Laporan Ekskursi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI GEOPARK MERANGIN 2017



Oleh : FIQRI HAIKAL F1D316007



PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2017



LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI GEOPARK MERANGIN JAMBI 2017



Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Geologi pada prodi Teknik Geofisika



FIQRI HAIKAL F1D316007



Diketahui Oleh:



Disetujui Oleh:



Dosen Pengampu



Asisten



Eko kurniantoro, sp.,M.si.



syaipul anwar



i



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Ekskursi Merangin. Laporan ini merupakan bentuk penyajian padat, ringkas, dan jelas dari materi dalam mata kuliah ekskursi pengantar geologi. Laporan ini merupakan hasil praktikum lapangan penulis di kawasan Geopark Merangin, Jambi, Indonesia. Dasar dari pembuatan laporan ini tidak hanya sebagai pemenuhan nilai tugas dengan dosen pembimbing, namun laporan ini diharapkan dapat menjadi bacaan yang menginspirasi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi secara umum. Harapan kami, semoga laporan ini bermanfaat dan mendapatkan nilai yang baik untuk kami maupun dari pembaca. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih.



Jambi, 19 April 2017



Fiqri Haikal



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Daftar isi



LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii Daftar isi ................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1 I.2 Maksud Dan Tujuan ........................................................................................................ 2 I.3 Waktu Dan Tempat ......................................................................................................... 2 BAB II GEOLOGI REGIONAL ...................................................................................................... 4 II.1 Pemerian Umum Geologi ............................................................................................... 4 II.1.1 Morfologi................................................................................................................. 4 II.1.2 Stratigrafi................................................................................................................. 5 II.1.3 Formasi Mengkarang............................................................................................... 5 II.1.4 Formasi Telukwang ................................................................................................. 6 II.1.5 Formasi Paneta........................................................................................................ 7 II.1.6 Formasi Muaraenim ................................................................................................ 8 II.1.7 Formasi Kasai .......................................................................................................... 8 II.1.8 Granit Tantan .......................................................................................................... 9 II.2 Struktur dan Tektonika................................................................................................. 10 II.3 Sinopsis Sejarah Geologi .............................................................................................. 11 BAB III HASIL LAPANGAN........................................................................................................ 13 III.1 Jeram Ladeh ................................................................................................................ 13 III.2 Teluk Gedang............................................................................................................... 14 III.3 Muara Karing ............................................................................................................... 16 III.4 Disekitar Sungai Mengkarang ..................................................................................... 17



ii



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



III.5 Museum Geopark Merangin ....................................................................................... 17 BAB IV KESIMPULAN ..................................................................Error! Bookmark not defined. BAB V KESAN dan PESAN........................................................................................................ 20 KESAN ................................................................................................................................. 20 PESAN ................................................................................................................................. 20 BAB VI DOKUMENTASI ........................................................................................................... 21



iii



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya. Istilah Geopark merupakan singkatan dari "Geological Park" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Taman Geologi atau taman bumi. Awal tujuan Geopark adalah untuk melindungi warisan geologi yang berada di negara-negara Eropa oleh organisasi non pemerintah bernama EGN (Europe Geopark Network) pada tahun 2001. Keberadaan Geopark oleh Badan dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dikembangkan dan difasilitasi dengan membentuk organisasi GGN (Global Geopark Network) pada tahun 2004 agar mampu menampung anggota lebih banyak lagi dari negara-negara yang ada di dunia. Selain itu tujuan Geopark lebih dikembangkan lagi, bukan hanya sekedar melindungi warisan geologi. Menurut GGN UNESCO (2004), tujuan Geopark adalah mengambil manfaat, menggali, menghargai dan mengembangkan warisan geologi tersebut seperti halnya pelestarian bioma. Untuk menjadi anggota GGN UNESCO ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Wilayah tersebut sudah ditetapkan sebagai Geopark nasional di negaranya dengan memiliki batas-batas yang ditetapkan oleh pemerintah setempat dengan jelas dan memiliki kawasan yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal serta minimal ada tiga kegiatan yang berlangsung yaitu konservasi , pendidikan, dan geowisata. Salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang memiliki kekayaan geologis geopark adalah Kabupaten Merangin, persisnya terletak di Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap. Penemuan geopark ini dimulai dari ketidak sengajaan masyarakat setempat yang menemukan fosil purba yang berukuran 2,5 meter tepat berada di pinggir sungai tempat mereka melakukan aktifitas olah raga arung jeram. Pada 1



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



penemuan fosil kayu itu, Para ahli memperkirakan zaman dahulu gunung berapi meletus 5 kali dalam rentang waktu 20 juta tahun. Akibat letusan itu debu vulkanik letusan lava yang akhirnya membentuk proses pembekuan disekitar pohon purba dengan nama latin Araucarixylon yang telah tertimbun endapan vulkanik setebal 7 meter dengan akar menjulur kurang lebih 7 meter yang berasal dari Zaman Perem. Geopark merangin memiliki kekayaan geologis yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan geopark lainnya, Hal tersebut dikarenakan banyaknya fosil kayu Araucarixylon dan fosil Stereochia Semireticalatus yang berupa kerang-kerangan (Brachiopoda), kerang mutiara purba (Nautiloide) dan Bellerophon yang tercetak membatu di endapan abu vulkanik purba dan diyakini masih banyak fosil objek geologi lainnya yang terpendam di dalam tanah. Hal inilah yang menjadikan geopark merangin menjadi daerah yang tepat bagi mahasiswa teknik kebumian untuk melakukan pembelajaran maupun penelitian.selain itu daerah geopark merangin masih termasuk dalam kawasan TNKS ( taman nasional kerinci sebelat ) yang menjadikan kawasan tersebut memiliki keaslian alam masih terjaga.sehingga warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya masih bisa diamati hingga saat ini. I.2 Maksud Dan Tujuan 1. Mempelajari orientasi medan 2. Mendeskripsikan batuan 3. Menentukan bentang alam I.3 Waktu Dan Tempat Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada: Hari I Tempat : Jeram Ladeh, Teluk Gedang, dan Muara Karing Waktu : Jumat, 14 April 2017 Hari II Tempat : Mengkarang Waktu : Sabtu, 15 April 2017 Hari III



2



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Tempat : Museum Geopark Merangin Waktu : Minggu, 16 April 2017



3



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



BAB II GEOLOGI REGIONAL



Kawasan Paoleobotani Park merangin merupakan kawasan inti yang seluruhnya berada di Kabupaten Merangin bagian selatan khususnya di bantaran dan aliran sungai Batang Merangin dan Batang Mengkarang. Fosil-fosil tertua yang ditemukan berusia +300 juta tahun berupa fosil Cordaites, Calamites, Pecopterid, Taeniopteris sp, Gigantopteris sp, Sphenopteris sp, dan Araucarioxylon (nama ilmiah latin dari tanaman-tanaman). Kolom stratigrafi Formasi Mengkarang di sepanjang sungai Merangin mencapai ketebalan sekitar 500 m dengan ketebalan tanah penutu sekitar 1-7 m dengan jenis tanah andosol, litosol, regosol. Selain itu kawasan ini memiliki beberapa potensi Geodiversity bernilai tinggi untuk dikembangkan sebagai situs warisan geologi. II.1 Pemerian Umum Geologi II.1.1 Morfologi Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk ke dalam kawasan peralihan antara mendala Pegunungan Barisan dan Daerah rendah Sumatra bagian timur (Verstappen,



4



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



1973). Morfologi kawasan ini didominasi oleh dataran menggelombang, dengan undulasi yang tidak begiu kasar. Rangkaian pegunungan topografi yang menempati wilyah ini umumnya searah dengan sumbu Pulau Sumatra, yaitu Baratlaut-Tenggara, namun sebagian ada juga yang memotong arah jurus perlapisan batuan sedimen. Vegetasi bervariasi dari mulai hutan-hutan poduksi yang cukup rimbun, kawasan-kawasan budidaya yang umumnya tidak lebat, serta setempat berupa lading dan semak belukar kebun karet, kebun kopi, serta kelapa sawit. II.1.2 Stratigrafi Satuan batuan tertua di kawasan Merangin adalah Formasi Mengkarang (Pm) yang menjemari dengan dan ditindih secara selaras oleh Formasi Telukwang (Pt) yang berumum Perem Awal-Tengah. Kea rah barat dari wilayah kajian, Formasi Mengkarang dan Telukwang ini menjemari dengan Formasi Palepat. Formasi Mengkarang tersusun oleh batuan sedimen klastika halus-kasar bersisipan batuan klastika gunungapi dan batuan karbonat, sedangkan Formasi Telukwang berupa batuan sedimen klastika kasar dengan anggota batugamping. Sementara itu, Formasi Palepat terdiri atas batuan gunungapi dengan sisipan batuan sedimen klastika haluskasar dan batugamping. Batuan berumur Perem tersebut yang diterobos oleh granit horblenda berumur Trias Akhir-awal Jura, memperlihatkan kontak tektonik dengan Formasi Asai (Ja) berumur Jura Tengah yang berupa batuan sedimen-meta dengan sisipan batugamping dan Formasi Peneta (KJp) berumur Jura Akhir-Kapur awal, yang tersusun oleh runtunan batuan sedimen klastika halus-kasar dan sisipan batugamping, umumnya termalihkan derajat rendah. II.1.3 Formasi Mengkarang Satuan batuan ini berupa perselingan batupasir, batulanau, batulempung, serpih, tuf, dan konglomerat; umumnya tekersikkan; serta sisipan batugamping dan batubara. Batupasir, kelabu terang-gelap, berbutir halus-kasar, membundar tanggung dan terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m. Kuarsa, 5iorite5, lempung,



5



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



kalsit, dan klorit merupakan komponen utama batupasir, dengan massa dasar lempung, 6iorite6 dan kalsit. Batulanau, kelabu gelap, tufan, agak pasiran, mengandung fosil tumbuhan, tebal lapisan antara 0,2 – 3,0 m, berlapis kurang baik – baik. Batulempung, kelabu kecoklatan – kehijauan.Serpih, kelabu gelap kehitaman, berlapis baik, mengandung fosil brakhiopoda dan tumbuhan; tebal setiap lapisan 1 – 15 m, setempat mengandung lapisan batubara tipis-tipis. Tuf, kelabu gelap, bersusunan basa – asam; klastika, setempat berselingan dengan batugamping dan sisipan batubara setebal 15 cm; berlapis baik; terdapat juga kepingan kayu tekersikkan dan Stigmaria; tebal lapisan tuf ini berkisar dari 0,5 – 1,5 m. Konglomerat, anekabahan,kelabu kehijuan dan kecoklatan; komponen yang berukuran 0,5 – 20 cm dominan terdiri atas batuan gunungapi (basal dan trakhit), serpih, batupasir halus, dan granit; setempat berselingan dengan tuf bersusunan dasit; tebal runtunan 0,15 – 10 m. Batugamping, jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat, berselingan dengan tuf basa.Fosil



yang



terkandung



adalah



Fusulina,



Fusulinella,



Bellerophon,



Pseudoschwagerina meranginensis Thompson, Schwagerina rutschi Thompson, dan Bivalvia. Selain itu ditemukan pula fosil ganggang, ganggang-pseudo, foraminifera kecil, fusulinoid, iorite yang menunjukkan umur Asselian (Perem Awal) (Beauvais drr., 1984). Dapat disimpulkan bahwa umur kumpulan fosil tersebut berkisar dari Sakmarian – Artinskian (awal Perem – akhir Perem Awal. Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di lingkungan darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim 6iorit rendah, berdekatan dengan suatu busur kepulauan bergunung api. Sebarannya terletak di Sungai Mengkarang, Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi Meranti. II.1.4 Formasi Telukwang Secara litologis, satuan batuan ini terdiri atas perselingan konglomerat anekabahan, batupasir, dan batulanau, berlapis baik dan tebal; sisipan batugamping, tuf terlas-kan, riolit, dan andesit yang terubah kuat, mengandung ironstone. Komponen



6



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



konglomerat berupa kepingan basal dan andesit yang terkloritkan, batupasir, batuan tekersikkan, granit (monzonit/monzodiorit), batugamping, dan kuarsa. Di dalam lapisan batupasir terdapat bongkah batugamping. Batulanau, kelabu gelap, keras, berlapis tebal.Batugamping berupa kalsilutit dan kalkarenit (mudstone – grainstone), berlapis baik, tebal 10 – 30 cm; mengandung fosil foraminifera, moluska, dan ganggang; struktur stylolite.Setempat ditemukan sisipan tuf pasiran bersusunan dasitis.Tuf terlas-kan yang mengandung kepingan andesit dan kaca gunungapi, serta struktur perarian terputus-putus, terdapat di bagian bawah dan tengah satuan. Formasi ini yang tebalnya 7ior mencapai 200 m, dan diduga terendapkan di lingkungan darat – laut dangkal, telah terubah dan termalihkan lemah.Sebarannya di Sungai Merangin 7iorite hulu dan hilir Telukwang, Sungai Mengkarang bagian hilir, dan Sungai Salamuku. II.1.5 Formasi Paneta Bagian bawah formasi ini tersusun oleh batulanau, serpih, dan batupasir berbutir halus – menengah yang termalihkan lemah; sisipan batugamping malih, dan setempat batusabak.7iorite atas, satuan berangsur menjadi batupasir kasar dan konglomerat, mengandung sisipan batupasir kuarsa. Batulanau, secara setempat, mengandung lensa-lensa batupasir yang tercenangga kuat dan kaya akan pirit. Seringkali ditemukan batuan yang tergerus dan tekersikkan.Pirit juga tersebar di dalam batusabak, batupasir-meta, dan serpih. Struktur perlapisan sejajar dan bersusun, slumping, serta perdaunan umum ditemukan. Kumpulan fosil moluska dalam satuan batuan menunjukkan umur Kapur Awal (Tobler, 1919).Sementara itu, Beauvais drr. (1984), berdasarkan kandungan fosil calcarae, ganggang, 7iorite77 di dalam sisipan batugamping meta, berpendapat bahwa umur batuan adalah Jura Akhir. Fosil amonit yang ditemukan oleh Baumberger (1925) menunjukkan umur Kapur Awal, sedangkan kepingan amonit yang ditemukan oleh Tobler (1919) menurut Geyssant (dalam Beauvais drr., 1984) berumur Jura Akhir. Beberapa spesies fosil nanno menunjukkan umur Aptian – Santonian (Kapur Awal; 7



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Puslitbang Geologi, 1995).Berdasarkan temuan fosil-fosil tersebut, disimpulkan umur formasi berkisar dari Jura Akhir – Kapur Awal. Lingkungan pengendapannya ditafsirkan sebagai laut dangkal yang terletak di busur belakang, sedangkan secara tektonik termasuk ke dalam daur 8iorite dan daur kuarsa.Tebal satuan sekitar 400 m. Formasi ini tersebar di wilayah hulu aliran Sungai Mengkarang. II.1.6 Formasi Muaraenim Satuan batuan sedimen ini terdiri atas perselingan batupasir, batupasir dan batulempung tufan, sisipan batubara, dan tuf pada bagian atas satuan.8iorite atas, satuan kaya akan bahan asal gunungapi. Batupasir terdiri atas kuarsa, glokonit, mineral hitam, dan kepingan batuan; mengandung damar dan sisipan lignit.Setempat, bagian paling atas runtunan mengandung sisipan tipis bahan karbonan dan oksida besi. Fosil foraminifera kecil, moluska, dan fosil daun yang terkandung dalam batulempung, terutama menempati bagian bawah formasi. Satuan batuan ini berlapis baik dan mengalasi secara tidak selaras Formasi Kasai; terendapkan di lingkungan laut dangkal yang 8iorite atas secara cepat berubah menjadi peralihan dan darat.Ketebalan formasi ini umumnya mencapai 200 m. Umurnya diduga akhir Miosen Akhir – awal Pliosen Akhir.Satuan batuan ini tersingkap secarasetempat di hulu Sungai Mengkenan, kea rah timur Desa Bedengrejo. II.1.7 Formasi Kasai Formasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf berbatuapung (pumis); dengan sisipan batupasir, batulempung, dan batulanau, yang umumnya tufan; setempat ditemukan konglomerat, breksi tuf, serta sisipan lignit dan gambut; kayu tekersikkan sangat umum, dan oksida besi pada bagian bawah formasi. Tuf umumnya bersusunan asam (riolitan) dan seringkali terkaolinkan serta mengandung pumis berukuran antara 0,5 – 5 cm; umumnya berasosiasi dengan fosil kayu tekersikkan berdiameter sampai 1 meteran. 8



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Batupasir, tufan, mengandung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur silangsiur mangkok.Batulempung dan batulanau, tufan, tebal sekitar 3 m, strukturperarian sejajar.Konglomerat anekabahan, komponennya dikuasai oleh pumis, sedikit obsidian, andesit, basal, kuarsa, dan batuan tekersikkan.Lignit dan gambut, tersisip di antara batulempung dan batupasir. Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang-siur pada batuan berbutir kasar sangat umum.Lingkungan pengendapan darat, bahan yang terendapkan adalah hasil kikisan dan erosi dari Geantiklin Barisan.Formasi ini dapat mencapai ketebalan 450 m, dan umurnya adalah Plio-Plistosen.Singkapannya cukup luas dikawasan sebelah barat dan utara Sungai Merangin, sebelah timur Sungai Mengkarang, serta wilayah antara Sungai Merangin dan Mengkarang. II.1.8 Granit Tantan Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, dan aplit. Granit biotit-horenblenda, terubah, sebagian plagioklas terubah menjadi klorit dan epidot; hipidiomorfis – subporfiritik; fenokris K-Na feldspar sebagian terkloritkan dan terkaolinkan; sebagian plagioklas, ortoklas, dan kuarsa membentuk tekstur granofir. Granodiorit biotit-horenblenda, terubah, sebagian horenblenda terubah menjadi biotit dan klorit; serisit berupa ubahan dari plagioklas dan ortoklas, sedangkan kaolin berasal dari ortoklas; mengandung senolit diorit-kuarsa. Aplit, aplogranit biotit, terubah, epidot ubahan dari mineral mafik.Tonalit diorit kuarsa), terubah, piroksen dan hornblenda sebagian terubah menjadi epidot, klorit, dan serisit. Satuan batuan umumnya tergerus dan tersesarkan, serta terlapuk kuat; menerobos Formasi Mengkarang dan Telukwang, dan bersentuhan tektonik dengan Formasi Peneta. Umur mutlak satuan batuan adalah 171,50 + 1,30 jtl. Dan 200 + 10,0 jtl. Atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya terdapat di kiri dan kanan Sungai Merangin sekitar Dusun Airbatu.



9



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



II.2 Struktur dan Tektonika Struktur yang hadir berupa sesar, perlipatan, kelurusan, perdaunan, dan kekar, yang secara regional berarah barat laut – tenggara dan barat barat laut – timur tenggara.Jenis sesar berupa sesar mendatar menganan dan sesar naik, yang menempati batuan sedimen malihan Formasi Mengkarang dan Peneta, serta terobosan berumur Pratersier.Perlipatan setempat terdeteksi di dalam Formasi Telukwang dengan arah kemiringan yang rendah.Kelurusan hanya terdeteksi pada batuan sedimen Formasi Kasai yang berumur Plio-Plistosen.Sementara itu, perdaunan umumnya dijumpai pada batuan sedimen malih Formasi Mengkarang dan Peneta, sedangkan kekar terdapat baik pada batuan sedimen malih maupun terobosan yang semuanya berumur Pratersier. Perem Awal ditandai oleh pengendapan sedimen klastika dan batugamping terumbu Formasi Mengkarang dengan sisipan-sisipan batuan klastika gunungapi, kemudian batuan sedimen klastika Formasi Telukwang dan Anggota Batuimpi FormasiTelukwang. Lingkungan pengendapan satuan-satuan batuan tersebut berada di tepi benua sampai laut dangkal, bersamaan dengan kegiatan gunung api andesit – basal Formasi Palepat, yang selain menghasilkan lava juga batuan klastika gunung api. Kegiatan ini ditafsirkan terjadi di busur kepulauan bergunungapi dengan rangkaian terumbu, yang erat kaitannya dengan lajur penunjaman.Berdasarkan analisis kemagnetan purba, Formasi Mengkarang terendapkan pada posisi 30o LU (Wahyono drr., 1996), dan telah mengalami rotasi searah jarum jam sejak Perem. Pada akhir Trias – awal Jura, terjadi penerobosan Granit Tantan terhadap batuan berumur Perem, yang disertai dengan pencenanggaan pemalihan regional berderajat rendah.Kegiatan penurunan yang berlangsung dari Jura Tengah sampai Kapur Awal, pada kala Jura Akhir-awal Kapur ditandai dengan terendapkannya batuan sedimen klastika halus Formasi Peneta. Penerobosan oleh Granit Arai, pada Kapur Tengah, terhadap Formasi Peneta, diikuti oleh pencenanggaan, pengangkatan, dan pemalihan berderajat rendah pada batuan formasi tersebut. Kegiatan tektonika ini, diikuti oleh penggabungan (amalgamasi) antara Blok Mengkarang-Palepat dan Blok Peneta dalam bentuk kontak tektonik/sesar naik, yang diduga berlangsung pada Kapur Akhir. 10



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Tektonika Miosen Tengah – awal Pliosen ditandai oleh pengangkatan Lajur Barisan. Di kawasan busur-belakang terendapkan batuan sedimen klastika Formasi Muaraenim dalam kondisi susutlaut, lingkungan peralihan. Pada kegiatan tektonika selanjutnya, yakni Plio-Plistosen, seluruh daerah terangkat, diikuti oleh proses pengerosian, dan terbentuknya sesar mendatar menganan berarah barat laut – tenggara, dan pelipatan. Pada saat kegiatan tektonika ini, pengendapan batuan sedimen klastika gunung api Formasi Kasai berlangsung. II.3 Sinopsis Sejarah Geologi Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng teknonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Pasifik di utara Irian dan Maluku Utara, dan dikenal sebagai wilayah zamrud khatulistiwa atau untaian mutiara dari timur, karena kekayaan alamnya yang berlimpah. Sumber daya yang berlimpah tersebut dan tersebar luas berupa sumber daya hayati dan nirhayati merupakan hasil dari dinamika bumi yang berlangsung sejak ratusan juta tahun lalu.\ Jambi merupakan bagian dari batuan dasar Sumatra yang berumur Paleozoikum diperkirakan merupakan suatu mozaik yang terdiri dari lempenglempeng mikro atau terane, termasuk di dalamnya pecahan-pecahan Cathaysian dan Gondwana, Hamilton (1979) dan Tjia (1989) menduga bahwa Garis Raub-Bentong (RBL), yang memisahkan kedua pecahan tersebut menerus hingga ke Sumatra yaitu sampai wilayah pegunungan Tigapuluh. Walaupun demikian, penyelidik lainnya, khususnya Plunggono dan Cameron (1984), memperpanjang jejak RBL sampai keluar dari P. Sumatera melalui kepulauan Timah. Penunjaman pada Tersier sampai Resen di bawah Sumatra mengakibatkan terbentuknya busur magmatic yang luas dan berupa pegunungan barisan. Namun demikian penunjaman di bawah Sumatra mungkin telah terjadi sejak Perem Akhir ( Cameron et al., 1980) atau lebih awal lagi (Katili, 1969, 1972) walaupun secara tidak menerus. Meskipun tidak menerus, kedudukan busur dan palung yang sekarang kemungkinan besar telah ada sejak Miosen. Timbunan tegangan akibat penunjaman 11



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



miring ini secara berkala dilepaskan melalui sesar menganan kea rah tepi lempeng (Fitch, 1972) dan menghasilkan system sesar utama Sumatra, yang menjajar memanjang pulau dan memotong busur magmatic/gunungapi. Dengan demikian geologi lembar ini meliputi batuan alas pra-Tersier, lapisan sedimen dan gunungapi Tersier dan Kuarter yang menutupinya.



12



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



BAB III HASIL LAPANGAN III.1 Jeram Ladeh Jeram ladeh adalah stop site pertama yang dituju praktikan pada hari jumat tanggal 14 april 2017 ,pada peta dengan skala 1 : 12500 panjang lintasan antara home stay dan jeram ladeh adalah 7,5 cm yang artinya panjang lintasan diantara kedua tempat yang sebenarnya adalah 7,5 x 12500 = 937500 cm atau sama dengan 0,9375 km. Praktikan sampai pada jeram ladeh pada pukul 08:10 wib,segera setelah semua praktikan sampai dilokasi ,dosen mengumumkan titik koordinat yaitu X:182058 dan Y: 9759674.praktikan langsung memplot titik koordinat tersebut pada peta kontur masing-masing. Bentang alam pada jeram ladeh adalah berupa sungai,hutan dan batuan.berikut adalah bentang alam di jeram ladeh.



Gambar 3.1 bentang alam jeram ladeh



Pada jeram ladeh didapatkan data sebagai berikut,formasi yang terdapat pada jeram ladeh adalah granit tantan,jenis batuannya adalah



granit diorit dan



granodiorit.terdapat kekar yang berupa kekar tegak (koolumnar joint ).pada seberang



13



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



sungai di bagian timur menghadap kebarat terdapat sesar mendatar.juga terdapat intrusi setelah itu membentuk singkapan.



Gambar 3.2 batuan gronodiorit III.2 Teluk Gedang Stop site kedua yang dituju praktikan adalah teluk gedang, koordinat pada tempat ini adalah X:182825 dan Y:9760770.praktikan sampai pada jam 09:56 yang artinya membutuhkan waktu 1 jam 46 menit dari tempat pertama. Bentang alam pada teluk gedang sama dengan bentang alam pada jeram ladeh yaitu berupa sungai , hutan dan batuan.berikut adalah bentang alam pada jeram ladeh.



gambar 3.3 bentang alam teluk gedang



Pada stop site teluk gedang terdapat fosil kayu yang di fosilkan secara insitu atau di fosilkan pada tempat dimana ia hidup ,dengan kata lain kayu tersebut hidup dan mati di daerah tersebut (teluk gedang).hal ini dibuktikan dengan fosil kayu yang tegak lurus terhadap perlapisan batuan dan terdapat akar yang terlihat jelas.nama latin



14



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



kayu yang terfosilkan di teluk gedang adalah araucaryoxylon.Tinggi fosil ini adalah sekitar 2,40 m dari akarnya dengan diameter sekitar 1,6 m.



gambar 3.4 fosil kayu araucaryoxylon



selain itu pada stopsite teluk gedang juga terdapat fosil pandan ( cordaites),fosil pandan tersebut difosilkan secara tercetak. Pada tempat ini praktikan bisa mengamati adanya kontak formasi dan kontak litologi.kontak formasi yang terdapat pada teluk gedang adalah antara formasi mengkarang dan formasi kasai.yang mana bagian bawah adalah formasi mengkarang dan bagian atas adalah formasi kasai.kontak litologi yang terdapat pada tempat ini adalah antara sedimen dan meta sedimen. Keistimewaan pada stop site ini adalah semuanya difosilkan secara mendadak diakibatkan letusan gunung api purba.yaitu ketika aliran pyroklastik mengaliri daerah mengkarang yang berisikan muatan batuan vulkanik ,gas panas dan abu vulkanik.suhu dan tekanan aliran pyroklastik inilah yang mengakibatkan daun pandan tercetak secara mendadak.



Syarat terjadi pemfosilan adalah :  Usia > 10000 tahun Tidak membusuk gambar 3.5 fosil daun pandan



15



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Fosil pada Geopark merangin tidak terjadi pembusukan melainkan secara tiba-tiba (paleogeokimia).



III.3 Muara Karing Stopsite ketiga adalah muara karing dengan koordinat X:183377 dan Y:9761827.praktikan sampai pada lokasi pada pukul 12:00. Pada stopsite muara karing praktikan bisa mengamati adanya kekar turun yaitu kekar yang terjadi apabila suatu bidang mengalami penurunan sedangkan bagian yang lain tidak.hal ini dibuktikan dengan aliran sungai yang berbentuk anak tangga. Fosil yang ditemukan pada muara karing adalah fosil tunggul kayu,fosil pakis dan fosil daun pandan.koordinat fosil daun pandan yang ditemukan adalah X:183379 dan Y : 9761791.



gambar 1 fosil pakis



gambar 2 fosil tunggul kayu



gambar 3 fosil daun pandan



16



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



III.4 Disekitar Sungai Mengkarang Pada hari sabtu 15 april 2017 praktikan melakukan tracking di sekitar sungai mengkarang.awalnya tujuan praktikan adalah menuju sungai mengkarang namun dikarenakan air sungai yang naik menyebabkan sungai mengkarang berbahaya untuk dekati.maka praktikan hanya berada di sekitar sungai mengkarang. Koordinat yang di dapat di lokasi tersebut adalah x: 186675 dan y: 9758325 . Kegiatan disekitar sungai mengkarang adalah pembekalan materi oleh dosen , berdasarkan keterangan dosen sekitar sungai mengkarang dulu nya adalah berupa danau atau rawa. Menurut literatur disungai Mengkarang di dapat kan fosil Brachiopoda (kerang ) dan Calamites (Pakis). fosil di mengkarang terbentuk secara ekstrim atau tiba-tiba,hal ini disebabkan oleh letusan gunung purba , sehingga terjadi proses differensiasi magma yang mengubah karakter magma dari homogen menjadi heterogen. III.5 Museum Geopark Merangin Museum geopark merangin adalah tempat yang melakukan berbagai hal meliputi koleksi,konservasi,dan juga memamerkan kekayaan geologist dari daerah mengkarang. Pada museum geopark merangin terdapat beberapa fosil diantaranya,fosil kayu araucaryoxylon,fosil kayu sungkai,fosil kayu mersawah,dan juga fosil batuan granit.pada tempat ini juga terdapat fosil dari tanaman pakis dan kerang. Geopark menurut UNESCO adalah sebuah daerah dengan batasan yang sudah ditetapkan dengan jelas dan memiliki kawasan permukaan yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal. Geopark terdiri dari sejumlah tapak geologi yang memiliki kepentingan ilmiah khusus, kelangkaan, atau keindahan. Geopark tidak hanya berhubungan dengan geologi, tetapi juga arkeologi, ekologi, nilai sejarah, atau budaya. Geopark merupakan kawasan yang memiliki keragaman geologi (geodiversity) bernilai warisan geologi (geoheritage) yang dilindungi secara nasional karena berisikan sejumlah peninggalan bersejarah penting, langka atau memiliki penampakan yang indah. 17



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



Berikut adalah beberapa fosil yang terdapat pada museum geopark merangin



Gambar3. 4 fosil yang terdapat pada museum geopark merangin (a)fosil pakis,(b) fosil kayu mersawah,(c) fosil kayu sungkai,(d)fosil batuan granit,(f)fosil kayu sungkai.



18



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



BAB IV KESIMPULAN Hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : 1. Orientasi medan merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ketika akan melakukan orientasi medan, diperlukan beberapa kemampuan, antara lain: 1. Kemampuan untuk membayangkan (imagination power), artinya dengan



melihat symbol yang ada dapat membayangkan bagaimana keadaan medan yang sebenarnya. 2. Ketajaman menganalisa (aksen sense of analisys), yaitu dapat menganalisa



setiap kenampakan yang digambarkan di dalam peta baik secara sendirisendiri maupun secara keseluruhan. 3.



Latihan yang teratur (regular training), disamping mempelajari dan membaca peta di ruangan, juga harus berani di medan untuk mengecek kebenaran daripada pembacaan dan interpretasinya.



4. Pengetahuan umum, hal ini perlu karena peta dapat memuat berbagai



kenampakan sedang maksud pembacaan sesuai dengan kepentingan tertentu sering harus memperhatikan berbagai hal.



2. Mendeskripsikan batuan bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu tekstur, besar butiran, tingkat kelengkungan, ukuran besar butiran dll



3. Menentukan bentang alam yaitu dengan melihat sekitar dan disesuaikan dengan peta topografi



19



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



BAB V KESAN dan PESAN KESAN Saya merasa kegiatan ekskursi lapangan merupakan kegiatan yang meningalkan kesan yang mendalam bagi saya,hal yang paling saya ingat adalah ketika saya melakukan tracking bersama rekan-rekan yang lain,saat itu beriringan dengan perasaan lelah dan letih kami terus belajar dan mengamati bagaimana peristiwa geologi terjadi. Sebagai mahasiswa teknik yang memang pada dasarnya adalah orang lapangan ,saya rasa hal ini adalah merupakan salah satu kepingan kecil yang kami butuhkan untuk menyusun seorang engineer yang utuh.hal ini juga merupakan sebuah pengenalan tentang bagaimana keadaan yang kami lalui kedepannya.



PESAN Pesan saya terhadap ekskursi merangin adalah tentang perencanan kegiatan atau rute yang dilalui,pada ekskursi kali ini ada tempat yang seharusnya dikunjungi namun tidak terlaksana,hal ini disebabkan oleh waktu yang tidak mencukupi.saya bisa mengerti bahwa hal ini terjadi dikarenakan kecepatan pergerakan peserta yang terbilang lamban. Saya berharap kegiatan ekskursi kedepannya bisa berjalan dengan jauh lebih baik.sehingga semua peserta bisa mempelajari peristiwa yang terjadi denagn baik.



20



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



BAB VI DOKUMENTASI



gambar 5bentang alam jeram ladeh



gambar 6 bentang salam teluk gedang



gambar 7 bentang alam muara karing



21



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



gambar 8 kegiatan di jeram ladeh



gambar 9 kegiatan di muara karing



22



Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin



gambar 10 teluk gednng



gambar 11 sekitAar sungai mengkarang



23