Laporan Ketik Pembangunan Kehutanan Kelompok 3 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN KAWASAN BERBASIS KELAS PERUSAHAAN SENGON, GELAM, DAN TEH (Laporan Praktikum Pembangunan Kehutanan)



Oleh KELOMPOK 3 Falah Rizka Sumarta 1714151018 Muhtar Amin 1714151033 Alviana Indah Saputri 1714151047 Luthfi Purwanuriski 1714151061



FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Kebutuhan lahan yang semakin meningkat dan langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antar sektor pertanian dan nonpertanian, memerlukan teknologi yang tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya bahan secara optimal, terarah dan efisien tersebut diperlukan data dan informasi mengenai tanah, iklim, dan sifat fisik lingkungan lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman, terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang besar dan memiliki arti ekonomi yang cukup baik.



Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumberdaya untuk tujuan tertentu dengan menggunakan pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial).



Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konservasi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang sesuai. Struktur kesesuaian lahan dapat dibedakan menurut tingkatannya yaitu ordo, kelas, subkelas, dan unit. Ordo adalah keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dapat dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S = Suitable) dan lahan tidak sesuai (N = Not Suitable). Kelas adalah tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Subkelas adalah tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Unit adalah keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian lahan.



B. Tujuan Praktikum



Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut. 1. Menentukan kelas-kelas kesesuaian lahan aktual untuk pengembangan HR berbasis kelas perusahaan sengon, gelam, dan teh. 2. Menetapkan kesesuaian lahan potensial dengan level manajemen perusahaan besar.



II. TINJAUAN PUSTAKA



A. Pengertian Lahan



Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang secara potensial berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976). Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia, baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu. Penggunaan lahan secara optimal perlu dikaitkan dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan penggunaan lahan, bila dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan (Mubekti, 2012).



B. Penggunaan Lahan



Penggunaan lahan adalah pemanfaatan sebidang lahan untuk tujuan tertentu. Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas penggunaan lahan semusim, tahunan dan permanen. Penggunaan lahan semusim diarahkan untuk



tanaman musiman. Pola tanam yang diterapkan dapat berupa rotasi atau tumpang sari, dan panen dapat dilakukan setiap musim dengan periode kurang dari setahun. Penggunaan lahan tahunan merupakan penggunaan lahan jangka panjang yang pergiliran tanamannya dilakukan setelah tanaman pertama secara ekonomi tidak menguntungkan lagi, seperti pada perkebunan. Sedangkan penggunaan lahan permanen merupakan penggunaan lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan lain-lain (Ritung dkk., 2011).



Berdasarkan sistem dan modelnya, tipe penggunaan lahan dapat dibedakan atas multiple dan compound. 1. Multiple Multiple merupakan tipe penggunaan lahan yang di dalamnya diusahakan lebih dari satu komoditas secara serentak pada sebidang lahan. Setiap penggunaan lahan memerlukan masukan dan keluaran masing-masing. Contoh, kelapa yang ditanam bersamaan dengan kakao atau kopi di sebidang lahan. 2.



Compound Compound adalah tipe penggunaan lahan yang di dalamnya diusahakan lebih dari satu komoditas dalam sebidang lahan. Untuk tujuan evaluasi dianggap sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis penggunaan lahan dapat terjadi pada suatu sekuen atau urutan waktu, dalam hal ini tanaman diusahakan secara rotasi atau serentak pada areal yang berbeda pada sebidang lahan yang dikelola oleh unit organisasi yang sama. Sebagai contoh suatu perkebunan besar yang mempunyai areal yang terpisah (satu blok/petak) digunakan untuk tanaman karet, dan blok/petak lainnya



untuk kelapa sawit. Kedua komoditas ini dikelola oleh suatu perusahaan yang sama (Hanika, 2015).



C. Karakteristik Lahan



Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Dari beberapa pustaka disebutkan bahwa penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Pada Juknis ini, karakteristik lahan yang digunakan dalam menilai lahan adalah temperatur rata-rata tahunan, curah hujan (tahunan atau pada masa pertumbuhan), kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman efektif, kematangan dan ketebalan gambut, KTK, KB, pH, C organik, total N, P, O, salinitas, alkalinitas, kedalaman sulfidik, lereng, batuan di permukaan, singkapan batuan, bahaya longsor, bahaya erosi serta tinggi dan lama genangan (Wirosoedarmo dkk., 2011).



D. Kualitas Lahan



Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan (performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan. Kualitas lahan ada yang dapat diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan dari pengertian karakteristik lahan (FAO, 1976).



E. Evaluasi Lahan



Evaluasi lahan adalah proses pendugaan tingkat kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan lahan, baik untuk pertanian, kehutanan, pariwisata, konservasi lahan, atau jenis penggunaan lainnya. Evaluasi lahan dapat dilaksanakan secara manual ataupun secara komputerisasi. Secara komputerisasi, penilaian dan pengolahan data dalam jumlah besar dapat dilaksanakan dengan cepat, dimana ketepatan penilaiannya sangat ditentukan oleh kualitas data yang tersedia serta ketepatan asumsi-asumsi yang digunakan (Hartati dkk., 2018).



F. Klasifikasi Kesesuaian Lahan



Kesesuaian lahan adalah kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Sebagai contoh lahan sangat sesuai untuk sawah irigasi, lahan cukup sesuai untuk pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (present) atau setelah diadakan perbaikan (improvement). Secara spesifik, kesesuaian lahan adalah kesesuaian sifat-sifat fisik lingkungan, yaitu iklim, tanah, topografi, hidrologi dan/atau drainase untuk usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif (Munthe dkk., 2017).



Pengertian kesesuaian lahan (land suitability) berbeda dengan kemampuan lahan (land capability). Kemampuan lahan lebih menekankan kepada kapasitas lahan untuk digunakan untuk berbagai penggunaan lahan secara umum. Artinya, semakin banyak



penggunaan lahan yang dapat dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah, maka kemampuan lahan tersebut semakin tinggi. Sebagai contoh, suatu lahan mempunyai topografi atau relief datar, tanah dalam, tidak terkena bahaya banjir dan iklim cukup basah, maka kemampuan lahan tersebut tergolong cukup baik untuk pengembangan tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Namun, jika kedalaman tanah < 50 cm, lahan tersebut hanya mampu dikembangkan untuk tanaman semusim atau tanaman lain yang mempunyai perakaran dangkal. Sedangkan kesesuaian lahan adalah kecocokan dari sebidang lahan untuk tipe penggunaan tertentu, sehingga perlu mempertimbangkan aspek manajemennya. Misalnya padi sawah irigasi, sawah pasang surut, ubi kayu, kedelai, perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri akasia atau meranti (Siswanto dan Fikrinda, 2015).



III. METODE PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan



Alat yang digunakan untuk pembangunan kawasan berbasis kelas perusahaan sengon, gelam, dan the adalah laptop, aplikasi Microsoft word, printer dan tabel kesesuaian lahan. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain ATK dan data kualitas kawasan hutan di Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.



B. Waktu dan Tempat



Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2020 pukul 15:00 WIB sampai selesai di Ruang KHT 1 atau Ex Vicon, Gedung Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.



C. Prosedur Kerja



Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut: a.



Penetapan Kesesuaian Lahan Aktual 1. Buatlah blanko isian dengan pola seperti Tabel 2.1. dan tabel 2.2



2. Pada kolom paling kiri isikan kriteria Kesesuaian Lahan Tabel 2.2 3. Lakukan check list pada setiap SLH dengan cara memberikan Simbol S1, atau S2, atau S3, atau N1, atau N2 sesuai dengan harkat kualitas/karakteristik lahan yang dimiliki oleh masing-masing SLH. 4. Di belakang Simbol simbol S2, S3, N1, N2 tersebut berikan t, w, r, f, x, n, p, s, e, atau pun b sebagai indeks untuk menyatakan subkelas kesesuaian lahan akibat dari adalahnya jenis-jenis faktor penghambat terberat bagi pengembangan komoditas ini 5. Tentukan nilai akhir Kesesuaian Lahan Aktual (KLA) pada masing-masing SLH dengan cara “menjumlah” ke bawah. Kelas terberat merupakan skor terakhirnya. b.



Penetapan Kesesuaian Lahan Potensial 1. Tuliskan Skor terakhir yang diperoleh pada Tahap [a.5]. 2. Tetapkan input teknologi yang secara kualitatif (tanpa menggunakan analisis kelayakan finansial) dapat dikategorikan dalam 2 jenis manajemen, apakah (i) level manajemen petani ataukah (ii) level manajemen perusahaan besar. 3. Jika dapat ditemukan jenis input teknologi yang secara kualitatif tergolong murah, maka kelasnya dapat dinaikkan mungkin misalnya dari N2n,s dapat ditingkatkan menjadi S3n,s, S3n,s atau bahkan S1 dengan cara pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah (faktor pembatas n) sekaligus dengan penerapan teras bangku (untuk mengatasi kemiringan lereng s).



4. Masukkan hasil skoring Kesesuaian Lahan Potensial pada Tabel 2.3, lengkapi juga jenis input yang secara kualitatif (tanpa melakukan analisis finansial) dapat dipandang murah. 5. Hasil dari langkah [4] ini dapat dijadikan dasar bagi keperluan analisis finansial untuk pelaksanaan investasi untuk pembangunan Kelas Perusahaan Sengon.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil



Tabel 1. Deskripsi Hasil Analisis Kesesuaian Lahan untuk Kelas Perusahaan teh (Camellia sinensis) di Resor Air Naningan (SLH1-5)



SLH Skor 1 N2



Kesesuaian Lahan Aktual Lahan dengan Kelas Tidak Sesuai (N) karena kedalaman sulfidik sangat rendah dan termasuk sub kelas N2



2



N1



Lahan dengan Kelas Tidak Sesuai (N) karena kedalaman sulfidik cukup rendah dan termasuk Sub kelas N1



3



S3



Lahan dengan kelas Sesuai Marginal (S3) karena temperatur terlalu tinggi, curah hujan tinggi, drainase agak terhambat, batuan di permukaan, memiliki tingkat bahaya erosi sedang.



4



N2



Lahan dengan Kelas Tidak Sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang sangat



Kesesuaian Lahan Potensial Kedalaman sulfidik yang rendah menandakan bahwa tingkat kesuburan tanah juga sangat rendah sehingga lebih disarankan sebagai lahan konservasi Kedalaman sulfidik yang rendah menandakan bahwa tingkat kesuburan tanah juga sangat rendah sehingga lebih disarankan sebagai lahan konservasi Usaha untuk memperbaiki yaitu dengan melakukan penyiraman tanaman agar temperatur sesuai, membuat drainase yang baik, melakukan pembuangan batuan yang ada di lahan (jika memungkinkan), mengganti tanaman yang cocok dengan keadaan ini. Bulan kering yang panjang akan mempengaruhi ketersediaan air walaupun



SLH Skor



5



N2



Kesesuaian Lahan Aktual berat dan/atau sulit diatasi berupa bulan kering selama 4 bulan sehingga termasuk Sub kelas N2







Lahan dengan kelas Tidak Sesuai (N) Karena kedalaman efektif tanah hanya