Laporan Intervensi Kelompok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASESMEN MATA KULIAH TEORI DAN TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK “Motivasi Belajar Siswa Akibat Divorce Parents ”



KELAS E – 2019 KELOMPOK 9 Yuyun H.A. Tika Se



(201710230311287)



Nur Hayatin Mufidah (201710230311293) Lintang Fajar Utami



(201710230311304)



Agung Himawan



(201710230311319)



Dosen Pengampu: Diana Savitri H., M.Psi



Asisten/Instruktur: Arini Miftahul Jannah, S.Psi. Zidainayatur Robaniya, S.Psi.



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2019



A.



Deskripsi Pelaksanaan Asesmen Pada hari sabtu tanggal 16 November 2019, kami melakukan turun lapang ke MTs Hayim Asy’ari dan menemui guru BK dimana kami melakukan perkenalan dan menyampaikan tujuan pertemuan ini. Selanjutnya, guru BK menjelaskan permasalahan yang terjadi. Menceritakan bagaimana permasalahan bisa terjadi, apa dampak yang terjadi pada subjek setelah adanya permasalahan tersebut. Hari berikutnya, rabu Tanggal 20 November 2019, kami dipertemukan dengan 9 subjek. Kami melakukan perkenalan dan membangun raport dengan subjek. Kemudian pada hari Kamis tanggal 28 November 2019, kami dipertemukan kembali dengan tujuan untuk melakukan FGD. Kami mulai menanyakan mengenai permasalahan yang terjadi, bagaimana proses belajar selama ini?, apa dampak yang terjadi setelah kejadian?, apakah ada teman yang mengejek?, dll. Subjek mulai terbuka dan mulai menceritakan apa yang dirasakan. Hari terkhir Sabtu 30 November 2019, pelaksanaan FGD terakhir, dimana kami memberikan motivasi kepada subjek, bagaimana mereka seharusnya, dll.



Hari/tanggal



Kegiatan Asesmen



Tujuan



Waktu



Tempat



Mencari tahu Sabtu, 16



Perkenalan dengan



November 2019



guru BK



mengenai permasalahan yang dihadapi subjek



08:00 – 09:30



MTs Hasyim Asy’ari



secara umum Rabu, 20 November 2019



Kamis, 28 November 2019



Pertemuan dengan subjek dan memulai FGD Mengetahui FGD



permasalahan secara mendalam



Sabtu, 30 November 2019



Pembangunan raport



Mengetahui FGD



permasalahan subjek secara mendalam



08:00 – 09:30 08:00 – 09:30



14:30 – 15:30



MTs Hasyim Asy’ari MTs Hasyim Asy’ari



MTs Hasyim Asy’ari



B. Data Asesmen 1. Subjek AS AS berusia 13 tahun dan sekarang sedang duduk dibangku kelas VII. Permasalahan yang dihadapi AS adalah ayahnya jarang berada dirumah. Alasannya karena pekerjaan. Ayah AS biasanya pulang pada pukul 18:00 setelah pulang dari kantor, ayahnya biasanya keluar lagi dengan alasan pekerjaan juga. AS merasa kehilangan sosok ayah seutuhnya. Ia merasa kurang diperhatikan ayahnya, padahal ia sangat butuh perhatian tersebut. Iajuga iri dengan teman-temannya yang sangat dekat dengan ayah mereka. Ia juga ingin diperlakukan seperti itu. Walaupun mengalami kondisi seprti itu, AS masih sangat semangat untuk terus belajar karena ingin membanggakan keluarga dan menggapai citacitanya. 2. Subjek SA SA berusia 13 tahun dan sekarang sedang duduk dibangku kelas VII. Ia merupakan salah satu korban divorce parent. Kejadian ini terjadi pada saat SA berusia 9 tahun dimana SA duduk dibangku kelas 3 SD. SA memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Ia dan kakak laki-lakinya tinggal bersama ibunya, sedangkan adiknya tinggal bersama ayahnya. Ayahnya sudah memiliki seorang istri. Ia mengaku sangat kehilangan sosok ayah. Ia iri dengan teman-teman yang masih mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua. Ia selalu menangis ketika bercerita tentang keluarganya. Ia tidak pernah meminta ibunya untuk menikah lagi karena takut. Dari proses asesmen yang sudah dilakukan, SA tidak memiliki motivasi belajar yang rendah, melainkan lebih bersemangat, ingin sukses dan menunjukkan bahwa ia bisa, walaupaun orang tuanya berpisah itu tidak menjadi hambatannya untuk terus mengejar impiannya. Keinginannya hanya ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan ingin membanggakan mereka. . 3. Subjek L Subjek berusia 14 tahun dan sekarang sedang duduk dibangku kelas VIII. L merupakan anak pertama, ia memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk dibangku kelas 4 SD. Kedua orang tuanya berpisah saat L berusia 10 tahun. Ia dan adiknya tinggal bersama ibu dan neneknya. Ayahnya sudah menikah lagi. Seperti subjek sebelumnya, L juga tidak meminta ibunya untuk menikah lagi karena takut. Ia juga selalu menangis ketika bercerita tentang kedua orang tuanya. Tapi hubungannya dengan ayahnya baik-baik saja. Ia juga sering bermain kerumah ayahnya. Ia sedikit kehilangan kasih sayang dari ayahnya karena ia hanya tinggal bersama ibunya. Sama seperti subjek



sebelumnya, L juga tidak kehilangan semangat untuk terus belajar. Ia yakin bahwa suatu saat ia bias menjadi seseorang yang sukses dan membanggakan kedua orang tuanya. 4. Subjek G Gaguk adalah anak laki-laki berusia 13tahun yang saat ini duduk di bangku kelas VIII MTS Hasyim Asy’ari. Kehilangan ayah sejak masuk di sekolah TK, kemudian ia tumbuh bersama 2 orang kakak laki-lakinya dan ibunya sebagai tulang punggung. Saat menginjak kelas 6 sekolah dasar, ibunya memnutuskan untuk menikah lagi dan tidak di setujui oleh gaguk sehingga membuat adanya jarak komunikasi di antar ibu dan anak tersebut, di tambah dengan gaguk yang sudah tidak tinggal dengan salah satu kakaknya. Saat bercerita, gaguk bercita-cita ingin menjadi polisi. Dan ia cenderung sangat tertutup tentang hal-hal pribadi yang dialaminya, karna menurutnya setiap orang punya masalahnya sendiri dan menceritakan masalahnya dengan oranglain akan menambah masalah bagi oranglain dan hanya akan mengumbar-umbar masalah yang dimilikinya.



5. Subjek D Dito adalah anak laki-laki berusia 12 tahun yang saat ini duduk di bangku kelas VII MTS Hasyim Asy’ari dengan latar belakang orang tua yang berpisah sejak ia berusia masih kecil. Saat ini ia tinggal bersama nenek dari ayahnya, ayahnya bekerja sebagai montir sangat jarang pulang kerumah dan berkomunikasi dengan Dito. Dito saat ini sering mencari perhatian dengan cara rebut di kelas dan bolos sekolah, sampai sekarang Dito tidak tau tentang keberadaan ibunya. Saat di tanya, dito saat sudah besar bercita-cita menjadi pembalap, dan ketika ditanyai juga ia cenderung lebih betah di luar rumah daripad harus dirumah. 6. Subjek A Ditinggal ayahnya sejak kelas 5 SD ketika Arya masih dalam perjalanan pulang menuju Malang dari Solo. Dia merasa sedih saat dia pulang ke rumah, ayahnya telah meninggal. Saat ini ia tinggal bersama Ibu dan kakaknya. Ibunya bekerja sebagai penjual jamu. Arya memiliki cita-cita bahwa ia ingin menjadi pengusaha makanan. Sejauh ini, aktivitas sekolahnya tidak pernah terhambat atau dipengaruhi oleh hal-hal yang memungkinkan akan dapat membuatnya tak ingin sekolah, cemas, ataupun takut. Dia mengatakan bahwa dia sudah memiliki banyak teman, sehingga semua teman nya lah yang menjadi jalan baginya untuk tetap bersekolah, dan juga berkeinginan untuk membanggakan orang tua juga menjadi alasan terbesar bagi Arya untuk tetap belajar dan bersekolah dengan baik. Meskipun, ia membenci beberapa mata pelajaran seperti Matematika. Namun, saat ditanya mata pelajaran apa yang menjadi favorit nya yaitu



Bahasa Inggris. Ia memiliki hobi membuat video dan juga membuat Vlog yang menjadi kesenangannya saat di rumah atau saat bersama temannya. Arya juga memberi tanggapan tentang apakah dia lebih suka berada di rumah atau diluar bersama teman-temannya, dia mengatakan ia lebih suka bersama teman-temannya. Karena kurangnya komunikasi yang terjalin antara Arya dengan Ibu dan kakaknya.



7. Subjek S Tidak memiliki seorang ayah, ayahnya meninggal saat Salim masih belum masuk TK. Karena masih terbilang sangat kecil, jadi dia merasa belum memahami apa yang sedang terjadi pada saat kehilangan ayahnya, Salim mengatakan bahwa dia hanya menangis saat kejadian itu. Saat ini ia tinggal bersama ibu dan kakaknya. Ibunya bekerja sebagai tukang siram tanaman, dia mengatakan juga bahwa ia ingin membahagiakan orang tuanya dan ingin menjadi pengusaha baju dan juga membuat baju sendiri, karena pada dasarnya ia sangat suka pelajaran prakarya, sehingga hal tersebut mendorong keinginannya untuk bisa menjadi pembuat baju profesional di masa mendatang. Sempat juga ditanyakan kepada Salim dia lebih suka berada di rumah atau di luar bersama teman, dia menjawab bahwa dia lebih suka berada di luar menjalani aktivitas bersama temannya seperti bermain game, kerja kelompok, dll. Tentu ia akan menjawab hal tersebut, karena saat ditanyakan kembali mengapa dia lebih suka bersama teman dibandingkan di rumah bersama keluarga, karena jika di rumah ia tidak menerima kesan apapun dari ibu maupun kakaknya seperti jarang mengobrol bersama-sama membicarakan hal yang ingin dibagikan satu sama lain. Itulah kenapa ia lebih suka berada diluar bersama temantemannya.



8. Subjek AP AP merupakan salah satu siswa kelas 8 di MTs Hasyim Asy’ari. Ia merupakan sosok anak yang cukup aktif dalam berbicara dan tidak mudah menyesuaikan diri dengan orang baru. Orang tua aldi bercerai ketika ia menempuh jenjang pendidikan di sekolah dasar kelas 6. Ia saat ini tinggal bersama kelurga ayahnya. Aldi sendiri telah hilang kontak dengan ibunya sejak perceraian yang terjadi yang menyebabkan dirinya merasakan rindu yang teramat akan hadir ibunya. Menurutnya ibu adalah sosok yang tangguh dan peduli terhadap dirinya. Tanpa kehadiran ibunya tersebut aldi merindukan kebiasaan yang kerap dilakukan ibunya seperti membangunkannya saat subuh sebelum berangkat sekolah. Cukup sederhana, namun bagi aldi kebiasaan ini memberikan cukup dorongan untuk dapat beraktivitas. Dalam interaksi hubungan keluarganya, aldi cukup dekat dengan



kakaknya dibandingkan dengan ayahnya. Andi menyadari keadaan orang tuanya dan terkadang membuat dirinya iri akan kondisi temannya. Walaupun demikian dirinya berusaha untuk belajar untuk membanggakan orang tuanya yang bahkan ia antusias akan masa depannya dimana dia merencanakan untuk melanjutkan ke smk setelah lulus dan akan kuliah jika ada biaya. 9. Subjek P P adalah salah seorang siswa kelas 8 di MTs Hasyim Asy’ari. Ia adalah anak yang cukup pemalu untuk membicarakan tentang dirinya. Orang tuanya bercerai ketika dirinya masih kelas 4 sekolah dasar. Hingga saat ini dirinya tinggal bersama kelurga ibunya. Ia tidak tinggal dengan ayahnya namun masih dapst berkomunikasi melalui media sosial. Ia memandang ayahnya dengan penuh rasa hormat bahkan dirinya memilih untuk masuk MTs tersebut karena ayahnya merupakan salah satu alumninya. Meskipun orang tuanya bercerai tidak membuat dirinya patah semangat walau terkadang ia merasa iri terhadap teman-temannya. Ia merasakan tidak lengkap tanpa adanya dukungan ayahnya secara langsung. Ia menuntut ilmu dengan tujuan agar dapat membahagiakan orang tua serta agar dapat bekerja lebih baik daripada orang tuanya saat ini. Putra berkeingan setelah lulus untuk dapat melanjutkan ke smk dengan jurusan perhotelan sesuai dengan kakaknya.



C. Analisa Data Asesmen Dalam menjalankan peran sebagai orang tua, orang tua di babebani tanggng jawab untuk mendidik dan membina anaknya. Pada masa peralihan menuju masa remaja awal siswa SMP, biasanya mereka cenderung mencari role model yang dapat dijadikan idola. Dalam hal ini orang tua harusnya dapat menjadi idola bagi anaknya, karna pada dasarnya ketika anak tersebut menetapkan siapa yang menjadi idolanya, makan hal itu menjadi salah satu faktor internal yang dapat menstimulasi timbulnya motivasi belajar yang positif bagi anak tersebut. Proses perceraian, bagi anak merupakan masa dimana sedang mengalami pengalaman transgresi (pengalaman disakiti atau mendapat perlakuan tidak adil dari diri sendiri ataupun orang lain). Dampak yang sangat terasa bagi siswa tersebut adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap proses yang dilalui anak-anak tersebut. Berdasarkan data yang di dapat peneliti dari bimbingan konseling MTs Hayim Asy’ari di dapatkan sebanyak 9 orang siswa memiliki masalah akademik berupa turunnya motivasi belajar yang dialami siswa, berdasarkan latar belakang yang dimiliki, seluruh subjek memiliki latar belakang orang tua yang bercerai.



Berdasarkan ciri-ciri dari motivasi belajar yang di tulis oleh Hamzah B. Uno yaitu ciri-ciri orang yang memiliki motivasi adalah, adanya 



Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil







Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar







Adanya harapan dan cita-cita dimasa depan







Adanya penghargaan dalam proses belajar







Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Umumnya pada masa remaja terjadi proses perkembangan



meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Saat proses perkembangan ini banyak di rasakan oleh para subjek dengan kurangnya komunikasi dengan orang tuanya sehingga menghambat bentuk orientasi masa depan mereka, pada saat di tanyakan tentang apa yang akan mereka lakukan ketika dewasa kelak, kebanyakan dari mereka masih belum mengetahui apa yang akan mereka lakukan. Namun pada hal yang di kaitkan dengan profesi yan menjadi cita-cita mereka di masa depan sebanyak 5 dari 9 orang telah mengetahui apa cita-cita mereka kelak ketika dewasa. Transisi perkembangan masa remaja berarti, sebagian perkembangan pada masa kanak-kanak masih dialami namun, sebagian kematangan masa dewasa sudah mulai dapat dicapai saat masa transisi ini. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan , masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain, adanya proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dianggap dapat menjadi suatu stimulus bagi mereka untuk mengembangkan kognisi dan melakukan pemecahan masalah yang mereka alami. Kurangnya kedekatan subjek dengan orang terdekat baik orangtua ataupun teman, membuat mereka kurang dalam melakukan berpikir yang abstrak, pemilihan dari akses pemecahan masalah yang mereka pilih adalah dengan melakukan bolos sekolah, melampiaskan dengan bermain game untuk waktu yang cukup lama, mengganggu temannya, dan melawan guru saat dikelas. Namun dengan kondisi seperti itu tidak menutup kemungkinan subjek untuk terus berkembang dalam mencapai citacita.



D.



Kesimpulan Berdasarkan assesmen terkait motivasi belajar yang dialami oleh remaja dengan divorce parents, didapatkan bahwa remaja dengan keluarga yang tidak harmonis mampu bersaing dengan teman sebayanya di sekolah. Keseluruhan subjek memiliki motivasi belajar yang tinggi dimana mereka semangat dalam mengejar impian, dan ingin selalu membanggakan keluarga. Permasalahan yang dihadapi tidak menjadi penghambat mereka untuk mengembangkan diri dan juga pengetahuan mereka. Hal ini disebabkan oleh adanya kehangatan yang diterima dari orang-orang sekitar seperti teman-teman dan guru di sekolah, sehingga subjek tidak merasa kesepian. Berkat dukungan dan perhatian itu juga mereka dapat melupakan kesedihan yang hampir setiap hari dirasakan, sehingga ia menjadi fokus dengan apa yang ingin dicapai di kemudian hari. Ditemukan juga, bahwa pentingnya komunikasi dalam pola asuh antara orangtuaanak serta anggota keluarga lainnya menjadi indikator penting dalam mencapai motivasi belajar siswa yang baik di sekolah. Adanya komunikasi yang baik juga meningkatkan efektivitas coping stress pada siswa untuk mampu meluapkan masalah yang di alaminya. Dengan ini, peran guru wali kelas dan BK sangat diharapkan mampu untuk merangkul anak-anak dengan latar belakang divorce parents.sehingga mereka mampu bersaing dengan yang lain yang masih memiliki orang tua lengkap dan mendapatkan kasih sayang penuh (tidak merasa minder).



DAFTAR PUSTAKA Amato, P. (2005). The impact of family formation change on the cognitive, social, and emotional well-being of the next generation. Future of Children , 15, 75-96. Haryanie, Sri Widha., dkk. (2013). Dampak Perceraian Orang Tua Tterhadap Emosi Anak: Studi kasus pada dua anak yang memiliki orang tua yangbercerai di SDN Gembong I Kab. Tangerang. Fakultas Ilmu Pendidikan; Universitas Negeri Jakarta. Hurlock, E. B. (1990). Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGrawHill. Papalia, D. E & Olds, S. W & Feldman R. D. 2009. Human Development Perkembangan Manusia, Edisi 10. Jakarta : Salemba Humanika Papalia, D. E., & Feldman, R. D (2014). Menyelami Perkembangan Manusia. (F. Herarti, Terj.) Jakarta: Salemba Humanika. Suprihatin, Titin. (2018). Dampak Pola Asuh Orang Tua Tunggal (Single Parent Parenting) Terhadap Perkembangan Remaja. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Unissula:



penguatan keluarga di zaman now: Fakultas Psikologi Lt.3, 12 Mei 2018, ISBN : 978 – 602 – 5995 – 04 – 0 Uno, Hamzah B. 2009. Teori motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan).Jakarta : Bumi Aksara. Yakin, Ahmad Al. (2014). Dampak Perceraian Orang Tua Tterhadap Anak; Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Al Asyariah Mandar, November 2014, Jurnal Pepatuzdu, Vol. 8, No. 1