. Ada yang hanya memiiki masalah kesulitan belajar atau hanya masalah dalam berperilaku saja. Ada yang memiliki kedua masalah tersebut. Dan ada juga yang memiliki masalah yang lain. Masalah-masalah tersebut dapat berasal dari keluarga, lingkungan maupun dari diri sendiri. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap setiap siswa. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dalam hai ini, guru dituntut untuk mengetahui asal usul dan kepribadian setiap siswa agar guru dapat memperoleh cara untuk menghadapi siswa yang bermasalah. Maka dari itu perlu adanya pengumpulan data terhadap siswa. Dengan data yang lengkap, guru akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat atau terarah. Oleh karena itu, saya guru sekolah dasar melakukan observasi ini untuk mengetahui bimbingan untuk menghadapi siswa yang bermasalah tersebut.
1
B. Pengertian dan Tujuan Program BK di Sekolah Dasar Program Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsur – unsur yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah. Tujuan penyusunan program tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapatdinilai. Tersusun dan terlaksananya program dan bimbingan konseling dengan baik, selain akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuansekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akontabilitas bimbingan dan konseling diSekolah Dasar. 1. Jenis Program Bimbingan Konseling Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan konseling adalah : a) Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan
selama
satu
tahun
untuk
masing-masing
kelas
di
sekolah/madrasah. b) Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. c) Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran. d) Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan. e) Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling. 2
2. Penyusunan Program BK Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor. 3. Unsur Penyusunan Program Pelayanan Konseling. Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur dan persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap siswa.
C. Landasan Hukum Bimbingan dan Konseling di Sekolah Penyelenggaraan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka seoptimal mungkin. Kehadiran BK di institusi pendidikan sudah memiliki landasan yuridis formal dimana pemerintah telah menyediakan payung hukum terhadap keberadaan BK di sekolah. Berikut disampaikan peraturan-peraturan yang mendasari dan terkait langsung dengan layanan BK di sekolah. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian mengenai pendidik diterangkan di Ayat 6 yaitu dimana pendidik adalah tenaga kependidikan yang 3
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Selanjutnya tentang fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya tentang hak peserta didik disebutkan dalam Bab 5 pasal 12 Ayat 1b dimana setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa pelayanan konseling meliputi pemberian
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan
dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor di Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional. Kemudian penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya mempekerjakan konselor wajib menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor.
4
Berikutnya dalam PP No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dalam Bab 10 tentang Bimbingan diterangkan di Pasal 27 bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. PP No. 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan Pasal 1 Ayat 2 diatur bahwa tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar, dan/atau melatih peserta didik. Seterusnya di Ayat 3 dinyatakan bahwa tenaga pembimbing adalah tenaga pendidik yang bertugas membimbing peserta didik. Pada Pasal 3 Ayat 2 dimana tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih. Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Pasal 3 Ayat 2 menyebutkan bahwa salah satu tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya di Pasal 5 Ayat 1c disebutkan bahwa salah satu bidang kegiatan guru adalah bidang pendidikan, yang meliputi diantaranya melaksanakan proses belajar mengajar atau praktek atau melaksanakan BK. Dalam upaya mewujudkan pelaksanaan BK di sekolah, pemerintah melalui SK Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 0433/P/1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Pembimbing dan Angka Kreditnya, serta SK Mendikbud Nomor 025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, menetapkan tugas guru pembimbing (konselor sekolah) sebagai berikut: (1) menyusun program BK, (2) melaksanakan BK, (3) mengevaluasi hasil pelaksanaan BK, (4) menganalisis hasil evaluasi pelaksanaan BK, (5) tindak
5
lanjut pelaksanaan BK. Adapun rincian dari tugas tersebut diatas adalah sebagai berikut: Penyusunan program BK adalah membuat rencana pelayanan BK dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Pelaksanan BK adalah melaksanakan fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Evaluasi pelaksanan BK adalah kegiatan menilai layanan BK dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbangan belajar dan bimbingan karier. Analisis evaluasi pelaksanaan BK adalah menelaah hasil evaluasi pelaksanaan BK yang mencakup pelayanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya. Tindak lanjut pelaksanaan BK adalah kegiatan menindaklanjuti hasil analisis evaluasi tentang layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya. Secara umum tugas konselor sekolah adalah bertanggung jawab untuk membimbing peserta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh. Dengan demikian diharapkan siswa tersebut mampu membuat keputusan terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri maupun dalam menetapkan karir mereka dimasa yang akan datang ketika individu tersebut terjun di masyarakat. Tugas konselor sekolah adalah menyelenggarakan pelayanan bimbingan yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir yang disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.
6
BAB II PROGRAM KEGIATAN A. Program Bimbingan dan Konseling di SDN Tirtawening Setelah saya melakukan observasi pada hari Senin, 09 September 2019 di SDN Tirtawening mengenai Program Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah tersebut dengan cara mewawancarai Kepala Sekolah dan Guru wali kelas ternyata di sekolah ini tidak mempunyai Program Bimbingan dan Konseling namun pelaksanaan Bimbingan dan Konseling tetap dilaksanakan sebagai layanan terhadap kebutuhan setiap individu yang berada di sekolah ini. Kepala sekolah SDN Tirtawening yaitu Ipit Yuanita MS, S.Pd. mengatakan bahwa program bimbingan dan Konseling di SDN Tirtawening belum ada tetapi struktur pelaksanaan Bimbingan dan Konseling sudah ada, yaitu digambarkan pada diagram berikut ini: Kepala Sekolah
Guru kelas 1
Guru kelas 2
Komite Sekolah
Guru kelas 3
Guru kelas 2 Guru kelas 4
Guru Guru kelas kelas 25
Guru kelas 6
Siswa Melalui diagram tersebut beliau menjelaskan bahwa di sekolah yang beliau pimpin Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di kategorikan ke dalam dua Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Bimbingan dan Konseling guru Dalam dunia pendidikan ada beberapa komponen. Di sekolah dasar ada beberapa komponen diataranya yaitu Kepala sekolah, guru, siswa, dan komite sekolah. Oleh karena itu pendidikan di suatu sekolah dasar akan berjalan apabila komponen-komponen yang ada di sekolah tersebut dapat saling berinteraksi. Ketika kita berbicara masalah Bimbingan dan Konseling maka kita akan mengacu kepada permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa saja. Tetapi setelah 7
saya berbincang-bincang dengan Kepala sekolah SDN Tirtawening ternyata layanan Bimbingan dan Konseling juga diperlukan oleh guru. Karena guru juga tidak akan terlepas dari masalah-masalah yang ada di kehidupannya yang berdampak kepada pelaksanaan pembelajaran. Guru di SDN Tirtawening melaksanakan Bimbingan dan Konseling setiap hari sabtu di akhir bulan. Bimbingan dan Konseling ini diberikan oleh Kepala Sekolah sebagai pimpinan yang ada di sekolah. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling terhadap guru yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah agar guru dapat melaksanakan pembelajaran secara disiplin dan dapat menyesuaikan diri ketika guru tersebut mempunyai masalah sedikitnya tidak akan berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan. 2. Bimbingan dan Konseling Siswa Dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa dilakukan oleh guru wali kelas masing-masing. Dalam Bimbingan dan Konseling ini Kepala Sekolah tidak turun langsung memberikan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa dikarenakan yang sering bertatap muka langsung dan setiap hari bertemu dengan siswa adalah guru wali kelasnya masing-masing. Pelaksanannya wali kelas juga setiap hari memberikan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa yang mempunyai masalah dan yang mempunyai kecerdasan lebih. Apabila guru wali kelas tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa maka akan dilakukan alih tangan kasus kepada Kepala Sekolah untuk menemukan solusi yang bijak terhadap permasalahan tersebut. Dengan tidak adanya program yang terstruktur, beliau mengatakan Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolahnya masih belum bisa terlaksana secara maksimal karena pada pelaksanaannya Bimbingan dan Konseling terlaksana apabila ditemukan masalah saja ( fungsi kuratif/ pendekatan kritis ) sehingga dampak positif yang terjadi kurang begitu dirasakan oleh semua pihak. Akan tetapi beliau juga berusaha untuk melaksanakan Bimbingan dan Konseling melalui kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana penyalur bakat dan minat siswa 8
maupun guru yang ada di sekolahnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang utama di SDN Tirtawening yaitu Pramuka, keagamaan, kesenian dan olahraga. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa dan guru sedikitnya mampu meberikan dampak yang positif bagi semua pihak dan juga menumbuhkan motivasi belajar siswa. Namun kegiatan ektrakurikuler ini juga mempunyai hambatan karena guru belum bias secara penuh memahami teknik-teknik yang ada di kegiatan ekstrakurikuler
sehingga
sekolah
mendatangkan
pelatih
khusus
untuk
mengembangkan kreativitas siswa. Sehingga hambatan tersebut dapat teratasi dan tidak menghambat pengembangan bakat dan minat siswa. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah ini juga dilakuka dari mulai anak masuk ke sekolah yaitu dengan pengumpulan data berupa biodata diri siswa dan hal-hal lain yang menyangkut data pribadi siswa tersebut. Dalam kaitannya juga dengan waktu untuk melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling, sekolah mengacu pada SK Mendikbud No. 025/O/1995 mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan di dalam atau di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam sekolah sebanyak-banyaknya 50% dari keseluruha kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa di sekolah ini, atas persetujuan kepala sekolah. SK Menpan No. 84/1993 pasal 4 ( dalam nurihsan, 2005:43) ditegaskan bahwa ugas pokok guru pembimbing adalah “Menyusun program bimbingan, melaksanakan bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peerta didik yang menjadi tanggung jawabnya”. Namun yang menjadi kelemahan di lapangan yaitu guru sulit membuat program karena tidak adanya acuan yang berlaku untuk pelaksanaan. Sehingga Pihak sekolah mengharapkan sekali adanya acuan program Bimbingan dan Konseling dari Dinas Pendidikan supaya dalam pelaksanaan Bimbingan dan
9
Konseling bisa terlaksana dengan baik karena tanpa program yang merupakan rencana untuk pelaksanaan maka pelaksanaanya tidak akan berjalan secara efektif. Selain itu juga sarana yang diperlukan untuk penujang pelayanan bimbingan dan konseling harus memadai, diantaranya : 1. Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes Alat pengumpul data berupa tes yaitu : tes intelegensi, tes bakat khusus, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat pengumpul data berupa non-tes yaitu : pdoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara,
angket,
biografi dan autobiografi, dan
sosiometrii. 2. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat penyimpanan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi. 3. Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alatbantu bimbingan. 4. Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan, blangko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blangko konferesi kasus, dan agenda surat. 5. Yang tidak kalah penting juga mengenai ruangan khusus untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling karena bimbingan yang efektif itu terjadi apabila dilaksanakan person to person. 10
B.
Bimbingan Konseling (BK) 1. Program Kerja BK Per Semester 2. Laporan Bulanan dan Evaluasi Pelaksanaan 3. Studi Kasus 4. Daftar Catatan Pelanggaran 5. Administrasi BK dan Bimbingan Konseling a. Penyusunan Program b. Program semester c. Jadwal kegiatan kehadiran staff Bimbingan dan Konseling (BK) d. Pembagian tugas bimbingan kelas e. Rincian tugas Staff Bimbingan dan Konseling (BK) f. Penyusunan program kegiatan administrasi Bimbingan dan Konseling (BK) g. Kunjungan Rumah (Home Visit) h. Pembinaan Pribadi i. Bimbingan Langsung j. Penelusuran Bakat dan Minat
11
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI TIRTAWENING Jl. Cicondong Kel Cibeuti Kecamatan Kawalu Tasikmalaya
LAPORAN PER SEMESTER BIMBINGAN DAN KONSELING BULAN: JULI S/D JANUARI
N o
Jml Siswa
KLASIFIKASI MASALAH PROSENTASE MASALAH Pende JENIS JENIS Ket FAKTOR FAKTOR katan PENYEBAB PENYEBAB 1 2 3 4 1 2 3 4 L P L P L P L P A B C D E F G L P L P L P L P A B C D E F G A B C
Keterangan : JENIS MASALAH 1 = Pribadi L = Laki-laki 2 = Sosial P = Perempuan 3 = Belajar 4 = Karir
FAKTOR PENYEBAB A = Ekonomi B = Keluarga C = Pribadi D = Lingkungan Sekolah E = Lingkungan Luar Sekolah F = Kesehatan G = Potensi
PENDEKATAN A = Diberi informasi B = Dibantu dalam penyesuaian diri C = Dibantu dalam
Tasikmalaya,.......................... Guru Pembimbing
Koordi. Bimbingan dan Konseling
Ade Nurhaeda, S.Pd NIP. 19691020 200501 2 008
Suryaman, A.Ma.Pd NIP 19640921 198809 1 001
Mengetahui Kepala SDN Tirtawening
IPIT YUANITA MS, S.Pd. NIP. 19670628 198803 2 003
12
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI TIRTAWENING Jl. Cicondong Kel Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya LAPORAN BULANAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN BK
Nama Guru Pembimbing Bulan Kelas / Semester Tahun pelajaran ASPEK NO YANG DINILAI 1 Pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan
: : : :
Ade Nurhaeda, S.Pd September VI/ 1 2019/2020
KEGIATAN JENIS PENILAIAN BK YANG Laiseg Laijapen Laijapan DINILAI Bimbingan kelompok
Pelaksanaan nilai-nilai kehidupan 2
Kesehatan Bimbingan jasmani kelompok sebagai pria dan wanita
3
Cara Bimbingan memelihara kelompok dan Konseling merawat kondisi jasmani yang sehat Keterangan : Laiseg : Layanan segera Laijapen : Layanan jangka pendek Laijapan : Layanan jangka panjang
DESKRIPSI PENILAIAN
JENIS KET INSTRUMEN
-
Observasi
-
-
Tasikmalya, Kepala Sekolah SDN Tirtawening
Sikap positif terhadp nilai-nilai kehidupan Penerapan nilai-nilai kehidupan Sikap hidup sehat sebagai wanita/pri a Perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
Wawancara
Wawancara Observasi
Wawncara observasi
September 2019
Guru Bimbingan dan Konseling
IPIT YUANITA MS NIP. 19670628 198803 2 003
ADE NURHAEDA, S.Pd. NIP. 19691020 200501 2 008
13
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI TIRTAWENING Jl. Cicondong Kel Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya
FORMAT STUDI KASUS Nama Siswa : Fauzan No.
GEJALA MASALAH
LATAR BELAKANG
PERKIRAAN MASALAH
Anak sering tidak masuk
Keluarga
Broken Home
ALTERNATIF BANTUAN Pembinaan
PELAKSANAAN Kepala/Wk.Kepala/ Wali kelas
HASIL DAN TINDAK LANJUT Perlu kunjungan rumah (home visit)
Tasikmalaya, September 2019 Guru Pembimbing
Koordi. Bimbingan dan Konseling
Ade Nurhaeda, S.Pd NIP. 19691020 200501 2 009
Suryaman, A.Ma.Pd NIP. 19640921 198809 1 001 Kepala Sekolah SDN Tirtawening
Ipit Yuanita MS, S.Pd NIP. 19670628 198803 2 003
14
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI TIRTAWENING Jl. Cicondong Kel Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya
DAFTAR CATATAN PELANGGARAN Nama Siswa : Fauzan No.
HARI/ TANGGAL 09 September 2019
JENIS PELANGGARAN Pulang sebelum waktunya
PEMBINAAN/ PENYELESAIAN Diberikan pembinaan
OLEH
PARAF
Pendidik atau tenaga kependidikan
KETERANGAN Dibawa ke Tatib
D
N
Tasikmalaya, September 2019 Kepala Sekolah SDN Tirtawening
Guru Bimbingan dan Konseling
IPIT YUANITA MS, S.Pd NIP. 19670628 198803 2 003
ADE NURHAEDA, S.Pd NIP. 19601020 200501 2 008
15
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI TIRTAWENING JL. Cicondong Kelurahan Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya
CATATAN OBSERVASI SISWA Nama Siswa : Fauzan Kelas
No.
1
HARI/ TANGGAL
09 September 2019
:VI
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SISWA Ybs. DI DALAM KELAS
Belajar kelompok/diskusi
KETERANGAN
Baik
Tasikmalaya, September 2019 Kepala Sekolah SDN Tirtawening
Guru Bimbingan dan Konseling
IPIT YUANITA MS, S.Pd NIP. 19670628 198803 2 003
ADE NURHAEDA, S.Pd NIP. 19691020 200501 2 008
16
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI TIRTAWENING Jl. Cicondong Kelurahan Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya
ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Penyusunan Program a. Program semester b. Jadwal kegiatan kehadiran staff Bimbingan dan Konseling (BK) c. Pembagian tugas bimbingan kelas d. Rincian tugas Staff Bimbingan dan Konseling (BK) e. Penyusunan program kegiatan administrasi Bimbingan dan Konseling (BK)
Juni
Mei
April
Maret
KET
Pebruari
Januari
Nopembe rDesember
Septembe rOktober
Juli
JENIS KEGIATAN
Agustus
BULAN
X X X X X X X X X
X
f. Kunjungan Rumah (Home Visit)
X X X X
g. Pembinaan Pribadi h. Bimbingan Langsung i. Penelusuran Bakat dan Minat
X X X X X X
X X X X X X X X
Tasikmalaya, September 2019 Kepala Sekolah SDN Tirtawening
Guru Bimbingan dan Konseling
IPIT YUANITA MS, S.Pd NIP. 19670628 198803 2 003
ADE BURHAEDA, S.Pd NIP. 19691020 200501 2 008
17
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, merencanakan masa depan.” (Depdikbud, 1994). Selanjutnya Prayitno (1983) mendefinisikan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri. Dengan pengertian bimbingan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis yang di lakukan oleh seorang guru pembimbing agar individu atau seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan positif. Menurut Winkel (2004) “Pengertian program bimbingan dan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.” Berdasarkan pendapat Marsudi (2003) “program bimbingan dan konseling adalah sederet kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan bimbingandan konseling. Sederet kegiatan tersebut perlu di rencanakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.” Sedangkan Berdasarkan kurikulum 2004 “Program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu.” (Depdikbud, 2004:19). Menurut SK Mendikbud No. 025/0/1995 butir 1: Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta didik atau siswa disekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi
yang
dilaksanakan
pada
periode
tertentu,
secara
teratur
dan
berkesinambungan. Jenis-jenis program menurut satuan waktu yang ada pada bimbingan dan konseling berjumlah empat (4) program, yaitu: program tahunan, program bulanan, 18
program mingguan dan program harian. Di bawah ini diuraukan keempat jenis program tersebut. Program Tahunan merupakan program yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran pada tiap tingkatan kelas. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun, yang terbagi menjadi program semesteran yang kemudian dibagi lagi menjadi laporan bulanan. Program Bulanan adalah program yang waktu pelaksanaannya selama satu bulan dan kegiatannya menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Program bulanan ini merupakan rincian dari program semesteran. Program mingguan adalah kegiatan yang akan dilakukan selama satu minggu, yang juga merupakan rincian dari program bulanan.Program harian adalah Program yang akan diberikan guru BK untuk siswa atau kelas asuh, yang biasanya terinci pada satuan layanan (satlan) dan atau satuan pendukung (satkung).
19
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Program Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali dalam dunia pendidikan karena sebagai sumber/acuan untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang tertata dan tidak dilakukan seingat guru yang melaksanakannya. Program Bimbingan dan Konseling dibuat agar dapat mencegah masalah-masalah yang akan terjadi kepada siswa dan supaya siswa di berikan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan perkembangan usianya. Pada jenjang pendidikan dasar, layanan bimbingan di sekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas – tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sehingga Bimbingan dan Konseling ini dapat diterima secara efektif oleh siswa. Masalah belajar timbul karena ada sesuatu hal yang melatarbelakanginya dan banyak sekali faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah belajar pada anak. Untuk mengatasi masalah-masalh yang ada, diperlukan program Bimbingan dan Konseling.
B.
Saran Program Bimbingan konseling sangat penting sekali. Untuk itu pihak-pihak yang terkait didalam dunia pendidikan harus saling mendukung terhadap adanya program ini. Di sini, menurt saya dinas pendidikan alangkah baiknya memberikan acuan program bimbingan konseling kepada setiap sekolah sebagai sumber untuk menjalakan Bimbingan dan Konseling di sekolahnya masin-masing. Memang seharusnya guru lah yang membuat program Bimbingan dan Konseling tetapi nyatanya di lapangan guru sering mengabaikan tentang program bimbingan dan Konseling ini. Ketika siswa mendapatkan masalah baru Bimbingan dan Konseling berjalan, padahal Bimbingan dan Konseling ini di peruntukan bukan hanya pada siswa yang mempunyai masalah, tetapi juga murid yang mempunyai kecerdasan atau bahkan yang mempunyai bakat dan potensi yang menonjol.
20