Laporan Kimia Alkohol Dan Fenol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK GOLONGAN HIDROKSIL ALKOHOL DAN FENOL



Disusun oleh, Kelompok 3 : N. Wulandari (20010300044)



PROGRAM DIPLOMA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA TAHUN 2020



I.



Tujuan Mahasiswa mampu melakukan spot test untuk analisis kualitatif gugus alcohol golongan alifatis maupun alcohol aromatis (fenol)



II.



Dasar teori Menurut sistem IUPAC, penamaan alcohol sama seperti penamaan alkane dengan menambahkan akhiran –ol. Rantai terpanjang yang mengandung gugus hidroksil diberi nama dengan mengganti akhiran –na dengan –ol. Rantai cabang dilakukan dengan memberi karbon atom karbon yang mengandung gugus hidroksil dengan nomor yang paling kecil. Jika terdapat rantai cabang pada rantai utama, penamaan rantai cabang berdasarkan alphabet (Riawiyanto, 2009). Alcohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. Alcohol mempunyai rumus umum ROH. Dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. Alcohol dapat dianggap merupakan turunan dari air (H-O-H), dimana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil. Alcohol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu alcohol primer, sekunder dan tersier (Riswiyanto, 2010:209). R-CH2-OH



R2-CH-OH



R3C-OH



Alcohol primer



alcohol sekunder



alcohol tersier



Pembagian alcohol dibedakan berdasarkan: 1. Berdasarkan R-nya (strukturnya) -



Alcohol alifatis



-



Alcohol aromatis



-



Alcohol alifatis



2. Berdasarkan jumlah gugus hidroksi (-OH) -



Alcohol monovalent, adalah alcohol yang hanya mempunyai satu gugus (OH).



-



Gugus polivalen, adalah alcohol yang mempunyai dua atau lebih gugus (-OH).



3. Berdasarkan letak gugus hidroksi (-OH) pada posisi atom -



Alcohol primer



-



Alcohol sekunder



-



Alcohol tersier Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau air.Fenol dengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah dibandingkan OH, oleh karena itu,fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air.reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi,dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik. (Fessenden R.J dan J.S.Fessenden ; 1986 Hal : 279). Rumus umum fenol adalah ArOH, di mana Ar adalah fenil atau fenil tersubstitusi atau gugus fenil lain seperti naptil. Beberapa contoh fenol adalah: metil salisilat, tirosin, eugenol, dan thymol (Riswiyanto, 2010: 344) Fenol dibagi menjadi ke dalam dua golongan, yaitu :



1.   Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya mengikat satu gugus hidroksil.



2.   Fenol polivalent, yaitu fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil terikat pada inti fenil. III.



Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang dibutuhkan dalam percobaan praktikum kali ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, waterbath, gelas ukur, beaker glass, serta rak tabung reaksi. 2. Bahan Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini berupa Etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat, aniline, parasetamol, mentol, methanol, etilen glycol, asam asetil salisilat, nipagin, nipasol, pereaksi diazo A dan B, NaOH, pereaksi cerri ammonium, alcohol, pereaksi lucas A dan B, asam benzoat, H2SO4, larutan FeCI3, formalin, pereaksi millon.



IV.



Prosedur kerja a. Reaksi Diazo/AZO Larutkan sampel + 4 tetes pereaksi Diazo A 1 tetes pereaksi Diazo B Basa (NaOH)  alkalis Panaskan di atas WB Warna merah/jingga menunjukkan adanya gugus hidroksi alfatis. Jika warna merah tertarik eter menunjukkan adanya gugus aromatis b. Reaksi dengan Cerri Ammonium Nitrat 1-2 tetes larutan dalam air 0,5 ml pereaksi cerri ammonium nitrat Warna merah, (pereaksi; 1g cerri ammonium nitrat + 2,5 ml NHO3 (alkalis)) c. Reaksi Cuprifil (bedakan alcohol monovalent dan polivalen) 1 ml larutan zat atau air 1 tetes Hs Cu.asetat 1 ml NaOH 2N (alkalis)  kocok Warna biru tua (senyawa kompleks) menunjukkan adanya alcohol polivalen d. Reaksi Esterifikasi Zat + asam karboksilat (asam benzoat) H2SO4 pdipanaskan Bau harum menunjukkan adanya alcohol alifatis e. Reaksi warna dengan FeCI3 5 tetes larutan zat pada papan tetes 1 tetes FeCI3 Warna ungu f. Reaksi warna Paugnet Sedikit zat padat pada papan tetes 1 tetes pereaksi Warna ungu/ungu merah g. Reaksi Millon



Larutan sampel Pereaksi millon aa 1 tetes pereaksi Warna merah V.



Hasil Praktikum



Senyawa



Diazo



Cerri



Cuprifil



Lucas



Ammonium Etanol



Propanol



Kuning ada



Nitrat -



i Larutan



Bau harum



endapan



Lucas A dan



(karena



merah



B tidak ada



terbentuk



terpisah



perubahan



ester)



(alcohol



(alcohol



Warna



primer) Larutan



alifatis) Bau harum



Biru pudar



Lucas A dan



(karena



tidak tertarik



B tidak ada



terbentuk



eter



perubahan



ester)



(alcohol



(alcohol



Warna



primer) Larutan



alifatis) Bau tidak



kuning pucat



Biru tua



Lucas A dan



enak



tidak tertarik



(alcohol



B tidak ada



eter



polivalen)



perubahan



Warna



-



kuning pucat



Propilen glycol



Esterifikas



Warna



-



Biru muda



(alcohol glyserin



Warna



primer) Larutan



Bau tidak



tidak tertarik



Hijau



Lucas A dan



enak



eter



kekuninga



B tidak ada



n



perubahan



Warna jingga



-



(alcohol



Asam salisilat



Warna jingga



-



tidak tertarik



Warna



primer) Larutan



Bau tidak



Biru pudar



Lucas A dan



enak



eter Anilin



Senyawa



Etanol Gliserin Asam salisilat Paracetamol Mentol



B tidak ada -



-



perubahan -



-



Reaksi AZO Warna kuning pucat



Reaksi Azo+Eter Warna Kuning pucat tidak



Warna Jingga



tertarik eter Warna Jingga, tidak



Warna Jingga



tertarik eter Warna Jingga, tidak



Warna Merah



tertarik eter Warna Merah, tidak



Warna Jingga



tertarik eter Warna Jingga, tidak tertarik eter



Senyawa Methanol



Cuprifil Warna Biru pudar



Lucas Larutan Lucas A dan B tidak ada perubahan



Etanol



Warna Biru pudar



(alcohol primer) Larutan Lucas A dan B tidak ada perubahan



Etilenglycol Gliserin



Senyawa Asam salisilat



Warna Hijau



(alcohol primer) Larutan Lucas A dan B



kekuningan



tidak ada perubahan



AZO Warna jingga



FeCI3 Warna



Paugnet Warna



tidak tertarik



Ungu pucat



Pink



eter (gugus hidroksi alifatis)



Millon Warna Jingga



Asam setil salisilat



Warna Jingga



Warna



Warna



Ungu



Pink



Warna Jingga



Paracetamol



Warna Merah



pudar Warna



Warna



Warna Merah



Glycerin



Warna Jingga



Biru Warna



Jingga Warna



bata Bening



Kuning



Pink



Nipagin



Warna Jingga



Nipasol



Warna Jingga



Metamizol VI.



-



Warna



kekuningan Warna Warna Jingga



Coklat



coklat



kekuningan Warna



Warna



Warna



Coklat



Coklat



Kuning pucat



kekuningan -



muda -



-



Pembahasan  Prinsip Percobaan  Analisis Kualitatif Senyawa Organik Golongan Hidroksi Alkohol Alifatis Reaksi Diazo/AZO Reaksi Diazo, apabila warna merah/jingga menunjukkan adanya gugus hidroksi alifatis. Jika warna merah tertarik eter maka menunjukkan adanya gugus hidroksi aromatis. Reaksi dengan Cerri Ammonium Nitrat Reaksi Cerri Ammonium Nitrat warna merah pereaksi : 1 g cerri ammonium nitrat = 2.5 ml. HNO3 2N. Reaksi Cuprifil Pada reaksi Cuprifil larutan warna biru tua ( senyawa kompleks) menunjukkan adanya alcohol polivilen. Reaksi Lucas Reaksi Lucas digunakan untuk membedakan antara alcohol primer,



sekunder



dan



tersier.



Pada



percobaan



dapat



digolongkan menjadi alcohol primer apabila hasil percobaan Lucas A dan Lucas B tidak ada perubahan (sama-sama negative). Pada percobaan dapat digolongkan menjadi alcohol sekunder apabila hasil percobaan Lucas A tidak berubah tetapi pada percobaan Lucas B berubah setelah 5 menit (negativepositif setelah 5 menit). Pada percobaan dapat digolongkan menjadi alcohol tersier apabila hasil percobaan Lucas A dan Lucas B segera berubah (sama-sama segera positif). Reaksi Esterifikasi Pada reaksi Esterifikasi larutan bau harum menunjukkan adanya alcohol alifatis.  Analisis Kualitatif Senyawa Organik Golongan Hidroksi Aromatis Reaksi Diazo/AZO Reaksi Diazo larutan warna merah/jingga menunjukkan adanya gugus hidroksi alfatis sedangkan jika peubahan warna larutan menjadi merah tertarik eter menunjukkan adanya gugus aromatis. Reaksi Warna dengan FeCl3 Reaksi warna dengan FeCl3 larutan akan warna menjadi ungu. Reaksi Warna Paugnet Reaksi warna Paugnet larutan akan menjadi warna ungu/ungu kemerahan. Reaksi Millon Reaksi Millon larutan akan beruah menjadi warna merah. 



Analisa Prosedur  Analisis Kualitatif Senyawa Organik Golongan Hidroksi Alkohol Alifatis Reaksi Diazo/AZO Masukkan sampel (etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat, parasetamol, mentol) ke dalam tabung



reaksi agar mudah mereaksikannya. Ditambahkan pereaksi Diazo A 4 tetes dan pereaksi Diazo B 1 tetes untuk mengetahui perubahan (reaksi yang terjadi). Ditambahkan NaOH kemudian dipanaskan pada waterbath untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Pada reaksi Diazo perubahan warna larutan menjadi merah/jingga menunjukkan adanya gugus hidroksi alfatis sedangkan jika peubahan warna larutan menjadi merah tertarik eter menunjukkan adanya gugus aromatis. Reaksi dengan Cerri Ammonium Nitrat Masukkan sedikit air ke dalam tabung reaksi agar mudah mereaksikannya. Ditambahkan 1-2 tetes larutan zat (etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat) kedalam tabung reaksi yang berisi air untuk diuji. Ditambahkan 0,5 ml pereaksi Cerri Ammonium Nitrat untuk mengidentifikasi perubahan warna yang terjadi. Pada reaksi Cerri Ammonium Nitrat warna larutan akan berubah menjadi merah. Reaksi Cuprifil Masukkan 1 ml larutan zat (etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat, methanol) ke dalam tabung reaksi agar mudah mereaksikannya . Ditambahkan 1 tetes Hs Cu. Asetat dan 1 ml NaOH untuk mengetahui perubahan (reaksi yang terjadi) kemudian dikocok agar larutan tercampur dengan baik. Pada reaksi Cuprifil perubahan warna larutan biru tua



(senyawa



kompleks)



menunjukkan



adanya



alcohol



polivalen. Reaksi Lucas Pada reaksi Lucas dilakukan 2 perlakuan yaitu perlakuan Lucas A dan Lucas B. Pada Lucas A dimasukkan 1 ml senyawa (etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat, methanol) ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 6 ml pereaksi Lucas A untuk mengetahui perubahan (reaksi yang



terjadi) kemudian dikocok agar larutan tercampur dengan baik dan dibiarkan beberapa saat. Pada Lucas B dimasukkan 1 ml senyawa (etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat, methanol) ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 ml pereaksi Lucas B untuk mengetahui perubahan (reaksi yang terjadi) kemudian dikocok agar larutan tercampur dengan baik dan dibiarkan beberapa saat. Reaksi Lucas digunakan untuk membedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier. Reaksi Esterifikasi Dimasukkan larutan zat (etanol, propanol, propilen glycol, glyserin, asam salisilat) kedalam tabung reaksi agar mudah mereaksikannya. Ditambahkan H2SO4 kemudian dipanaskan pada waterbath untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Pada reaksi Esterifikasi larutan yang mengeluarkan bau harum menunjukkan adanya alcohol alifatis.  Analisis Kualitatif Senyawa Organik Golongan Hidroksi Aromatis Reaksi Diazo/AZO Dimasukkan sampel (asam salisilat, asam asetil salisilat, parasetamol, gliserin, nipagin, nipasol) ke dalam tabung reaksi agar mudah mereaksikannya. Ditambahkan pereaksi Diazo A 4 tetes dan pereaksi Diazo B 1 tetes untuk mengetahui perubahan (reaksi



yang



terjadi).



Ditambahkan



NaOH



kemudian



dipanaskan pada waterbath untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Pada reaksi Diazo perubahan warna larutan menjadi merah/jingga menunjukkan adanya gugus hidroksi alfatis sedangkan jika peubahan warna larutan menjadi merah tertarik eter menunjukkan adanya gugus aromatis. Reaksi Warna dengan FeCl3 Diambil 5 tetes larutan zat (asam salisilat, asam asetil salisilat, parasetamol, gliserin, nipagin, nipasol) kemudian



ditaruh pada papan tetes untuk memudahkan dalam melihat perubahan warnanya. Ditambahkan 1 tetes FeCl3 sebagai pereaksi untuk mengubah warna dari larutan zat tersebut. Pada reaksi warna dengan FeCl3 larutan akan berubah warna menjadi ungu. Reaksi Warna Paugnet Dimasukkan larutan sampel (asam salisilat, asam asetil salisilat, parasetamol, gliserin, nipagin, nipasol) ke dalam tabung reaksi agar mudah mereaksikannya. Ditambahkan 1 tetes pereaksi (1 tetes formalin/1 ml H2SO4 pekat) untuk mereaksikan larutan sampel tersebut. Pada reaksi warna Paugnet larutan akan berubah warna menjadi ungu/ungu kemerahan. Reaksi Millon Dimasukkan larutan sampel (asam salisilat, asam asetil salisilat, parasetamol, gliserin, nipagin, nipasol) ke dalam tabung reaksi agar mudah mereaksikannya. Ditambahkan peraskis millon kemudian dipanaskan pada waterbath untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Pada reaksi Millon larutan akan berubah menjadi warna merah. 



Analisa Hasil



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa etanol didapatkan warna kuning ada endapan merah terpisah larutan yang berbeda sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis karena tidak tertarik eter.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa propanol didapatkan warna kuning pucat dan eter tidak tertarik sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa propilen glycol warna kuning dan eter tidak tertarik, sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa glyserin didapatkan warna jingga dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa asam salisilat didapatkan warna jingga dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis, hal tersebut tidak disesuai dengan teori dimana asam salisilat termasuk dalam golongan alkohol aromatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa parasetamol didapatkan warna merah dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis, hal tersebut tidak sesuai dengan teori dimana parasetamol termasuk dalam golongan alkohol aromatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa mentol didapatkan warna jingga dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa asam asetil salisilat didapatkan warna jingga dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa mentol didapatkan warna jingga dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Diazo/AZO pada senyawa mentol didapatkan warna jingga dan tidak tertarik eter sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol alifatis.



-



Pada reaksi Cuprifil pada senyawa etanol didapatkan warna biru kehijauan sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol monovalent dikarenakan pada reaksi cuprifil adanya alcohol polivalen ditunjukkan dengan warna larutan yang berubah menjadi biru tua.



-



Pada reaksi Cuprifil pada senyawa propanol didapatkan warna biru pudar sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol monovalent dikarenakan pada reaksi cuprifil adanya alcohol polivalen ditunjukkan dengan warna larutan yang berubah menjadi biru tua.



-



Pada reaksi Cuprifil pada senyawa propilen glikol didapatkan warna biru tua sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol polivalen.



-



Pada reaksi Cuprifil pada senyawa gliserin didapatkan warna hijau kekuningan.



-



Pada reaksi Cuprifil pada senyawa asam salisilat didapatkan warna biru pudar sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol monovalent dikarenakan pada reaksi cuprifil adanya alcohol polivalen ditunjukkan dengan warna larutan yang berubah menjadi biru tua.



-



Pada reaksi Cuprifil pada senyawa methanol didapatkan senyawa warna biru pudar sehingga hal tersebut digolongkan menjadi alkohol monovalent dikarenakan pada reaksi cuprifil adanya alcohol polivalen ditunjukkan dengan warna larutan yang berubah menjadi biru tua.



-



Pada reaksi Lucas pada senyawa etanol didapatkan tidak adanya perubahan pada larutan Lucasnya baik Lucas A maupun Lucas B sehingga senyawa etanol digolongkan menjadi alcohol primer.



-



Pada reaksi Lucas pada senyawa propanol didapatkan tidak adanya perubahan pada larutan Lucasnya baik Lucas A maupun Lucas B sehingga senyawa propanol digolongkan menjadi alcohol primer.



-



Pada reaksi Lucas pada senyawa propilen glycol didapatkan tidak adanya perubahan pada larutan Lucasnya baik Lucas A maupun Lucas B sehingga senyawa propilen glycol digolongkan menjadi alcohol primer.



-



Pada reaksi Lucas pada senyawa glyserin didapatkan tidak adanya perubahan pada larutan Lucasnya baik Lucas A maupun Lucas B sehingga senyawa glyserin digolongkan menjadi alcohol primer.



-



Pada reaksi Lucas pada senyawa asam salisilat didapatkan tidak adanya perubahan pada larutan Lucasnya baik Lucas A maupun Lucas B sehingga senyawa asam salisilat digolongkan menjadi alcohol primer.



-



Pada reaksi Lucas pada senyawa methanol didapatkan tidak adanya perubahan pada larutan Lucasnya baik Lucas A maupun Lucas B sehingga senyawa methanol digolongkan menjadi alcohol primer.



-



Pada reaksi Esterifikasi pada senyawa etanol didapatkan bau harum karena pada senyawa tersebut terbentuk ester sehingga senyawa etanol digolongkan menjadi alcohol alifatis.



-



Pada reaksi Esterifikasi pada senyawa propanol didapatkan bau harum karena pada senyawa tersebut terbentuk ester sehingga senyawa propanol digolongkan menjadi alcohol alifatis.



-



Pada reaksi Esterifikasi pada senyawa propilen glycol didapatkan bau tidak enak karena pada senyawa tersebut tidak terbentuk ester sehingga senyawa propilen gycol digolongkan menjadi alcohol aromatis.



-



Pada reaksi Esterifikasi pada senyawa glyserin didapatkan bau tidak enak karena pada senyawa tersebut tidak terbentuk ester sehingga senyawa glyserin digolongkan menjadi alcohol aromatis.



-



Pada reaksi Esterifikasi pada senyawa asam salisilat didapatkan bau tidak enak karena pada senyawa tersebut tidak terbentuk ester sehingga senyawa asam salisilat digolongkan menjadi alcohol aromatis.



-



Pada reaksi warna dengan FeCl3 pada senyawa asam salisilat didapatkan warna ungu.



-



Pada reaksi warna dengan FeCl3 pada senyawa asam asetil salisilat didapatkan warna ungu pudar.



-



Pada reaksi warna dengan FeCl3 pada senyawa paracetamol didapatkan warna biru.



-



Pada reaksi warna dengan FeCl3 pada senyawa gliserin didapatkan warna kuning.



-



Pada reaksi warna dengan FeCl3 pada senyawa nipagin didapatkan warna coklat kekuningan (pada teori warna ungu).



-



Pada reaksi warna dengan FeCl3 pada senyawa nipasol didapatkan warna coklat kekuningan.



-



Pada reaksi warna Paugnet pada senyawa asam salisilat didapatkan warna pink.



-



Pada reaksi warna Paugnet pada senyawa asam asetil salisilat didapatkan warna pink.



-



Pada reaksi warna Paugnet pada senyawa paracetamol didapatkan warna jingga (pada teori warna ungu).



-



Pada reaksi warna Paugnet pada senyawa glyserin didapatkan warna pink kekuningan.



-



Pada reaksi warna Paugnet pada senyawa nipagin didapatkan warna coklat.



-



Pada reaksi warna Paugnet pada senyawa nipasol didapatkan warna coklat muda.



-



Pada reaksi Millon pada senyawa asam salisilat didapatkan warna jingga.



-



Pada reaksi Millon pada senyawa asam asetil salisilat didapatkan warna jingga.



-



Pada reaksi Millon pada senyawa paracetamol didapatkan warna merah bata. .



-



Pada reaksi Millon pada senyawa glyserin didapatkan warna bening.



-



Pada reaksi Millon pada senyawa nipagin didapatkan warna jingga.



-



Pada reaksi Millon pada senyawa nipasol didapatkan warna kuning pucat.



VII.



Kesimpulan Pada reaksi Diazo/AZO digunakan untuk membedakan alkohol alifatis dan alkohol aromatis. Pada reaksi Cuprifil digunakan untuk mengidentifikasi adanya alkohol polivalen dengan perubahan warna larutan menjadi biru tua (senyawa kompleks). Reaksi Lucas digunakan untuk membedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier. Pada reaksi Esterifikasi digunakan untuk mengidentifikasi adanya alkocol alifatis dengan adanya larutan yang mengeluarkan bau harum. Pada reaksi warna dengan FeCl 3 larutan akan berubah warna menjadi ungu. Pada reaksi warna Paugnet larutan akan berubah warna menjadi ungu/ungu kemerahan. Pada reaksi Millon larutan akan berubah menjadi warna merah Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat melakukan percobaan ini adalah terlalu tinggi atau rendahnya suhu yang digunakan pada saat pemanasan sehingga hasil degredasi warna larutan tidak sesuai yang diharapkan, kesalahan memasukkan pereaksi atau jumlah pereaksinya, ketidaksterilan alat maupun bahan dan sudah bercampur dengan zat lainnya, juga kesalahan pengamat dalam melakukan pengamatan.



VIII. Daftar pustaka Agung, A. (2016). Metode Membran Cair untuk Pemisahan Fenol. Analit Jpurnal, 1 (1), 78-91. Antonius., Dhifa, M., Ditya, M., Leni, J., Novi, K., Nurmanisari., Vridolin, V., & Eka, W. (2021). Senyawa alkphol dan fenol. Jurnal Kimia FMIPA Universitas Tanjungpura,



IX.



Lampiran