Laporan Identifikasi Risiko Infeksi Jan-September 2019 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANNES KUPANG



LAPORAN IDENTIFIKASI, ANALISIS DAN EVALUASI RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN BULAN JANUARI – SEPTEMBER 2019



KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANNES KUPANG 2019



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Setiap upaya medik diberikan kepada pasien yang dirawat di rumah sakit umumnya mengandung risiko, baik risiko ringan sampai dengan risiko berat. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberi pengaruh kepada hasil akhir. Demikian pula dengan risiko infeksi, setiap harinya, pasien, pengunjung, petugas/karyawan rumah sakit dihadapkan pada risiko penularan infeksi. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka infeksi



terkait pelayanan kesehatan menjadi



keprihatinan bagi pasien dan petugas kesehatan. Secara umum, infeksi terkait pelayanan kesehatan terjadi di semua unit layanan kesehatan, termasuk infeksi saluran kencing disebabkan oleh kateter, infeksi pembuluh darah /aliran darah terkait pemasangan infus baik perifer maupun sentral, dan infeksi paru-patu terkait penggunaan ventilator. Sehubungan dengan hal tersebut komite PPI telah melaksanakan identifikasi, analisis dan risiko infeksi terkait layanan kesehatan, serta rancangan kegiatan untuk menurunkan angka infeksi di RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang. B. Maksud dan Tujuan Dalam proses identifikasi dan analisis risiko infeksi) terdapat maksud dan tujuan dari proses kegiatan tersebut yaitu: 1. Rumah sakit melalui komite PPI secara proaktif melakukan identifikasi dengan menelusuri risiko, tingkatan dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan kesehatan. 2. Informasi pengukuran yang didapatkan digunakan untuk identifikasi risiko infeksi dan meningkatkan kegiatan dalam bentuk program pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mengurangi angka infeksi yang terkait pelayaan kesehatan ke level yang serendah mungkin



3. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang. Dengan adanya antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya 4. Melindungi pasien, staf/karyawan/peserta didik/pengunjung atau tenaga out sourching serta pemangku kepentingan lainnya. C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Komite PPI telah melakukan sebuah identifikasi dan analisis sederhana terkait risiko infeksi RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang. Detail kegiatan dapat dideskripsikan sebagai berikut: 2. Jenis kegiatan : Identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko infeksi 3. Waktu



: Bulan Januari – September 2019



4. Tempat



: RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang



5. Kegiatan yang dilakukan: a. Identifikasi risiko infeksi rumah sakit b. Analisis risiko rumah sakit c. Evaluasi risiko rumah sakit d. Penanganan risiko infeksi rumah sakit e. Pengawasan dan monitor penanganan risiko infeksi rumah sakit.



BAB II IDENTIFIKASI RISIKO A. Defenisi Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal, dan mendeskripsikan risiko. Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko adalah mengidentifikasinya. Kita



tidak



dapat



berbuat



apapun



terhadap



sesuatu



jika



kita



tidak



dapat



mengidentifikasi/mengenal/mengetahuinya. . identifikasi risiko terbagi menjadi dua yaitu identifikasi risiko proaktif dan identifikasi risiko reaktif. Identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan dengan cara proaktif mencari risiko yang berpotensi menghalangi rumah sakit dalam mencapai tujuan. Disebut mencari karena risikonya belum muncul dan bermanifestasi secara nyata. Metode yang dapat dilakukan diantaranya: audit, inspeksi, brainstorming, pendapat ahli, belajar dari pengalaman rumah sakit lainnya, FMEA, analisa SWOT, survey dan lain-lain. Identifikasi risiko reaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan setelah risiko muncul dan bermanifestasi dalam bentuk insiden/gangguan. Metode yang dipakai biasanya adalah melalui pelaporan insiden. Rumah sakit perlu memaksimalkan identifikasi risiko proaktif karena belum menyebabkan kerugian bagi rumah sakit. Cara paling mudah dan terstruktur untuk melakukan identifikasi adalah lewat setiap unit. Setiap unit diminta untuk



mengidentifikasi risiko infeksi di unitnya masing-masng,



serlanjutnya data dikumpulkan menjadi satu. B. Identifiksasi Risko Infeksi Rumah Sakit Pada kegiatan proses identifikasi risiko infeksi rumah sakit yang dilakukan oleh komite PPI , telah diambil dua metode identifikasi yaitu secara proaktif dengan menggunakan cara inspeksi langsung pada ruangan/unit dan secara reaktif dengan menggunakan data pelaporan insiden kejadian infeksi dari IPCLN dan penanggung jawab setiap ruangan/unit pelayanan yang ada di RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang. Identifikasi dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2018 1. Identifikasi Risiko Infeksi Pro Aktif Pada metode ini setiap unit yang berisiko infeksi (IPCLN/Penanggung jawab unit) diminta untuk



mengidentifikasi risiko infeksi di unitnya masing-masing (self



assesment). Identifikasi risiko infeksi dilakukan pada sumber risiko, area risiko, prosedur/proses serta penyebab dan potensi terjadinya risiko infeksi. Selanjutnya data dikumpulkan menjadi satu, dan melalui brainstorming, pendapat ahli serta belajar dari pengalaman rumah sakit lain ditetapkanlah daftar risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang yaitu: a. Prosedur dan Proses Asuhan Invasif ( risiko infeksi pada proses pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, pemberian terapy cairan dan prosedur punksi lumbal) b. Prosedur dan Kegiatan Penunjang pelayaan 1) Sterilisasi (CSSD) 2) Pengelolaan Linen (Loundry) 3) Pengelolaan Limbah 4) Penyediaan Makanan (Gizi) 5) Kamar Jenazah 2. Identifikasi Risiko Infeksi Reaktif Pada metode ini data didapatkan melalui pelaporan insiden Infeksi terkait pelayanan kesehatan yang terjadi di bagian masing-masing yang telah diinput melalui SIMRS yang terkoneksi dengan ruang komite PPI dan melalui pengisian form laporan kejadian HAIs oleh IPCLN serta form laporan pajanan/tertusuk benda tajam oleh penanggung jawab ruangan masing-masing. Hasil identifikasi risiko infeksi yang dilaporkan adalah sebagai berikut: a. Insiden HAIs (IDO, ISK, VAP, IADP, PLEBITIS) b. Insiden Pajanan/tertusuk jarum pada petugas Dalam proses identifikasi, data yang telah dikumpulkan dibuat menjadi daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk menjelaskan kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang ditimbulkan. C. Analisis Risiko Infeksi RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Setelah mendapatkan data laporan risiko rumah sakit, komite PPI melakukan penilaian terhadap konsekuensi risiko dan memberikan peringkat risiko yaitu sebagai berikut:



1. PROSEDUR ASUHAN INVASIF No



Jenis Risiko



Peluang/



Frekuensi/



Dampak/



Probability Frequency Consequences



Skor Risiko



1



Proses Pencampuran Obat Suntik



3



6



3



54



2



Pemberian Suntikan



3



6



3



54



3



Pemberian Terapy Cairan



3



6



3



54



4



Punksi Lumbal



3



1



3



9



5



Pemasangan Catheter



3



6



3



54



6



Pemasangan Catheter Vena Central



3



3



3



27



7



Pemasangan Ventilator



3



3



3



27



8



Pemasangan Infus



6



6



3



108



9



Prosedur Operasi



3



6



3



54



Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi di skoring dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tanggung No Jenis Skor Kriteria STRATEGI Jawab Risiko Risiko Risiko pengelolaan Risiko 1 Pemasangan 108 Substantial Direktur  Pemantauan periodik untuk Infus memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan 2 Proses 54 Menengah Kepala  Pemantauan periodik untuk Pencampuran Ruangan/ Inst. memastikan secara dini, risiko Obat Suntik Farmasi RS tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan 3 Pemberian 54 Menengah Kepala  Pemantauan periodik untuk Suntikan Ruangan/Unit memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan



4



Pemberian Terapy Cairan



54



Menengah



5



Prosedur Operasi



54



Menengah



6



Pemasangan Catheter



54



Menengah



6



Pemasangan Catheter Vena Central



27



Menengah



7



Pemasangan Ventilator



27



Menengah



8



Punksi Lumbal



9



Rendah



Kepala Ruangan/Unit



 Pemantauan periodik untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Kepala  Pemantauan periodik untuk Ruangan/Intalasi memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Kepala  Pemantauan periodik untuk Ruangan/Unit memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Kepala  Pemantauan periodik untuk Ruangan/Unit memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Kepala  Pemantauan periodik untuk Ruangan/Unit memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Kepala  Pemantauan periodik untuk Ruangan/Unit memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan



2. PROSEDUR DAN KEGIATAN PENUNJANG PELAYAAN N



Jenis Risiko



o



Peluang/



Frekuensi/



Dampak/



Skor



Probability



Frequency



Consequences



Risiko



1



Sterilisasi (CSSD)



3



6



3



54



2



Pengelolaan Linen (Loundry)



3



6



3



54



3



Penyediaan Makanan (Gizi)



3



6



3



54



4



Pengelolaan Limbah



6



6



3



108



5



Kamar Jenazah



3



6



3



54



Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi di skoring dan didapatkan hasil sebagai berikut Tanggung No Jenis Skor Kriteria STRATEGI Jawab Risiko Risiko Risiko pengelolaan Risiko 1 Pengelolaan 108 Substantial Direktur  Pemantauan periodik untuk Limbah memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan instansi/ unit terkait untuk pencegahan dan penanganan 54 2 Pengelolaan Menengah Kepala  Pemantauan periodik untuk Linen Unit/Instalasi memastikan secara dini, (Loundry) risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan unit terkait untuk pencegahan dan penanganan 54 3 Penyediaan Menengah Kepala  Pemantauan periodik untuk Makanan Unit/Instalasi memastikan secara dini, (Gizi) risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan unit terkait untuk pencegahan dan penanganan 54 4 Sterilisasi Menengah Kepala  Pemantauan periodik untuk (CSSD) Unit/Instalasi memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan unit terkait untuk pencegahan dan penanganan



5



Kamar Jenazah



54



Menengah



Kepala Unit/Instalasi



 Pemantauan periodik untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan unit terkait untuk pencegahan dan penanganan



3. INSIDEN HAIs N



Jenis Risiko



o



Probability



Frekuensi/



Dampak/



Peluang/



Frequency



Consequences



Skor Risiko



1



IDO



3



6



3



54



2



ISK



3



6



3



54



3



IADP



3



1



3



9



4



VAP



3



1



3



9



5



PLEBITIS



3



6



3



54



Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi di skoring dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tanggung No Jenis Risiko Skor Kriteria STRATEGI Jawab Risik Risiko pengelolaan o Risiko 1 IDO 54 Menengah Kepala  Pemantauan periodik Unit/Instalasi untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan 2 ISK 54 Menengah Kepala  Pemantauan periodik Unit/Instalasi untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk



3



IADP



9



Rendah



Kepala Unit/Instalasi











4



VAP



9



Rendah



Kepala Unit/Instalasi











5



PLEBITIS



54



Menengah



Kepala Unit/Instalasi











pencegahan, deteksi dan penanganan Pemantauan periodik untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Pemantauan periodik untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan Pemantauan periodik untuk memastikan secara dini, risiko tidak terjadi Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan



4. INSIDEN PAJANAN N



Jenis Risiko



o



Peluang/



Frekuensi/



Dampak/



Probability



Frequency



Consequences



Skor Risiko



1



Tertusuk Jarum



3



3



3



27



2



Terpajan



3



3



3



27



Cairan



Tubuh



Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi di skoring dan didapatkan hasil sebagai berikut: No Jenis Risiko Skor Kriteria Risiko Tanggung Jawab STRATEGI Risiko pengelolaan Risiko 27 1 Tertusuk Menengah Kepala  Pemantauan Ruangan/Unit periodik untuk Jarum memastikan secara dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan 27 2 Terpajan Menengah Kepala  Pemantauan Ruangan/Unit periodik untuk Cairan memastikan secara Tubuh dini, risiko tidak terjadi  Kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk pencegahan, deteksi dan penanganan



D. Evaluasi Risiko Infeksi RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes 1. Prosedur Invasif Risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan diskoring selanjutnya dibuat rencana pengedalian lebih lanjut yang disebut Mitigasi Risiko. Langkah Mitigasi Risiko meliputi



pengidentifikasian



memperkirakan



risiko,



beberapa



kegiatan



menyiapkan



untuk



rencana



menangani



perlakuan



risiko



risiko, dan



mengimplementasikan rencana perlakuan risiko. Risiko yang akan dilakukan Mitigasi/pengelolaan hanya difokuskan pada kriteria risiko menengah dan dapat dijelaskan sebagai berikut:



No



Jenis Risiko



Mitigasi/Pengelolaan Pencegahan



1



Invasif tindakan



Penanganan



1. Mereview SPO Tindakan perbaikan dapat PPI



dan



alur dijadwalkan



penempatan



penanganan



pasien



dengan prosedur yang ada



infeksius, yang sudah ada, 2. Monitoring pelaksanaan SPO 3. Pelatihan



bagi



staf yang belum terpapar 4.



kemudian



edukasi bagi



pasien



dan



pengunjung, melengkapi fasilitas



(APD,



cukup



HH,dll)



2. Penunjang No



Jenis Risiko



Mitigasi/Pengelolaan Pencegahan



1



kegiatan penunjang



Mereview



Penanganan



SPO, 1. Kolaborasi



monitoring



Profesional



pelaksanaan



Asuhan



dengan Pemberi



(PPA)



SPO



dan



pelatihan



bagi 2. Tindakan



untuk



tindakan penanganan perbaikan



staf yang belum



dapat



dijadwalkan



terpapar.,



kemudian



monitoring



cukup dengan prosedur



enginering yang



yang ada



penanganan



berhubungan dengan penyimpanan makanan, sterilitas alat,dll 3. Hais No



Jenis Risiko



Mitigasi/Pengelolaan Pencegahan



1



HAIs (IDO, ISK,IADP, VAP,PLEBITIS)



Penanganan



1. Mereview SPO Kolaborasi PPI



dan



dengan



alur Profesional



penempatan



Asuhan



Pemberi (PPA)



pasien infeksius, tindakan penanganan yang sudah ada,



untuk



2. Monitoring pelaksanaan SPO 3. Pelatihan bagi staf



yang



belum terpapar 4. Edukasi bagi pasien



dan



pengunjung, 5. Melengkapi fasilitas



(APD,



HH,dll) 5. Pajanan No



Jenis Risiko



Mitigasi/Pengelolaan Pencegahan



1



Risiko tertusuk jarum dan pajanan



Penanganan



1. Mereview SPO dan alur 1. Sesuai penatalaksanaan pajanan



yang



penatalaksanaan sudah



ada,) melakukan



staf prosedur



dengan



SPO



(supervisi). fasilitas box,



washer) E. Pengawasan dan Monitoring Penanganan Risiko Infeksi 1. Prosedur Invasif



staf



mendapat



penanganan sesuai prosedur 3. Lapor ke



3. Melengkapi (safety



pajanan 2. Memastikan



2. Memastikan sesuai



alur



eye



dan K3RS



PPI



1) Pada bulan September 2018 komite PPI untuk ke 3 (tiga) kalinya telah melakukan kegiatan In House Training PPI Dasar (yang mana salah satu materinya tentang prosedur penyuntikan yang aman). Melalui program pelatihan PPI Dasar (in House Trainning) telah mencapai target 85% yang diharapkan untuk semua staff yang melakukan tindakan invasif. 2) Melalui pertemuan rutin (Morning Report Perawat) Komite PPI menghimbau para kepala ruangan untuk mamonitoring pelaksanaan prosedur invasif yang sesuai dengan SPO. 3) Selain itu lewat supervisi harian IPCN secara langsung memonitor pelaksanaan prosedur invasif yang dilksanakan oleh petugas serta lewat pertemuan rutin dengan IPCLN sebagai perpanjangan tangan komite PPI diruangan dapat memantau staff yang melakukan prosedur invasif. 2. Penunjang 1) Pada bulan September 2018 komite PPI untuk ke 3 (tiga) kalinya telah melakukan kegiatan In House Training PPI Dasar. Melalui program pelatihan PPI Dasar (in House Training) telah mencapai target 85% termasuk staff dibagian penunjang yang mana diharapkan untuk semua staff yang telah terpapar dapat melaksanakan PPI dibagian masing-masing. 2) Melalui pertemuan rutin (Morning Report Perawat) Komite PPI menghimbau para kepala Instalasi/unit untuk mamonitoring pelaksanaan prosedur PPI yang sesuai dengan SPO. 3) Selain itu lewat supervisi harian IPCN secara langsung memonitor pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi yang dilksanakan oleh petugas 3. HAIs 1) Pada bulan September 2018 komite PPI untuk ke 3 (tiga) kalinya telah melakukan kegiatan In House Training PPI Dasar (surveilans HAIs). Melalui program pelatihan PPI Dasar (in House Trainning) telah mencapai target 85% yang diharapkan untuk semua staff yang melakukan tindakan sesuai prinsip PPI agar kejadian HAIs dapat ditekan.



2) Melalui pertemuan rutin (Morning Report Perawat) Komite PPI menghimbau para kepala ruangan untuk mamonitoring pelaksanaan prosedur invasif yang sesuai dengan SPO. 3) Selain itu lewat supervisi harian IPCN secara langsung memonitor pelaksanaan prosedur invasif yang dilksanakan oleh petugas serta lewat pertemuan rutin dengan IPCLN sebagai perpanjangan tangan komite PPI diruangan dapat memantau staff dalam pelaksanaan PPI di ruangan masingmasing 4. Pajanan 1) Pada bulan September 2018 komite PPI untuk ke 3 (tiga) kalinya telah melakukan kegiatan In House Training PPI Dasar (yang mana salah satu materinya tentang prosedur penyuntikan yang aman serta alur penangan pajanan). Melalui program pelatihan PPI Dasar (in House Trainning) telah mencapai target 85% yang diharapkan untuk semua staff yang melakukan tindakan invasif dan prosedur yang berisiko terjadi pajanan sesuai dengan SPO. 2) Melalui pertemuan rutin (Morning Report Perawat) Komite PPI menghimbau para kepala ruangan untuk mamonitoring pelaksanaan prosedur yang berisiko terjadi pajanan sesuai dengan SPO. 3) Selain itu lewat supervisi harian IPCN secara langsung memonitor pelaksanaan prosedur invasif dan prosedur yang berisiko terjadi pajanan yang dilksanakan oleh petugas serta lewat pertemuan rutin dengan IPCLN sebagai perpanjangan tangan komite PPI diruangan dapat memantau staff yang melakukan prosedur invasif.



BAB III PENUTUP Demikian laporan Identifikasi Risiko Infeksi bulan Januari – September 2019 yang telah dibuat oleh Komite PPI RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, sehingga perlu pelaksanaan rutin



dalam



mengidentifikasi risiko infeksi di rumah sakit ini. Tentunya dalam hal ini sangat dibutuhkan dukungan dari semua pihak baik dari manajemen maupun penunjang pelayanan rumah sakit untuk menindaklanjuti hasil identifikasi risiko infeksi ini, sehingga komite PPI dapat menyelenggarakan identifikasi risiko infeksi RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang selanjutnya.