Laporan Kerja Praktek PLTU [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN DEBRIS FILTER KONDENSER UNIT 2 PADA PLTU BENGKAYANG 2 X 50 MW UPDK SINGKAWANG OLEH: BRENDA MAWARLISTI NIM. D1021181006



Pembimbing Kerja Praktek: Ir. DANIAL, M.T., IPM NIP. 196202121992031002



PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2021



KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Telepon (0561) 740186 Email : [email protected] Website : http://teknik.untan.ac.id



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN DEBRIS FILTER KONDENSER UNIT 2 PADA PLTU BENGKAYANG 2 X 50 MW UPDK SINGKAWANG



Disusun Oleh : BRENDA MAWARLISTI NIM. D1021181006 Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Dosen Pembimbing



Ir. Danial, M.T., IPM NIP. 196202121992031002



i



KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI RISET, DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO



Prof. Dr. Nawawi H. Hadari Nawawi78124 Pontianak 78124 Telepon (0561) 740186 Jalan Prof.Jalan Dr. H. Hadari Pontianak Telepon (0561) 740186 Email : [email protected] Website : http://teknik.untan.ac.id Email : [email protected] Website : http://teknik.untan.ac.id SURAT KETERANGAN Yang bertandatangan dibawah ini, Dosen Pembimbing Kerja Praktek Mahasiswa



Fakultas



Teknik



Universitas



Tanjungpura



Pontianak,



menerangkan bahwa:



Nama



: Brenda Mawarlisti



Nim



: D1021181006



Program Studi



: Teknik Elektro



Jurusan



: Teknik Elektro



Konsentrasi



: Teknik Tenaga Listrik



Telah menyelesaikan Kerja Praktek, Seminar Laporan Kerja Praktek dengan judul “PEMELIHARAAN DEBRIS FILTER KONDENSER UNIT 2 PADA PLTU BENGKAYANG 2 X 50 MW UPDK SINGKAWANG”.



Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.



Pontianak, 26 Agustus 2021 Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro,



Dr. Dedy Suryadi,S.T.,M.T. NIP. 196812031995121001



Dosen Pembimbing Kerja Praktek,



Ir. Danial, M.T., IPM NIP. 196202121992031002



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan menolong penulis dalam menyelesaikan kerja praktek dan menyusun laporan kerja praktek ini, yang membahas tentang “PEMELIHARAAN DEBRIS FILTER KONDENSER UNIT 2 PADA PLTU BENGKAYANG 2 X 50 MW UPDK SINGKAWANG”. Kerja praktek ini merupakan aplikasi yang didapat dari perkuliahan yang berhubungan dengan materi kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro. Banyak sekali manfaat dan pengetahuan yang diperoleh penulis selama mengikuti kerja praktek, yang mana hal tersebut tidak penulis peroleh dalam bangku perkuliahan. Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis mengalami berbagai hambatan, namun semua hal itu tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Bomo Wibowo Sanjaya, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tnjungpura. 2. Bapak Dr. Dedy Suryadi, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. 3. Bapak Ir. Danial, MT., IPM selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek. 4. Bapak Heru Slamet selaku Supervisor Operasi dan Pemeliharaan di PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 5. Bapak Fadil Efendi dan Bapak Heriansyah selaku Pembimbing Lapangan di PLTU Bengkayang 2x 50 MW UPDK Singkawang. 6. Tim HAR, Operator, Mekanik dan seluruh Staff PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 7. Orang tua, saudara dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan, baik materi maupun moril yang sangat penulis sayangi. 8. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah banyak membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.



iii



Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan penulis untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada laporan ini. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.



Pontianak, 7 September 2021 Penulis,



Brenda Mawarlisti NIM D1021181006



iv



ABSTRAK Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah salah satu jenis pembangkit dimana prosesnya sebagai konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Sistem air pendingin pada PLTU diperlukan secara terus menerus selama turbin uap beroperasi. Apabila aliran air pendingin terganggu atau hilang, maka operasi turbin uap harus dihentikan, karena turbin uap tidak dapat beroperasi tanpa aliran air pendingin ke kondenser, masalah pada pipa aliran air pendingin pada kondenser seperti menumpuknya kotoran yang diakibatkan adanya biota laut antara lain teritip, kerang, ganggang, tiram dan jenis tumbuhan lainnya. Penyaring seperti Debris Filter diperlukan untuk menyaring kotoran pada air laut. Apabila terjadi kerusakan pada Debris Filter seperti rusaknya motor Debris dan kerusakan mekanis pada Filter akan mengakibatkan kotoran dapat lolos dan masuk ke kondenser, akibatnya tube-tube akan mengalami pluging (penyumbatan)dan bisa menyebabkan gangguan perpindahan panas yang secara langsung juga berakibat pada buruknya kevakuman pada kondenser. Kata kunci: PLTU, Debris Filter, Kondenser



v



DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i SURAT KETERANGAN .............................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii ABSTRAK .................................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................ vi BAB I



PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6.



BAB II



Latar Belakang ................................................................... Rumusan Masalah .............................................................. Pembatasan Masalah .......................................................... Tujuan Kerja Praktek ......................................................... Metode Penyusunan Laporan ............................................. Sistematika Penulisan .........................................................



1 3 3 3 4 4



PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ...................................... 6 2.1. Kondisi Tempat Kerja Praktek ........................................... 6 2.1.1. Profil Perusahaan ..................................................... 6 2.1.2. Struktur Organisasi ................................................. 7 2.2. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ....................................... 7 2.2.1. Tempat Kerja Praktek ............................................. 7 2.2.2. Waktu Kerja Praktek .............................................. 8 2.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek .......................................... 10 2.4. Visi Misi dan Motto PT. PLN (Persero) UPDK Singkawang ............................................................................................ 10 2.4.1. Visi ....................................................................... 10 2.4.2. Misi ....................................................................... 10 2.4.3. Motto .................................................................... 10



BAB III UNSUR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT ...................... 12 3.1. Kondisi Tempat Kerja Praktek ......................................... 3.1.1. Unsur Pendukung ................................................. 3.1.2. Unsur Penghambat ............................................... 3.2. Kemampuan Mahasiswa .................................................. 3.2.1. Unsur Pendukung ................................................. 3.2.2. Unsur Penghambat ...............................................



12 12 12 12 12 13



BAB IV TEORI PENDUKUNG .............................................................. 14 4.1. Pengertian PLTU .............................................................. 14 4.2. Bagian-Bagian PLTU ....................................................... 15



vi



4.2.1. Bagian Utama PLTU .............................................. 15 4.2.2. Bagian Penunjang ................................................... 16 1. Ship Unloader .................................................. 16 2. Conveyor .......................................................... 16 3. Transfer Tower ................................................ 17 4. Steaker-Reclaimer ............................................ 17 5. Coal Yard ......................................................... 18 6. Coal Bunker ..................................................... 19 7. Coal Feeder ..................................................... 19 8. Primary Air Fan (PA Fan) .............................. 20 9. Secondary Air Fan (SA Fan) ............................ 20 10. Bottom Ash Silo ................................................ 21 11. Induceddraf Fan (ID Fan) ................................. 21 12. Electro Static Precipirator (ESP) .................... 22 13. Fly Ash Silo ...................................................... 22 14. Chimney ........................................................... 23 15. Steam Drum ..................................................... 24 BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 25 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5.



5.6. 5.7. 5.8. 5.9.



Debris Filter Condensor .................................................. Fungsi Debris Filter Kondensor ....................................... Prinsip Kerja Debris Filter Kondensor ............................. Kontrol Otomatis Debris Filter ........................................ Komponen Debris Filter Kondensor ................................ 5.5.1. Elemen Filter .......................................................... 5.5.2. Differential Pressure Switch ................................... 5.5.3. Backwash Rotor ...................................................... 5.5.4. Discharge Valve ..................................................... Pengaruh Penggunaan Debris Filter terhadap Keandalan Kondenser ..................................................................... Pemeliharaan Debris Filter Kondenser ............................ Gangguan dalam Pengoperasian Debris Filter ................. Prosedur Pembongkaran Debris Filter .............................



25 26 26 28 29 29 29 30 30 31 31 32 32



BAB VI PENUTUP ................................................................................. 34 6.1. Kesimpulan ...................................................................... 34 6.2. Saran ................................................................................ 34 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 36 LAMPIRAN ................................................................................................. 37



vii



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan energi listrik saat ini sangat banyak dirasakan seiring dengan semakin majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan pembangunan. Sedangkan penggunaan tenaga listrik tersebut tergantung pada reabilitas atau kehandalan sistem tersebut. Ditinjau dari kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara komunal, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi keberhasilan pembangunan masyarakat yang mandiri. PT. PLN (Persero) sebagai BUMN penyedia listrik terbesar di Indonesia dituntut harus bisa menyediakan pasokan listrik untuk seluruh rakyat Indonesia secara konstan dan terus menerus. Adapun baik atau buruknya citra dari PT. PLN (Persero) sendiri dapat dilihat dari banyak atau sedikitnya keluhan masyarakat tentang pasokan listrik. Mulai dengan adanya pemadaman bergilir maupun pelayanan di setiap cabang-cabang PT. PLN (Persero) di tiap-tiap daerah. Untuk itu perlu adanya pembenahan mulai dari pelayanan terhadap masyarakat serta peningkatan kualitas dan kestabilan pasokan listrik. Karena baik atau buruknya citra PT.PLN (Persero) di mata masyarakat menentukan masa depan PT. PLN (Persero) tersebut. PT. PLN (Persero) sektor pembangkitan Kapuas, Bengkayang merupakan salah satu pemasok listrik di daerah Kalimantan Barat yang beroperasi menggunakan tenaga dari uap yang dihasilkan dari pembakaran batu bara yang menghasilkan pasokan listrik sebesat 2 x 50 MW. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batubara, minyak bakar dan MFO untuk start awal. Pada PLTU, air sebagai produk utama telah melalui beberapa proses untuk menjaga keandalan peralatan-peralatan pembangkit.



1



Pada proses pembangkit tenaga listrik terjadi proses pembakaran terhadap air untuk menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian dialirkan ke turbin untuk memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik. Pada pembangkit listrik tenaga uap biasanya memiliki sistem pendingin. Kelangsungan pengoperasian turbin uap sangat dipengaruhi oleh kelangsungan pasok air pendingin. Apabila aliran air pendingin terganggu atau hilang, maka operasi turbin uap harus dihentikan, karena turbin uap tidak dapat beroperasi tanpa aliran air pendingin ke kondensor. Dengan vakum kondensor yang bagus, maka efisiensi turbin bagus. Jika tidak berarti ada masalah pada pipa aliran air pendingin pada kondensor seperti menumpuknya kotoran yang diakibatkan adanya biota laut antara lain teritip, kerang, ganggang, tiram dan jenis tumbuhan lainnya. Maka perlu adanya penyaring seperti Debris Filter. Debris Filter merupakan alat untuk menyaring air yang masuk ke dalam pipa saluran air pendingin pada kondensor agar benda-benda asing tidak mudah masuk ke dalam pipa. Apabila terjadi kerusakan pada Debris Filter seperti rusaknya motor Debris dan kerusakan mekanis pada Filter akan mengakibatkan kotoran dapat lolos dan masuk ke kondensor. Akibatnya tube-tube akan mengalami pluging (penyumbatan) dan bisa menyebabkan gangguan perpindahan panas yang secara langsung juga berakibat pada buruknya kevakuman pada kondensor. Kotoran yang berlebih dan tidak ditanggulangi akan mengakibatkan gangguan pada kinerja alat pembangkit. Dengan kata lain, permasalahan yang ditimbulkan yaitu berkurangnya perpindahan panas (heat transfer) kondensor, turunnya persentase tekanan vakum pada kondensor, pengoperasian Back Wash Debris Filter Condensor secara manual dan besarnya differential preasure pada debris filter condensor. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk membuat laporan Kerja Praktek dengan judul “Pemeliharaan Debris Filter Kondenser Unit 2 pada PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang”.



2



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang akan diangkat untuk laporan ini ialah: 1. Mempelajari secara khusus tentang Debris Filter dan kegunaannya dalam proses bekerjanya kondensor di PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja Debris Filter pada kondensor di PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 3. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan Debris Filter pada kondensor di PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 1.3 Pembatasan Masalah Pada pelaksanaan kerja praktek ini, mengingat luasnya bidang kerja yang ada pada tempat ini serta terbatasnya alokasi waktu yang tersedia, sehingga tidak semua bidang dapat dipelajari. Maka akan diambil beberapa batasan masalah dalam laporan kerja praktek ini. Adapun batasan masalah yaitu: 1. Hanya membahas ruang lingkup Debris Filter yang ada di PT. PLN (PERSERO) Unit Pembangkitan PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 2. Membahas proses dan bagaimana pemeliharaan pada Debris Filter yang ada di PT. PLN (PERSERO) Unit Pembangkitan PLTU Bengkayang UPDK Singkawang. 1.4 Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah: 1. Untuk mengetahui system dan lingkungan kerja di PT. PLN (PERSERO) Unit Pembangkitan PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 2. Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja Debris Filter di PT. PLN (PERSERO) Unit Pembangkitan PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang.



3



3. Untuk mengetahui proses dan cara pelaksanaan pemeliharaan pada Debris Filter kondensor di PT. PLN (PERSERO) Unit Pembangkitan PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. 1.5 Metode Penyusunan Laporan Penulisan laporan ini disusun menggunakan metode pengumpulan data yaitu: 1. Studi literatur, serangkaian acara yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah materi penelitian. 2. Observasi, proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala atau hal-hal yang diteliti. Observasi merupakan satu metode pengumpulan data dengan meninjau langsung di lokasi penelitian guna membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut: BAB I



PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang pelaksanaan kerja praktek, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan kerja praktek, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.



BAB II



PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Bab ini berisi kondisi tempat kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, dan jadwal pelaksanaan kerja praktek.



BAB III



UNSUR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Bab ini berisi informasi mengenai kondisi tempat kerja praktek, yaitu adanya unsur pendukung dan unsur penghambat.



BAB IV



TEORI PENDUKUNG Bab ini berisi penjelasan mengenai teori yang berhubungan dengan kerja praktek yang dilaksanakan.



BAB V



PEMBAHASAN



4



Bab ini berisikan pembahasan tentang pengertian, fungsi dan prinsip kerja Debris Filter serta cara dan prosedur Pemeliharaan Debris Filter pada PT. PLN (PERSERO) Unit Pembangkitan PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. BAB VI



PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran dari pelaksanaan kerja praktek ini.



5



BAB II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 2.1 Kondisi Tempat Kerja Praktek Kerja Praktek ini dilaksanakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ini berdiri di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang adalah jenis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan skala 2 x 50 MW. Perusahaan ini dikepalai oleh PT. PLN Persero yang dibangun sejak tahun 2011 dan mulai beroperasi pada tahun 2018. 2.1.1 Profil Perusahaan Berikut ini merupakan informasi mengenai profil perusahaan: •



Nama Perusahaan : PLTU 3 Site Parit Baru Bengkayang







Tahun Berdiri : 2011







Pemilik : PT. PLN (Persero)







Luas Pabrik :44,3 Hektar







Daya Output : 2 x 50 MW







Tranmisi : Sambas, Singkawang, Bengkayang dan Tayan







Bahan bakar utama : Batu Bara



Gambar 2.1. Area Perusahaan Sumber: PLTU 3 Bengkayang 2 x 50 MW



6



2.1.2 Struktur Organisasi Berikut ini merupakan Struktur Organisasi perusahaan:



Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPDK Singkawang Sumber: Data Internal Perusahaan



7



2.2 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 2.2.1 Tempat Kerja Praktek PLTU Bengkayang yang terdapat di Bengkayang Sungai Raya Kepulauan adalah jenis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan skala 2×50 MW biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, disingkat dengan PLTU. Pembangkit listrik jenis ini memanfaatkan Batu Bara. Seacara skematis, skema PLTU di tunjukkan pada gambar berikut:



Gambar 2.3. PLTU Site Baru bengkayang Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 2.2.2 Waktu Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek dilakukan selama 1 bulan 10 hari yang dimulai pada tanggal 19 Juli 2021 hingga 27 Agustus 2021 pada jam kerja. Lamanya waktu kerja praktek yaitu ±7-8 jam per hari. Berikut adalah jadwal kerja praktek penulis: -



Senin-Kamis



: Pukul 08.00-16.30 WIB



-



Jum’at



: Pukul 06.30-15.00 WIB



-



Sabtu-Minggu



: Libur



Jadwal kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan ini sesuai dan mengikuti jam kerja yang diberikan oleh PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. Untuk lebih rinci, maka dibawah ini adalah tabel jadwal kegiatan selama kerja praktek serta materi atau kegiatan yang dilaksanakan: 8



Tabel 1. Kegiatan Harian Kerja Praktek di PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. NO



HARI/TANGGAL



WAKTU



KEGIATAN



1



Senin, 19 Juli 2021



08.00-16.30 Pengenalan



2



Rabu, 21 Juli 2021



08.00-16.30 Penggantian Carbon Brush



3



Kamis, 22 Juli 2021



08.00-16.30 Perbaikan dan Pengecekan Glass Bicolor Water Level



4



Jum’at, 23 Juli 2021



06.30-15.00 Pembongkaran AC



5



Senin, 26 Juli 2021



08.00-16.30 Memperbaiki



Motor Operated



Valve 6



Selasa, 27 Juli 2021



08.00-16.30 Pengecekan



dan



Perbaikan



Economizer Inlet MOV 7



Rabu, 28 Juli 2021



08.00-16.30 Sensor



Temperature



Superiternam



Sensor



Termocouple Type 8



Kamis, 29 Juli 2021



08.00-16.30 Pembongkaran MOV



9



Jum’at, 30 Juli 2021



06.30-15.00 Penggantian Valve Rotary Filter sisi B



10



Senin, 2 Agustus 2021



08.00-16.30 Mengganti Carbon Brush dan MOV



11



Selasa, 3 Agustus 2021



08.00-16.30 Pengecekan motor pompa boiler clean drain tank



12



Rabu, 4 Agustus 2021



08.00-16.30 Pemasangan



Variable



Speed



Drive 13



Kamis, 5 Agustus 2021



08.00-16.30 Pemasangan gasket pompa oli



14



Jum’at, 6 Agustus 2021 06.30-15.00 Pemasangan gasket pompa oli



15



Senin, 9 Agustus 2021



08.00-16.30 Mengecek kondisi filter generator cooling water pipe



16



Selasa, 2021



10



Agustus 08.00-16.30 Pergantian sensor temperature (thermocouple)



9



17



Kamis,



12



Agustus 08.00-16.30 Condenser Water Line



13



Agustus 08.00-16.30 Condenser Water Line



2021 18



Jum’at, 2021



19



Senin, 16 Agustus 2021 08.00-16.30 Perbaikan



sensor



flowmeter



header CWP dan spray steam 20



Rabu, 18 Agustus 2021



08.00-16.30 Perbaikan sensor highpressure heater (HPH)



21



Kamis,



19



Agustus 08.00-16.30 Pengecekkan



2021 22



Jum’at,



dan



perbaikan



sootblower ECO 1 (left) 20



Agustus 08.00-16.30 Pengecekkan



2021



tegangan



MOV



handle steam LP 6



23



Senin, 23 Agustus 2021 08.00-16.30 Pemasangan valve pipa air demin



24



Selasa,



24



Agustus 08.00-16.30 Instalasi dan pemasangan panel



2021 25



motor listrik di WWTP



Rabu, 25 Agustus 2021



08.00-16.30 Perbaikan engsel pintu trash rack 1A



26



Kamis,



26



Agustus 08.00-16.30 Preventif maintenance komponen



2021 27



Jum’at.



boiler 27



Agustus 08.00-16.30 Perpisahan



2021 Kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang berlangsung mulai dari hari senin s/d jumat. Pada hari pertama, kami para mahasiswa magang diarahkan oleh pimpinan lapangan kegiatan kerja praktek. Kami diarahkan untuk menggunakan alat pelindung diri dan dipinjamkan alat pelindung seperti helm safety dan sarung tangan. Kami juga dibimbing untuk pengenalan alat-alat listrik yang digunakan dan harus dilakukan pemeliharaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.



10



2.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek Kerja praktek dilakukan di PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pemeliharaan di seluruh ruang lingkup PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang dari mesin pembangkit hingga lingkungan sekitar. 2.4 Visi Misi dan Motto PT. PLN (Persero) UPDK Singkawang 2.4.1 Visi Menjadi perusahaan pembangkit listrik tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia dan diakui sebagai Unit Induk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan yang efektif, optimal, aman, terpercaya dengan menerapkan prinsip GCG serta memanfaatkan potensi sumber daya local guna menghasilkan listrik yang andal dan berwawasan lingkungan. 2.4.2 Misi a) Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing b) Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan ramah lingkungan c) Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi Teknik dan managerial yang unggul serta berwawasan bisnis. 2.4.3 Motto a) Electricity For A Better Life (Listrik untuk kehidupan yang lebih baik)



11



BAB III UNSUR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT 3.1 Kondisi Tempat Kerja Praktek 3.1.1 Unsur Pendukung Dalam rangka pelaksanaan kerja praktek ini terdapat beberapa unsur pendukung yang sangat membantu dalam pelaksanaannya antara lain: 1. Adanya komunikasi yang baik antara peserta kerja praktek dengan pembimbing



lapangan,



mekanik



dan



staff



karyawan,



sehingga



memudahkan dalam pelaksanaan kerja praktek. 2. Tersedia sarana dan prasarana peralatan yang cukup memadai. 3. Diberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya tentang keperluankeperluan yang dibutuhkan penulis. 4. Adanya sarana transportasi untuk menuju ke lapangan sehingga memudahkan penulis menuju lapangan. 5. Pembimbing lapangan mendukung penuh setiap kegiatan yang dilakukan selama melakukan kerja praktek. 3.1.2 Unsur Penghambat Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu: 1. Adanya wabah virus covid-19 sangat menghambat proses kerja praktek terutama pada saat melakukan tanya jawab. 3.2 Kemampuan Mahasiswa 3.2.1 Unsur Pendukung Unsur-unsur yang mendukung dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu: 1. Pembimbing lapangan memberikan kebebasan untuk kami menggunakan peralatan-peralatan yang ada namun tetap dengan menaati perturanperaturan yang ada.



12



3.2.2 Unsur Penghambat Unsur-unsur yang menghambat dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu: 1. Pemahaman tentang pembangkit listrik dan komponen pendukung penyaluran masih minim. 2. Banyak hal-hal baru yang harus dipahami dan dipelajari dengan waktu yang singkat.



13



BAB IV TEORI PENDUKUNG 4.1 Pengertian PLTU PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap yang bertekanan tinggi untuk menghasilkan energi listrik. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar batu bara minyak residu/solar (MFO) untuk start awal. 1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler. 2. Energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan turbin uap. 3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.



Gambar 4.1 Sistem Proses Konversi PLTU Sumber: https://rakhman.net/power-plants-id/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutub berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang, siklus ini juga sering disebut dengan siklus rankine. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:



14



1. Air diisikan ke boiler hingga memenuhi seluruh permukaan pemindah panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil pembakan bahan bakar hingga air berubah menjadi uap panas bertekanan dan temperatur tingggi. 2. Uap panas bertekanan dan temperatur tingggi tersebut diarahkan untuk memutar turbin uap yang kemudian menghasilkan energi mekanik berupa putaran. 3. Generator yang terkopel langsung dengan poros turbin akan ikut berputar dan menghasikan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan yang dikeluarkan dari terminal output generator. 4. Uap yang keluar dari turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat, dan kemudian air ini digunakan kembali untuk mengisi boiler. Demikian siklius ini berlangsung terus menerus dan berulang ulang.



Gambar 4.2 Siklus Fluida Sistem PLTU Sumber: https://media.neliti.com/studi-potensi-limbah-biomassa-kelapa-saw.pd 4.2 Bagian-Bagian PLTU 4.2.1 Bagian Utama PLTU Bagian utama yang terdapat pada PLTU yaitu: 1. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas bertemperatur dan bertekanan tinggi yang digunakn untuk memutar turbin uap. 2. Turbin uap, berfungsi untuk mengubah uap panas bertemperatur dan bertekanan tinggi menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan untuk memutar generator. 15



3. Generator, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar dari turbin menjadi energi listrik. 4. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali. 4.2.2 Bagian Penunjang 1. Ship Unloader Ship Unloader adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan membongkar batu bara dari kapal tongkang, yang selanjutnya batu bara akan dikirimkan ke coal yard atau langsung ke coal bunker melalui conveyor.



Gambar 4.3 Ship Unloader Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 2. Conveyor Conveyor merupakan suatu alat meknik untuk memindahkan batu bara dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini conveyor di PLTU Bengkayang berupa ban karet berjalan yang berguna untuk mengirim atau mentransfer batu bara untuk kebutuhan bahan bakar. Di PLTU Bengkayang KalBar memiliki 8 line conveyor yaitu conveyor BC0, BC1, BC2, BC3, BC4, BC5, BC6 dan BC07.



16



Gambar 4.4 Sistem Compeyor Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 3. Transfer Tower Transfer Tower merupakan suatu tempat untuk memindahkan batu bara dari suatu line conveyor ke conveyor lain. Di dalam transfer tower (TT)ad Hopper yang berguna untuk mengatur perpindahan batu bara dari suatu conveyor ke conveyor lain. Di PLTU 3 Bengkayang ini ada 5 transfertower yaitu TT 0, TT 1, TT 2, TT 3, dan TT 4.



Gambar 4.5 Transfer Tower Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW



17



4. Steaker-Reclaimer Steaker-Reclaimer merupakan suatu alat yang berada di coal yard yang berfungsi sebagai steaker (menaruh) batubara di coal yard dan reclaimer (mengambil) batu bara dari coal yard untuk dikirim ke coal bunker.



Gambar 4.6 Steaker-Reclaimer Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 5. Coal Yard Coal Yard merupakan suatu tempat atau area yang digunakan untuk menampung batu bara yang dikirim dari Ship Unloader sebelum dikirim ke coal bunker di coal yard ini batu bara ditimbun menggunakan bantu dari SR. Batu bara yang ada di coal yard ini perlu di siram dengan air. Di PLTU ini batu bara yang digunakan memliki kandungan 3700kkal/kg dan 4200 kkal/kg.



Gambar 4.7 Coal Yard Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 18



6. Coal Bunker Coal Bunker merupakan sebuah sarana penampung (storage) sementara batu bara sebelum dipasok ke ketel untuk diolah. Di PLTU terdapat 4 bunker untuk setiap unitnya. Perancangan bunker pada umunya ditujukan untuk dapat memasuk kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada pemasokan batu bara ke bunker. Setiap dilengkapi dengan level indikator untuk mengetahui level batu bara di dalam bunker Sedangkan pada mulut bawah bunker dipasang “Discharge Isolation Gate/Bin Gate”, yang berfungsi sebagai pemblokir aliran batu bara dari bunker.



Gambar 4.8 Coal Bunker Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 7. Coal Feeder Coal Feeder merupakan peralatan yang berfungsi untuk menimbang dan mengatur mas flow rate batu bara yang akan masuk ke dalam mill sekaligus sebagai penyalur batu bara ke mill. Untuk proses produksinya PLTU menggunkan 4 coal feeder untuk setiap unit.



19



Gambar 4.9 Coal Feeder Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 8. Primary Air Fan (PA Fan) Primary air fan (PA Fan) merupakam alat yang berfungsi untuk menyuplai udara primer yang akan digunkan sebagai udara pengangkut serbuk batu bara dari pulvelizer/mill menuju burner untuk dibakar. Selain itu PA Fan juga berfungsi untuk mengeringkan batubara didalam pulverizer PLTU memiliki 2 set PAFan dengan kapasitas 2x50 MW.



Gambar 4.10 Primary Air Fan (PAFan) Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 9. Secondary Air Fan (SA Fan) Secondary air fan (SAFan) berfungsi utnuk menyediakan atau menghasilkan udara sekunder yang digunkan sebagai udara pembakaran pada furnance diboiler PLTU memiliki 2 SA Fan untuk setiap unitnya.



20



Gambar 4.11 Secondary Air Fan (SAFan) Sumber:PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 10. Bottom Ash Silo Bottom ash silo adalah tempat yang digunakan untuk menampung abu sisa pembakaran didalam



boiler yang dibawa oleh steel



conveyor menuju bottom ash.



Gambar 4.12 Bottom Ash Silo Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 11. Induceddraf Fan (ID Fan) Induceddraf fan (ID



Fan)



berfungsi



untuk



mempertahankan



preassurepada furnace boiler supaya bernilai negatif dengan cara menghisap gas hasil pembakaran batu bara pada furnace menuju stack dengan cara dipaksa oleh IDFan



21



Gambar 4.13 Induceddraf Fan (ID Fan) Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 12. Electro Static Precipirator (ESP) Electrical static precipirator (ESP) merupakan peralatan yang memiliki fungsi untuk menangkap abus sisa pembakaran yang berada dalam gas buang yang akan di buang ke atmosfer melalui stack sehingga gas buang yang akan dibuang tidak mengandung partikel-partikel abu yang dapat mencemari lingkungan.



Gambar 4.14 Electro Static Precipirator (ESP) Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 13. Fly Ash Silo Fly ash silo adalah peralatan ash handling yang berfungsi menampung sementara fly ash dari hopper pada ESP untuk kemudian dibuang ke ash yard.



22



Gambar 4.15 Fly Ash Silo Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 14. Chimney Chimney merupakan cerobong pembuangan gas hasil pembakaran batu bara menuju atmosfer.



Gambar 4.16 Chimney Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW



23



15. Steam Drum Steam drum adalah alat yang digunkan untuk menampung air yang akan dipanaskan di dalam cub boiler Air ini kemudian akan di sirkulisasikan ke down cimer untuk dipanaskan diboiler. Selain itu steam drum juga menampung uap basah hasil dari pemanasan air agar selalu down comer sebelum dialirkan menuju turbin.



Gambar 4.17 Steam Drum Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW



24



BAB V PEMBAHASAN 5.1 Debris Filter Condensor Pada sistem sirkulasi air laut sebagai pendingin utama, sebelum masuk pada pipa-pipa saluran pendingin didalam condenser diperlukan Debris Filter dengan tujuan untuk menyaring air laut yang bebas masuk kedalam sistem pendingin kondensor. Apabila terjadi kerusakan pada Debris Filter seperti rusaknya motor Debris dan kerusakan mekanis pada Filter akan mengakibatkan kotoran dapat lolos dan masuk ke kondensor, akibatnya tube-tube akan mengalami pluging (penyumbatan) dan bisa menyebabkan gangguan perpindahan panas yang secara langsung juga berakibat pada buruknya kevakuman pada kondensor. Kotoran yang berlebih dan tidak ditanggulangi akan mengakibatkan gangguan pada kinerja alat pembangkit. Dengan kata lain, permasalahan yang ditimbulkan yaitu berkurangnya perpindahan panas (heat transfer) kondensor, turunnya persentase tekanan vakum pada kondensor, pengoperasian Back Wash Debris Filter Condensor secara manual dan besarnya differential preasure pada debris filter condensor. Pada umumnya Debris filter condensor adalah strainer/saringan yang digunakan untuk menyaring kotoran yang dibawa air pendingin (air laut) untuk masuk ke dalam kondensor agar tidak mengotori tube-tube dalam kondensor. Debris filter terpasang pada pipa inlet condenser dengan tipe aliran pendingin once through.



Gambar 5.1 Letak Debris Filter Condensor Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW 25



Sampah cangkang kerang yang berlebihan dan tidak ditanggulangi akan mengakibatkan gangguan pada kinerja alat pembangkit. Fungsi dan tujuan Debrish Filter kondensor menyaring air pendingin (air laut) yang masuk dalam kondensor, menjaga kebersihan tube-tube dalam kondensor, dan mencegah masuknya kotoran yang dapat mengganggu proses kondensasi. Jika kotoran bertumpuk pada Debrish Filter diperlukan proses back wash. Back wash kondensor merupakan salah satu usaha untuk menjaga performa kondensor dengan cara membalik arah aliran kondensor. Tujuannya yaitu untuk membuang kotoran-kotoran yang masuk ke dalam water box inlet kondenser dan menghalangi (melakukan plugging) tube kondensor sisi inlet. 5.2 Fungsi Debris Filter Kondenser Debris Filter merupakan bagian penting pada suatu pembangkitan yang memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Untuk menyaring kotoran yang terbawa saat air pendingin mengalir 2. Sebagai pelindung pipa-pipa kondensor dari sumbatan sampah dan cangkang kerang. 3. Sebagai alat untuk menjaga sirkulasi aliran air pendingin ke kondensor. 4. Untuk menjaga tingkat vakum dalam kondensor. 5.3 Prinsip Kerja Debris Filter Kondenser Debris Filter Condenser memiliki berbagai macam teknologi yang digunakan bahkan dipatenkan oleh beberapa persediaan. Debris Filter ini merupakan salah satu jenis filter benda padat dan memiliki peran yang sangat vital dalam sistem pendingin karena kemampuannya yang bisa auto-backwash ketika proses operasi. Filter ini berbeda dengan yang lainnya karena ditanamkan didalam



26



aliran air diantara flange pipa bukan sebagai pre-filter yang ditempatkan di area terbuka.



Gambar 5.2 Debris Filter Condensor Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW Prinsip kerja Debris Filter Condenser ini adalah ketika air pendingin sebelum penyaringan memasuki filter melalui inlet, setelah penyaringan efektif dilakukan oleh debris filter, air pndingin keluar dari outlet di luar. Tekanan differensian pada dua sisi debris filter akan meningkat dengan pengotor yang terakumulasi secara bertahap. Ketika tekanan differensial mencapai pengaturan tertentu, sistem akan memulai pembersihan debris filter untuk backwash. Salah satu ujung pipa blowoff terhubung dengan katup blowoff, ujung yang lain terhubung dengan bagian pipa tekanan rendah (kembali ke pipa sirkulasi air) maka pipa di dalam akan menghasilkan aliran air balik yang kuat. Putaran rotor backwash satu siklus dapat membersihkan secara efektif seluruh kotoran. Karena backwash yang dilakukan oleh debris filter membutuhkan konsumsi air yang relatif lebih sedikit. Tekanan differensial dari backwash dan diameter pipa blowoff membuat aliran air yang diperlukan untuk backwash dari



27



debris filter hanya 3-5% dari aliran air pendingin terhadap filter yang tidak dilakukan. Karena aliran air relatif kurang diperlukan untuk backwash dari debris filter, sementara backwash dari debris filter dilakukan, tidak menyebabkan dampak buruk pada suplai air pendingin yang diperlukan untuk kondensor. Debris Filter banyak digunakan di inlet condenser PLTU dan peralatan ini wajib ada karena air pendingin yang umumnya digunakan di sebagian besar PLTU adalah air laut dimana banyak mengandung cangkang kerang dan sampah padat dari laut. Dengan adanya debris filter ini, performa kondenser bisa tetap optimal karena bisa menghindarkan adanya penyumbatan di tube condenser yang berakibat pada menurunnya efisiensi pertukaran panas. Cangkang kerang yang sampai di tube condenser bisa mengikis permukaan tube dan lama-kelamaan tube hilang lapisan oksidanya dan menjadi pemicu tempat akumulasi faktor yang menyebabkan korosi seperti klorida, sulfit dan suspended solid lainnya. 5.4 Kontrol Otomatis Debris Filter Dalam hal mode operasi otomatis, semua bagian listrik dimulai oleh program control. Katup isolasi dan katup seimbang dalam sistem tekanan differensial harus dioperasikan secara manual. Panel pengoperasian harus dengan jelas menentukan status pengoperasian suku cadang yang digerakkan oleh motor. Kotoran dalam filter yang berbentuk partikel akan terus menumpuk sehingga mendorong tekanan differensial lebih besar. Sistem pengukuran tekanan differensial akan terus memantau tekanan differensial dari debris filter. Dalam mode operasi regular, sistem pengukuran tekanan differensial bertanggung jawab untuk memantau operasi seluruh sistem debris filter. Sebagaimana ditentukan oleh ketentuan, sistem pengukuran tekanan differensial harus dicuci sekali setiap hari. Karenanya, debris filter juga akan menanggung backwash sekali setiap hari (tidak termasuk persyaratan backwash lainnya) itu juga tersedia untuk memanfaatkan tombol fungsi START (debris filter backwash dimulai) untuk memulai backwash debris filter. Sistem akan memulai sirkulasi backwash debris filter (backwash berselang). Interval sirkulasi dan setiap waktu backwash diatur mundur atau disetel kembali berdasarkan kondisi



28



pengoperasian yang sebenarnya. Backwash debris filter terhadap mode operasi AUTOMATIC dapat dilakukan dengan menekan tombol START (debris filter backwash) di panel operasi atau kirim dari ruang control dengan perintah control “debris filter backwash”. Sebelum sistem debris filter ditutup, diharuskan untuk melakukan lebih dari satu backwash debris filter untuk perlindungan yang bertujuan: a. Menstabilkan aliran pompa Circulating Water Pump A (CWP A) b. Menstabilkan pompa Circulating Water Pump B (CWP B) c. Pengaman pipa/line aliran air laut setelah CWP sampai outfall (pembuangan) d. Pengaman overpressure dan overflow dari CWP 5.5 Komponen Debris Filter Kondensor 5.5.1 Elemen Filter Elemen filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dari air yang berasal dari CWP. Elemen filter ini adalah bagian utama dalam sistem operasi debris filter. 5.5.2 Differential Pressure Switch Differential Pressure Switch adalah salah satu jenis peralatan instrument yang paling banyak digunakan sebagai alat ukur dalam industry, karena transmitter model ini bisa difungsikan dalam banyak aplikasi seperti untuk mengukur tekanan positip, untuk mengukur tekanan vakum, untuk mengukur perbedaan tekanan, untuk mengukur ketinggian permukaan isi tangka (level) dan untuk pengukuran laju air (flow). Pemakaian differential pressure switch sebagai alat untuk mengetahui kondisi filter yang dipasang pada bagian suction pompa adalah salah satu fungsi lain dari transmitter ini, aplikasinya sangat sederhana dimana transmitter dipasang diantara filter, port H pada bagian upstream filter dan port L pada bagian downstream filter, jika terjadi penyumbatan pada filter maka pada bagian L akan terjadi efek vakum sehingga output transmitter akan naik dan kenaikan ini menunjukkan tanda-tanda bahwa telah terjadi penyumbatan pada filter 29



tersebut. Selanjutnya differential pressure akan switch (mengalir air menuju final outlet melalui blowdown valve) 5.5.3 Backwash Rotor Backwash Rotor adalah bentuk pemeliharaan preventif atau pencegahan sehingga media filter dapat digunakan kembali.. Putaran rotor backwash satu siklus dapat membersihkan secara efektif seluruh kotoran. Karena backwash yang dilakukan oleh debris filter membutuhkan konsumsi air yang relatif lebih sedikit. Tekanan differensial dari backwash dan diameter pipa blowoff membuat aliran air yang diperlukan untuk backwash dari debris filter hanya 3-5% dari aliran air pendingin terhadap filter yang tidak dilakukan. Karena aliran air relatif kurang diperlukan untuk backwash dari debris filter, sementara backwash dari debris filter dilakukan, tidak menyebabkan dampak buruk pada suplai air pendingin yang diperlukan untuk kondensor. 5.5.4 Discharge Valve Discharge Valve adalah perangkat yang memungkinkan untuk memantau dan mengontrol aliran air dari sumber dan melalui beberapa jenis sistem sirkulasi. Gagasan dibalik Discharge Valve adalah bahwa katup menyediakan kemampuan untuk menyesuaikan aliran itu untuk merespon situasi yang memerlukan perubahan volume atau kecepatan aliran itu. Katup control Discharge termasuk dalam sejumlah sistem berbeda yang memproses cairan dan bahkan dapat digunakan sebagai tindakan pengamanan di beberapa sistem kelistrikan. Sebuah discharge valve berfungsi untuk mengatur aliran suatu zat, sehingga memungkinkan untuk menambah atau mengurangi aliran itu sehingga hasil yang diinginkan tercapai. Misalnya, jenis katup ini dapat dimasukkan dalam desain pipa, sehingga memungkinkan untuk mengontrol aliran air sehingga tekanan air di dalam pipa dipertahankan dalam batas aman. Dengan melakukan hal itu dapat membantu menjaga set point pipa, karena air dilepaskan secara berkala melalui katup pelepas, dan dibiarkan mengalir ke badan air terdekat. Katup tidak hanya



30



melindungi pipa, tetapi juga membantu memastikan bahwa level air di dalam badan air tersebut dipertahankan pada level yang diharapkan. 5.6 Pengaruh Penggunaan Debris Filter terhadap Keandalan Kondenser Sampah cangkang kerang yang berlebihan dan tidak ditanggulangi akan mengakibatkan gangguan pada kinerja alat pembangkit. Fungsi dan tujuan Debris Filter Condenser menyaring air pendingin (air laut) yang masuk dalam kondensor, menjaga kebersihan tube-tube dalam kondensor, dan mencegah masuknya kotoran yang dapat mengganggu proses kondensasi. Jika kotoran bertumpuk pada Debris Filter diperlukan proses back wash. Back wash kondensor merupakan salah satu usaha untuk menjaga performa kondensor dengan cara membalik arah aliran kondensor. Tujuannya yaitu untuk membuang kotoran-kotoran yang masuk ke dalam water box inlet kondensor dan menghalangi (melakukan plugging) tube kondenser sisi inlet. 5.7 Pemeliharaan Debris Filter Kondenser Debris Filter digunakan untuk melindungi tabung penukar panas dari cangkang kerang pada air pendingin. Debris Filter dirancang secara otomatis untuk memisahkan dan menghilangkan kotoran dari air pendingin selama pengoperasian sistem pendingin. Tujuan pemeliharaan Debris Filter yaitu sebagai berikut: 1. Memperpanjang umur peralatan, 2. Meningkatkan safety peralatan, 3. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan pada peralatan, 4. Mengurangi kerusakan dan pengikisan pada tube/tabung. Untuk pemeliharaan pada Debris Filter lebih mengarah pada pembersihan debris dalam filter yang disetiap bulannya harus dibersihkan dari cangkang kerang dan kotoran lainnya yang terjebak didalam filter saat menuju cooling water. Pembersihan cangkang kerang dan kotoran pada Debris Filter tergantung pada cuaca sekitaran PLTU Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang, jika cuaca sekitar sedang buruk maka pembersihan pada Debris Filter bisa mencampai dua kali dalam sebulan.



31



5.8 Gangguan dalam Pengoperasian Debris Filter Adanya gangguan dalam pengoperasian Debris Filter, berarti ada satu atau beberapa tahap pengoperasian tidak bekerja semestinya. Maka untuk mengatasinya perlu diperhatikan beberapa hal, seperti: 1. Harus



mencari



penyebab



masalah,



guna



menentukan



langkah



penyelesaiannya, 2. Ketika dalam hal kesulitan melakukan perbaikan konsultasikan dengan supervisor untuk menentukan tindak lanjutnya, 3. Pada saat keadaan Debris Filter beroperasi harus berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. 5.9 Prosedur Pembongkaran Debris Filter Prosedur yang dilakukan dalam pembongkaran Debris Filter yaitu: 1. Membuka baut M-16 Debris Filter untuk mengeluarkan kotoran/sampah cangkang kerang. 2. Lengan pengumpul dan pipa keluaran dibongkar. 3. Bersihkan pipa keluaran dari cangkang kerang dan sampah lainnya dengan mengumpulkannya kedalam ember dan dibuang ke tempat limbah.



32



4. Jika cangkang kerang dan sampah lainnya sudah dikeluarkan dari outlet dan screen basket, pasang pipa outlet dan lengan pengumpul (blade). Tutup debris filter dengan kunci baut 24.



Gambar 5.3 Proses Pembersihan Cangkang Kerang pada Debris Filter Condensor Sumber: PLTU Bengkayang 2 x 50 MW



33



BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan langsung ke lapangan dan berdiskusi dengan mentor mengenai permasalahan terkait pemeliharaan pada Debris Filter Condenser di PT. PLN (Persero) UPDK Singkawang, maka penulis menyimpulkan: 1. Debris Filter Condenser memiliki peranan yang penting dalam proses berjalanannya suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang 2 x 50 MW UPDK Singkawang. Debris Filter membantu kinerja kondenser dalam proses penyaringan ke cooling water dengan menyaring kotoran yang dibawa air laut untuk masuk ke kondensor agar tidak mengotori tube-tube dalam kondensor. 2. Pembersihan pada Debris Filter perlu dilakukan agar tidak terjadi penyumbatan pada tube-tube yang dapat mengganggu proses perpindahan panas yang berakibat buruk pada kevakuman kondenser. Pembersihan Debris Filter juga berguna untuk menghindari penyebab terjadinya pengikisan akibat cangkang kerang yang jika terjadi dapat menghilangkan lapisan oksidasi pada tube dan menjadi pemicu tempat akumulasi yang menyebabkan korosi seperti klorida, sulfit dan suspend solid lainnya. 3. Pemeliharaan Debris Filter dilakukan setiap bulan untuk menjaga efisiensi pertukaran panas pada condenser dan menjaga performa kondensor. Tetapi jika cuaca sekitaran PLTU Bengkayang 2 x 50 MW sedang buruk, maka pembersihan Debris Filter ini bisa dua kali dalam sebulan. 6.2 Saran Pada laporan magang ini penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk bagian HAR pada kondenser terutama debris filter yaitu: 1. Sebaiknya pemeliharaan Debris Filter Kondenser dilakukan sesuai dengan agenda yang terjadwalkan dan memperhitungkan masa lamanya beroperasi



34



alat-alat atau part-part yang ada didalamnya agar mudah meminimalisir kerusakan yang tidak terencana. 2. Sebaiknya referensi buku-buku panduan tentang mesin-mesin Debris Filter dan sistemnya lebih diperbanyak untuk menambah informasi tentang mesin tersebut.



35



DAFTAR PUSTAKA F. Effendi, "Pemeliharaan preventif condenser vacuum pump unit 1 PLTU Bengkayang 2 X 550 MW PT.PLN (Persero) UPDK Singkawang," vol. 34, pp. 25-45, 2020. Ramadhan, Andri, “Analisa Keandalan Kondensor dengan Menggunakan Debris Filter di PLTU Belawan”, vol. 5, p. 2, 2017. Nugraha, Linggar Setiawan, “Analisa Pengaruh High Pressure Heater 1 Inservice dan Outservice terhadap Efisiensi Termal PLTU 1 Jawa Timur Pacitan”, hal 6, 6, 2014. https://www.slideshare.net/ashik_rofy/maintenance-report-of-debris-filter.



36



LAMPIRAN



37



38



39