Laporan Kompre Prakonsepsi Post Kontrasepsi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Lovia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRA KONSEPSI DENGAN KONSELING PRA KONSEPSI POST KONTRASEPSI DI PUSKESMAS ANGGUT ATAS



Oleh: YURISKA VERINA NIM P05140521040



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN 2021



i



HALAMAN PENGESAHAN “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRA KONSEPSI DENGAN KONSELING PRA KONSEPSI POST KONTRASEPSI DI PUSKESMAS ANGGUT ATAS”



Oleh : YURISKA VERINA NIM. P05140521040



Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal ....................



Menyetujui, Pembimbing Akademik



Pembimbing Lahan



Lusi Andriani, SST, M.Kes NIP. 198008192002122002



Jainati, SST, SKM NIP. 196806061989112002



Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb NIP. 198012102002122002



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan Holistik Pada Prakonsepsi Dengan Konseling Pra Konsepsi Post Kontrasepsi Di Puskesmas Anggut Atas”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, dan juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk menunjang penyelesaian makalah ini. Demikianlah laporan yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula laporan ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menunjang keberhasilan dari laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



Bengkulu,



Penyusun



iii



2021



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii KATA PENGANTAR......................................................................................iii DAFTAR ISI....................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................1 B. Tujuan............................................................................................2 C. Ruang Lingkup..............................................................................3 D. Manfaat..........................................................................................3 BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI........................................................4 A. Kajian Masalah Kasus...................................................................4 B. Kajian Teori...................................................................................4 BAB III PEMBAHASAN...............................................................................10 A. Pengkajian......................................................................................10 B. Analisis..........................................................................................11 C. Penatalaksanaan.............................................................................11 BAB IV PENUTUP.........................................................................................13 A. Kesimpulan....................................................................................13 B. Saran..............................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan kesehatan sebelum hamil merupakan sesuatu yang sangat penting agar kehamilan dapat berjalan berjalan dengan baik. Sayangnya, kesadaran akan hal ini masih sangat rendah sehingga angka kesakitan dan komplikasi kehamilan masih sangat tinggi. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau hamil. Asuhan  prakonsepsi   memiliki banyak keuntungan keuntungan dan variasi, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan psikologis, keuangan, dan  pencapaian tujuan hidup. Pemakaian kontrasepsi merupakan upaya untuk mengontrol jumlah kelahiran yang sejalan dengan konsep making pregnancy safer, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan karena idealnya kehamilan yang terjadi pada seorang wanita adalah kehamilan yang direncanakan dan pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengatur kehamilan, sehingga dapat membantu pasangan untuk mengontrol kehamilan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pada umumnya, setiap pasangan yang menggunakan kontrasepsi dilandasi keinginan yang jelas, apakah untuk mengatur jarak kelahiran atau membatasi kelahiran. Kejelasan maksud tersebut terkait dengan tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan, efektivitas, dan efisiensi metode kontrasepsi. Isu pengembalian kesuburan setelah penghentian pemakaian alat kontrasepsi merupakan kajian penting dalam studi-studi yang berkaitan dengan efikasi dan keamanan dari beragam metode kontrasepsi, baik hormonal maupun non hormonal Pemakaian kontrasepsi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil. Kemampuan untuk menjadi hamil kembali/ pengembalian kesuburan setelah penggunaan alat



1



kontrasepsi dihentikan, kecuali untuk kontrasepsi mantap, merupakan salah satu syarat metode kontrasepsi yang ideal. Tanpa pemakaian kontrasespi, pada umumnya 90% pasangan akan menjadi hamil dengan melakukan hubungan sexual yang rutin dalam satu tahun dan meningkat menjadi 95% setelah dua tahun. Jenis – jenis alat kontrasepsi baik yang sifatnya hormonal (pil, suntk, implant) dan non hormonal (IUD / AKDR) menunjukkan beragam hasil yang berbeda terkait dengan pemulihan kesuburan pasca penghentian. Akan tetapi lamanya waktu pemulihan kesuburan tersebut sebenarnya tidak terkait dengan gangguan kesuburan yang bersifat permanen. Hal ini dikaitan dengan kandungan hormon pada masingmasing jenis alat kontrasepsi dan faktor lain yang terkait dengan kesuburan perempuan, antara lain adalah faktor usia, riwayat abortus sebelumya, kebiasaan merokok dan lain-lain. B. Tujuan 1.



Tujuan umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan pada prakonsepsi menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.



2.



Tujuan khusus a.



Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



b.



Mahasiswa dapat menginterpretasi data diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



c.



Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



2



d.



Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



e.



Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



f.



Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



C. Ruang Lingkup Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan prakonsepsi yang berkaitan dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi. D. Manfaat 1.



Manfaat Teoritis Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada kasus prakonsepsi dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



2.



Manfaat Praktis a.



Bagi Mahasiswa Dapat mengkaji teori, menjabarkan ilmu, serta mengaplikasikan asuhan yang akan diberikan pada kasus prakonsepsi dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi.



b.



Bagi Bidan Pelaksana Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di Puskesmas Anggut Atas, dapat juga menjadi bahan update keilmuan.



3



BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI A. Kajian Masalah Kasus Ny. D datang ke Puskesmas Anggut Atas pada hari Senin, 01 November 2021 pukul 09.00 WIB. Ny. D mengatakan ingin merencanakan kehamilan ketiganya. Kemudian dilakukan anamnesa, Ny. D mengatakan saat ini berumur 36 tahun. Ny. D mengatakan riwayat penggunaan KB dahulu yaitu KB suntik 3 bulan dengan masa penggunaan ± 4 tahun dan telah berhenti menggunakan KB ± 2 tahun yang lalu, dan telah mempunyai 2 orang anak dengan jenis kelamin perempuan. Ny. D mengatakan Ny. D dan keluarga tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit seperti hepatitis, HIV, TBC, asma, jantung dan lain-lain. Ny. D juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi dan saat ini dalam keadaan sehat. Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif didapatkan hasil BB : 54 kg, TB : 156 cm, TD : 120/80 mmHg, N : 78 kali/menit, S : 36,5, R : 20 kali/menit. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Ny. D dalam keadaan sehat. Kemudian melakukan konseling prakonsepsi post kontasepsi. B. Kajian Teori 1. Pengertian Pra Konsepsi Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan diberikan pada perempuan sebelum terjadi terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi adalah asuhan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis;  pengkajian kesiapan



psikologis,



keuangan,



dan



pencapaian



tujuan



hidup.



Prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun



4



sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. 2. Tujuan Pra Konsepsi Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam keadaan sehat yang optimal. Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Adanya perawatan prakonsepsi perawatan prakonsepsi yaitu sebagai berikut sebagai berikut : a. Bertujuan untuk mempromosikan kesehatan perempuan usia reproduksi sebelum konsepsi berkaitan dengan kehamilan. b. Meningkatkan kesehatan prakonsepsi membutuhkan perawatan klinis



yang



lebih



efektif



bagi



perempuan.



pengetahuan sikap dan perilaku yang  berkaitan



Perubahan dengan



kesehatan reproduksi antara laki-laki dan perempuan perlu dibuat untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi. 3. Manfaat Pra Konsepsi Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui



hal-hal yang dapat



mendukung persiapan saat



prakonsepsi. Ada beberapa beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu sebagai berikut : a. Identifikasi keadaan penyakit b. Penilaian keadaan psikologis c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup d. Memberikan



banyak



informasi



5



bagi



perempuan



dan



pasangannya untuk membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya. 4. Fokus Asuhan Pra Konsepsi Identifikasi reduksi risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan pasangannya sebelum konsepsi. 5. Komponen Asuhan Pra Konsepsi Komponen asuhan yaitu sebagai berikut : a.



Penilaian risiko



b. Promosi kesehatan c. Intervensi medis dan psikososial d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan rujukan dan follow up. Langkah- langkah asuhan yang dilakukan : a. Lakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi factor resikonya. b. Pemeriksan laboratorium rutin.Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa  pemeriksaan  pemeriksaan ini dilakukan dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain:  pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap, lengkap, golongan golongan darah, titer virus Rubella, Rubella, hepatitis hepatitis B,  pap smear, clamidia, HIV, dan GO. c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi d. Usahakan



BB ideal



karena



underweight



dan overweight



merupakan penyebab  banyak masalah dalam kehamilan. e. Identifikasi



riwayat



kesehatan



keluarga



kehamilan, persalinan, nifas maupun kecacatan)



6



(kesulitan



dalam



f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi (olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa) g. Identifikasi masalah kesehatan (DM, epilepsy, hipertensi dll), berikan  penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi. h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. i. Bersihkan lingkungan dari bahan kimia. 6. Pra Konsepsi Post Kontrasepsi Pemakaian kontrasepsi merupakan upaya untuk mengontrol jumlah kelahiran yang sejalan dengan konsep making pregnancy safer, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan karena idealnya kehamilan yang terjadi pada seorang wanita adalah kehamilan yang direncanakan dan pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengatur kehamilan, sehingga dapat membantu pasangan untuk mengontrol kehamilan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pemakaian kontrasepsi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil. Kemampuan untuk menjadi hamil kembali/ pengembalian kesuburan setelah penggunaan alat kontrasepsi dihentikan, kecuali untuk kontrasepsi mantap, merupakan salah satu syarat metode kontrasepsi yang ideal. Tanpa pemakaian kontrasespi, pada umumnya 90% pasangan akan menjadi hamil dengan melakukan hubungan sexual yang rutin dalam satu tahun dan meningkat menjadi 95% setelah dua tahun. Jenis – jenis alat kontrasepsi baik yang sifatnya hormonal (pil, suntk, implant) dan non hormonal (IUD / AKDR) menunjukkan beragam hasil yang berbeda terkait dengan pemulihan kesuburan pasca



7



penghentian. Akan tetapi lamanya waktu pemulihan kesuburan tersebut sebenarnya tidak terkait dengan gangguan kesuburan yang bersifat permanen. Hal ini dikaitan dengan kandungan hormon pada masingmasing jenis alat kontrasepsi dan faktor lain yang terkait dengan kesuburan perempuan, antara lain adalah faktor usia, riwayat abortus sebelumya, kebiasaan merokok dan lain-lain. Kontrasepsi suntik DMPA (depot medroksiprogesterone asetat) atau yang biasa disebut KB suntik 3 bulan mempunyai prevalensi paling tinggi, hal ini disebabkan KB suntik sangat praktis, efektif dan mudah (Handayani, Rohmi. 2010) . Kontrasepsi suntik DMPA ini adalah salah satu jenis kontrasespi suntikan yang hanya mengandung progestin saja dan disuntikkan setiap tiga bulan. Kontrasepsi suntik DMPA ini cukup aman dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan apabila penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tingkat efektifitasnya cukup tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan. Cara kerjanya adalah mencegah ovulasi,



mengentalkan



lender



serviks



sehingga



menurunkan



kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi serta menghambat transportasi gamet oleh tuba. Penghentian penggunaan metode kontrasepsi suntik DMPA banyak yang mengeluh sulit atau lama untuk hamil lagi karena memang tidak seperti penggunaan pil atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), pengembalian kesuburan lebih cepat setelah penghentian penggunaan pil atau AKDR yaitu rata-rata 2 bulan, sedangkan setelah penghentian penggunaan suntik DMPA memerlukan waktu rata-rata 410 bulan. Bahkan ada beberapa wanita yang sampai bertahun-tahun menunggu kehamilan pasca penggunaan kontrasepsi tersebut. Kembalinya tingkat kesuburan adalah salah satu hal yang perlu mendapat perhatian setelah penggunaan kontrasepsi. Keterlambatan kesuburan setelah penyuntikan DMPA bukanlah disebabkan oleh terjadinya kelainan atau kerusakan organ genetalia, melainkan karena



8



masih adanya pelepasan gestagen (hormone progesterone) yang terusmenerus dari depo yang terbentuk di tempat suntikan. Masa subur biasanya terjadi 14 hari sebelum hari pertama haid berikutnya. Pada masa subur terjadi ovulasi yaitu mengeluarkan sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi oleh sperma. Jadi jika saat masa subur seorang wanita melakukan hubungan seksual dan kualitas sperma baik maka bisa terjadi pertemuan antara sel telur dengan sperma sehingga terjadi konsepsi. Dengan demikian siklus haid merupakan indicator pertama kesuburan wanita (Handayani, Rohmi. 2010).



9



BAB III PEMBAHASAN A. Pengkajian Ny. D datang ke Puskesmas Anggut Atas pada hari Senin, 01 November 2021 pukul 09.00 WIB. Ny. D mengatakan ingin merencanakan kehamilan ketiganya. Pemeriksaan kesehatan sebelum hamil merupakan sesuatu yang sangat  penting agar kehamilan dapat berjalan berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil anamnesa Ny. D mengatakan saat ini berumur 36 tahun. Ny. D mengatakan riwayat penggunaan KB dahulu yaitu KB suntik 3 bulan dengan masa penggunaan ± 4 tahun dan telah berhenti menggunakan KB ± 2 tahun yang lalu, dan telah mempunyai 2 orang anak dengan jenis kelamin perempuan. Ny. D mengatakan Ny. D dan keluarga tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit seperti hepatitis, HIV, TBC, asma, jantung dan lain-lain. Ny. D juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi dan saat ini dalam keadaan sehat. Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif didapatkan hasil BB : 54 kg, TB : 156 cm, TD : 120/80 mmHg, N : 78 kali/menit, S : 36,5, R : 20 kali/menit. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Ny. D dalam keadaan sehat. Kemudian melakukan konseling prakonsepsi post kontasepsi. Menjelaskan bahwa keadaan sulit atau lama untuk hamil kembali dikarenakan pengembalian kesuburan memerlukan waktu yang lebih lama setelah penggunaan KB suntik 3 bulan. Hal ini sejalan dengan teori Handayani dalam penelitian Anita (2021) yang mengatakan pengembalian kesuburan setelah penghentian penggunaan suntik DMPA memerlukan waktu rata-rata 4-10 bulan. Bahkan ada beberapa wanita yang sampai bertahun-tahun menunggu kehamilan pasca penggunaan kontrasepsi tersebut. Halyang sama dengan penelitian Reni Dwi (2021) yang mengatakan Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7



10



sampai 8 bulan setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikan terakhir. Hal ini berarti bahwa sebagian wanita akan memerlukan waktu lebih dari setahun untuk dapat hamil. B. Analisis Ny. D usia 36 tahun dengan konseling pra konsepsi post kontasepsi. C. Penatalaksanaan Tanggal : 01 November pukul 09.00 WIB 1. Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik. Evaluasi : Ibu mengerti akan hasil pemeriksaan. 2. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan sulit atau lama untuk hamil lagi dikarenakan pengembalian kesuburan memerlukan waktu yang lebih lama setelah penggunaan KB suntik 3 bulan. Rata-rata 4-10 bulan bahkan beberapa wanita sampai bertahun-tahun. Evaluasi : Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan. 3. Menjelaskan pada ibu keterlambatan kesuburan setelah penyuntikan bukanlah disebabkan oleh kelainan atau kerusakan organ genetalia, melainkan karena masih adanya pelepasan hormon (progesteron) yang terus-menerus Dri depo yang terbentuk di tempat penyuntikan. Evaluasi : Ibu mengatakan merasa tenang bahwa tidak ada kelainan pada organ genetalianya. 4. Menjelaskan hasil pemeriksaan IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu dalam batas normal dan menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi termasuk say dan buah serta hindari makanan yang mengandung penyedap, pengawet dan sejenisnya. Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.



11



5. Menganjurkan ibu untuk memperbaiki pola istirahat dengan tidak begadang dan hindari stres. Evaluasi : Ibu akan melakukan anjuran bidan. 6. Menganjurkan ibu untuk olahraga teratur yang bertujuan untuk mempersiapkan fisik wanita dan menjaga IMT dalam batas normal. Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk berolahraga. 7. Memberitahu ibu untuk melakukan hubungan seksual secara aman dan teratur sebaiknya dilakukan saat masa subur, salah satunya dengan mengamati lendir serviks. Evaluasi : Ibu mengetahui periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer dan licin. Pada kasus prakonsepsi dengan konseling pra konsepsi post kontrasepsi penatalaksanaan yang diberikan sudah tepat dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) konseling pra konsepsi.



12



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan yang diberikan pada kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. D di Puskesmas Anggut Atas berjalan sesuai teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat: 1.



Asuhan kebidanan pada Ny. D dilakukan berdasarkan pengkajian dan pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan kewenangan bidan.



2.



Asuhan kebidanan pada Ny. D dapat diidentifikasi diagnosa kebidanan yaitu konseling prakonsepsi post kontasepsi.



3.



Asuhan kebidanan pada Ny. D dengan merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus prakonsepsi yaitu dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi.



4.



Asuhan kebidanan pada Ny. D dengan melaksanakan tindakan untuk menangani kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi.



5.



Asuhan kebidanan pada Ny. D dengan melakukan evaluasi untuk menangani kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi.



6.



Asuhan kebidanan pada Ny. D dengan melakukan pendokumentasian kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi.



B. Saran 1. Bagi Mahasiswa Diharapkan dapat menambah pengalaman melakukan pengkajian dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada prakonsepsi.



13



2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Anggut Atas Diharapkan



dapat



mempertahankan



mutu



pelayanan



dalam



memberikan asuhan kebidanan pada kasus prakonsepsi dengan konseling prakonsepsi post kontasepsi.



14



DAFTAR PUSTAKA 1. Anita, dkk. 2021. Pengaruh Serbuk Kunyit (Curcuma Domestica Valet) Terhadap



Kecepatan



Reversibilitas



Kesuburan



Wanita



Pasca



Menggunakan Kb Suntik DMPA. Semarang : STIKes Karya husada Semarang 2. Handayani, Rohmi. (2010). Hubungan Lamanya Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA Dengan Kembalinya Kesuburan Pada Post Akseptor KB Suntik DMPA. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 2010. 3. Eka, dkk. 2019. MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI.



Yogyakarta



:



STIKES



GUNA



BANGSA



YOGYAKARTA 4. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 5. Manuaba, IBG. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan; 1999. 6. Widyastuti,Y. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya; 2009. 7. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta; 2012. 8. Marrmi. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar; 2013.



15