7 0 2 MB
LAPORAN MANAJEMEN DAN INTERVENSI PEMANFAATAN ALAT KOMPOSER DAN PEMULIHAN BANK SAMPAH Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh: Firman Alif Mufid, S.Ked
14711007
M. Bryllian Lukman H, S.Ked
14711092
Bellinda Citra Permatasari, S.Ked
13711143
Septa Aryani, S.Ked
14711149
Dokter Pembimbing Fakultas dr. Sani Rachman S, M. Sc Dokter Pembibing Lapangan dr. Umma Malikarsyada
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MANAJEMEN DAN INTERVENSI PEMANFAATAN ALAT KOMPOSER DAN PEMULIHAN BANK SAMPAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Disusun Oleh: Firman Alif Mufid, S.Ked
14711007
M. Bryllian Lukman H, S.Ked
14711092
Bellinda Citra Permatasari, S.Ked
13711143
Septa Aryani, S.Ked
14711149
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Dokter Pembimbing Fakultas
dr. Sani Rachman Soleman, M. Sc
Dokter Pembimbing Lapangan
dr. Umma Malikarsyada
2
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mengadakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dengan mengutamakan upaya preventif dan promotif dari pada kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi di wilayah kerja tertentu. Pada prosedur yang ada, puskesmas harus membawahi minimal satu kecamatan. Puskesmas Kaliangkrik merupakan puskesmas yang wilayah kerjanya berada di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Puskesmas ini menjadi salah satu tempat pendidikan klinik dokter muda dari FK UII untuk stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan agar tercapai tujuan pembangunan kesehatan serta terwujudnya kecamatan yang sehat. Adapun tujuan dari pembangunan kesehatan tersebut, yang pertama untuk mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat, memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Kedua, mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu. Selain itu, mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal. Kecamatan Kaliangkrik berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kecamatan ini membawahi 20 desa dan salah satunya adalah Desa Selomoyo yang dijadikan wilayah pendidikan dokter muda FK UII stase IKM. Desa Selomoyo ini memiliki luas wilayah 249 hektar dengan jumlah penduduk 1.415 orang dan terdiri atas 442 kepala keluarga. Bagian utara desa ini berbatasan dengan Desa Kebonlegi, bagian barat dengan Desa Balerejo, bagian timur berbatasan dengan Desa Pengarengan dan bagian selatan dengan Desa Ngargosoko.
3
I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada kegiatan manajemen dan intervensi ini adalah: 1.2.1 Apa saja masalah kesehatan yang ada di Desa Selomoyo? 1.2.2 Apa intervensi yang dapat dilakukan terkait masalah kesehatan yang ada di Desa Selomoyo?
I.3 Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan manajemen dan intervensi ini adalah untuk menemukan masalah kesehatan di Desa Selomoyo, dan mencarikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
I.4 Tujuan Khusus Kegiatan manajemen dan intervensi yang penulis lakukan memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu: 1.4.1
Melibatkan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif, sehingga masyarakat menyadari pentingnya programprogram yang diselenggarakan puskesmas.
1.4.2
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan fisik maupun lingkungan di daerah tempat tinggalnya.
4
BAB II METODE PENGAMBILAN DATA
2.1 Survey Mawas Diri Survey mawas diri (SMD) memiliki definisi kegiatan pengenalan, pengkajian dan pengumpulan masalah-masalah kesehatan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat atau biasa dikenal dengan sebutan kader desa atau wilayah setempat dibawah bimbingan dan pengawasan oleh petugas kesehatan setempat. Srvey mawas diri memiliki beberapa tujuan yakni untuk mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang berada di masyarakat setempat. Setelah dilakukan pengumpulan, kemudian dilakukan kegiatan pengkajian dan analisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang menonjol di masyarkat. Berikutnya adalah untuk mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada. Kegiatan survey mawas diri (SMD) diharapkan mendapatkan dukungan dari kepala desa dan pemuka masyarakat agar pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di desa siaga dapat berjalan lancar. Survey mawas diri sangat penting dilaksanakan karena diharapkan masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah kesehatan yang sedang dihadapi dengan cara dapat mengenal dan mengumpulkan data serta mengkaji masalah yang ada di dalam wilayahnya sendiri sehingga nantinya dapat muncul minat dan kesadaran uuntuk mengetahui masalah-masalah kesehatan serta pentingnya masalah tersebut untuk segera diatasi. Selain itu diharapkan pula masyarakat dapat menggali sumber daya yang dimiliki serta memanfaatkannya. Dalam pelaksanaannya, survey mawas diri melalui beberapa tahapan. Sebelum memulai survey mawas diri, penulis melakukan koordinasi dengan dokter pembimbing lapangan mengenai teknis pelaksanaan survey mawas diri. Setelah itu, penulis meminta izin kepada Kepala Desa Selomoyo untuk melakukan pengambilan sampel survey mawas diri. Setelah mendapatkan izin, langkah selanjutnya adalah melakukan SMD dari rumah ke rumah yang berada di Desa Selomoyo. Desa Selomoyo memiliki 6 dusun, diantaranya adalah Dusun Wiku,
5
Dusun Mranggen, Dusun Krajan, Dusun Gembung, Dusun Siseh dan Dusun Gadingan.
2.1.1 Populasi KK warga Desa Selomoyo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. 2.1.2 Sampel Cara penentuan sampel menggunakan metode randomized cluster sampling dengan penghitungan besar sampel menggunakan rumus sebagai berikut :
n = jumlah sampel minimal d = nilai presisi yang digunakan 0,1 p = angka kepercayaan yang dipilih 5% 0,5
Z𝑎2 = angka distribusi normal dengan nilai p = 0,5 adalah 1,96 2.1.3 Waktu dan tempat Survey Mawas Diri (SMD) dilaksanakan pada tanggal 14 November 2019 -19 November 2019. Kegiatan ini dilakukan dari rumah ke rumah warga Desa Selomoyo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang
2.1.4 Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan software SPSS versi 25.
6
2.2 Musyawarah Masalah Desa Musyawarah menghadirkan
Masalah
Desa
(MMD)
merupakan
suatu
kegiatan
yang
masyarakat desa untuk bermusyawarah. Selain dihadiri oleh
masyarakat desa, kegiatan ini juga dihadiri oleh tenaga medis dari puskesmas, pejabat desa dan pemuka tokoh masyarakat. Dalam kegiatan ini, dokter muda akan menyampaikan hasil SMD yang berupa prioritas masalah yang didapatkan serta menyampaikan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah dokter muda menyampaikan solusi yang diusulkan, selanjutnya dilakukan diskusi untuk kesepakatan penentuan solusi yang tepat. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2019 di Balai Desa Selomoyo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
2.3 Intervensi Berdasarkan hasil yang didapatkan saat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Balai Desa Selomoyo, dokter muda menemukan solusi dari prioritas permasalahan yang sudah disampaikan saat MMD. Prioritas permasalahan yang didapatkan diperoleh dari analisis SMD. Intervensi yang dilakukan berdasarkan koordinasi dengan perangkat desa dan Puskesmas Kaliangkrik Kabupaten Magelang
7
BAB III HASIL 3.1. Sosiodemografi Desa 3.1.1. Profil Desa Selomoyo Desa Selomoyo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Desa ini memiliki luas 249 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1415 jiwa terdiri dari 442 kepala keluarga. Desa Selomoyo memiliki enam dusun yang terdiri dusun Krajan, dusun Mranggen, dusun Siseh, dusun Gadingan, dusun Gembung, dan dusun Wiku. Warga desa Selomoyo mayoritas beragama Islam dan sebagai buruh tani. 3.1.2. Hasil SMD
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
3.2. Hasil MMD Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) didapatkan sepuluh masalah terbanyak yang didapatkan di Desa Prajeksari, Kecamatan Tempuran. Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan prioritas masalah menggunakan teknik Pan American Health Organization (PAHO). Dari hasil perhitungan prioritas masalah, didapatkan sepuluh masalah terbesar yang ada di Desa Prajeksari saat ini, yaitu : Analisa SMD No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel Bukan rumah sehat Pemberantasan sarang nyamuk Perilaku cuci tangan tidak memakai sabun sebelum makan dan setelah BAB Kebiasaan membuang tinja bayi sembarangan Kebiasaan merokok SPAL ke selokan terbuka Tidak ada sarana pembuangan
Jumlah 147 145 137
Persen (%) 98,00 97,00 91,3
134
89,3
116 116 109
77,3 77 72,67
22
8 9 10
sampah Tidak gosok gigi sebelum tidur Kebiasaan membuang sampah sembarangan Kebiasaan BAB tidak dijamban
104 91
69,3 60,7
83
55,33
Hasil MMD M S V C Masalah Bukan rumah sehat Pemberantasan sarang nyamuk Perilaku cuci tangan tidak memakai sabun sebelum makan dan setelah BAB Kebiasaan membuang tinja bayi sembarangan Kebiasaan merokok SPAL ke selokan terbuka Tidak ada sarana pembuangan sampah Tidak gosok gigi sebelum tidur Kebiasaan membuang sampah sembarangan Kebiasaan BAB tidak dijamban
6 5 8 7 6 7
5 6 5 7 6 5
Skor Akhir 900 1960 1260
7 6
4 4
672
8
7 6 8 5 8
4 4 7 6 7
3 4 6 4 6
504 480 2352 720 2688
9 10 2 7 1
7 4
980
5
6 5 7 6 8
5 7
Rank 6 3 4
23
BAB IV PLAN OF ACTION (PoA)
Kami mendapatkan prioritas masalah dari kegiatan SMD dan MMD yang dilakukan yakni mengenai tidak adanya sarana pembuangan sampah dan perilaku membuang sampah sembarangan sebagai permasalahan pertama dan kedua. Pada saat MMD dengan perwakilan dari warga Selomoyo, intervensi yang akan dilakukan disepakati bersama yaitu mengenai penyuluhan mengenai dampak pembuangan sampah dan cara pemilahan sampah dan melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik dengan mengadakan alat komposter yang diberikan ke pihak desa, serta penyempurnaan struktur organisasi bank sampah di salah satu dusun di Selomoyo. Berikut adalah diagram Ischikawa (Fish Bone) yang kami gunakan untuk menganalisis masalah yang ditemukan :
24
Kami juga melakukan identifikasi alternatif guna memecahkan masalah yang sudah ditemukan. Alternatif pemecahan masalah yang kami susun adalah sebagai berikut : Masalah
Penyebab Masalah
Alternatif
Pemecahan
Masalah Perilaku
membuang
sampah sembarangan
Masih rendahnya
pengetahuan warga setempat mengenai
bersama kader desa
Penyuluhan tentang
membuang sampah
akibat
dengan benar, dampak
sampah
membuang sampah
sembarangan,
sembarangan, dan
tatacara
pemilhan
dampak membakar
sampah,
cara
sampah
mengubah sampah
Warga memiliki
organik
menjadi
kesadaran yang
pupuk
kompos
rendah terkait
dengan
membuang sampah
komposer,
Minimnya
merefitalisasi bank
pengetahuan
sampah yang sudah
masyarakat terkait
ada
jenis-jenis sampah
dusun
dan cara memilah dan
Melakukan diskusi
membuang
alat
disalah
satu
Mendatangkan alat
memanfaatkan
komposer
untuk
sampah yang ada
diberikan di pihak
Tidak ada tempat
desa
untuk warga
pelopor pembuatan
membuang sampah
pupuk
sabagai
kompos
25
disetiap tempat
dengan bahan dasar
tinggalnya.
sampah organik.
Belum ada TPS di
Penyempurnaan
Desa Selomoyo
struktur organisasi
Belum adanya sarana
program
pengangkutan sampah
sampah
yang datang ke Desa
satu dusun
bank disalah
Selomoyo
Bank sampah disalah satu dusun belum berjalan optimal
Belum adanya pemanfaatan sampah sampah organik menjadi kompos
Tidak adanya sumberdaya manusia yang mengurusi banksampah
Anggaran desa belum ada untuk penyediaan TPS
Tidak adanya peraturan desa terkait pengelolaan sampah
Mininya media promosi terkait mengolah sampah dengan benar
26
BAB V PELAKSANAAN INTERVENSI
Masalah utama yang kami temukan setelah melakukan SMD dan MMD pada tanggal 24 Oktober 2019 adalah perilaku membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan kegiatan MMD, kami melakukan intervensi sebagai berikut : N o
Kegiatan
1.
Koordina si dengan kader dan perangkat desa setempat
2.
Tujuan
Mendapat izin dari perangkat desan dan mendapat dukungan dari kader desa Penyuluhan Meningkatkan pengetahuan dampak membuang dan kesadaran warga desa sampah sembaranga terkait membuang n bagi sampah pada kesehatan, tempatnya dan cara pengelolaan pemilahan sampah, serta sampah, dan menambah membuat keahlian dengan pupuk kompos dari mengguan sampah organik
Sasara Biaya n Popul a si Perangk at desa dan kader desa
Temp at
Wakt u
Pelaks ana
Rencana Penilaian
Balai desa
Tang gal 7 Nov 2019
Dokter muda
Mendapatkan dukungan dari kader desa dan
Tang gal 08 Nov 2019
Dokter Muda FK UII
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat pentingnya membuangsamp ah dengan benar sekitar 90% dan memberikan pengetahuan tentang cara membuat pupuk kompos
Warga Swadaya Rumah Dusun Dokter Kader Muda Siseh Desa Selomo yo
27
3.
Pengadaan alat komposer dan demo pembuatan pupuk kompos dari limbah organik
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk kompos dan meningkatkan keahlian masyarakat untuk membuat pupuk kompos
Warga Swadaya Rumah Dusun Dokter Kader Muda Siseh Desa Selomo yo
4
Memban gkit kan bank sampah
Meningkatka n partisipasi dan kepedulian masyarakat untuk menggunaka
Warga dusun Krajan
Tangg Dokter al 12 Muda Nov 2019
Swadaya Rumah Tang Kader gal dokter 12 muda Nov FKUII 2019
Pengadaan alat komposer yang diberikan di dusun siseh guna meningkatka n pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk kompos Dokter 1. Terbentuknya Muda, struktur pengur pengurus us bank organisasi bank sampa sampah, , h
28
BAB VI EVALUASI
VI.1. Kendala Adapun kendala yang dihadapi penulis selama melakukan kegiatan manajemen dan intervensi adalah sebagai : - Masyarakat kurang antusias dalam menanggapi masalah sampah, terutama terkait kebiasaan membuang sampah sembarangan, baik itu dihalaman belakang rumah tinggal ataupun disungai dekat desa. - Kurangnya komunikasi ke beberapa Kepala Dusun dan kurangnya pendampingan kader menyebabkan penulis mengalami beberapa kesulitan saat melakukan SMD ke rumah warga.
VI.2. Saran Penyuluhan yang dilakukan penulis terkait cara pemilahan sampah organik dan anorganik harus diaplikasikan setiap hari agar menjadi suatu kebiasaan, oleh sebab itu kepada masyarakat Desa Selomoyo, khususnya Dusun Siseh diharapkan untuk memulai membiasakan diri untuk memilah sampah setiap harinya. Selain itu, penulis juga meninggalkan sebuak komposter yang ditujukan untuk mengatasi limbah organik yang ada, dengan adanya komposter tersebut masyarakat dapat memanfaatkannya sebaik mungkin guna memproduksi pupuk kompos, yang mana mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai petani, harapan penulis terhadap komposter tersebut agar masyarakat dapat menjaga dan merawatnya, alangkah lebih baiknya jika perangkat desa dapat menganggarkan dana untuk pengadaan komposter yang lebih banyak lagi sesuai kebutuhan masyarakat.
29
LAMPIRAN
30
31
32
33
34