Laporan Kasus Anemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. R DENGAN ANEMIA SEDANG DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA



Disusun oleh: Elysa Wahyu Setyaningrum PO.62.24.2.19. 171 Reguler XXI-A



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. R DENGAN ANEMIA SEDANG DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA”. Saya menyadari, bahwa laporan kasus yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan kasus ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.



Palangka Raya, 10 April 2021  



Elysa Wahyu Setyaningrum



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................................................1 B. Tujuan..................................................................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar.......................................................................................................3 1. Pengertian Kehamilan....................................................................................3 2. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan.........................................................3 3. Tanda dan Gejala Anemia.............................................................................4 4. Etiologi Anemia...............................................................................................4 5. Patififologi Anemia.........................................................................................5 6. Diagnosa Anemia............................................................................................6 7. Klasifikasi Anemia Selama Kehamilan........................................................6 8. Dampak Anemia.............................................................................................7 9. Asuhan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia....................................................8 B. Asuhan Kebidanan..............................................................................................9 1. Pengkajian Data..............................................................................................9 2. Interpretasi Data Dasar.................................................................................9 3. Antispasi Masalah Potensial..........................................................................10 4. Tindakan Segera dan Kolaborasi..................................................................10 5. Intervensi.........................................................................................................10 6. Implementasi...................................................................................................10 7. Evaluasi............................................................................................................10 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Data...................................................................................................12 B. Interpretasi Data Dasar......................................................................................18 ii



C. Antisipasi Masalah Potensial..............................................................................19 D. Tindakan Segera dan Kolaborasi.......................................................................19 E. Intervensi..............................................................................................................20 F. Implementasi........................................................................................................20 G. Evaluasi................................................................................................................21 BAB IV PEMBAHASAN A. Kesenjangan Antar Teori dan Praktik..............................................................22 B. Faktor Pendukung dan Penghambat.................................................................23 C. Pemecahan Masalah............................................................................................23 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..........................................................................................................24 B. Saran.....................................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26 LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................27



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus). Penyebab kematian ibu langsung di negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Penyebab kematian langsung tersebut merupakan 35 penyebab kematian ibu terbanyak, penyakit kematian ibu tidak langsung adalah anemia (Depkes RI dan FKM UI 2005). Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007). Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, kematian ibu dan anak, serta penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa di Indonesia sebesar 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6% anemia pada ibu hamil terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun. Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil diharapkan mendapatkan tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan. Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil di Indonesia tahun 2019 adalah 64,0%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu 98%. Provinsi dengan cakupan tertinggi pemberian TTD pada ibu hamil adalah Sulawesi Utara (100,1%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Sulawesi Selatan (1,7%). Terdapat satu provinsi yang sudah melampaui target Renstra tahun 2019 dan satu Provinsi tidak melaporkan data cakupan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil (Papua Barat). Karena anemia merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan anak, namun masih banyak orang menyepelekannya, maka penulis tertarik untuk 1



membahas tentang kasus anemia sedang dalam kehamilan yang dialami Ny. R di Puskesmas Panarung Palangka Raya. B. Tujuan 1. Diketahuinya mengenai pengertian anemia dalam kehamilan pada Ny. R. 2. Diketahuinya penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan pada Ny. R. 3. Diketahuinya tanda dan gejala anemia dalam kehamilan pada Ny. R. 4. Diketahuinya diagnosis anemia dalam kehamilan pada Ny. R. 5. Diketahuinya dampak anemia terhadap ibu dan janin pada Ny. R. 6. Diketahuinya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia pada Ny. R.



2



BAB II LANDASAN TEORI ANEMIA PADA KEHAMILAN



A. Konsep Dasar 1. Pengertian Kehamilan a. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81). b. Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. c. Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12). d. Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung dalam tubuh wanita, kehamilan merupakan proses natural bagi wanita yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, yang terdiri dari 3 trimester, dengan rentang waktu 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari). 2. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014). Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. 3



Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan murah (Manuaba, 2010). Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2007). 3. Tanda dan Gejala Anemia Menurut Arisman (2010) tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia dan sesak nafas. kepucatan dapat diperiksa pada telapak tangan, kuku dan konjungtivanya. Tanda dan gejala anemia sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya menonjol atau bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama penyakit dasar. Gejala anemia dapat berupa kepala pusing, berkunang-kunang, lesu, lemah, letih, dispagia, pembesaran kelenjar limpa, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan luka (Irianto K, 2014) 4. Etiologi Anemia Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma darah. Berikut adalah perbandingannya. a. Plasma darah bertambah 30%. b. Sel-sel darah bertambah 18%. c. Hemoglobin bertambah 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013).



ini



adalah



untuk



membantu



Penyebab lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi, atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV juga dapat menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain, termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008). 4



Penyebab langsung seperti banyak berpantangan makanan tertentu selagi hamil dapat memperburuk keadaan anemia gizi besi, biasanya ibu hamil enggan makan daging, ikan, hati atau pangan hewani lainnya dengan alasan yang tidak rasional. Selain karena adanya pantangan terhadap makanan hewani faktor ekonomi merupakan penyebab pola konsumsi masyarakat kurang baik, tidak semua masyarakat dapat mengkonsumsi lauk hewani dalam setiap kali makan. Padahal pangan hewani merupakan sumber zat besi yang tinggi absorsinya. 5. Patofisiologi Anemia Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke sembilan dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel merah ini dapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan peningkatan eritropoitin selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011). Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20-30%), sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita hamil mengandung 2 gram, sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10- 30% adalah besi cadangan yang terutama terletak di dalam hati, empedu, dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari : a. Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan. b. Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg. c. Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar 190 mg hilang selama melahirkan. (Ibrahim dan Proverawati dalam Dhamayani, 2014) Dalam Manuaba (2007), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama hamil dapat diperhitungkan sebagai berikut. a. Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr b. Pembentukan plasenta 300 mgr c. Pertumbuhan darah janin 100 mgr Jadi, jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah 900 mgr. saat persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya plasenta, ibu akan kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus mendapatkan kompensasi dari makanan untuk kelangsungan laktasi..



5



6. Diagnosa Anemia Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. (Manuaba, 2010). Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 2010). a. b. c. d.



Hb 11 g% tidak anemia Hb 9 – 10 g% anemia ringan Hb 7 – 8 g% anemia sedang Hb