Laporan KKL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN PT. SEMEN PADANG DAN PT. ALLIED INDO COAL Diajukan Untuk Memenuhi Satu Di Antara Persyaratan Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan (TTA …) Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islan Bandung



Oleh:



Ghufran Aziz ( 10070114086 )



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1437 H / 2016 M



LEMBAR PENGESAHAN Judul



: KULIAH KERJA LAPANGAN BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH SAWAHLUNTO DAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT. ALLIED INDO COAL JAYA UNIT SAWAHLUNTO DAN PT. SEMEN PADANG Tbk.



Kelompok



: 3



Nama



: Ghufran Aziz



NPM



: 10070114086



Bandung, 31 Agustus 2016 Menyetujui,



Dono Guntoro, S.T., M.T Koordinator Kuliah Kerja Lapangan



Mengetahui,



Sri Widayati, S.T.,M.T Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Unisba



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb. Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya yang begitu besar sehingga laporan akhir mengenai “Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan” diselesaikan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa dan semangatnya hingga laporan ini selesai. Pembuatan laporan akhir ini juga diharapkan dapat menambah wawasan bagi semua, agar tujuan pembuatan dan target yang diharapkan tercapai .Laporan ini ditulis dari hasil pengamatan langsung dilapangan. Saya berharap makalah laporan akhir yang penulis susun ini dapat diterapkan dan diaplikasikan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari . Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan memohon maaf bila ada salah kata atau penulisan dalam laporan ini. Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi mahasiswa program studi teknik pertambangan Wassalamualaikum . Wr. Wb



Bandung, 31 Agustus 2016 Penulis



Ghufran aziz



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v DAFTAR FOTO .................................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4



Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 Tujuan kuliah kerja lapangan ............................................................ 2 Metode Pengamatan Lapangan ....................................................... 2 Sistematika Penulisan ...................................................................... 3



BAB II KEADAAN UMUM 2.1 Lokas Dan Kesampaian Daerah Kegiatan ........................................ 4 2.2 Keadaan Geografi Daerah Kegiatan ................................................. 4 2.3 Keadaan Iklim dan Cuaca Daerah Kegiatan ..................................... 5 2.4 Keadaan Topografi dan Morfologi Daerah Kegiatan ......................... 5 2.5 Keadaan Geologi Daerah Kegiatan .................................................. 6 2.6 Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Daerah Penelitian ............... 7 2.6.1 Keadaan Sosial dan Budaya ................................................ 7 2.6.2 Keadaan Ekonomi................................................................ 7 BAB III KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Lapangan .......................................................................... 9 3.1.1 Keselamatan Tambang & ventilasi ..................................... 10 3.1.2 Teknik Penyanggaan ......................................................... 14 3.1.3 Pemboran untuk Peledakan ............................................... 16 3.1.4 Kunjungan ke PT Allied Indo Coal ...................................... 18 3.1.5 Kunjungan ke PT Semen Padang ...................................... 19 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan .................................................................................... 21 4.2 Saran ............................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA



ii



DAFTAR TABEL



Tabel 2. 1 Kondisi kelerangan Lahan Kota Sawahlunto ....................................... 5 Tabel 3. 1 Silabus Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Kelompok 3........................................................................................................ 10



iii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2. 1 Peta Kesampaian Kota Sawalunto .................................................. 4 Gambar 2. 2 Peta Geologi Daerah Sawahlunto ................................................... 7



iv



DAFTAR FOTO



Foto 3. 1 Pemasangan Self Contained Breathing Apparatus ............................. 11 Foto 3. 2 Simulasi Pengukuran Udara ............................................................... 14 Foto 3. 3 Stuffin ................................................................................................. 15 Foto 3. 4 Simulasi Penyanggaan ....................................................................... 16 Foto 3. 5 Jackleg Drill ........................................................................................ 16 Foto 3. 6 Kegiatan Pengeboran ......................................................................... 17 Foto 3. 7 Auger Drill ........................................................................................... 18 Foto 3. 8 Lokasi Terowongan PT. Allied Indo Coal Jaya Unit Sawahlunto ......... 19 Foto 3. 9 Proses Penambangan PT. Semen Padang......................................... 20



v



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masalah Pada era global saat ini dunia telah diselimuti oleh teknologi sebagai



penyempurna kehidupan umat manusia. Seiring dengan majunya teknologi tersebut ilmu pengetahuan dituntut untuk senantiasa berkembang dan terus memperbarui teknologi untuk semakin memudahkan kehidupan umat manusia. Hal ini tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan bahan-bahan atau material sebagai penunjang teknologi tersebut. Bahan atau material tersebut telah disediakan oleh Allah SWT. yang berada di dalam perut bumi. Manusia hanya tinggal mengambil dan memanfaatkan anugrah tersebut dengan baik. Oleh karena itulah pertambangan sangat diperlukan oleh kehidupan umat manusia untuk mengambil material tersebut dengan cara-cara yang baik agar tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan atau kehidupan sekitar daerah pertambangan. Tentunya material-material tersebut tidak hanya diambil saja namun diperlukannya keahlian khusus dalam mengambil bahan galian yang tersebar di bumi ini, agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Untuk menunjang keahlian dalam bidang pertambangan ini maka diadakanlah kegiatan pelatihan serta kunjungan langsung ke lokasi pertambangan agar mahasiswa mampu mengenal dan memahami lebih dalam teknik menambang yang baik dan benar agar tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) Sawah Lunto merupakan suatu



tempat



yang



memberikan



suatu



pelatihan



mengenai



kegiatan



pertambangan bawah tanah. Materi pengajaran yang dimiliki BDTBT cukup lengkap dalam mengadakan pelatihan tambang bawah tanah serta fasilitas di tempat tersebut yang sangat memadai untuk diadakannya suatu pelatihan karena tidak jauh dari tempat tersebut terdapat suatu area pertambangan bawah tanah sehingga Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawah Lunto menjadi suatu tempat yang sangat strategis untuk melakukan diklat bagi seorang engineer tambang.



1



2



Kuliah kerja lapangan adalah suatu kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan



dan



pengalaman



para



mahasiswa



mengenai



ilmu-ilmu



pertambangan khusunya tambang bawah tanah. Pada kegiatan ini mahasiswa melakukan beberapa pelatihan yang kelak akan ditemui ketika nanti dilapangan. Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain pemboran untuk peledakan, teknik penyanggan tambang bawah tanah, Mine Rescue, dan juga kunjungan ke salah satu perusahaan tambang bawah tanah untuk melihat kondisi sesungguhnya di lapangan.



1.2



Tujuan kuliah kerja lapangan Tujuan diadakannya kegiatan kuliah kerja lapangan ini diantaranya



adalah 



Untuk mengetahui metode penambangan yang dilakukan di PT Semen Padang & PT Allied Indo Coal







Mempraktekan pemboran untuk peledakan







Memperagakan keselamatan tambang







Mempraktekan teknik penyanggaan pada terowongan.







Memperagakan pelaksanaan mine rescue.



1.3



Metode Pengamatan Lapangan Dalam menyusun laporan hasil pengamatan di lapangan pada kegiatan



kuliah kerja lapangan ini, penulis menggunakan dua metode, di antara adalah sebagai berikut. a.



Metode Observasi (Pengamatan) Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan alat dan aplikasi secara



langsung terhadap alat tersebut. b.



Metode Interview (Wawancara) Metode ini dilakukan dengan cara Tanya jawab seputar permaslahan



yang bersangkutan pada masing-masing bidang kepada pengajar atau widya iswara di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto serta kepada supervisor di PT. Allied Indo Coal Jaya Unit Sawahlunto dan PT. Semen Padang Tbk.



3



1.4



Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan kegiatan kuliah kerja



lapangan ini adalah sebagai berikut. BAB I



PENDAHULUAN



Dalam bab ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup kuliah kerja lapangan, metoda pengamatan lapangan, dan metode penulisan. BAB II



KEADAAN UMUM



Menerangkan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan dari lokasi kegiatan kuliah kerja lapangan; seperti (a) Lokasi dan Kesampaian Daerah, (b) Keadaan geografi, (c) Keadaan Iklim dan Cuaca, (d) Keadaan Topografi dan Morfologi, (e) Keadaan Geologi, (f) Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya. BAB III



KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN



Dalam bab ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama kegiatan kuliah kerja lapangan baik pengamatan, pengukuran, maupun perhitungan di lapangan. BAB IV



KESIMPULAN DAN SARAN



Berisi tentang inti-inti permasalahan dari kegiatan lapangan dan hasil perhitungan serta pendapat dan gagasan yang berupa rekomendasi (usulan).



4



BAB II KEADAAN UMUM



2.1



Lokas Dan Kesampaian Daerah Kegiatan Lokasi diadakannya kegiatan kuliah kerja lapangan dilaksanakan di Balai



Diklat Tambang Bawah Tanah yang berada di kota sawahlunto, Su,atera Barat. Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dengan titik koordinat



0040’40.16”S



1000 47’13.21”E



/



0.67782220LS



100.78700280BT, dikelilingi oleh 3kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dankabupaten Sijunjung.



Sumber : www.googlemaps.com



Gambar 2. 1 Peta Kesampaian Kota Sawalunto



2.2



Keadaan Geografi Daerah Kegiatan Secara geografi, Kota Sawahlunto ini terdiri atas 4 kecamatan, 10



kelurahan, dan 27 desa. Kota Sawahlunto yang dikenal sebagai kota wisata tambang ini memiliki luasan wilayah 27.345 Ha atau 273.45 km2 yang masing-



4



5



masing wilayahnya memiliki komposisi luas dan kepadatan penduduk yang berbeda-beda.



2.3



Keadaan Iklim dan Cuaca Daerah Kegiatan Secara umum, suhu rata-rata di Provinsi Sumatera Barat tercatat antara



22 C – 28o C dengan perbedaan suhu antara siang dan malam hari antara 5o C o



– 7o C dan hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi yang ada di Kota Sawahlunto. Peta curah hujan Indonesia memberikan gambaran bahwa Kota Sawahlunto berada dalam isohyat (garis curah hujan) antara 1500 mm – 2000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan per tahunnya sebesar 1.716,37 mm dengan rata-rata hari hujan 130 hari.



2.4



Keadaan Topografi dan Morfologi Daerah Kegiatan Secara topografi, wilayah Kota Sawahlunto terletak pada daerah



perbukitan dengan ketinggian antara 250 mdpl – 650 mdpl. Wilayah ini terbentang dari utara ke selatan. Bagian timur dan selatan memunyai topografi yang relatif curam (kemiringan >40%). Sedangkan bagian utara bergelombang dan relatif datar. Bentang alam yang landau hampir terletak di tengah daerah Kota Sawahlunto, tetapi pada umumnya merupakan jalur-jalur sempit sehingga sulit untuk dikembangkan menjadi permukiman perkotaan. Posisinya memanjang sepanjang Sesar Sawahlunto, memisahkan perbukitan terjal yang terletak di kedua sisinya. Dataran yang relatif landai memungkinkan berkembangnya permukiman perkotaan hanya dijumpai di Talawi dan Kota Sawahlunto itu sendiri. Tabel 2. 1 Kondisi kelerangan Lahan Kota Sawahlunto



No Kecamatan 1 2 3 4



Talawi Barangin Lembah Segar Silungkang Jumlah



Luas Lahan (Ha) dengan Kemiringan Lereng (%) 0-2 2 - 15 15 - 25 25 - 40 >40 991.00 1,420.00 2,680.00 3,195.00 1,653.00 343.00 1,514.00 1,432.00 3,450.00 2,136.00



9,939.00 8,875.00



240.00



5,238.00



358.00



694.00



1,836.00 2,110.00



Jumlah



29.00 288.00 735.00 340.00 1,901.00 3,293.00 1,603.00 3,580.00 5,541.00 8,821.00 7,800.00 21,345.00



Sumber: BPN Kota Sawahlunto



6



2.5



Keadaan Geologi Daerah Kegiatan Wilayah Kota Sawahlunto terletak pada cekungan pra-tersier Ombilin



yang berbentuk belah ketupat dengan ujung bulat, memiliki lebar sebesar 22,50 km, dan panjang 47.00 km. Dalam cekungan ini diperkirakan 2 km diisi oleh lapisan yang muda yang disebut dengan Formasi Brani, Formasi Sangkarewang, Formasi Sawahlunto, Formasi Sawah Tambang, dan Formasi Ombilin. Formasi Ombilin merupakan lapisan paling muda menurut kategori zaman tersier atau berumur sekitar 2 juta tahun. Kota Sawahlunto terletak di atas Formasi Sawahlunto, batuan yang terbentuk pada zaman itu diberi istilah kala (epoch) Eosen yang terbentuk sekitar 40 – 60 juta tahun yang lalu. Dari bentuk topografi yang berkembang dapat ditafsirkan bahwa daerah ini dipengaruhi oleh aktivitas tektonik baik lipatan maupun sesar. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sungai yang menyiku, menandakan bahwa sungai tersebut terbentuk akibat terjadinya celah atau rekahan yang relatif merupakan zona lemah, kemudian air mengerosi sepanjang rekahan. Perbukitan yang terjadi menggambarkan daerah ini telah terjadi pengangkatan dan kemudian terbentuk lipatan. Tanah formasi sawahlunto mengandung butiran pasir yang dapat mengalirkan air. Akan tetapi berdasarkan penampang geologi ombilin diduga air tersebut lolos ke tempat yang lain. Aspek geologi yang sangat perlu mendapat perhatian sangat serius dalam perencanaan dan pengembangan kota Sawahlunto adalah Sesar dan Gempa.



7



Sumber : petatematikindo.wordpress.com



Gambar 2. 2 Peta Geologi Daerah Sawahlunto



2.6



Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Daerah Penelitian



2.6.1



Keadaan Sosial dan Budaya Kota Sawahlunto dihuni oleh berbagai macam etnis, baik dari etnis



tionghoa, jawa, miang, dan lain-lain; di mana proses migrasi in dan migrasi outnya lebih banyak disebabkan oleh produktivitas industri penggalian tambang Ombilin. Sehingga bila produktivitas tambangnya menurun, maka penduduk pada umumnya melakukan migrasi out. Dari aspek agama, penduduk Kota Sawahlunto didominasi oleh masyarakat dengan latar belakang agama Islam. Pada tahun 2010, persentase penduduk Islam mencapai 99.46% dengan laju pertumbuhan mencapai 2.23%. 2.6.2



Keadaan Ekonomi Secara umum, kinerja sistem ekonomi pemerintah Kota Sawahlunto



menunjukkan indikasi perkembangan yang meningkat secara signifikan dari setiap tahunnya. Pada periode 2006 – 2010, indicator laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan kecenderungan yang meningkat sebesar 55.48%.



8



Sektor utama yang dijadikan sektor utama dalam perekonomian masyarakatnya adalah dari sektor primer (pertanian/pertambangan) sementara sektor sekundernya adalah dari sektor sekunder dan tersier.



9



BAB III KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN



3.1



Kegiatan Lapangan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilaksanakan selama 10 hari terhitung



dari tanggal 29 juli -



5 Agustus 2016. Rute yang diambil adalah jalur darat



dengan menggunakan bis rombongan sebanyak 3 bis yang menempuh waktu perjalanan hingga 3 hari 2 malam. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah yang berada di Swahlunto, Padang, Sumatera Barat. Balai Diklat ini berada langsung di bawah Kementrian ESDM sehingga Balai Diklat ini sudah menjadi acuan berskala nasional. Balai Diklat ini juga memiliki sistem pengajaran dan peralatan yang sangat canggih serta tenaga pengajar yang profesional di bidangnya sehingga menjadikan kondisi saat proses belajar mengajar menjadi efektif, up to date serta dapat dipertanggungjawabkan karena seluruh alat-alatnya didatangkan langsung dari Jepang dan setiap peserta Diklat yang telah mengikuti Diklat ini diberi sertifikasi sebagai tanda telah mengkuti Diklat ini. Karena



beberapa alasan inilah maka Prodi teknik Pertambangan



Universitas Islam Bandung memilih Balai Diklat ini sebagai tempat untuk melangsungkan kegiatan KKL 2016. Kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk memberikan bekal bagi para peserta diklat untuk mengenal dan mengetahui akan segala sesuatu yang berhubungan dengan tambang bawah tanah maka kegiatan pelatihan ini dirancang semirip mungkin dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :  Mine Rescue & Ventilasi  Penyanggaan  Pemboran untuk peledakan  Kunjungan ke PT Allied Indo Coal  Kunjungan ke PT Semen Padang



9



10



Tabel 3. 1 Silabus Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Kelompok 3



Agustus 2016



Kegiatan 1



2



3



4



5



Mine Rescue dan Mine Ventilation Penyanggaan (Propping) Pemboran (Drilling) Kunjungan Ke PT. Allied Indo Coal Jaya Unit Sawahlunto Kunjungan Ke PT. Semen Padang Tbk 3.1.1



Keselamatan Tambang & ventilasi Pelatihan keselamatan tambang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus



2016 mulai dari pukul 08.00 – 17.00. pelatihan ini terbagi menjadi dua materi yaitu SCBA dan Ventilasi. Dalam pelatihan ini diperkenalkan terlebih dahulu bahaya-bahaya yang mungkin akan terjadi di tambang bawah tanah. Biasanya kecelakaan yang terjadi pada tambang bawah tanah seperti terjadinya ledakan pada terowongan tambang ataupun runtuhnya terowongan. Ledakan pada tambang bawah tanah sering kali terjadi akibat adanya tiga unsur yaitu gas metan, oksigen dan percikan api. Gas metan merupakan gas yang tidak memiliki warna dan bau sehingga gas ini tidak dapat dideteksi hanya dengan indera yang dimiliki manusia, maka diperlukan alat detektor indikasi adnya gas metan. Kadar gas metan berbahaya ketika mencapai angka 5%. Selain itu dalam tambang bawah tanah juga sering terjadinya kecelakaan diakibatkan kurangnya sulplai udara segar yang masuk sehingga untuk melakukan evakuasi korban didalam tambang bawah tanah tersebut diperlukan alat khusus yang beranama Self Contained Oxygen Breathing Apparatus (SCBA). Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) merupakan alat bantu pernafasan yang paling baru. Alat ini terdiri dari : 



Masker







Konektor selang udara







Selang udara







Tabung pembersih



11







Kantung pernafasan







Katup buang otomatis







Katup tekanan rendah







Tabung pendingin







Pengatur tekanan udara







Selang pernafasan







Katup buang







Tabung oksigen







Penurunan tekanan







Bodyguard Dalam pelatihan diajarkan cara merakit alat ini. Berikut adalah tahapan



merakit SCBA : 



Pertama masukan kantung pernafasan dan tempelkan dengan elemenelemen lainnya seperti tabung pembersih dan tabung pendingin.







Pasang spiral pada kantung pernafasan dan kaitkan kantung pernafasan dengan batang pengunci







Pasang tabung pembersih dan sambungkan dengan elmen-elemen lainnya dan kunci agar kuat







Pasang tabung oksigen dan hubungkan dengan elemen lainnya kemudian tarik pengencang tabung agar tabung tidak terlepas







Tutup bodyguard dan hubungkan dengan selang pernafasan







Pakai masker dengan benar dan hubungkan dengan selang pernafasan







Buka tabung oksigen agar oksigen mengalir







Nyalakan alat untuk mengetahui keadaan suhu dan oksigen yang tersisa



Foto 3. 1 Pemasangan Self Contained Breathing Apparatus



12



Dalam kegiatan pertambangan khususnya tambang bawah tanah yang memiliki resiko pekerjaan yang cukup tinggi keselamatan tambang merupakan faktor yang paling penting. Maka pelatihan mengenai cara-cara penyelamatan sangatlah penting sebab suatu kecelakaan mungkin saja bisa terjadi. Maka dalam suatu keadaan darurat perlu adanya pertolongan sebelum korban dapat dipindahkan ke tempat perawatan yang lebih baik. Berikut ini ada beberapa langkah-langkah pertolongan pertama jika terjadi adanya suatu kecelekaan :  D (danger) yaitu memperhatikan kondisi sekitar sebelum melakukan pertolongan  R (respon) yaitu memberikan rangsang terhadapkorban  S (send) yaitu meminta pertolongan  A (airway) yaitu menjaga jalan nafas korban  B (breathing) yaitu memeriksa jalan nafas korban  C (CPR) yaitu melakukan CPR  D (deviblirationi) yaitu memakai alat kejut untuk memacu kerja jantung Temperatur udara sangat mempengaruhi kenyamanan bagi para pekerja yang berada di dalam area tambang bawah tanah, karena udara tidak hanya untuk pernapasan tetapi juga untuk pendinginan tubuh. Temperatur yang baik tidak



kurang



dari



18oC



dan



tidak



melebihi



24oC



dalam



temperatur



efektif.Kelembaban udara tambang merupakan banyaknya kandungan uap air yang ada di udara tambang yang biasanya dinyatakan dengan “relatif humidity” Batas kelembaban relatif yang diperlukan untuk tambang bawah tanah adalah 65% - 95% nilai ini dapat ditentukan secara grafis menggunakan grafik psychrometrik. Untuk mengetahui kenyamanan lingkungan kerja diperlukan standar tertentu yaitu penggunaan temperatur efektif yang dapat diperoleh menggunakan grafik dengan variabel sebagai berikut : a. Temperatur basah (Tw) merupakan temperatur yang terjadi karena proses penguapan air di udara tambang. b. Temperatur kering (Td) merupakan temperatur yang menunjukan keadaan panas dari udara tambang. c. Kecepatan aliran udara (V) kecepatan aliran udara pada tambang. Kecepatan udara mengalir dalam terowongan tambang merupakan komponen yang paling banyakdiukur pada kegiatan survey ventilasi tambang bawah tanah. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui jarak yang dapat



13



ditempuh udara dalam terowongan dalam satuan waktu tertentu. Prinsip yang dipakai untuk mengetahui kecepatan udara : 1. Efek mekanis udara pada benda yang bergerak. 2. Tekanan yang dihasilkan akibat pergerakan udara. 3. Efek pendinginan akibat udara yang bergerak. Pada tambang bawah tanah, kecepatan udara dikelompokan menjadi : 1. Kecepatan rendah (< 0,508 m/det) 2. Kecepatan menengah (antara 0,508 – 3,81 m/det) 3. Kecepatan tinggi (> 3,81 m/det) Adapun alat-alat yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan udara pada tambang bawah tanah : 1. Smoke Tube 2. Vane Anemometer 3. Velometer 4. Thermoanemometer 5. Hot-wire 6. Pitot tube Pengukuran kecepatan udara dapat dilakukan dengan metode-metode berikut : a. Traverse Method, dilakukan dengan cara membuat lintasan sepanjang lebar terowongan tambang. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencari nilai rata-rata supaya akurat. b. Fixed Point Method, Dilakukan dengan cara membuat titik-titik khayal yang membagi terowongan seolah mempunyai luas bidang yang sama. Kuantitas udara merupakan jumlah udara yang melalui ruang dengan kecepatan dan luas tertentu diukur setiap satuan waktu. Kuantitas udara tidak ditentukan secara langsung, melainkan berdasarkan pengukuran kecepatan aliran udara dan luas penampang jalur udara tambang. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengetahui kebutuhan udara yang dibutuhkan dan pembagiannya ke setiap jalur yang membutuhkan di dalam tambang. Kuantitas udara dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Q=V.A Dimana : Q = Debit udara (m3/s) V = Kecepatan Udara (m/s)



14



A = Luas permukaan bidang (m2)



Sumber : Dok. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, 2016



Foto 3. 2 Simulasi Pengukuran Udara



3.1.2



Teknik Penyanggaan Pelatihan penyanggan terowongan dilaksanakn pada tanggal 2 Agustus



2016 pukul 08.00 – 17.00 WIB. Pada kegiatan pelatihan penyanggan ini dibagi menjadi dua yakni teori yang berada di kelas dan praktik berada di areal praktik. Penyanggaan merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat penting dalam tambang bawah tanah khusunya dalam menopang terowongan agar tidak runtuh. Dalam kegunaannya penyanggan berguna untuk menahan massa batuan yang berada disekeliling terowongan agar tidak ambruk. Selain itu juga kegunaan penyanggan yang sesungguhnya ialah untuk mempertahankan dimensi dari terowongan agar dapat dilalui oleh alat maupun pekerja dengan baik dan aman. Penyanggaan dapat menggunakan kayu dan besi hal ini tergantung dari massa batuan yang akan ditahan dan juga biaya yang cocok. Selain penyanggan terdapat pula penguatan yakni menambahkan material ke dalam massa batuan agar massa batuan tersebut tidak cepat runtuh. Simulasi peyanggan yang digunakan adalah dengan metode arcis dimana penyangga berbentuk melengkung, tahapan simulasi diantaranya :  Merancang pola penyanggaan yang akan dipakai  Pasang cap penyangga dan sesuaikan terlebih dahulu centeringnya dan berapa derajat naik atau turunya terowongan  Pasang kaki-kaki penyangga dan kemudian baut agar kokoh  Setelah penyangga sebagai penopang terpasang maka mulai memasang stuffin dengan pola yang disesuaikan dengan alur yang sudah ada.



15



Pemasangan stuffin ini harus sejajar dengan alur yang sudah ada dab berjumlah genap agar penyanggaan menjadi lebih kencang dan kokoh serta distribusi gaya



yang



diberikan dari massa



batuan



dapat



terdistribusikan secara merata. Selain itu juga pemasangan stuffin berguna untuk menghindari jatuhan batuan yang berukuran lebih kecil dari atas  Pada beberapa titik biasanya digunakan penyangga dengan metode scribbing. Lokasi yang biasanya digunakan penyangga ini yaitu di suatu persimpangan terowongan karena luas dari teroowongan yang lebih lebar menagkibatkan tekanan yang diterima lebih besar sehingga biasanya digunakan metode scribbin.



Foto 3. 3 Stuffin



Metode penyanggan terdiri dai beberapa metode, yaitu 



Three piece set, yaitu penyangga yang menggunakan tiga batang penopang







Five piece set, yaitu penyangga yang menggunakan lima batang penopang







Cribbing, yaitu penyangga yang disusun seperti berbentuk balok







Arcis, yaitu penyangga dengan bentuk penopang melengkung atau setengah lingkaran.







Rockbolt, yaitu penyanggaan yang dilakukan dengan cara membaut batuan dengan cara membuat lubang di bagian atas dan kemudian membautnya untuk untuk menyatukan lapisan batuan sehingga lapisan batuan semakin kuat.







Hydraulic prop, yaitu suatu penyangga yang biasa digunakan dalam front produksi karena penyangga ini dapat mudah di bongkar pasang.



16



Pemilihan metode penyangga pada suatu tambang bawah tanah dirancang sejak perencanaan tambang dimana hal ini tergantung dari kondisi geologi, dana yang dimilikidan hal-hal lainnya.



Sumber : Dok. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, 2016



Foto 3. 4 Simulasi Penyanggaan



3.1.3



Pemboran untuk Peledakan Kegiatan pelatihan pemboran dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2016



pukul 08.00 – 17.00 WIB di salah satu area Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawah Lunto dalam kegiatan pelatihan diperkenalkan terlebih dahulu alat bor yang digunakan yaitu Jackleg Drill dan auger Drill. Pelatihan pemboran ini dilakukan dengan tujuan antara lain :  Mengetahui cara kerja alat  Mengetahui fungsi dan kegunaan dari pemboran yang dilakukan  Mampu melakukan pemboran dengan baik, benar dan aman



Foto 3. 5 Jackleg Drill



17



Jackleg Drill merupakan alat pemboran yang digunakan untuk membuat lubang pada batuan yang keras sebelum dilakukannya peledakan. Alat ini mempunyai satu kaki hidrolik yang berguna sebagai tumpuan dalam melakukan pengeboran dan kaki itu dapat disesuaikan sejajar dengan lubang bor yang akan dibuat sehingga pemboran akan menghasilkan lubang yang baik. Alat bor ini merupakan tipe alat bor basah yakni alat bor yang penggunaannya dibantu oleh fluida campuran air dan oli untuk mengurangi debu yang berterbangan ketika pengeboran berlangsung serta berfungsi untuk melunakan batuan yang akan dibor sehingga untuk memasukkan bahan peledak kedalam lubang dapat diletakkan secara optimal. Alat ini bekerja dengan prinsip memukul dan berputar Alat ini bekerja dengan bantuan kompresor yang memompa udara sehingga alat dapat bekerja. Tinggi rendahnya bor dapat diatur dengan memutar air leg yang berada di sebelah kiri sehingga pemboran dapat dilakukan dari berbagai posisi dan sudut. Pada saat melakukan pemboran harus dilakukan pula flashing untuk mengeluarkan sisa – sisa pasir yang berada di batang bor sehingga pemboran akan berjalan lancar. Cara penggunaan jackleg drill ini pertama-tama dengan memasang perangkat-perangkat yang ada pada bor seperti pemasangan batang bor, kaki hidrolik dan host-host nya. Kemudian menancapkan kaki hidrolik ke alas dan usahakan untuk menancap dengan kuat. Setelah itu letakkan mata bor ditempat yang sudah ditentukan untuk di bor dan siapkan posisi yang nyaman untuk mengebor dengan posisi yang aman berada disebelah kiri dari alat bor dengan kaki kanan berada di belakang sebagai tumpuan.



Foto 3. 6 Kegiatan Pengeboran



18



Selain itu diperkenalkan pula alat bor lainnya yaitu auger drill yang biasa digunakan dalam tambang batubara bawah tanah. Auger drill ini merupakan alat bor yang digunakan secara vertikal, berbentuk seperti kemudi kendaraan bermotor, di mana untuk mengoerasikan alat ini cukup dengan menekan tombol yang terdapat pada gribnya sembari mendorong alat tersebut agar masuk ke dalam batubara yang letaknya di bawah.



Foto 3. 7 Auger Drill



3.1.4



Kunjungan ke PT Allied Indo Coal Kunjungan ke PT Allied Indo Coal dilaksanakan tanggal 4 Agustus 2016



di daerah sijunjung Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat pukul 08.00 – 15.00 WIB. Kunjungan ini dilakukan agar mahasiswa mengetahui keadaan sebenarnya dilapangan. Berdasarkan kunjungan yang telah dilakuakan, didapat beberapa informasi berupa :  Penyanggan yang digunakan dengan menggunakan metode arcis dan untuk tiap spasi 1,2 meter dengan deck kayu yang telah menutupi semua bagian dari terowongan. Hal ini dimaksudkan untuk mampu menahan batuan yang jatuh  Selain itu juga pada beberapa persimpangan terowongan ada untuk menahan beban yang cukup besar karena luasan persimpangan yang lebih lebar penyanggaan menggunakan metode rockbolt. Hal ini juga disesuaikan dengan kondisi batuan yang berada di atas terowongan serta dipasang



kawat



untuk



menahan



jatuhan



batuan



yang



mungkin



membahayakan  Perusahaan ini mempunyai tiga lapisan batubara dengan lapisan C yang baru ditemukan mempunyai ketebalan 12 meter dengan kalori 7000



19



 Produksi perusahaan ini dilakukan dengan cara peledakan yang kemudian diangkut dengan menggunakan kereta lori menuju dump truck  metode penambangan yang dilakukan di perusahaan ini menggunakan metode long wall.



Foto 3. 8 Lokasi Terowongan PT. Allied Indo Coal Jaya Unit Sawahlunto



3.1.5



Kunjungan ke PT Semen Padang Kunjungan ke PT semen Padang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus



2015. PT Semen Padang merupakan salah satu anak cabang dari PT Semen Indonesia. Perusahaan ini terletak di Kabupaten Indarung Sumatera Barat. Produksi perusahaan ini adalah 25000ton/hari yang dikerjakan dalam tiga shift selama 24 jam. Perusahaan ini melakukan produksi dengan menambang batu gamping, silika dan tanah liat dimana batu gamping menjadi komoditi utama untuk ditambang. Di perusahaan ini terdapat intrusi batuan beku yaitu basalt, intrusi ini dapat menjadi suatu kendala dalam penambangan gamping karena struktur batuan basalt yang massive dapat mengabrasive roda-roda alat muat seperti dumptruck. Metode penambangan batu gamping di perusahaan ini dilakukan dengan cara drilling dan blasting yang kemudian dilakukan pengangkutan atau pemuatan dengan menggunakan excavator yang memiliki kapasitas bucket 25 ton dan dimuat dengan menggunakan dumptruck dengan kapasitas 100 ton sehingga untuk pemuatan dapat dilakukan dengan 4 kali proses pemuatan. Setelah dimuat lalu dibawa ke tempat crusher untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih kecil dan kemudian diangkut ke tempat penyimpanan dengan menggunakan belt conveyor.



20



Foto 3. 9 Proses Penambangan PT. Semen Padang



21



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN



4.1



Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PT Semen Padang



dan PT Iindo Allied Coal (AIC) merupakan dua perusahaan di bidang pertambangan yang melakukan penambangan dengan bahan galian yang dan cara yang berbeda. PT Semen padang merupakan perusahaan tambang yang menampang gamping yang dilakukan secara terbuka (surface mining) dengan menggunakan metode peledakan untuk produksinya yang kemudian langsung dimuat oleh excavator ke dumptruck yang langsung dibawa ke crusher serta diolah menjadi semen. Sedangkan PT Allied Indo Coal (AIC) merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang melakukan penambangan di bawah tanah (underground), Dalam proses produksinya tambang ini menggunakan metode peledakan untuk menghancurkan lapisan batubara sehingga dapat langsung dimuat ke dalam belt conveyor yang langsung membawanya ke stockfile. Dalam pertambangan terdapat beberapa proses dalam pengambilan material dari dalam bumi yang mana proses tersebut diantaranya adalah pemboranuntuk peledakan merupakan salah satu proses produksi dimana alat yang digunakan biasanya adalah jackleg drill. Alat ini dioperaikan dengan cara hidrolik yang menggunakan tekanan udara serta air yang membantu dalam proses pemboran. Secara teknis pengoperasian alat ini pertama dengan menyatukan komponen-komponen dari alat ini dan kemudian mendirikannya pada posisi yang tepat dan kemudian memulai pemboran dengan menarik ke bagian depan tuas gas serta



mengoperasikan bagian-bagian lainnya untuk



menghasilkan lubang yang pas untuk bahan peledak. Dalam industri tambang bawah tanah yang memiliki resiko kecelakaan cukup tinggi sangat diperlukan pelatihan untuk mengenai keselamatan kerja. Salah satu pelatihan adalah first aid. First aid adalah suatu keadaan untuk menolong korban agar menjadi lebih baik sebelum diberi perawatan lebih lanjut dengan tahapan-tahapan Danger → Respon → Send → Airway → Breathing →



21



22



CPR → Devibiration. Untuk keselamatan juga ada alat bantu yang dapat digunakan dalam keadaan genting ketika kadar oksigen didalam tambang kurang maka dapat menggunakan SCBA. Penyanggan suatu terowongan dilakukan dengan memilih metode penyanggan yang cocok terlebih dahulu kemudian agar lebih kokoh dan dapat mengurangi kecelakaan yang diakibatkan oleh jatuhnya batuan maka diperlukan memasang stuffin mengikuti alur yang telah ada sehingga distribusi gaya dapat merata. Pemasangan stuffin ini biasanya horizontal dan vertikal agar penyangga menjadi lebih kuat.



4.2



Saran Kegiatan pelatihan ini sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa program



studi teknik pertambangan guna menambah wawasan serta kemampuan dalam bekerja didunia pertambangan namun disarankan pada kegiatan pelatihan di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) ini sangat diharapkan untuk menggunakan waktu sebaik mungkin serta menggali ilmu sebanyak mungkin serta dalam melakukan aktivitas tambang bawah tanah sangat diwajibkan untuk memakai safety tools yang lengkap dan memadai untuk menghindari kecelakaan. .



23



DAFTAR PUSTAKA



1.



Kementrian ESDM, 2007, “Balai Diklat Tambang Bawah Tanah”, http://bdtbt.esdm.go.id/index.php. Diakses pada 25 Agustus 2016 pukul 10.15 WIB. (Word, Online)



2.



Malindo,



3.



W, A, Hustrulid, 1982, “Underground Mining Method Handbook”, The American Institute of Mining Metlurgical, and Petroleum Engineers, New York : Inc.



Jordan, 2012, “Tambang Batubara Bawah Tanah”, http://jordanmalindopenambangan.blogspot.co.id/2012/12/tamb ang-batubara-bawah-tanah.html. Diakses pada 25 Agustus 2016 pukul 10.15 WIB. (Word, Online)