19 0 663 KB
LAPORAN KERJA PRAKTEK PDAM KOTA MAKASSAR PENGUJIAN KUALITAS AIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Penyelesaian Studi Stara 1 Pada Jurusan Teknik Kimia
DISUSUN OLEH :
NINDY ANA LAMBOGIA
(09220150041)
MUTIAH ALFIRAH
(09220170010)
MUSLINDAH MUHARRAM
(09220170015)
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2021
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PDAM KOTA MAKASSAR Nama
Stambuk
1. Nindy Ana Lambogia
09220150041
2. Mutiah Alfirah
09220170010
3. Muslindah Muharram
09220170015
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Laporan Kegiatan Kerja Praktek ini Diperiksa dan Disetujui oleh : Makassar, 29 Maret 2021 Menyetujui, Pembimbing Dosen
Pembimbing Lapangan
Gusnawati, ST .,MT .
Uliyani
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Uliyani
Jabatan
: Analis Laboratorium PDAM Makassar
Telah melakukan kegiatan bimbingan sejak tanggal 22 Februari s.d 29 Maret 2021 dan memeriksa hasil laporan Kerja Praktek Mahasiswa berikut ini : Nama
Stambuk
1. Nindy Ana Lambogia
09220150041
2. Mutiah Alfirah
09220170010
3. Muslindah Muharram
09220170015
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Makassar, 29 Maret 2021 Mengetahui, Kepala Lab PDAM MAKASSAR
Ir. Hj. Purnama Sari, ST.,MT.,IPM.
Menyetujui, Analis Lab PDAM MAKASSAR (Pembimbing Lapangan)
Uliyani
KATA PENGANTAR Assalammu 'alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan kerja praktek UMI Tahun 2021 ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW yang telah memperjuangkan Islam serta menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. Laporan ini merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan yang telah kami lakukan selama berada di lokasi kerja praktek. Dengan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu, khususnya kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan dukungan, baik secara material maupun spiritual. 2. Ibu Gusnawati, ST .,MT. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah memberikan arahan dan bimbingan. 3. Ibu Ir. Hj. Purnama Sari, ST.,MT.,IPM. selaku kepala lab PDAM Makassar dan Ibu Uliyani selaku pembimbing lapangan serta segenap pegawai Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang telah memberikan sumbangsih pemikiran serta tenaga untuk kami semua. 4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan dan secara istimewa teman sekelompok yang membantu dalam melakukan penulisan laporan ini. Demikian sebagai pengantar kata, semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Billahi Taufiq Walhidayah Wassalamu
Alaikum
Wr.
Wb Makassar, 29 Maret 2021
Penyusun
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN..............................iii KATA PENGANTAR...........................................................................................iv DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR TABEL................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...................................................................................1 1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek....................................................2 1.3. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek (KP).........................2 1.4. Manfaat Pelaksanaan Kerja Praktek (KP)..........................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Singkat PDAM......................................................................4 2.2. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar................................................6 2.3. Definisi dan Karateristik Air Baku....................................................7 2.4. Sumber Air Baku Utama....................................................................7 2.5. Definisi dan Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih.................10 2.6. Proses Produksi................................................................................13 2.7. Pengujian Jartest..............................................................................18 BAB III PROSEDUR KERJA 3.1. Metode Pengujian............................................................................20 3.2. Sarana dan Peralatan........................................................................30 3.3.Hasil Uji Parameter Pengukuran Kualitas Air Bersih Selama KP di PDAM...............................................................................................32 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan......................................................................................39 4.2. Saran................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Instalasi dan kapasitas produksi air........................................................5 Tabel 2.2. Parameter pengukuran kualitas air bersih.............................................12 Tabel 3.1 Parameter pengukuran kualitas air bersih..............................................32
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo PDAM Kota Makassar..............................................................6
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Kerja praktek adalah salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia dengan bobot sebanyak 3 Satuan Kredit Semester (SKS). Tujuan dasar dari kegiatan kerja praktek adalah untuk meningkatkan kemampuan dan ilmu mahasiswa teknik kimia pada bidang industri dan aplikasi ilmu pengetahuan serta dapat membandingkan ilmu di lapangan dengan
ilmu
yang
telah
diterima
di
operasi
di
perkuliahan. Pemahaman industri
proses
merupakan
hal
dan
penting
untuk
menambah wawasan mahasiswa dalam dunia kerja. Kerjasama antara perusahaan dengan institusi
perguruan
tinggi
perlu
terus
ditingkatkan agar dunia akademik dapat mengikuti perkembangan dunia industri yang berkembang. Oleh karena itu, mahasiswa teknik
kimia
meningkatkan
berkewajiban pemahaman
dari
untuk segi
keilmuan maupun segi keterampilan dasar. Sehingga kedepannya menjadi sarjana teknik yang berkualitas, profesional, dan memiliki kemampuan analisa yang baik. Kegiatan
kerja
praktek
merupakan
bentuk aktivitas agar mahasiswa memiliki pandangan dan gambaran tentang kebutuhan dunia kerja di industri saat ini. Mahasiswa diharapkan dapat melihat secara langsung
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] proses
dan
penambahan maupun pengurangan karena air
operasi yang
mengalami
terjadi
di
jumlah air di bumi selalu tetap, namun
tempat kerja
kualitas air mengalami perubahan seiring
praktek
dan
dengan
juga
ikut
manusia dan aktivitas yang mengiringinya.
terlibat
siklus
hidrologi.
pertumbuhan
jumlah
Meskipun
populasi
Pertumbuhan jumlah
dalam penanganan kasus tersebut, baik secara langsung maupun dalam memberikan gagasan. Air menjadi kebutuhan yang sangat vital
bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup
1 pada
umumnya. Ketersediaan air di bumi selalu konstan, artinya tidak mengalami
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] penduduk yang tinggi telah mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat menikmati air bersih (Rohmawati, 2020). Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama (Effendi, 2003). 1.2
Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Maksud dilaksanakannya Kerja Praktek (KP) ini adalah untuk mempelajar dan mengaplikasikan keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu Teknik Kimia. Adapun tujuan pelaksanaan kerja praktek adalah : 1. Memperolah pengalaman dalam hal engineering praktis, kemampuan berkomunikasi, dan bersosialisasi didalam dunia kerja. 2. Untuk menambah pengetahuan dan pola fikir mahasiswa tentang permasalahan-permasalahan yang ada pada dunia kerja khususnya dalam bidang Teknik Kimia. 3. Untuk mengetahui metode pengambilan sampel. 4. Untuk mengetahui metode pengujian sampel ( air baku, air sedimen dan air bersih ) yang akan di uji.
1.3
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) Pelaksanaan KP dilaksanakan pada Perumda Air Minum (PDAM) Makassar yang terletak di Jl. DR. Ratulangi No.3 Mangkura, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90114. Dimulai dari tanggal 22 Februari 2021 sampai dengan tanggal 29 Maret 2021. 2
1.4 Manfaat Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) Adapun manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek adalah: 1. Bagi Universitas Memepererat hubungan universitas sebagai Lembaga Pendidikan dengan industri serta untuk memperkenalkan Pendidikan di Universitas. 2. Bagi Mahasiswa a. Memperoleh pengetahuan dan menambah wawasan dalam dunia kerja sebelum terjun ke lapangan. b. Menambah informasi mengenai dunia industri air minum dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan. c. Mengetahui proses kerja pada industri.
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Sejarah Singkat PDAM 1. Instalasi Pengolahan Air I Ratulangi Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kota Makassar, terus menerus mengalami perkembangan melalui tahap demi tahap dalam lintasan sejarah yang cukup panjang, berawal pada tahun 1924 dengan dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Ratulangi oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan nama Waterleidjding Bedrijf kapasitas produksi terpasang 50 liter/detik, kemudian pada jaman pendudukan Jepang tahun 1937 ditingkatkan menjadi 100 liter/detik, air baku diambil dari Sungai Jeneberang yang terletak 7 km disebelah selatan kota, dipompa melalui saluran tertutup ke Instalasi Ratulangi. Tahun 1974 berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madya Ujung Pandang. Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-angsur mengalami penurunan kapasitas produksi. Tahun 1976 status PDAM, dari Dinas Air Minum diubah menjadi Perusahaan Air Minum Kota Madya Ujung Pandang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah No. 21/P/II/1976, dengan kapasitas produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 liter/detik, disebabkan karena usia. 2. Instalasi Pengolahan Air II Panaikang Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar yang makin meningkat, maka pada tahun 1977 dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) II Panaikang dengan kapasitas tahap pertama 500 liter/detik. Sumber air baku diambil dari bendungan Lekopancing Sungai Maros sejauh ± 29,6 Km dari Kota Makassar, kemudian tahun 1989 IPA Panaikang ditingkatkan kapasitasnya menjadi 1300 liter/detik. Instalasi Panaikang dibangun dengan konstruksi beton. 4
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] 3. Instalasi Pengolahan Air III Antang Tahun 1985 melalui paket pembangunan Perum Perumnas dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) III Antang dengan kapasitas awal 20 liter/detik, dimana menggunakan air baku dari Sungai Lekopaccing. Kemudian berturut-turut pada tahun 1992, 2003 dan tahun 2009 dibangun IPA dengan kapasitas 20 liter/detik, 50 liter/detik, dan terakhir berkapasitas 35 liter/detik. 4. Instalasi Pengolahan Air IV Maccini Sombala Pada tahun 1993 di daerah Maccini Sombala dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV berkapasitas 300 liter/detik (IPA paket 6 x 50 liter/detik), dengan sumber air baku dari Sungai Jeneberang. IPA ini mempunyai 2 intake, yaitu di Maccini dan di Malengkeri. Instalasi Pengolahan Air V Somba Opu Pada tahun 2001, dibangun Instalasi V Somba Opu yang berkapasitas 1300 liter/detik di Kabupaten Gowa, dibangun dengan konstruksi beton, dengan sumber air baku dari Danau Bili-Bili sejauh ± 16 km. Tabel 2.1 Instalasi dan kapasitas produksi air No.
Instalasi Penjernihan
Kapasitas Produksi
Sumber Air Baku
1
Air IPA I Ratulangi
50 liter/detik
Sungai Jeneberang
2
IPA II Panaikang
1400 liter/detik
Bendungan Lekopaccing Sungai Maros
3
IPA III Antang
135 liter/detik
Bendungan Lekopaccing Sungai Maros
4
IPA IV Maccini
300 liter/detik
5
IPA V Somba Opu
1500-1600
Sungai Jeneberang Waduk Bili-Bili
liter/detik (Sumber : PDAM Kota Makassar, 2020) 5
2.2
Visi dan Misi
Gambar
2.1
Logo
PDAM
Kota
Makassar Sumber : PDAM Kota Makassar, 2020 Secara umum logo ini bermakna “Air bersih untuk semua Lapisan Masyarakat”. Hal itu terlihat dari bentuknya, yaitu berupa Tetesan air yang berada diatas aliran air yang terus mengalir keseluruh lapisan masyarakat. Aliran air bermakna keseluruhan dan wawasan global. Makna ini sangat berkesesuain dengan Visi dan Misi dari PDAM Makassar. a. Visi : “ Mewujudkan menjadi salah satu perusahaan air minum terbaik, mandiri, dan professional berwawasan global ” b. Misi : 1. Memberikan pelayanan air minum sesuai standar kesehatan dengan tersedianya air baku yang optimal. 2. Menyediakan air minum yang berkualitas, kuantitas dan kontinuitas. 3. Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada masyarakat. 4. Menjadikan perusahaan yang professional dengan sumber daya yang berkompetensi, dan berdaya saing global. 5. Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktifitas yang efisien dan efektif serta berdaya saing global.
2.3
Definisi dan karakteristik Air Baku Air merupakan materi esensial, merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial (widayat, 2002) Kualitas air minum pelanggan dapat di pengaruhi oleh kualitas air baku menentukan proses pengolahan di suatu Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Air baku yang digunakan oleh PDAM di kota Makassar berasal dari sungai Lekopaccing (Wahyono, dkk, 2007). Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri air minum. Air baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan air bersih. Berdasarkan SNI 6774:2008 tentang spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air dan tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air pada bagian istilah dan definisi yang disebut dengan air baku yaitu air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Sumber air baku bisa berasal dari sungai, danau, sumur air dalam, mata air dan bisa juga dibuat dengan cara membendung air buangan atau air laut. Dalam jumlah air yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang dikumpulkan dengan cara rembesan, bisa dipertimbangkan sebagai sebuah sumber air. Dimana kualitas sumber air bawah tanah secara umum sangat baik bagi air permukaan dan di beberapa tempat yang memiliki musim dingin yang bisa memanfaatkan salju sebagai suber air. Hal ini adalah menghemat biaya operasional dan pemeliharaan karena secara umum kualitas air bawah tanah sangat baik sebagai air baku.
2.4
Sumber Air Baku Utama Pada dasarnya jumlah air yang ada di bumi adalah tetap dan mengikuti suatu siklus (daur ulang) yang disebut dengan siklus hidrologi. Dengan
adanya penyinaran matahari, maka air mengalami penguapan atau evaporasi dan akan membentuk uap air. Uap air ini kemudian akan menyatu ditempat tinggi, yang dikenal dengan awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa semakin tinggi sehingga mencapai temperatur yang rendah, yang menyebabkan titik- titik air jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan sebagian akan mengalir ke dalam tanah, jika air ini keluar pada permukaan bumi atau tanah maka air ini akan disebut mata air. Sedangkan air hujan yang jatuh ke bumi atau tanah lalu mengalir ke tempat yang rendah (cekung), maka air tersebut akan membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir ke laut kembali. Berdasarkan sumbernya, air dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Air Atmosfer Air atmosfer terjadi dari proses evaporasi air permukaan dan evapotranspirasi dari tumbuh-tumbuhan oleh bantuan sinar matahari melalui proses kondensasi kemudian jatuh ke bumi dalambentuk hujan, salju ataupun embun. Air atmosfer mempunyai sifat tanah (soft water) karena kurang mengandung garam-garam dan zat-zat mineral sehingga terasa kurang segar dan juga akan boros terhadap pemakaian sabun. Disamping itu, air atmosfer mempunyai sifat agresif terutama pada pipapipa penyalur maupun bak-bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi. 2. Air Laut Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam dalam air laut kurang lebih 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum apabila belum diolah terlebih dahulu. Air laut jarang digunakan sebagai air baku untuk air minum karena pengolahan untuk menghilangkan kadar garamnya membutuhkan biaya yang cukup besar.
3. Air Permukaan Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air ini akan mengalami pengotoran selama pengalirannya. Beban pengotoran ini untuk masing-masing air permukaan akan berada tergantung daerah pengaliran air permukaan. Macam-macam air permukaan antara lain : a. Air Sungai Dalam penggunannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Air sungai merupakan penampungan dari berbagai jenis limbah yang terdapat disekitarnya baik itu limbah domestik maupun limbah industri. Sungai yang telah tercemar oleh limbah industri yang berat akan sulit diolah serta membutuhkan proses yang lebih kompleks. b. Air Rawa Pada umumnya air rawa berwarna, karena adanya zat-zat organik yang telah membusuk. Dengan banyaknya zat organik menyebabkan kadar O2 yang terlarut dalam air sedikit sehingga kadar Fe dan Mn yang terlarut dalam air menjadi tinggi. c. Air Tanah Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. (Undang-undang RI No. 7, 2004) Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke pemukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses- proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
2.5
Definisi dan Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping
(ketentuan
Umum
PERMENKES
untuk
penyediaan
dan
pengolahan air minum No.492/MENKES/PER/IV/2010 dalam modul gambaran umum penyediaan dan pengolahan air minum edisi maret 2003 hal 3 dan 41). Sedangkan pengertian air minum menurut Kepmenkes RI No. 907/ MENKES /SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum. A. Syarat Fisik Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25°C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25°C ± 3°C. Dalam standar persyaratan fisik air minum parameter yang dianalisis yaitu : kekeruhan (turbidity) dan derajat keasaman (pH), dan segi rasa dan bau serta warna. 1. Kekeruhan (Turbidity) Kekeruhan dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti lempung, lumpur, zat organik, plankton, dan zat-zat lainnya.Kekeruhan merupakan sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan absorpsi cahaya yang melaluinya. Kekeruhan dapat mengganggu penetrasi sinar matahari sehingga menghambat fotosintesa tanaman air (Hariyani dkk, 2011)
Kekeruhan yang tinggi dapat melindungi mikroorganisme dari pengaruh proses desinfeksi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan bakteri. Karena itu pada proses desinfeksi air harus selalu rendah untuk memperoleh hasil efektif. 2. Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) menyatakan instansi keasaman dan alkaliitas dari suatu cairan encer. Mewakili konsentrasi ion hidrogen, larutan elektrolit bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion negatif dan ion positif. Dalam penyediaan air, pH merupakan suatu faktor yang harus diperhatikan. pH air sangat penting pengaruhnya terhadap proses koagulasi. Diperlukan netralisasi untuk menghindari supaya air tidak menjadi agresif. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan, bahwa pH air yang terkecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan menyebabkan senyawa menjadi racun (Asmadi dkk, 2011). 3. Rasa dan Bau Perubahan rasa secara normal dalam menyediakan air bersih merupakan suatu indikator tentang kualitas sumber air. 4. Warna Warna dari air minum kemungkinan disebabkan oleh zat-zat organik yang membusuk, senyawa logam seperti besi atau mangan ataupun air buangan industri yang berwarna pekat. B. Syarat Kimiawi 1. Tidak mengandung unsur-unsur kimia dalam jumlah yang melampaui batas dan bersifat beracun. Seperti Besi (Fe) dan klorida (Cl). 2. Kandungan sisa klor max 5.0 3. Tidak mengandung zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 4. Tidak mengandung zat yang kadarnya melebihi batas-batas tertentu, sehingga menimbulkan gangguan ekonomi, teknis dan fisiologis.
C. Syarat Bakteriologis Aspek bakteriologis sangat penting untuk penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Paling ideal apabila air minum bebas dari kuman phatogen, dan bakteri ecoli. D. Syarat Kuantitas Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Persyaratan kuantitas juga ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, bergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat tinggalnya. E. Syarat Kualitas Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan
PERMENKES
RI
No.492/MENKES/PER/IV/2010
tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sedangkan standar kualitas air minum menggunakan Kepmenkes RI No. 907/MENKES/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum (Hariyanti, 1997). Kualitas air minum dalam kemasan itu harus memenuhi syarat mikrobiologi, klinis, dan syarat fisik,” kata Ika Setyani, ahli gizi dari MRCCC Siloam Semanggi seperti dilansir CNNIndonesia.com. “Syarat fisik bisa dilihat dari penampilannya, sedangkan syarat mikrobiologi terkait adanya bakteri merugikan seperti E.coli. Kalau syarat kimia terkait zat yang ada dalam air.” Standar kualitas air minum yang digunakan telah diatur oleh Pemerintah melalui PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010, seperti pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Parameter pengukuran kualitas air bersih No
Parameter
Satuan
Baku Mutu
1.
Bau
-
Tidak berbau
2.
pH
-
6,5 – 8,5
3.
Suhu
°C
Suhu udara ± 3
4.
Total Padatan Terlarut (TDS)
mg/L
500
5.
Kekeruhan
NTU
5
6.
Rasa
-
Tidak berasa
7.
Warna
TCU
15
9.
Kesadahan sebagai CaCO3
mg/L
500
10.
Zat Organik (KmnO4)
mg/L
10
11.
Besi (Fe)
mg/L
0,3
12.
Mangan (Mn)
mg/L
0,4
13.
Seng (Zn)
mg/L
3
14.
Klorida (Cl)
mg/L
250
15.
Nitrat sebagai N (N-NO3)
mg/L
50
16.
Sulfat (SO4)
mg/L
250
17.
Nitrit sebagai N (N-NO2)
mg/L
3,0
18.
Sisa Klor (Cl2)
mg/L
5,0
(Sumber : PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010) 2.6
Proses Produksi 1. Bangunan Intake Bangunan penangkap air atau intake ini merupakan bangunan untuk menangkap atau mengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat dimanfaatkan. Fungsi dari bangunan penangkap ini sangan penting artinya untuk menjaga kontinuitas pengaliran. Unit ini berfungsi sebagai tempat pengambilan air baku dari sungai. Debit air yang diambil dari sungai untuk diolah pada IPA (Instalasi
Pengolahan Air) dapat diatur dengan menentukan jumlah dan jenis pompa yang beroperasi. Debit air yang dipompakan akan tergantung pada level air sungai. Makin rendah level air sungai, maka semakin kecil debit yang dapat dialirkan oleh suatu pompa. Pompa-pompa yang terdapat di intake berfungsi untuk mentransfer air baku dari Sungai Lekopaccing ke instalasi pengolahan. Air dari sungai masuk melalui mulut intake dimana terdapat screen (saringan) yang berfungsi untuk menyaring sampah kasar. Selanjutnya air melewati pintu air yang mengatur aliran air selanjutnya ke dalam intake. Air baku yang masuk pada unit ini, kemudian mengalir merata ke seluruh bak penampung sementara yang masih dalam keadaan kotor sebagaimana air pada Sungai Lekopaccing. Kemudian air yang telah terkumpul disedot dan disalurkan melalui pipa transmisi kedalam unit prasedimentasi (Asmadi dkk, 2011) Dalam bidang pengolahan air minum beberapa bahan kimia yang digunakan untuk berbagai proses. Bahan-bahan kimia yang umum digunakan di Indonesia : 1. Aluminium sulfat (tawas), Poly Aluminium Chloride (PAC), untuk proses koagulasi/flokulasi. 2. Abu soda atau kapur untuk netralisasi atau koreksi pH. 3. Kaporit dan Gas Chlor untuk desinfeksi. Bahan-bahan kimia dalam perusahaan air minum mempunyai sifat dan wujud yang berbeda. Kebanyakan terdapat sebagai bubuk yang dipaket dalam kantong atau tong. Bahan-bahan kimia yang umum digunakan dalam pengolahan air adalah aluminium sulfat (tawas), kaporit dan kapur atau soda. Penanganan bahan kimia harus dilakukan secara hati-hati, karena sifat yang berbahaya. 2. Koagulasi dan Flokulasi Koloid dibagi menjadi dua yaitu koloid yang hidrofob (benci air) dan hidrofil (suka air). Koloid hidrofob tidak bereaksi atau tidak larut dalam air, misalnya clay (tanah lempung). Sementara koloid hidrofil, bereaksi
atau larut dalam air. Koloid yang terdapat dalam air berupa silica, besi, color dan padatan organik berupa protein berupa lemak, karbohidrat, dll. Koloid selalu membutuhkan proses koagulasi untuk mencapai ukuran yang efektif untuk mengendap. Untuk mempercepat pengendapan dalam water treatment plan digunakan proses koagulasi dan flokulasi. Proses tersebut mengakibatkan partikel yang halus akan tumbuh menjadi ukuran yang lebih besar sehingga mempercepat proses pengendapan. Koagulasi
merupakan
suatu
proses
pengolahan
air
dengan
menggunakan sistem pengadukan cepat sehingga dapat mereaksikan bahan kimia (koagulan) secara seragam ke seluruh bagian air baku sehingga dapat membentuk flok-flok yang berukuran lebih besar dan dapat diendapkan diproses sedimentasi. Koagulasi cara kimia yaitu proses penjernihan air dilakukan dengan memberikan penambahan bahan kimia sebagai koagulan berbentuk garam (aluminium sulfat) atau Poly Aluminium Clorida (PAC) untuk mempercepat terjadinya pembentukan flok yang dapat diendapkan (Holt et al, 2004). Unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulan secara teratur sesuai dengan kebutuhan (dosis yang tepat). Koagulan adalah bahan kimia yang dibubuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel- partikel kecil yang tak dapat mengendap secara gravitasi. Alat pembubuhan koagulan yang digunakan yaitu secara gravitasi atau dengan
menggunakan
pompa.Yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembubuhan koagulan adalah perpipaan yang mengalirkan zat kimia supaya tidak tersumbat, karena itu diperlukan secara teliti terhadap peralatan- peralatannya (Asmadi, 2012). Sedangkan flokulasi yaitu pengadukan secara lambat terhadap air tersebut selama periode waktu tertentu di perlukan untuk memungkinkan partikel tumbuh dan membentuk flok-flok. Bahan kimia yang digunakan untuk proses koagulasi umumnya diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yakni zat koagulan, zat alkali dan
zat pembantu koagulan. Zat koagulan digunakan untuk menggumpalkan partikel-partikel pada tersuspensi, zat warna, koloid dan lain-lain agar membentuk partikel yang besar atau flok. Sedangkan zat alkali dan zat pembantu berfungsi untuk mengatur pH agar kondisi air baku dapat menunjang proses flokulasi, serta membantu agar pembentukan flok dapat berjalan dengan lebih cepat. Penentuan : 1. Dosis optimal Untuk mendapatkan koagulasi yang baik, koagulan dengan dosis optimal harus dibubuhkan kedalam air dan di campurkan secara baik. Dosis optimal akan bervariasi tergantung pada sifat alamiah air baku dan komposisi keseluruhan (pH, temperatur, kekeruhan, komposisi kimia). Untuk menentukan dosis koagulan optimum harus dilakukan dengan percobaan laboratorium yang disebut jartest. 2. pH Optimal Koagulasi optimal akan terjadi pada pH yang tergantung dari sifat air baku dan komposisi keseluruhannya. Sekali lagi pH optimal ini harus ditentukan dengan percobaan jartest. Untuk alum, batas-batas pH untuk koagulasi optimum tidak terlalu besar, yaitu antara 6,5-8,5. Masalah operasi yang dapat terjadi yaitu kegagalan dalam pembentukan flok di sebabkan oleh kesalahan dalam operasi, yaitu: a. Konsentrasi larutan tidak tepat b. Debit pembubuhan terlalu kecil c. Dosis koagulan atau basa yang tidak tepat d. Flok-flok pecah
3. Sedimentasi Sedimentasi
adalah
pemisahan
partikel-partikel
padatan
tersuspensi dalam air dengan pengendapan secara gravitasi. Bak sedimentasi sering disebut juga sebagai clarifier, jika tujuan utama operasi sedimentasi untuk menghasilkan aliran yang keluaran yang rendah padatan tersuspensi maka bak sedimentasi disebut sebagai clarifier. Sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat mengendap dalam waktu yang lebih singkat serta dapat mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian unit penyaring selanjutnya. 4. Filtrasi Penyaringan cepat adalah proses penjernihan dengan cara menyaring air yang akan di olah melalui media penyaringan yang terdiri atas pasir. Akibat tertahannya kotoran, media penyaring harus di bersihkan secara teratur dengan pencucian yang berurutan di sebut periode penyaringan dan tergantung pada kehilangan tekanan di seluruh media penyaringan dan kekeruhan air yang akan di saring. Penyaringan bertujuan untuk menghilangkan flok-flok yang sudah terbentuk dan tidak teredapkan. Dua sistem penyaringan cepat yang bayak digunakan : penyaringan cepat pada kecepatan (constant rate) dan pada kecepatan berkurang (declining rate). Penyaringan cepat merupakan proses pengolahan yang dapat diandalkan dan mudah dioperasikan. 5. Desinfeksi Air yang masuk pada proses ini berarti sudah bebas dan pengotor, namun tidak menutup kemungkinan air tersebut masih mengandung kuman dan bakteri. Oleh sebab itu, diperlukan proses kimia yang digunakan antara lain uv, ozonisasi dan chlor.
6. Reservoar Reservoar yaitu tempat penampungan air bersih sementara sebelum didistribusikan kepada konsumen. Reservoir digunakan untuk memodelkan jika terdapat suatu tampungan air atau reservoir. Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter. Air yang dalam reservoir ini sebelum disalurkan ke konsumen diberikan gas klor untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air tersebut. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung dan ditampung pada bak reservoir (tandon) untuk diteruskan pada konsumen. Fungsi keberadaan reservoar adalah : 1. Penampungan terakhir kali air yang telah diolah dan memenuhi syarat kualitas air minum. 2. Sebagai sarana vital penyaluran air ke masyarakat dan sebagai cadangan air. 3. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air agar dapat tercapai keseimbangan antara kebutuhan dan suplai 4. Keperluan instalasi, seperti pencucian filter, pembubuhan alum. 5. Tempat penyimpanan air saat desinfektan 6. Sebagai pengaman untuk gelombang tekanan balik. 2.7
Pengujian Jartest Jartest adalah suatu percobaan skala laboratorium untuk menentukan kondisi operasi optimum pada proses pengolahan air dan air limbah. Metode ini dapat menentukan nilai pH, variasi dalam penambahan dosis koagulan pada skala laboratorium untuk memprediksi kebutuhan pengolahan air yang sebenarnya. Metode jartest mensimulasikan proses koagulasi dan flokulasi untuk menghilangkan padatan tersuspensi (suspended solid) dan zat-zat organik yang dapat menyebabkan masalah kekeruhan, bau, dan rasa.
Jartest memberikan data mengenai kondisi optimum untuk proses parameter-parameter seperti : 1. Dosis koagulan dan koagulan pembantu 2. pH 3. Metode pembubuhan bahan kimia a. Pada atas atau dibawah permukaan air b. Pembubuhan beberapa bahan kimia secara bersamaan atau berurutan c. Lokasi pembubuhan relatif terhadap peralatan pengadukan 4. Waktu dan intensitas pengadukan cepat dan pengadukan lambat (flokulasi) 5. Waktu penjernihan
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] BAB III METODE PENGUJIAN 3.1
Metode Pengujian
Untuk menunjang produksi yang lebih bermutu dan mampu bersaing di pasaran, memiliki sarana / fasilitas pengawasan dan pengendalian
mutu
yang
berupa
laboratorium. Laboratorium ini digunakan untuk memeriksa dan menganalisa sifat fisika maupun sifat kimia dari bahan baku air, dan air yang siap didistribusikan ke pelanggan. 1. Pemeriksaan Kekeruhan Tempat pengambilan sampel untuk pemeriksaan kekeruhan terhadap tiga titik. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Air baku yang terdapat pada bak koagulasi yang belum ditambahkan dengan bahan koagulan. b. Air sedimentasi yang terdapat pada bak sedimen kedua. c. Air bersih yang mengalir melalui kran di laboratorium Faktor-faktor kekeruhan Nephelometric Turbidity Unit (NTU) air ditentukan oleh : 1. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumut, dsb) 2. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton. 3. Warna air (antara lain yang ditimbulkan oleh zat-zat koloid yang berasal dari daun-daun) Prosedu r
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] p
t:
e
1. Turbidimeter
m
2. Wadah sampel
e
3.
r
A
i
l
k
a
s
t
a a
t
n
u l
k
i
e
s
k e
B
r
a
u
h
h
a
a
n
n : y a i
1. Sampel (air baku, air sedimentasi, dan air bersih ) 2. Tissue
t u : A l a
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] Cara kerja : 1. Mengambil sampel air dengan menggunakan wadah yang telah tersedia. 2. Membilas kuvet dengan air bersih kemudian diisi dengan air sampel sampai batas yang telah ditentukan 3. Menutup kuvet dengan rapat, dan mengeringkan kuvet dengan menggunakan tissue. 4. Kuvet diletakkan dalam alat turbidimeter 5. Membaca hasil pengukuran kekeruhan dan mencatat pada format pencatatan yang telah tersedia (terlampir) 2. Pemeriksaan pH Tempat pengambilan sampel untuk pemeriksaan pH dilakukan pada tiga sampel yaitu : a. Air baku yang berasal dari bak penampungan sebelum ditambahkan dengan koagulan. b. Air sedimentasi yang berasal dari bak sedimen. c. Air bersih yang berasal dari reservoir. Prosedur pemeriksaan pH Alat : 1. Lovibond 2. Tabung reaksi 3. Alat tulis Bahan : 1. Sampel air (air baku, air sedimentasi, dan air bersih) 2. Indikator Phenol Red Cara kerja : 1. Mengambil sampel air dengan menggunakan wadah yang telah tersedia 2. Membersihkan tabung reaksi dengan air bersih
21
3. Memasukkan sampel air ke dalam tabung reaksi 4. Tambahkan indikator Phenol Red sebanyak ± 2 tetes kemudian kocok hingga homogen 5. Masukkan tabung ke dalam alat lovibond 6. Cocokkan warna larutan dengan disk yang ada pada alat 7. Catat hasilnya dalam tabel yang telah tersedia 3. Pemeriksaan Sisa Chlor Pada pemeriksaan sisa chlor hanya dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari, hal ini disebabkan karena terbatasnya bahan obat (chloride total reagent – DPD) yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui sisa chlor yang terdapat dalam air minum. Sampel air yang diperiksa merupakan air bersih yang telah siap didistribusikan ke konsumen. Prosedur pemeriksaan sisa chlor : Alat : 1. Tabung reaksi 2. Alat tulis 3. Lovibond Bahan : 1. Sampel air bersih 2. Tablet DPD chloride total reagent Cara kerja : 1. Ambil sampel air di pipa air bersih di dalam tabung reaksi 2. Masukkan tablet DPD Chloride total reagent kemudian di kocok hingga homogen 3. Cocokkan warna air disk pada lovibond
4. Penentuan Dosis Optimum Pemeriksaan ini dilakukan apabila terjadi perubahan tingkat kekeruhan pada air baku. Sampel air merupakan air dari bak penampungan air baku sebelum ditambahkan koagulan. Prosedur pemeriksaan dosis optimum Alat : 1. Jartest 2. Gelas beaker 6 buah Bahan : 1. Aquadest 2. Larutan PAC (Poly Aluminium Chloride) Cara kerja : 1. Ambil larutan PAC pada bak penampung koagulan (PAC) sebanyak 1000 ml untuk mengetahui konsentrasi larutan PAC. 2. Sampel air dimasukkan kedalam gelas beaker masing-masing 1000 ml 3. Larutan
PAC
dimasukkan
kedalam
gelas
beaker
dengan
perbandingan yang berbeda tiap gelas (tergantung pada kekeruhan air). 4. Kemudian diaduk dengan menggunakan alat jartest dengan pengadukan cepat 120 rpm selama 1 menit, pengadukan lambat selama 40 rpm selama 20 menit dan didiamkan selama 10 menit. 5. Sampel air diambil untuk pemeriksaan kekeruhan, pemeriksaan pH. 6. Setelah pemeriksaan parameter diatas, maka dapat diketahui dosis optimum PAC yang yang efektif berdasarkan kekeruhan rendah. 7. Dosis PAC optimum dicatat pada format pencatatan yang telah tersedia (terlampir). 5. Pengukuran Densitas PAC (Poly Alumimiun Chloride) PAC atau (Poly Aluminium Chloride) adalah sejenis koagulan yang banyak digunakan untuk pembersihan air dan memiliki sifat yang sama seperti halnya tawas.
Prosedur pengukuran densitas PAC : Alat : 1. Gelas ukur 2. Baume 3. Skala baume Bahan : larutan PAC (Poly Aluminium Chloride) Cara kerja : 1. Ambil larutan PAC (Poly Aluminium Chloride) dari tangki injeksi bahan kimia 2. Masukkan kedalam gelas ukur 3. Masukkan baume (specific gravity) kedalam larutan PAC 4. Baca penunjukan skala baume dan plotkan dengan grafik PAC dan specitic gravity. 6. Pemeriksaan Alkalinitas Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir keasaman dalam air. Alat : 1. Erlenmeyer 2. Pipet 3. Buret 4. Gelas ukur Bahan : 1. Sampel air (air baku, air sedimentasi, dan air bersih) 2. Indikator PP (Phenol Phtalein) 3. Indikator MO (Metil Orange) Cara kerja : 1. Siapkan sampel air. Sampel air sebanyak 100 ml. 2. Masukkan sampel air ke dalam erlenmeyer
3. Tambahkan indikator PP (Phenol Phtalein) sebanyak 2 tetes. 4. Tambahkan indikator MO (Metil Orange) sebanyak 4 tetes 5. Titrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N, sampai berubah warna menjadi merah muda Perhitungan Total alkalinitas =
1000 x E x N.Titran x 50 ml sampel
Nilai sampel E yaitu volume larutan H2SO4 0,02 N. 7. Pemeriksaan Spektrofotometer A. Prosedur pemeriksaan chromate Test (Cr) Alat : 1. Spoit 2. Kuvet 3. Spektrofotometer 4. Tabung reaksi Bahan : sampel (air baku dan air bersih) Cara kerja : 1. Siapkan sampel (air baku dan air bersih) dengan menggunakan wadah yang tersedia. 2. Pipet masing-masing sampel sebanyak 5 ml. 3. Tambahkan 1 sendok Cr-1 kedalam tabung reaksi yang terisi sampel 4. Tambahkan 6 tetes Cr-2 kocok dengan keras sampai bahan reaksi benar-benar larut 5. Biarkan selama 1 menit (waktu reaksi) 6. Kemudian
isi sampel
kedalam
spektrofotometer. 7. Catat hasil yang didapatkan.
kuvet
dan
ukur
dalam
B. Prosedur Pemeriksaan Nitrite Test (NO2) Alat : 1. Spoit 2. Kuvet 3. Spektrofotometer 4. Tabung reaksi Bahan : sampel (air baku dan air bersih) Cara kerja : 1. Siapkan sampel (air baku dan air bersih) dengan menggunakan wadah yang tersedia. 2. Pipet masing-masing sampel sebanyak 5 ml. 3. Tambahkan 1 sendok NO2-1 kedalam tabung reaksi yang terisi sampel, kocok sampai bahan rekasi benar-benar larut. 4. Biarkan selama 10 menit (waktu reaksi) 5. Kemudian
isi sampel
kedalam
kuvet
dan
ukur
dalam
spektrofotometer. 6. Catat hasil yang didapatkan. C. Prosedur pemeriksaan Ammonium Test (NH4+ ) Alat : 1. Spoit 2. Kuvet 3. Spektrofotometer 4. Tabung reaksi Bahan : sampel (air baku dan air bersih) Cara kerja : 1. Siapkan sampel (air baku dan air bersih) dengan menggunakan wadah yang tersedia.
2. Pipet masing-masing sampel sebanyak 5 ml dan kocok sampai benar-benar larut 3. Pipet 0,6 NH4 kedalam tabung reaksi yang berisi sampel 4. Tambahkan 1 sendok NH4-2 kocok sampai bahan reaksi benarbenar larut. 5. Diamkan selama 5 menit (waktu reaksi) 6. Tambahkan 4 tetes NH4-3 7. Diamkan selama 5 menit (waktu reaksi) 8. Kemudian isi kedalam kuvet dan ukur dalam spektrofotometer. 9. Catat hasil yang didapatkan D. Prosedur Pemeriksaan Besi (Fe) Alat : 1. Spoit 2. Kuvet 3. Spektrofotometer 4. Tabung reaksi Bahan : sampel (air baku dan air bersih) Cara kerja : 1. Siapkan sampel (air baku dan air bersih) dengan menggunakan wadah yang tersedia. 2. Pipet masing-masing sampel sebanyak 8 ml. 3. Tambahkan 1 tetes Fe-1 kedalam tabung reaksi yang terisi sampel 4. Pipet 0,5 mL Fe-2 kocok sampai bahan rekasi benar-benar larut. 5. Diamkan selama 5 menit (waktu reaksi) 6. Tambahkan Fe-3 sebanyak 1 kali semprot 7. Diamkan selama 10 menit (waktu reaksi) 8. Kemudian
isi sampel
spektrofotometer.
kedalam
kuvet
dan
ukur
dalam
9. Catat hasil yang didapatkan. E. Prosedur kerja Nitrate Test (NO3) Alat : 1. Spoit 2. Kuvet 3. Spektrofotometer 4. Tabung reaksi Bahan : sampel (air baku dan air bersih) Cara kerja : 1. Siapkan sampel (air baku dan air bersih) dengan menggunakan wadah yang tersedia. 2. Pipet 4 ml NO3-1 kedalam tabung reaksi. 3. Tambahkan masing-masing sampel sebanyak 0,5 ml kedalam tabung reaksi 4. Pipet 0,5 NO3-2 kocok sampai benar-benar larut. 5. Diamkan selama 10 menit (waktu reaksi) 6. Kemudian
isi sampel
kedalam
spektrofotometer. 7. Catat hasil yang didapatkan F. Prosedur kerja Sulfate Test (SO4) Alat : 1. Spoit 2. Kuvet 3. Spektrofotometer 4. Tabung reaksi Bahan : sampel (air baku dan air bersih)
kuvet
dan
ukur
dalam
Cara kerja : 1. Siapkan sampel (air baku dan air bersih) dengan menggunakan wadah yang tersedia. 2. Pipet masing-masing sampel sebanyak 2,5 ml kedalam tabung reaksi 3. Tambahkan 2 tetes SO4-1 4. Tambahkan 1 sendok SO4-2 dan kocok sampai benar-benar larut 5. Diamkan selama 5 menit (waktu reaksi) 6. Tambahkan 2,5 ml SO4-3 7. Tambahkan 4 tetes SO4-4 8. Diamkan selama 7 menit (waktu reaksi) 9. Kemudian
isi sampel
kedalam
kuvet
dan
ukur
spektrofotometer. 10. Catat hasil yang didapatkan 8. Pemeriksaan Klorida Prosedur Pemeriksaan klorida Alat : 1. Labu erlenmeyer 2. Pipet skala 3. Bulb 4. Pipet tetes Bahan : 1. Air sampel 2. Indikator PP (Phenolphtalein) 3. Indikator K2CrO2 4. Larutan AgNO3 Cara kerja : 1. Masukkan air sampel sebanyak 100 ml ke dalam erlenmeyer 2. Tambahkan indikator PP (Phenolphtalein) sebanyak 2 tetes
dalam
3. Tambahkan indikator K2CrO2 sebanyak 3 tetes 4. Titrasi dengan larutan AgNO3 0,0141 N, sampai berubah warna biru muda. Rumus : 1000
x vol titat AgNO3 x 0,01 N x 35,5
100
9. Pengujian Mikrobiologi Pada analisis mikrobiologi, faktor yang menyebabkan hasil adalah banyaknya kontaminasi bakteri, karena bakteri ada dimana saja. Prosedur Penggunaan Coilert-18 & Quanti-Tray 1. Siapkan 100 ml sampel di dalam botol sampai steril. 2. Masukkan 1 kemasan reagent COILERT, dan kocok hingga larut. Hati-hati agar jangan menyentuh bagian dalam botol atau kemasan reagent yang sudah steril untuk menghindari kontaminasi. 3. Tuangkan ke dalam QUANTI-TRAY (˂1 – MPN/100 ml) atau QUANTI-TRAY / 2000 (˂1 – 2,419 MPN/100 ml) 4. Segel dengan menggunakan
QUANTI-TRAY SEALER
dan
masukkan ke dalam inkubator selama 18 jam pada suhu 36 s/d 38 °C. 5. Interpretasikan hasil inkubasi selama 24 jam (TIDAK LEBIH DARI 28 JAM) dan bandingkan dengan komparator. NEGATIF COLIFORM & E.COLI : Jernih, tidak ada perubahan warna POSITIF COLIFORM: Warna kuning ˃ komparator POSITIF E.COLI
: Sinari well yang berwarna kuning dengan
menggunakan lampu UV 365 Watt. 6. Hitunglah jumlah well positif (termasuk well besar dibagian atas) dan lihat pada table MPN yang sudah disediakan. 3.2
Sarana dan Peralatan Peranan laboratorium untuk menunjang usaha penyediaan air sangat penting. Oleh karena itu perlu laboratorium penelitian air untuk melayani
kebutuhan masyarakat, khususnya untuk keperluan proyek penyediaan air bersih. Perlengkapan yang diperlukan secara garis besar dibagi menjadi 3 kelompok: 1. Bangunan laboratorium 2. Perlengkapan dan peralatan Laboratorium 3. Bahan-bahan kimia Bila ketiga perlengkapan tersebut sudah tersedia, maka dapat dilakukan tes dilaboratorium. Tes parameter-parameter kualitas air yang diambil dari: 1. Sumber 2. Proses-proses pengolahan 3. Air minum yang sudah diproduksi Adapun peralatan yang digunakan pada proses : 1. Proses Produksi a. Bak air baku b. Bak koagulasi c. Bak flokulasi d. Bak sedimentasi e. Bak filtrasi f. Compresesor untuk pencucian filter g. Tabung chlor h. Pompa chlor 2. Analisa hasil produksi (Laboratorium) a. Alat baume b. Alat turbidimeter c. Alat lovibond d. Alat jertest e. Alat Incubator
3. Proses kerja laboratorium a. Analisa kekeruhan b. Analisa pH c. Analisa spektrofotometer d. Analisa bakteriologi 3.3 Hasil Uji Parameter Pengukuran Kualitas Air Bersih Selama KP di PDAM Berikut hasil pengujian sampel yang diperoleh saat KP, yaitu : Tabel 3.1 Parameter pengukuran kualitas air bersih No
Alamat
Kekeruhan (NTU)
pH
Sisa Khlor (Mg/L)
Alkalinity (Mg/L)
Khlorida (Mg/L)
TDS (Mg/L)
1
Jl. Kakatua No. 30
1,05
6,9
0,3
28
20
26
2
Jl. Cendrawasi Asrama Matoangin No. 3 Baji Pamoji No.1 Baji Pasugai No.18
0,84
6,9
0,2
40
24
26
0,86
7,0
0,1
38
34
58
0,58
7,0
0
40
35
66
5
Baji Pamoji Dalam No.2
0,75
7,0
0,1
40
27
58
6
Jl. Pettarani 3 0,56 No. 17
6,9
0
38
24
29
7
Jl. Dr Basalama Racing Center No.1 A
6,9
0,2
58
21
44
3 4
0,86
8
Jl. Pongtiku No.39
4,60
7,0
0
62
18
42
9
Jl. Sunu No.208
0,82
6,9
0,5
58
16
47
10
Jl. Ujung Pandang Baru No.23 Jl. Datuk Ditiro No.25
0,82
6,9
0,7
68
13
44
0,89
6,9
0,6
58
25
47
12
Jl. Sungai Poso No.1
0,68
6,9
0
56
22
45
13
Mappayoki No.61
0,97
7,0
0,3
90
23
48
14
Stadion No.9
0,70
6,9
0,3
45
20
28
15
Cendrawasi 4 0,36 No.5
6,9
0,1
45
16
31
16
Tekokor No.51 A
0,42
7,1
0
96
53
82
16
Cendrawasih 5 No.14
0,61
7,0
0
68
24
75
17
Rajawali No.28
0,58
6,9
0,2
38
21
28
18
Nori Lr. 302 No.12
0,71
6,9
0,2
40
20
28
19
Merak No.24
0,90
6,8
0,2
40
20
28
20
Belibis No.50
0,56
6,9
0,2
38
22
28
21
Gagak No.27
0,89
6,9
0,3
40
20
29
11
22
Jl. Baji Pamai No.24
0,82
6,9
0,2
28
21
51
23
Jl. Baji Areng
1,07
6,9
0,1
28
19
50
24
Jl. Baji Gau
0,86
6,9
0,1
22
18
50
25
Jl. Baji Ampe 0,81 No.27 A
6,8
0,2
26
22
48
26
Jl. Baji Dakka No.5
0,79
6,8
0,1
22
31
51
27
Jl. Muh Tahir 0,54 No.3
6,9
0,8
34
2
37
28
Jl. Inaliom Bassang No.9 Jl. Sultan Alauddin No.9 Jl. A Tonro I No.30
0,45
6,9
0,8
38
28
340
1,88
6,9
0,5
22
8
32
0,70
6,9
0,5
20
13
25
31
Jl. Kumala 2 No.5
0,79
6,9
0,8
18
15
29
33
Jl. Mappaodang No.39 Jl. Veteran Selatan Lr.3 No.6 Jl. Andi Tonro No.9
0,87
7,0
0,8
20
17
52
0,48
6,9
1,2
22
10
28
0,65
6,9
1,2
22
15
28
36
Jl. Dg Ngeppe No.9
2,75
7,0
-
24
21
52
37
Jl. A Mangerangi No.20
0,40
6,8
0,5
16
17
28
29 30
34 35
38
Jl.Boulevard Ruko Topaz f 30 Jl. Kompleks crysant H16
1,01
6,8
0,1
36
16
32
0,47
6,8
0,2
20
12
28
40
Jl. Tamalate 1 No.3
1,91
7,4
-
194
26
235
41
Jl.Monumen Emmy Soelan No.2 Jl. Tidung Mariolo komp. Gubernur No.23 Jl. Harimau No.82
0,45
7,0
0,3
18
20
27
1,53
7,0
0,1
18
14
29
1,56
7,0
-
130
46
316
44
Jl. Kabaena No.16
0,59
6,9
0,1
39
19
47
45
Jl. Buruh No.20
1,48
7,1
-
34
26
43
46
Jl. Ponegoro No.IIA
0,90
7,1
0,1
32
13
40
47
Jl. K.H Abdullah No.12 Jl. Sangir No.159
0,79
7,2
0,2
36
16
71
1,34
7,1
-
74
34
74
49
Jl. Ternate 37/79
2,17
7,2
0,2
26
22
40
50
Jl. Lambeh No.85
0,82
6,8
0,2
24
26
56
51
Jl. Hos Cokrominoto No.15 Jl. Bolu No.8
4,27
7,2
0,1
200
41
276
0,60
7,1
-
40
22
60
39
42
43
48
52
53
Jl. Muna No.19
1,07
6,9
0,7
46
17
49
54
Jl. Adhyaksa Baru Lr.4 No.4 Jl. Toa Daeng 3 No.63 A Jl. Dr Lamena No.95 Jl. Perumahan Delta Mas I Blok X No.21 Jl. Puri Raya G2. 54 B
0,45
7,0
0,1
48
13
44
6,35
7,0
0,1
52
15
45
1,33
7,0
0,1
36
1
45
1,51
7,0
0,2
40
18
33
1,67
7,0
0,2
38
15
28
59
Jl. Toddopoli 10 No.54 B
1,69
7,0
0,1
30
16
27
60
Jl. Pandang Raya No.5
0,66
7,0
0,3
28
13
26
61
Jl. Sultan Alauddin No.259 A Jl. Landak Lama No.23
0,71
6,9
0,7
42
23
51
0,59
7,1
-
160
43
290
63
Jl. Beruang No.93
1,13
7,3
-
152
58
361
64
Jl. Tupai No.92
0,73
7,1
0,1
30
16
0,31
65
Jl. Dr Sali Ratulangi No.200 D Jl. Lagaligo No.26
1,58
6,7
-
26
16
0,35
1,28
6,9
-
38
19
0,52
Jl. Chairil anwar No.4
0,88
7,1
-
38
19
0,50
55 56 57
58
62
66 67
68
Jl. Bonto Lempangan No.34 F Jl. Saweri Gading No.9
0,90
7,3
-
50
17
0,44
0,59
6,9
-
40
21
0,45
Jl. Gunung Merapi No.206/208 Jl. Gunung Nona No.5
0,61
6,7
0,1
24
14
0,29
6,99
7,1
-
148
34
296
Jl. Teduh bersinar perm bosowa indah Jl. Gunung Bulusaraung 78/83 Jl. Pajenekang No.21 Jl. Laiya No.44
1,66
6,7
0,8
30
11
86
1,06
6,5
-
38
14
96
0,83
7,0
-
58
15
97
0,72
7,0
0,4
42
12
96
76
Jl. Satangnga No.5 mks
1,38
6,9
-
44
19
94
77
KH. Wahid Yasim 85
0,85
7,4
-
138
26
90
78
KH. Agus Sahro No.42
0,78
7,2
-
52
18
92
79
Jl. Lamuru No.94
1,21
7,0
-
68
12
95
80
Jl. Bunga ejaya No.4
1,66
7,0
-
42
17
94
81
Jl. Sembilan No.2
1,32
6,9
0,4
46
13
94
82
Jl. Kandea No.37
0,89
7,0
-
66
17
93
83
Jl. Maccini Sawah No.71
1,45
6,9
0,7
36
12
40
69 70 71 72 73 74 75
84
Jl. Maccini Kidul No.56
0,36
6,9
0,7
28
14
25
85
Jl. Maccini Baru No.85
1,26
6,9
0,7
24
22
24
87
Jl. Maccini Gusung No.86 Jl. Kalap Peto No.16
0,80
6,9
0,5
28
18
25
0,77
6,8
0,7
30
14
28
89
Jl. Balana No.30
1,20
6,9
0,5
26
15
24
90
Jl. Kerungkerung No.7A Jl. Maccini Tengah No.53 Jl. Muh Yamin 18
1,47
6,5
-
32
13
29
0,55
6,9
0,7
34
13
24
0,94
6,8
0,7
24
15
23
Jl. Abu Bakar 0,46 Lambogo No.196
6,9
0,5
28
16
25
88
91 92 93
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten dan kota madya di seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil yang kami peroleh dari kerja praktek dapat di simpulkan semakin tinggi dosis PAC yang di berikan pada air baku maka akan semakin rendah tingkat kekeruhan (NTU) air baku. PDAM di kota Makassar memiliki 5 instalasi pengolahan air (IPA), Salah satunya yaitu pada IPA III Antang, dimana proses pengolahan air baku menjadi air bersih pada instalasi ini melalui bebetapa tahapan mulai dari proses penambahan bahan kimia (koagulan) berupa poly aluminum klorida pada air baku, pembentukan flok (flokulasi), Pengendapan (sedimentasi), Penyaringan (Filtrasi), hingga penambahan gas klor.
4.2
Saran Sebaiknya lebih memperlengkap alat-alat laboratoriumnya yang ada di PDAM kota makassar salah satunya seperti seperangkat alat titrasi agar dapat mempermudah saat proses pengujian.
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] DAFTAR PUSTAKA Asmadi dan Suarno. 2012. Dasar-dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Gosyen Publishing : Yogyakarta Asmadi, dkk. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum. Edisi 1. Gosyen Oublishing : Yogyakarta Effendi, H. 2003. Telah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima : Yogyakarta Hariyanti. 1997. Air tanah. Erlangga : Jakarta Holt, dkk. 2004. The Future for Electrocoagulation as A Localised Water Treatment Technology. Chemosphere. 59 : 335-367 Rohmawati, Y. and Kustomo, K. (2020) ‘Analisis Kualitas Air pada Reservoir PDAM Kota Semarang Menggunakan Uji Parameter Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi, serta Dikombinasikan dengan Analisis Kemometri’, Walisongo Journal of Chemistry, 3(2), p. 100. Ridho Adi Putra Tambunan. 2014. Peran PDAM dalam Pengolahan Bahan Air Baku Air Minum Sebagai Perlindungan Kualitas Air minum. Universitas Atma jaya : Yogyakarta Wahyu Widayat. 2002. Teknologi pengolahan Air Sadah. Jurnal Teknik Lingkungan, Vol.3, No.3 Yudi Wahyono, Ririh Yudhastuti, dan Soedjajadi Kemani. 2007. Pengaruh Pengolahan dan Pendistribusian Terhadap Kualitas Air Pelanggan PDAM Mojokerto. Jurnal Kesehatan Lingkungan : Mojokerto
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected]
LAMPIRAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] Ai r Ba ku (In ta ke
Re ce rvi or (P en a Pembubuh m an pu Gas Chlor
F i l t r a s i
Pembub uhan Poly Alumini um Chlorid a (PAC)
Pr o s e s K o
P r o s e s S
P R O S E S P E N G O L A H A N AI R B A K U M E N
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected]
Maintenance BAG A N
Staff Operator 1. Operator Chemical 2. Operator Kualitas
Operator Intake
Laboratorium Analisis/Staff
Ke pa la Se ksi IP A III A nt an
S T R U K T U R I N S T A N S I P D A
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected]
Gambar Bak Sedimentasi
Gambar Bak Filtrasi
Gambar Bak Koagulasi
Gambar Bak Flokulasi
Gambar Tabung Gas Klor
Gambar Pipa Air Bersih
Gambar Pipa Air Baku
Gambar Turbidity Meter
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected]
Gambar Alat Spektrofotometer
Gambar Pengambilan Air Baku
Gambar Pemeriksaan Kekeruhan
Gambar Pemeriksaan Sisa Chlor
Gambar Pemekrisaan pH
Gambar Pemeriksaan Alkalinitas
Gambar Alat Jartest
Gambar Pengujian Sampel menggunakan alat Spektrofotometer
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected]
Gambar Pengujian Mikrobiologi
Gambar Alat Quanti-Tray Sealer
Gambar sampel Mikrobiologi
Gambar Alat Inkubator
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] FORMAT ISIAN JARTEST
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Kampus II UMI, Jl. Urip Sumoharjo KM. 5, Tlp. (0411) 44762 Fax (0411) 447562, Makassar 90231, Email : [email protected] FORMAT KUALITAS HARIAN