12 0 164 KB
LAPORAN PRAKTIKUM DAN PROYEK KIMIA IDENTIFIKASI KALKON MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS NAMA
: ACHMAD SAIFUL WHATONI
NIM
: 20728251041
HARI/TGL PRAKTIKUM : Kamis, 15 Oktober 2020 A. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Menentukan Rf senyawa hasil sintesis 2. Menentukan kemurnian senyawa hasil sintesis B. ALAT DAN BAHAN 1.Alat a. Chamber b. plat KLT c. propipet d. pipet ukur 1mL e. pipet ukur 5 mL f. lampu UV g. tabung reaksi h. erlenmayer 50 mL i. gelas beker 50 mL j. pipa kapiler k. lampu spiritus l. kruss porselin, 2. Bahan a. Sampel hasil sintesis kalkon
h. asetofenon
b. Metanol,
i. 2-hidroksibenzaldehid
c. Diklorometana d. Heksana e. Klorofom f. Etilasetat g. Aseton teknis
C. CARA KERJA Bahan dasar dilarutkan dengan metanol
Asetofenon
Sampel hasil sintesis kalkon dilarutkan dalam metanol
2-hidroksibenzaldehid
Ditotolkon pada Plat KLT sebanyak 3 kali
Chamber yang sudah jenuh dan berisi eluen
Fase gerak mencapai batas atas
dikeringkan
Plat KLT (kering) diamati pada Lampu UV
D. IDENTIFIKASI SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN Bahan Kimia
Heksana
Fasa
Cair
Titik
Titik
didih
Leleh
(α΅C)
(α΅C)
69
-94,3
Simbol
Arti simbol 1.cairan dan uap mudah menyala 2. sangat fatal jika tertelan. meyebabkan kerusakan pada organ system saraf pusat 3. menyebabkan iritasi pada kulit 4. toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang
diklorometana
Cair
40
-95
Klorofom
Cair
61
63
Etilasetat
Cair
77
-83
Metanol
Cair
64,5
1. diduga menyebabkan kanker 2. menyebabkan irtasi pada mata dan kulit 1. berbahaya jika tertelan dan terhirup 2.dapat menyebabkan kanker dan merusak organ (hati dan ginjal ) . 1.cairan dan uap mudah menyala 2. menyebabkan irtasi pada mata dan kulit 1.cairan dan uap mudah menyala 2. toksik bila tertelan, terkena kulit, atau bila terhirup 3. menyebabkan kerusakan pada organ mata.
-98
E. DATA No.
Pengamatan
eluen
Batas atas
1.
Sampel (noda 1)
2.
Sampel (noda 2)
3.
Asetofenon
4.
2-hidroksibenzaldehid
Etilasetat : Heksana (1:4)
7,2 cm
Jarak tempuh noda 1,5 cm
Rf
0,2
6,8 cm
0,94
6,2 cm
0,86
6,4 cm
0.88
F. PEMBAHASAN Praktikum identifikasi kalkon menggunakan kromatografi lapis tipis bertujuan menentukan Rf senyawa hasil sintesis dan menentukan kemurnian senyawa hasil sintesis. Adapun prinsip dari KLT adalah adsorbsi dan partisi dimana adsorbsi adalah penyrapan pada permukaan, sedangkan partisi adalah penyebaran atau kemampuan suatu zat yang ada dalam larutan untuk berpisah kedalam pelarut yang digunakan (soebagio,2002). Tujuan menggunakan kromatografi lapis tipis yaitu untuk memisahkan sampel berdasarkan tingkat polar antara sampel dengan pelarut yang digunakan, yang dimana pada praktikum ini yaitu memisahkan senyawa kalkon dari sampel, maka KLT menggunakan dua komponen utama yang menjadi inti dari prosesnya, yaitu fase gerak dan fase diam. Pada praktikum ini menggunakan fase diam yaitu sebuah lempeng tipis silika gel dan fase gerak dipilih berdasarkan polaritas senyawa pelarut yang merupakan campuran dari beberapa pelarut yang berbeda polaritasnya, dan ditentukan dangan cara trial dan error ( Gritter et al, 1991). Sehingga pada praktikum ini diperoleh eluen etilasetat : heksana dengan perbandingan (1:4), etilasetat memiliki kepolaran lebih rendah dari heksana. Kepolaran eluen sangat berpangaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang akan diperoleh (Gandjar, 2007). Berdasarkan identifikasi menggunakan KLT terdapat dua noda dari sampel hasil sintesis dengan puncak yang berjauhan, hal ini menunjukkan terbentuk 2 produk dari hasil sintesis kalkon. Produk I memiliki jarak tempuh nodda 1,5 cm dari batas bawah sehingga dihasilkan Rf 0,2 dan produk II memiliki jarak tempuh 6,8 cm dari batas bawah sehingga diperoleh Rf 0,9. Produk II memiliki Rf lebih besar dibandingkan dengan produk I, menunjukkan Produk II bersifat kurang polar dibandingkan dengan produk I. Penentuan produk I ini merujuk dari hasil identifikasi KLT scanner yaitu senyawa hasil sintesis kalkon memiliki harga Rf 0,34 dengan kemurnian 64 % pada penelitian budimarwanti dan Handayani (2010) . Produk I diduga merupakan senyawa target yaitu
2-
hidroksikalkon dan Produk II diduga merupakan bahan dasar karena memiliki Rf yang hampir mirip dengan Rf bahan dasar asetofenon dan 2-hidroksibenzaldehid.
G. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa Noda yang tebentuk sebanyak dua noda, yang menandakan terbentuk dua produk dari hasil sintesis kalkon. Produk I memliki Rf 0,2 dan Produk II didapatkan Rf 0,9. Produk I diduga merupakan senyawa target yakni 2-hidroksikalkon.
H. DAFTAR PUSTAKA Budimarwanti C. & Handayani S.(2010). Efektivitas Katalis Asam Basa Pada Sintesis 2-hidroksikalkon, Senyawa yang Berpotensi Sebagai Zat Warna. Jurdik Kimia FMIPA UNY. Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman., (2007), Kimia Farmasi Analisis, pustaka pelajar, Yogyakarta. Gritter, R, J., (1991), Pengantar Kromatografi Edisi II, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Soebagio., (2002), Kimia Analitik, Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA, Makassar.
LAMPIRAN 1. ANALISIS DATA
π
ππ‘πππ π πΉπππ‘ππ =
π½ππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β ππππ πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β πππ’ππ
1,5
β’
π
πΉ ππππ πΌ = 7,2 = 0,2
β’
π
πΉ ππππ πΌπΌ = 7,2 = 0,94
β’
π
πΉ ππ π‘ππππππ = 7,2 = 0,86
β’
π
πΉ 2βππππππ πππππ§ππππβππ = 7,2 = 0,88
6,8
6,2
6,4